ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SEROSIS HEPATIS + HM
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 49 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku bangsa : jawa
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : SLTA
Alamat : KH ABDUL HAMID
Tanggal MRS : 13 Oktober 2015
Diagnose Medis : SH Child B + EH gr (membaik) + Tipoid fever +
Hipoalbumin
II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
a. Keluhan Utama
Panas , Lemas
b. Upaya yang telah dilakukan
Keluarga Px mengatakan, Px sudah pernah masuk rumah sakit di
pasuruan
c. Terapi/ Operasi yang sudah dilakukan
Keluarga Px mengatakan, Px diberi obat oral… mg parasetamol tiap
6 jam
III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga Px mengatakan,Px 6 bulan yang lalu pernah menderita
hepatitis B dan dirawat di rumah sakit pauruhan selama 2 minggu.
Setelah pulang di rumah selama 5 buln, Px panas tinggi, badan
nyeri semua dan lemas, Px dibawa ke rumah sakit pasuruhan selama
8 hari, kemudian Px dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo masuk
IRD pada tanggal 12 Oktober 2015 dan kemudian dipindahkan ke
ruang pandan 2.
b. Alergi
Keluarga Px mengatakan, Px tidak memiliki riwayat elergi.
c. Genogram
Keterangan :
= laki - laki
= perempuan
= penderita penyakit
= meninggal dunia
- - - - - - - - = tinggal 1 rumah
d. Keadaan kesehatan lingkungan
Keluarga Px mengatakan, Px bahwa lingkungan Px bersih.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu Px memiliki riwayat hipertensi, dan Px pernah memiliki
riwayat hepatitis B
IV. POLA – POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
SMRS : Keluarga Px mengatakan, Px suka olahraga badminton
satu minggu sekali, Px suka merokok dan mengkonsumsi kopi
MRS : Keluarga Px mengatakan, Px tidak olahraga
badminton tidak merokok dan mengkonsumsi kopi
2. Pola nutrisi dan metabolisme
SMRS : Keluarga Px mengatakan, Px makanya normal tetapi
waktu makanya tidak teratur hanya 2 kali sehari, Px makan
habis 1 porsi
MRS : Keluarga Px mengatakan, Px nafsu makanya berkurang
dan hanya menghabiskan setengah porsi dari makanan yang telah
disediakan.
3. Pola eliminasi
SMRS : 2 hari sebelum MRS Px BAB dengan warna cokelat
kehitama, BAK normal dengan volume urine kurang lebih 1500cc
MRS : 3 hari Px dapat BAB dengan warna cokelat
4. Pola tidur istirahat
SMRS : Keluarga Px mengatakan, Px istirahatnya
kurang teratur karena apabila Px lembur kerja , Px
istirahat/tidurnya tidak teratur
MRS : Keluarga Px mengatakan, Px tidurnay sewaktu-waktu
dan tidak ada gangguan tidur
5. Pola aktivitas
SMRS : Keluarga Px mengatakan, aktivitas Px sebagai
pengusaha wiraswasta , Px olahraga badminton rutin satu
minggu sekali
MRS : Keluarga Px mengatakan, Px melakukan aktivitasnya
diatas tempat tidur, , Px melakukan BAB/BAK di tempat
tidur dengan bantuan keluarga Px, dan makan dengan
bantuan keluarga
6. Pola nilai dan kepercayaan
Px beragama islam , dalam pelaksanaan ibadah sebelum masuk rumah
sakit Px menjalankan shalat 5 waktu , shalat sunah dan puasa
senin – kamis. Selama masuk rumah sakit Px tidak dapat
menjalankan shalat 5 waktu, shalat sunah dan puasa 5 waktu
7. Pola hubungan dan peran
SMRS : Px adalah kepala rumah tangga yang beekerja sebagai
pegawai swasta hubungan Px dengan keluarga dan tetangga baik
MRS : Selama di rumah sakit Px ditunggu keluarganya
8. Pola Reproduksi Seksual
Pola Reproduksi Seksual tidak terkaji
9. Pola Sensori dan Kognitif
Daya penciuman, rasa, raba, dan pendengaran Px normal
10. Pola Penanggulangan Stress
Pola penanggulangan stress tidak terkaji
11. Pola persepsi dan konsep diri
Pola penanggulangan stress tidak terkaji
V. PEMERKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kondisi kesadaran Px komosmentis
Suara bicara kurang jelas ,
GCS : 456
SMRS :
TB : 170 cm
BB : 60 kg
MRS :
TB : 170 cm
BB : 50 kg
2. Tanda – tanda vital
TD :
N : 100 x/mnt
RR : 20 x / mnt
Temp : C
3. Rambut
Rambut Px ukuranya tebal, kelenturan rabuh dan ada kerontokan
4. Mata
Alis mata Px normal, sclera terdapat icterus, kelopak mata tidak
terdapat oedema, entropion dan ectropion, konjungtiva enemis
5. Telinga
Telinga Px tidak ada sekret/serum, Px masih bias mendengar
dengan baik dan bentuk telinga simetris
6. Hidung
Bentuk hidung Px simetris, pernafasan cuping hidung tdk ad dan
tidak ada tonjolan
7. Mulut
Bibir Px kering, tidak terdapat karies gigi , gusi tidak
terdapat perdarahan dan ulkus
8. Leher
Leher simetris, tidak kaku kuduk
9. Thorak
Bentuk torak normal, payudara gynecomastia, warna areola
cokelat, terdengar suara sonor
10. Abdomen
Perut Px membuncit, tidak tampak peristaltic, umbilicus masuk
kedalam, perut terdengar shifting dullness, warna kulit perut,
nyeri tekan abdomen, hati teraba ( terdapat benjolan pada perut
dekstra kuadran 1 dengan tepi tajam)
11. Ekstermitas
Ekstermitas atas : tangan dapat digerakan tetapi dengan kondisi
lemah
Ekstermitas bawah : kaki dapat digerakan sedikit dengan
kondisi lemah
Edema pada tungkai
VI. DATA PENUNJANG
1. Darah lengkap + Pcv +Retic ( 13 Oktober 2015 )
"MONO% "24 "% "4,30 – 10,10 "
"EOS% "0,1 "% "0,6 – 5,4 "
"BASO% "0,6 "% "0,3 – 1,4 "
"LUC% "24 "% "0 – 4 "
"NRBC% "0 "% "0,0 – 2,0 "
"NEUT% "4,60 "% "0,00 – 0,00 "
"LYMPH% "0,62 "3/µL "0,00 – 0,00 "
"MONO# "0,17 "3/µL "0,00 – 0,00 "
"EOS# "0,01 "3/µL "0,00 – 0,00 "
"BASO# "0,04 "3/µL "0,00 – 0,00 "
"LUC# "1,72 "3/µL "0,00 – 0,00 "
"APTT "
"APTT "39,5 "Detik "23 – 33 detik "
"Control APTT "23 "Detik " "
"L77 – PPT "
"PPT "13,4 "Detik "9 – 12 detik "
"Control PPT "12,1 "Detik " "
ELEKTROLIT
L63 – K , Na, DAHCL
"Natrium "132, 4 "Mmol "136 – 144 "
"Kalium "5,14 "Mmol "3,8 – 5,0 "
"Klorida "97,3 "Mmol "47 – 103 "
URINE LENGKAP
L100-Urine Lengkap
"GLU "Negative " "Negative "
"BIL "Negative " "Negative "
"KET "Negative " "Negative "
"SG "1.020 " "1010-1015 "
"BLD "Negative " "- "
"Ph "5,0 " "6 – 8 "
"PRO "1+ " "Negative "
"URO "3,2 "Umol/L "< 17 "
"NIT "Negative " "Negative "
"LEN "Negative " "Negative "
GAS DARAH ( 13 Oktober 2015 )
Analisa Gas Darah
"pH "7,47 "Null " "
" "24 "mmHg "35,00 – 45,00 "
" "71 "mmHg " "
" "17,5 "Mmol/L "21,00 – 25,00 "
" "18,2 "Mmol/L " "
"BEecf "6,2 "Mmol/L " "
" "95 "% "0,00 – 0,00 "
"Temp-Alat "37,0 "C "0,00 – 0,00 "
KIMIA KLINIK ( 13 Oktober 2015 )
"BUN "43 "Mg/dL "10 – 20 "
"ALBUMIN "2,37 "Mg/dL "3,40 – 5,00 "
"DIREK BILIRUBIN "0,97 "Mg/dL "< 0,20 "
"GLUKOSA "135 "Mg/dL "40 – 121 "
"KREATIN SERUM "0,93 "Mg/dL "0,50 – 1,20 "
"SGOT "63 "U/L "< 41 "
"SGPT "38 "U/L "< 38 "
"TOTAL BILIRUBIN "2,10 "Mg/dL "0,00 – 1,00 "
"CRP KIMIA "188,59 "Mg/dL "0,00 – 10,00 "
ANTROPO METRI
= 17,3 (Gizi Kurang)
TERAPI
1. Diet EH 1700 kal
2. Infus comafusin hepar : clinimix : D5 = 2 : 1 : 1
3. Injeksi meropenem 3 x 1 gr
4. Injeksi omeprazole 2 x 4 gr
5. Injeksi mexomizol 3 x 1 gr
6. Transfuse PRC 2 kolf , Hb =10
ANALISA DATA
Nama : Tn. M
Alamat : KH ABDUL HAMID
No. RM : 12.44.96.47
"NO "DATA "PENYEBAB "MASALAH "
"1 "DS : "Mual muntah "Ketidak seimbangan "
" "Keluarga Px mengatakan , Px " "nutrisi kurang dari "
" "mual muntah , nafsu makan " "kebutuhan "
" "turun "Intake tidak adekuat " "
" "DO : " " "
" "Px hanya makan ½ porsi, nasi" " "
" "dan lauk Px masih tersisa " " "
" "BB menurun : "Nutrisi tidak " "
" "SMRS : 60 Kg "seimbang " "
" "MRS : 50 Kg " " "
" "Hb : 5,8 g/dL " " "
" "Turgor kulit menurun " " "
" "Albumin : 2,37 " " "
" "Perut shifting dunlles " " "
" "Diet EH 1700 Kal " " "
" " = 17,3 (Gizi Kurang) " " "
" " " " "
" "DS : " " "
"2 "Px mengatakan badannya lemas" " "
" "DO : " "Intoleransi "
" "TD : " "aktivitas "
" "N : 100 x/mnt " " "
" "RR : 20 x / mnt " " "
" "Temp : C " " "
" "Badan nyeri ketika panas " " "
" "tinggi "Kelemahan otot " "
" "Kekuatan otot 3 " " "
" "Px melakukan BAB/BAK di atas" " "
" "tempat tidur dengan bantuan "Lemas " "
" "keluarganya " " "
" "Px mkan dengan bantuan " " "
" "keluarganya "Intoleransi aktivitas" "
" "Semua kegiatan Px di lakukan" " "
" "di atas tempat tidur " " "
" "Px di seka oleh keluarga 2 " " "
" "kali sehari " " "
" "Px di bantu keluarganya alih" " "
" "posisi tidur " " "
DIAGNOSA KEPERAWATAN
"NO "Diagnosa "Ditemukan masalah "Masalah teratasi "
" "keperawatan " " "
" " "Tanggal "Paraf "Tanggal "Paraf "
"1 "Ketidak seimbangan"16 Oktober 2015" " " "
" "nutrisi kurang " " " " "
" "dari kebutuhan " " " " "
" "tubuh berhubungan " " " " "
" "dengan intake " " " " "
" "nutrisi tidak " " " " "
" "adekuat di tandai " " " " "
" "dengan : " " " " "
" "Px nafsumakanya " " " " "
" "turun " " " " "
" "Px hanya makan ½ " " " " "
" "porsi " " " " "
" "BB menurun : " " " " "
" "SMRS : 60 Kg " " " " "
" "MRS : 50 Kg " " " " "
" "Hb : 5,8 g/Dl " " " " "
" "Turgor kulit " " " " "
" "menurun " " " " "
" "Albumin : 2,37 " " " " "
" "Perut shifting " " " " "
" "dunlles " " " " "
" "Diet EH 1700 Kal "16 Oktober 2015" " " "
"2 " " " " " "
" "Intoleransi " " " " "
" "aktivits " " " " "
" "berhubungan dengan" " " " "
" "kelemahan otot " " " " "
NTERVENSI
"No. "Diagnosa "Perencanaan "
" "Keperawatan " "
" " "Tujuan dan "Tindakan "Rasionalisasi "
" " "Kriteria hasil "keperawatan " "
"1. "Ketidak "Tujuan : Setelah "Kaji adanya alergi"Untuk menentukan "
" "seimbangan "di lakukan "makanan "makanan px dalam "
" "nutrisi "tindakan "Kolaborasi dengan "pemenuhan "
" "kurang dari "keperawatan selama"ahli gizi untuk "kebutuhan nutrisi."
" "kebutuhan "2 X 24 jam Nutrisi"menentukan jumlah "Untuk pemberian "
" "berhubungan "kurang bisa "kalori dan nutrisi"diet px dalam "
" "dengan intake"teratasi dengan "yang di butuhkan. "pemenuhan nutrisi "
" "nutrisi "kriteria hasil : "Berikan px makanan". "
" "kurang dari "Nafsu makan px "dalam porsi kecil "Untuk meningkatkan"
" "adekuat di "meningkat dengan "tapi sering. "asupan nutrisi px."
" "tandai "habis 1 porsi "Kolaborasi dengan "Untuk membantu "
" "dengan: "Mual-muntah hilang"dokter tentang "pemenuhan nutrisi "
" "Px "Peningkatan atau "kebutuhan suplemen"px dan mengurangi "
" "nafsumakanya "mempertahankan BB "makanan atau obat."rasa mual muntah. "
" "turun "Hb normal: 13,5 – "Informasikan pada "Px dan keluar px "
" "Px hanya "17,5 g/dL "px dan keluarga "sadar tentang "
" "makan ½ porsi" "tentang manfaat "pentingnya "
" "BB menurun : " "nutrisi. "pemenuhan "
" "SMRS : 60 Kg " " "kebutuhan nutrisi "
" "MRS : 50 Kg" " "tubuh. "
" "Hb : 5,8 g/Dl" " " "
" " " " " "
" "Turgor kulit " " " "
" "menurun " " " "
" "Albumin : " " " "
" "2,37 " " " "
" "Perut " " " "
" "shifting " " " "
" "dunlles " " " "
" "Diet EH 1700 " " " "
" "Kal "Tujuan : setelsh " " "
" " "dilskuksn tindakan" " "
" " "3 x 24 jam Px " " "
" "Intoleransi "bertoleransi "Kaji adanya factor" "
" "aktivitas "terhadap aktivitas"penyebab adanya " "
"2. "berhubungan "denagn kriteria "kelelahan "Untuk mengetahui "
" "dengan "hasil : "Monitor nutrisi "penyebab Px "
" "kelemahan "Berpartisipasi "dan sumber energy "mengalami "
" "otot "dalam aktivitas "yang adekuat "kelelahan "
" " "fisik tanpa "Kolaborasi denagn "Untuk pemenuhan "
" " "disertai "tenaga "nutrisi sebagai "
" " "peningkatan TD, "rehabilitasi dalam"sumber energy "
" " "Nadi dan RR "merencanakan "untuk aktivitas "
" " "Mampu melakukan "program terapi "Untuk menentukan "
" " "aktivitas sehari –"yang tepat "terapi yang cocok "
" " "hari secara "Bantu untuk "pada Px "
" " "mandiri sesuai "mendapatkan alat "Untuk memprmudah "
" " "dengan kemapuan Px"bantuan aktivitas "Px melakukan "
" " "Keseimbangan "seperti kursi roda"aktivitas "
" " "aktivitas dan "dan krek "Memanfaatkan waktu"
" " "istirhat "Bantu Px membuat "luang Px untuk "
" " " "jadwal latihan di "latihan "
" " " "waktu luang "beraktivitas "
" " " "Observasi TTV "secara bertahap "
PENATALAKSAAN
"No "No. Diagnosa "Tindakan Keperawatan "Tanda Tangan "
"1. "Ketidak seimbangan "17/10/2015 " "
" "nutrisi kurang dari "07.30 " "
" "kebutuhan berhubungan "Menganti seprai dan merapikan " "
" "dengan intake nutrisi "tempat tidur Px " "
" "kurang dari adekuat di "08.30 " "
" "tandai dengan: "Memberinan obat injeksi IV " "
" "Px nafsumakanya turun "Meropenem 3 x 1 gr " "
" "Px hanya makan ½ porsi "Omeprazole 2 x 1 gr " "
" "BB menurun : "Metamizole 3 x 1 gr " "
" "SMRS : 60 Kg "09.00 " "
" "MRS : 50 Kg "Observasi Px " "
" "Hb : 5,8 g/dL "TD : 110/80 " "
" "Turgor kulit menurun "N : 95 " "
" "Albumin : 2,37 "RR : 20 " "
" "Perut shifting dunlles "Temp : 36, 5 " "
" "Diet EH 1700 Kal "10.00 " "
" " "Menganti cairan infus Px " "
" " "dengan clinimix " "
EVALUASI
"Tanggal "No. Diagnosa "Evaluasi keperawatan catatan "Paraf "
" " "perkembangan " "
"18/10/2015 "Ketidak seimbangan "S: Px mengatakan sudah tidak " "
" "nutrisi kurang dari "merasa mual muntah lagi " "
" "kebutuhan berhubungan "O: Nafsu makan px mengalami " "
" "dengan intake nutrisi "peningkatan " "
" "kurang dari adekuat di"A:Masalah teratasi sebagian " "
" "tandai dengan: "P:Intervensi 1,2, 3, 4, 5 di " "
" "Px nafsumakanya turun "lanjutkan " "
" "Px hanya makan ½ porsi" " "
" "BB menurun : " " "
" "SMRS : 60 Kg " " "
" "MRS : 50 Kg " " "
" "Hb : 5,8 g/Dl " " "
" "Turgor kulit menurun " " "
" "Albumin : 2,37 " " "
" "Perut shifting dunlles" " "
" "Diet EH 1700 Kal " " "
LAPORAN PENDAHULUAN
SEROSIS HEPATIS + HETEMISIS MELENA
I. PENEGERTIAN
Serosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai
dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertaii nodul. Biasanya dimulai
dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan
jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati dan
menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur
akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut ( Suzanne C. smeltzer
dan Brenda G. Bare, 2011 )
Serosisi hepatis adalah penyakit kronnik hati yang dikarakteristikan
oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi , gangguan fungsi seluler,
dan selanjutnya aliran darah ke hati ( Doenges ,dkk 2000 : 544 )
Hematemesis melena merupakan suatu pedarahan saluran cerna bagian
bawah yang termasuk dalam keadaan gawat darurat yang dapat terjadi karena
pecahnya varises esophagus, gastritiserosif, atau ulus peptikum ( Arief
Masjoer, 2000 : 634 )
II. ETIOLOGI
Banyak factor yang menyebabkan serosisi hepatis , menurut Lewis, dkk (2000
: 1203) dan Price dkk ( 1995 : 446 )nmengemukakan beberapa factor pendukung
terjadinya penyakit ini, diantaranya :
1. Alcohol / sirosis leannec
Alcohol merupakan 50% penyebab dari serosis hati , perubahan
pertama pada hati yang ditimbulkan alcohol adalah akumulasi lemak
secara gradual di dalam sel – sel hati. Akumulasi lemak
mencerminkan adanya gangguan metabolic termasuk pembentukan
trigleserida secara berlebihan pemakaiannya berkurang dalam
pembentukan lipoprotein dalam penurunan oksidasi asam lemak.
2. Serosis postnekrotik
Merupakan akibat akhir dari penyakit hepatitis virus B dan C yang
kronis (25%) . presentasi kecil kasus dikarenakan oleh bahan kimia
industri , racun, obat – obatan , seperti fosfat, klorofrom dan
karbon teraklorida atau jamur beracun.
3. Sirosis biliaris
Kerusakan sel hati yang dimulai dari sekitar daktus biliaris akan
menimbulkan pola serosis biliaris, penyebab seerosis biliaris yang
paling umum adalah obstruksi biliaris post hepatic, statis empedu
menyebabkan penumpukan empedu di dalam massa ahti denagan kerusakan
sel – sel hati terbentuk
Lembar. Lembar fibrosa di tepi lebus, hati membesar keras,
bergranula halusdan berwarna kehijauan. Ikterus selalu menjadi awal
dan primer timbul puritus malabsorsi dan steatorrea.
III. Patofisiologi
Etiologi timbulnya sirosis hepatis melibatkan beberapa faktor penyebab
yaitu konsumen minum alkohol, defisiensi gizi dengan penurunan asupan
protein, riwayat penyakit hepatitis dan peradangan pada saluran
empedu.Cholestatis kronik intra, obstruksi aliran vena hepatic (gagal
jantung kanan), kelainan metabolisme dan DM, awal penyakit sirosis hepatis
adalah timbul nyeri abdomen. Jika hal ini berlangsung terus-menerus ukuran
hati akan berkurang akibatnya timbul jaringan parut dan nekrosis hati.
Dengan adanya nekrosis hati akan terjadi akan terjadi peningkatan tekanan
vena vortal bawah seperti vena esopage, vena para umbilikalis, vena
hemoroidalis, sehingga darah akan mengalir dan berkumpul pada vena-vena
terssebut.Jika hal ini terus berlanjut maka vena-vena tersebut akan pecah
dan terjadi pendarahan atau ferises esofagus, hemoroid, kaput modusa atau
penonjolan umbilikus.
IV. Menifestasi klinis
1. Mual-mual, nafsu makan menurun
2. Cepat lelah
3. Kelemahan Otot
4. Penurunan berat badan
5. Air kencing berwarna gelap
6. Kadang-kadang hati teraba keras
7. Ikterus, spider naevi, erytema palmaris
8. Asites
9. Hematenesis, Melena
10. Ensefalopati
V. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Antasid : Untuk mengurangi distres lambung dan meminimalkan
pendarahan gastrointestinal
b. Vitamin dan supleme nutrisi : Akan meningkatkan kesembuhan pada sel-
sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien
c. Preparat diuretik :Mempertahankan kalium (spirunolaktum) untuk
mengurangi asites
d. Preparat anti inflamasi (colchicine) : Untuk mengobati gejala out
e. Untuk pendarahan esofagus pemberian cairan dekstrosa atau
salin.Bila Hb dibawah 9 gr % dan tranfusi darah secukupnya.
Vasoterapi 2 algr dalam d5% selama 4 jam.
f. Pada klien esophalopati koreksi faktor pencetus sepert membran kcl
pada hipokalemia, mengurangi protein berikan DH1
g. Paracentetis : tergantung kondisi klien (sesak nafas) karena cairan
sites mengandung albumin.
h. .Diuretik : A Idosteron, lasix
2. Diit
a. Diit asupan protein, kalori dan lemak (DH II-IV) bila ensephalopati
protein dikurangi (DH I) Natrium.
b. Diit rendah garam 0,5/hari dan total cairan 1,5 L/Hari
VI. Pemeriksaan laboratorium
1. Urine : Bila ada ikterus, urobilin dan bilirubin menjadi +
2. Darah : Dapat timbul anemia, hipoalbumin heponatrium
3. Feses : Ada perdarahan maka test benzidin +
4. Test faal hati : S60T, SGPT
VII. Diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurand dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
3. Gangguan keseimbagan ccairan dan elektrolit berhubungan dengan
hipertensi portal
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hematemis dan melena
5. Gangguan pola nafas berhubungan dengan ekpansi paru menurun
6. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan efek kekuatan otot
7. Defisit perawatan dari berhubungan dengan kelemahan fisik
VIII. Komplikasi
1. Ulkus peptikum
2. Perdarahan saluran cerna
3. Ensefalopati hepatic
4. Carsinoma hepatoseluler
5. Koma hepatilum
NUTRISI
Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan dan bahan-bahan dari lingkungab hidupnya dan
menggunakan bahan tersebut untuk beraktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengelurakan sisanya (Evelync. Pearce. 1989)
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh
mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit,. Dengan demikian fungsi utama
nutrisi (Suitor dan hunter, 1980) adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal. Faktor pafisidogi seperti adanya penyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio
ekonomi sperti adanya kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dalam fungsi
tubuh . Gizi adalah subtansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Komponen-Komponen Nutrien :
1. Air
2. Karbohidrat
3. Protein
4. Lemak
5. Vitamin
a. Vitamin larut : Vitamin B dan C
b. Vitamin larut lemak : Vitamin A, D, E dan K
6. Mineral
a. Macromineral :seseorang memerlukan setiap harinya > 100mg
contoh :Ca, Phospor, Zodium, Potasium, Magnesium, Klorida, dan
sulfur
b. Micromineral : Seseorang memerlukan seiap harina < 100 mg
Contoh : Besi, Seng, Mangan, Iodium, Selenium, Coblat, Kronium,
Tembaga dan Klorida
Faktor faktor yang mempengaruhipemenuhan kebutuhan nutrisi
1. Keseimbangan metaabolisme dan nutrisi tubuh
2. Dampak gangguan pemasukan nutrisi
3. Faktor yang mempengaruhi pada diit:
a. Kebudayaan
b. Agama
c. Kesukaan seorang terhadap mekanan
d. Sikap dan Emosi
e. Cetak Geografi
f. Faktor Ekonomi
Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan Usia
1. Bayi
Pada bayi pencernaan dan absorsi masih sederhana sampai umjur 6 bulan
kalori dibutuhkan sekitar 110-120 kal/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar
140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelum usia 6 bulan pemberian nutrisi yang
cocok adalah ASI.
2. Anak Tadler dan pra sekolah
Kebutuhan kalori pada masing-masing usia
1 tahun - 2 tahun : 1000 kkal/hari
3 tahun – 5 tahun : 300-500 kkal/hari
3. Anak Sekolah (6-12bulan)
"Usia "Kalori "
" "ringan "sedang "berat "
"L "P "L "P "LP " " "Kalori "2100 "1750 "2500 "2100 "3000 "2500 " "Protein
"60 "55 "65 "65 "70 "70 " "Kalsium "0,5 "0,5 "0,5 "0,5 "0,5 "0,5 " "Ferum
"8 "10 "8 "8 "10 "8 " "Vit A "2500 "2500 "2500 "2500 "2500 "2500 " "Vit B
"1 "0,8 "1,2 "1 "1,5 "1,5 " "
Penatalaksanaan diit pada serosis hepatis
Tujuan pemberian diet pada penderita serosisi hepatis untuk mencapai
dan mepertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati
denagn cara :
a. Meningkatkan regenerasi jarinagn hati dengan mencegah kerusakan
lebih lanjut dan meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
b. Mencegah katabolisme protein
c. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan BB bila kurang
d. Mencegah atu mengurangi asites, varises esophagus dan hipertensi
ortal
e. Mencegah koma hepatic
Syarat pemberian diet hepatis yaitu :
a. Energy tinggi untuk mencegah pemecahan protein, diberikan
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien yaitu 40 -45 kkal/kg BB
b. Lemak cukup, yaitu 20 -25 % dari kebutuhan energy total, dalam
bentuk yng mudah dicerna
c. Protein sedikit tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB supaya terjadi
anabolisme protein. Apabila terdapat gejala ensefalopati yang
disertai dengan peningkatan amoniak dalam darah, pemberian
protein sebanyak 36 – 40 g/hari sedangkan pada serosis hepatis
terkompensasi protein diberikan sebanyak 1,25 g/kgBB
d. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defesiensi
e. Natrium dibatasi sesuai dengan tingkat edema dan asites, bila
pasien mendapat diuretik maka garam dapat diberikan lebih
leluasa
f. Bentuk makanan biasa sesuai dengan saluran cerna , diberikan
makanan lunak bila ada keluah mual muntah
g. Porsi yang diberikan kecil tapi sering
h. Cairan diberikan lebih banyak kecuali bila da kontra indikasi
i. Hindari bahan makanan yang menimbulkan gas
j. Pemberian natrium dibatasi bila ada edema dan asites
Penderita sirosis hepatis tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka
dengan oral, mungkin akibat ensefalopati , anoreksia dan pendarahan
gastrointestinal. Pada kasus ini nutrisi enternal dan parenteral mungkin
dapat digunakan.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI PADA PSIEN SIROSIS HEPATIS + HM
I. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien sirosis hepatis menurut Doenges (2000) sebagai
berikut:
1. Demografi
a. Usia : diatas 30 tahun
b. Laki-laki beresiko lebih besar daripada perempuan
c. Pekerjaan : riwayat terpapar toksin
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat hepatitis kronis
b. Penyakit gangguan metabolisme : DM
c. Obstruksi kronis ductus coleducus
d. Gagal jantung kongestif berat dan kronis
e. Penyakit autoimun
f. Riwayat malnutrisi kronis terutama KEP
3. Pola Fungsional
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
Tanda : Letargi, penurunan massa otot/ tonus.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Gagal Jantung Kongestif (GJK) kronis,
perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (malfungsi hati
menimbulkan gagal hati), disritmia, bunyi jantung ekstra, DVJ; vena
abdomen distensi.
c. Eliminasi
Gejala : Flatus. Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali,
splenomegali, asites), penurunan/ tak adanya bising usus, feses
warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
d. Makanan/ cairan
Gejala : Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/ tak dapat
mencerna, mual/ muntah.
Tanda : Penurunan berat badan/ peningkatan (cairan), kulit kering,
turgor buruk, ikterik : angioma spider, napas berbau/ fetor
hepatikus, perdarahan gusi.
e. Neurosensori
Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian,
penurunan mental.
Tanda : Perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat/
tak jelas.
f. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas.
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, fokus pada diri sendiri.
g. Pernapasan
Gejala : Dispnea.
Tanda : Takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan,
ekspansi paru terbatas (asites), hipoksia.
h. Keamanan
Gejala : Pruritus.
Tanda : Demam (lebih umum pada sirosis alkohlik), ikterik,
ekimosis, petekie.
i. Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, impoten.
Tanda : Atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah
lengan, pubis)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tampak lemah
b. Peningkatan suhu, peningkatan tekanan darah (bila ada kelebihan
cairan)
c. Sclera ikterik, konjungtiva anemis
d. Distensi vena jugularis dileher
e. Dada : 1) Ginekomastia (pembesaran payudara pada laki-laki) 2)
Penurunan ekspansi paru 3) Penggunaan otot-otot asesoris pernapasan
4) Disritmia, gallop 5) Suara abnormal paru (rales)
f. Abdomen : 1) Perut membuncit, peningkatan lingkar abdomen 2)
Penurunan bunyi usus 3) Ascites/ tegang pada perut kanan atas, hati
teraba keras 4) Nyeri tekan ulu hati
g. Urogenital : 1) Atropi testis 2) Hemoroid (pelebaran vena sekitar
rektum)
h. Integumen : Ikterus, palmar eritema, spider naevi, alopesia,
ekimosis
i. Ekstremitas : Edema, penurunan kekuatan otot
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium Menurut Smeltzer & Bare (2001) yaitu: 1)
Darah lengkap Hb/ Ht dan SDM mungkin menurun karena perdarahan.
Kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan
defisiensi besi. Leukopenia mungkin ada sebagai akibat
hiperplenisme. 2) Kenaikan kadar SGOT, SGPT 3) Albumin serum
menurun 4) Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia 5)
Pemanjangan masa protombin 6) Glukosa serum : hipoglikemi 7)
Fibrinogen menurun 8) BUN meningkat
b. Pemeriksaan diagnostik Menurut smeltzer & Bare (2001) yaitu: 1)
Radiologi Dapat dilihat adanya varises esofagus untuk konfirmasi
hipertensi portal. 2) Esofagoskopi Dapat menunjukkan adanya varises
esofagus. 3) USG 4) Angiografi Untuk mengukur tekanan vena porta.
5) Skan/ biopsi hati Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis,
kerusakan jaringan hati. 6) Partografi transhepatik perkutaneus
Memperlihatkan sirkulasi sistem vena portal.
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien sirosis hepatis
menurut Doenges (2000) antara lain:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
asites.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ascites, edema.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
pada kulit.
6. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan metabolisme protein.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh.
8. Resiko perubahan proses pikir berhubungan dengan peningkatan amonia
dalam darah.
III. Intervensi dan Rasional
Menurut Doenges (2000) pada klien sirosis hepatis ditemukan diagnosa
keperawatan dengan intervensi dan rasional sebagai berikut:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
asites.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola
nafas menjadi efektif. Kriteria hasil :
a. Melaporkan pengurangan gejala sesak nafas.
b. Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (12-18 x/ menit)
tanpa terdengarnya suara pernapasan tambahan.
c. Memperlihatkan pengembangan toraks yang penuh tanpa gejala
pernapasan dangkal.
d. Tidak mengalami gejala sianosis.
Intervensi :
1) Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan. Rasional :
Pernapasan dangkal cepat/ dispnea mungkin ada hubungan dengan
akumulasi cairan dalam abdomen.
2) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring. Rasional
: Memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada
diafragma.
3) Ubah posisi dengan sering, dorong latihan nafas dalam, dan
batuk. Rasional : Membantu ekspansi paru dan memobilisasi
sekret.
4) Berikan tambahan oksigen sesuai indikasi. Rasional : Untuk
mencegah hipoksia.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria hasil :
a. Menunjukkan peningkatan berat badan secara progresif.
b. Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut.
Intervensi :
1) Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori.
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan.
2) Berikan makan sedikit tapi sering.
Rasional : Buruknya toleransi terhadap makanan banyak mungkin
berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdomen/ asites.
3) Berikan perawatan mulut sering dan sebelum makan.
Rasional : Klien cenderung mengalami luka dan perdarahan gusi
dan rasa tidak enak pada mulut dimana menambah anoreksia.
4) Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional : Mungkin sulit untuk menggunakan berat badan sebagai
indikator langsung status nutrisi karena ada gambaran edema/
asites.
5) Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh glukosa serum, albumin,
total protein dan amonia.
Rasional : Glukosa menurun karena gangguan glukogenesis,
penurunan simpanan glikogen, atau masukan tidak adekuat.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ascites, edema.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam terjadi
balance cairan.
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan volume cairan stabil dengan keseimbangan pemasukan dan
pengeluaran.
b. Berat badan stabil.
c. Tanda vital dalam rentang normal dan tidak ada edema.
Intervensi :
1) Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif.
Rasional : Menunjukkan status volume sirkulasi.
2) Auskultasi paru, catat penurunan/ tidak adanya bunyi napas dan
terjadinya bunyi tambahan.
Rasional : Peningkatan kongesti pulmonal dapat mengakibatkan
konsolidasi, gangguan pertukaran gas, dan komplikasi.
3) Dorong untuk tirah baring bila ada asites.
Rasional : Dapat meningkatkan posisi rekumben untuk diuresis.
4) Awasi TD dan CVP.
Rasional : Peningkatan TD biasanya berhubungan dengan kelebihan
volume cairan.
5) Awasi albumin serum dan elektrolit.
Rasional : Penurunan albumin serum mempengaruhi tekanan osmotik
koloid plasma, mengakibatkan edema.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam klien toleran
terhadap aktivitas.
Kriteria hasil :
a. Melaporkan peningkatan kekuatan dan kesehatan klien.
b. Merencanakan aktivitas untuk memberikan kesempatan istirahat yang
cukup.
c. Meningkatkan aktivitas dan latihan bersamaan dengan bertambahnya
kekuatan.
Intervensi :
1) Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi protein (TKTP).
Rasional : Memberikan kalori bagi tenaga dan protein bagi proses
penyembuhan.
2) Berikan suplemen vitamin (A, B kompleks, C dan K)
Rasional : Memberikan nutrien tambahan.
3) Motivasi klien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat.
Rasional : Menghemat tenaga klien sambil mendorong klien untuk
melakukan latihan dalam batas toleransi klien.
4) Motivasi dan bantu klien untuk melakukan latihan dengan periode
waktu yang ditingkatkan secara bertahap.
5) Rasional : Memperbaiki perasaan sehat secara umum dan percaya
diri.
5. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
pada kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
integritas kulit terjaga.
Kriteria hasil :
a. Memperlihatkan turgor kulit yang normal pada ekstremitas dan
batang tubuh.
b. Tidak memperlihatkan luka pada tubuh.
c. Memperlihatkan jaringan yang normal tanpa gejala eritema,
perubahan warna atau peningkatan suhu didaerah tonjolan tulang.
Intervensi :
1) Batasi natrium seperti yang diresepkan.
Rasional : Meminimalkan pembentukan edema.
2) Berikan perhatian dan perawatan yang cermat pada kulit.
Rasional : Jaringan dan kulit yang edematous mengganggu suplai
nutrien dan sangat rentan terhadap tekanan serta trauma.
3) Balik dan ubah posisi klien dengan sering.
Rasional : Meminimalkan tekanan yang lama dan meningkatkan
mobilisasi edema.
4) Lakukan latihan gerak secara pasif, tinggikan ekstremitas
edematous.
Rasional : Meningkatkan mobilisasi edema.
5) Letakkan bantalan busa yang kecil dibawah tumit, dan tonjolan
tulang lain.
Rasional : Melindungi tonjolan tulang dan meminimalkan trauma
jika dilakukan dengan benar.
6. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan metabolisme protein.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidak
terjadi perdarahan.
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan.
b. Menunjukkan perilaku penurunan resiko perdarahan.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan gastrointestinal.
Rasional : Traktus GI paling bisa untuk sumber perdarahan
sehubungan dengan mukosa yang mudah rusak dan gangguan dalam
homeostasis karena sirosis.
2) Observasi adanya ptekie, ekimosis, perdarahan dari satu atau lebih
sumber.
Rasional : Adanya gangguan faktor pembekuan.
3) Awasi nadi, TD, dan CVP bila ada.
Rasional : Peningkatan nadi dengan penurunan TD dan CVP dapat
menunjukkan kehilangan volume darah sirkulasi, memerlukan evaluasi
lanjut.
4) Awasi Hb/ Ht dan faktor pembekuan.
Rasional : Indikator anemia, perdarahan aktif.
5) Catat perubahan mental/ tingkat kesadaran.
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi jaringan
serebral sekunder terhadap hipovolemia, hipoksemia.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidak
terjadi infeksi.
Kriteria hasil :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
b. Menunjukkan teknik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari
infeksi ulang.
Intervensi :
1) Kaji tanda vital dengan sering.
Rasional : Tanda adanya syok septik.
2) Lakukan teknik isolasi untuk infeksi, terutama cuci tangan
efektif.
Rasional : Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.
3) Awasi/ batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional : Klien terpajan terhadap proses infeksi potensial resiko
komplikasi sekunder.
4) Berikan obat sesuai indikasi : antibiotik.
Rasional : Pengobatan untuk mencegah/ membatasi infeksi sekunder.
8. Resiko perubahan proses pikir berhubungan dengan peningkatan amonia
dalam darah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidak
terjadi perubahan proses pikir. Kriteria hasil :
a. Mempertahankan tingkat mental/ orientasi kenyataan.
b. Menunjukkan perilaku/ pola hidup untuk mencegah/ meminimalkan
perubahan mental.
Intervensi :
1) Observasi perubahan perilaku dan mental.
Rasional : Karena merupakan fluktuasi alami dari koma
hepatik.
2) Konsul pada orang terdekat tentang perilaku umum dan mental
klien.
Rasional : Memberikan dasar untuk perbandingan dengan
status saat ini.
3) Pertahankan tirah baring, bantu aktivitas perawatan diri.
Rasional : Mencegah kelelahan, meningkatkan penyembuhan,
menurunkan kebutuhan metabolik hati.
4) Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : amonia,
elektrolit, pH, BUN, glukosa dan darah lengkap.
Rasional : Peningkatan kadar amonia, hipokalemia, alkalosis
metabolik, hipoglikemia, anemia, dan infeksi dapat
mencetuskan terjadinya koma hepatik.