Pemeriksaan Penunjang Sirosis Hepatis Ada berbagai pemeriksaan penunjang untuk sirosis hepatis meliputi yaitu pemeriksaan lab, lab, pemeri pemeriksa ksaan an fisik, fisik,dan dan pemeri pemeriksa ksaan an lainnya lainnya sepert sepertii radiol radiologi ogi,, dan lain-l lain-lain ain.. Perlu Perlu diin diingat gat bahw bahwaa tida tidak k ada ada peme pemeri riks ksaa aan n uji uji biok biokim imia ia hati hati yang yang dapa dapatt menj menjadi adi pegangan dalam menegakkan diagnosis sirosis hepatis. 1. Darah. Pada sirosis hepatis bisa dijumpai Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipo hipokr krom om mikr ikrosit ositer er atau atau hipo hipokr krom om makr makros osiiter ter. Anem Anemiia bis bisa aki akibat bat hipersplenisme (lien membesar) dengan leukopenia dan trombositopenia (jumlah leukosit dan trombosit kurang dari nilai normal). Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yg kurang baik. 2. Kenaik Kenaikan an kadar Enzim transa transamin minase ase// SGOT, SGOT, SGPT tidak merupak merupakan an petunjuk petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan jaringan parenkim hepar. Kenaikan kadarnya dala dalam m seru serum m timb timbul ul akib akibat at keboc kebocor oran an dari dari sel sel yg menga mengala lami mi keru kerusa saka kan. n. Pening Peninggia gian n kadar kadar gamma gamma GT sama sama dg transa transamin minase ase,, ini lebih lebih sensit sensitif if tetapi tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan Lab.bilirubin, transaminase, dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif. 3. Albumin. Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel hati yang berkurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda, tanda, kurangn kurangnya ya daya daya tahan tahan hati hati dalam dalam mengha menghadapi dapi stress stress sepert sepertii tindak tindakan an operasi 4. Pemeri Pemeriksa ksaan an CHE (koline (kolinest stera erase) se) penting penting dalam dalam menila menilaii kemamp kemampuan uan sel hati. hati. Bila terjadi terjadi kerusakan kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun. Pada perbaikan perbaikan sel hepar, terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang buruk. 5. Pemeriksaa Pemeriksaan n kadar elektrol elektrolit it penting penting dalam penggunaa penggunaan n diuretik diuretik dan pembat pembatasan asan garam dlm diet. Pada ensefalopati , kadar Natrium (Na) kurang dari 4 meq/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi syndrome hepatorenal (?). 6. Pema Pemanj njang angan an PT (Pro (Protr trom ombi bin n Time Time)) meru merupak pakan an petun petunju juk k adany adanyaa penur penuruna unan n fungsi fungsi hati. Pemberian Pemberian vitamin vitamin K parenteral parenteral dapat memperbaiki memperbaiki PT (Protrombi (Protrombin n Time). Pemeriksaan hemostatik pada pasien sirosis hepatis penting, dalam menilai kemung kemungkin kinan an perdar perdarahan ahan baik baik dari dari varise varisess esofag esofagus, us, gusi gusi maupun maupun epista epistaksi ksiss (mimisan). 7. Peni Pening nggi gian an kada kadarr gula gula dara darah h pada pada siro sirosi siss hepat hepatis is stad stadiu ium m lanj lanjut ut dise diseba babka bkan n kurangnya kemampuan sel hati membentuk glikogen. Kadar gula darah yang tetap meninggi menunjukkan prognosis kurang baik. 8. Peme Pemerriksaa ksaan n Marke arkerr serol erolog ogii, pena penand ndaa viru viruss seper epertti HBsAg BsAg//HBsA HBsAb, b, HBeAg/ HBeAg/HBe HBeAb, Ab, HBV DNA, DNA, HCV RNA, RNA, adalah adalah pentin penting g dalam dalam menent menentukan ukan etiologi sirosis hepatis. Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi ke arah keganasan. Nilai AFP yg terus meningkat mempunyai nilai diagnostik, diagnostik, kearah hepatoma/ kanker hepar primer. primer. Nilai Nilai AFP > 500-1000 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer.
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Ultrasonografi (USG) sudah secara rutin digunakan karena pemeriksaannya non invasif dan mudah digunakan, namun sensitivitasnya kurang. Pemeriksaan hati yang bisa dinilai dengan USG meliputi sudut hari, permukaan hati, ukuran, homogenitas, dan adanya massa. Pada sirosis lanjut, hati mengecil dan nodular, permukaan irregular, dan adanya peningkatan ekogenitas parenkim hati. Selain itu USG juga bisa untuk melihat asites, splenomegali, trombosis vena porta dan pelebaran vena porta, serta skrening adanya karsinoma hati pada pasien sirosis. 2. Pemeriksaan radiologi dengan menelan “bubur barium” untuk melihat varises esofagus dan adanya hipertensi porta. 3. Tomografi komputerisasi (Computerized Axial Tomography) informasinya sama dengan USG, tidak rutin digunakan karena biayanya relatif mahal. 4. Magnetic resonance imaging-peranannya tidak jelas dalam mendiagnosis sirosis selain mahal biayanya. 5. Pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan panjang varises serta sumber pendarahan, pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan zat kontras angiografi, dan endoscopic retrograde chlangiopancreatography (ERCP). 6. Biopsi hati untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Untuk biopsi, digunakan jarum yang kecil untuk memeriksa jaringan parut dan tanda-tanda lainnya dibawah mikroskop. Diagnosis Sirosis Hepatis Pada stadium kompensasi sempurna kadang-kadang sangat sulit menegakkan diagnosis sirosis hati. Pada proses lanjutan dari kompensasi sempurna mungkin bisa ditegakkan diagnosis dengan bantuan pemeriksaan klinis yang cermat, laboratorium biokimia/serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pada saat ini penegakan diagnosis sirosis hati terdiri atas pemeriksaan fisis,di mana kita dapat menemukan adanya pembesaran hati dan terasa keras, namun pada stadium yang lebih lanjut hati justru mengecil dan tidak teraba. Untuk memeriksa derajat asites dapat menggunakan tes puddle sign, shifting dullness, atau fluid wave. Selain pemeriksaan fisik diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan laboratorium, dan USG. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan biopsi hati atau peritoneoskopi karena sulit membedakan hepatitis kronik aktif yang berat dengan sirosis hati dini. Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda berikut, sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis hepatis dekompensasi. yaitu : 1. Asites 2. Splenomegali 3. Perdarahan varises (hematemesis) 4. Nilai Albumin yang menurun 5. Spider Nevi (nampak vena-vena di daerah abdomen) 6. Eritema palmaris 7. Vena kolateral.