SEORANG WANITA 30 TAHUN DENGAN DE QUERVAIN DISEASE (sinistra)
Oleh : Hakimatul Mahmudah G0006087
Pembimbing : DR. Hj. Noer Rachma, dr., Sp.KFR
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA 2011
BAB I KASUS
STATUS PENDERITA I. ANAMNESA A.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. E
Umur
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Mojosongo, Surakarta
Status
: Menikah
Tanggal Periksa
: 16 Januari 2010
No CM B.
: 992347
Keluhan Utama
Nyeri pergelangan tangan kiri C.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak + 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan nyeri memberat pada pergelangan tangan sebelah kiri. Nyeri dirasakan terus menerus dan makin lama nyerinya semakin memberat dan disertai jari-jari yang terasa kaku dan tebal. Nyeri sering muncul terutama saat pasien sedang tidur, hal tersebut membuat pasien terbangun dari tidur dan menjadi sulit untuk tidur kembali. pasien tetap dapat melakukan aktivitas harian seperti biasa dan tetap dapat menggenggam ataupun menggunakan tangan kirinya, tetapi pasien harus menahan
rasa
nyeri
yang
dirasakan.
Selama
sakit
pasien
tidak
mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyerinya. Pasien tidak demam sebelumnya, tidak pernah ada riwayat jatuh.
2
Sejak + 3 bulan SMRS pasien sudah mulai merasakan nyeri ringan pada pergelangan tangan kiri, namun dirasakan semakin hari nyeri semakin bertambah. Nyeri muncul tiba-tiba, paling sering saat pasien sedang tidur, kadang juga muncul saat pasien mandi. Pasien tidak memeriksakan diri ke dokter dan tidak meminum obat penghilang rasa nyeri, tetapi pasien memutuskan untuk mengurut tangannya. 2 kali tangan pasien diurut, tetapi nyeri tidak berangsung berkurang, justru dirasakan semakin nyeri. Sebelumnya pasien tidak demam dan tidak pernah ada riwayat jatuh. BAB dan BAK tidak ada keluhan. D.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Jatuh
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
Riwayat Alergi obat/makanan
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat mondok
: +8 bulan yang lalu, partus anak kedua
E.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
F.
Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Riwayat Merokok
: disangkal
Riwayat minum alkohol
: disangkal
Riwayat Olahraga
: tidak rutin
G.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wanita berumur 30 tahun. Pasien memiliki seorang suami dan 2 anak, mereka tinggal dalam satu rumah. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, kegiatan sehari-harinya adalah melakukan pekerjaan domestik rumah tangga, termasuk mengasuh anak 3
yang berumur 8 bulan, mencuci tanpa mesin cuci dan memasak. Pasien biasa makan 3 kali dalam sehari dengan sayur, tahu, tempe, telur, daging. buah dan susu tidak setiap hari dikonsumsi. II. PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis
Keadaan umum baik, Compos Mentis E 4V5M6, gizi kesan cukup B.
Tanda Vital
Tekanan darah Nadi
C.
: 120/80 mmHg : 80 x/ menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi
: 20 x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal
Suhu
: 36,5 0C per aksiler
Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-) D.
Kepala
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-). E.
Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-) F.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-) G.
Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-) H.
Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-) I.
Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-), kaku (+) J.
Thoraks
4
(R+2) ,limfonodi tidak
a.
Retraksi (-)
b.
Jantung Inspeksi
: Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi
: Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-).
c.
Paru Inspeksi
: pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi
: fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
: sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: suara dasar ( vesikuler / vesikuler ), suara tambahan (-/-)
K.
Abdomen
Inspeksi
: dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal Perkusi
: tympani
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), bruit (-) dan lien tidak teraba
L.
Ekstremitas
Oedem -
M.
Akral dingin -
-
Status Neurologis Kesadaran
: compos mentis, GCS E 4V5M6
Fungsi Luhur
: dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas norma Fungsi Sensorik
-
-
-
5
-
Fungsi Motorik dan Reflek :
Kekuatan :
Tonus :
Reflek fisiologis:
Reflek patologis:
5
5
5
5
N
N
N
N
+2
+2
+2
+2
-
-
-
-
Nervus Cranialis
N. III
: reflek cahaya (+/+) ; pupil isokor (3 mm/3mm)
N. VII
: dalam batas normal
N XII
: dalam batas normal
Range of Motion ( ROM) ROM
NECK
Flexi Extensi Lateral bend Rotasi
Aktif
Pasif
0 – 700 0 – 400 0 – 600 0 – 900
0 – 70 0 0 – 40 0 0 – 60 0 0 – 90 0
EKSTREMITAS
ROM AKTIF
ROM PASIF
SUPERIOR
Dextra
Sinistra
Dextra
Sinistra
Shoulder
Fleksi Ekstensi
0-90 0-45
0-90 0-45
0-90 0-45
0-90 0-45
Abduksi Adduksi External Rotasi Internal Rotasi
0-90 0-180 0-90 0-90
0-90 0-180 0-90 0-90
0-90 0-180 0-90 0-90
0-90 0-180 0-90 0-90
Fleksi Ekstensi
0-135 135-180
0-135 135-180
0-135 135-180
0-135 135-180
Elbow
6
Pronasi Supinasi
0-90 0-90
0-90 0-90
0-90 0-90
0-90 0-90
Wrist
Fleksi Ekstensi Ulnar deviasi Radius deviasi
0-90 0-70 0-30 0-30
0-45 0-20 0-10 0-30
0-90 0-70 0-30 0-30
0-90 0-70 0-30 0-30
Finger
MCP I fleksi 0-90 MCP II-IV 0-90
0-45 0-45
0-90 0-90
0-90 0-90
fleksi DIP II-V fleksi PIP II-V fleksi MCP I ekstensi
0-45 0-45 0-10
0-90 0-100 0-30
0-90 0-100 0-30
0-90 0-100 0-30
EKSTREMITAS
ROM AKTIF
ROM PASIF
INFERIOR
Dextra
Sinistra
Dextra
0-1400 0-300 0-450 0-450 0-800 0-800 0-1200 120-1800 0-400 0-400
0-1400 0-300 0-450 0-450 0-800 0-800 0-1200 120-1800 0-400 0-400
Hip
Knee Ankle
Fleksi Ekstensi Abduksi Adduksi Eksorotasi Endorotasi Fleksi Ekstensi Dorsofleksi Plantarfleksi
0-1400 0-300 0-450 0-450 0-800 0-800 0-1200 120-180 0 0-400 0-400
Sinistra
0-1400 0-300 0-450 0-450 0-800 0-800 0-1200 120-1800 0-400 0-400
Manual Muscle Testing (MMT)
Neck •
Fleksor M. Strenocleidomastoideus
:
5
•
Ekstensor
:
5
Ekstremitas Superior Shoulder Fleksor
Ekstensor Abduktor
M Deltoideus anterior M Biseps M Deltoideus anterior M Teres mayor M Deltoideus M Biceps
7
Dextra 5 5 5 5 5 5
Sinistra 5 5 5 5 5 5
Adduktor Internal Rotasi Eksternal Elbow
Wrist
Finger
Rotasi Fleksor Ekstensor Supinator Pronator Fleksor Ekstensor Abduktor Adduktor Fleksor Ekstensor
M Lattissimus dorsi M Pectoralis mayor M Lattissimus dorsi M Pectoralis mayor
5 5 5 5
5 5 5 5
M Teres mayor M Infra supinatus
5 5
5 5
M Biceps M Brachialis M Triceps M Supinator M Pronator teres M Fleksor carpi radialis M Ekstensor digitorum M Ekstensor carpi radialis M ekstensor carpi ulnaris M Fleksor digitorum M Ekstensor digitorum
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Ekstremitas inferior Hip Fleksor M Psoas mayor Ekstensor M Gluteus maksimus Abduktor M Gluteus medius Adduktor M Adduktor longus Knee Fleksor Harmstring muscle Ekstensor Quadriceps femoris Ankle Fleksor M Tibialis Ekstensor M Soleus
Dextra 5 5 5 5 5 5 5 5
Keterangan : Penderita dalam batas normal Status Ambulansi
Hasil tes
: independent
: Finklestein (+) : Tinnel test, (-) : Prayer test dan phalen test sulit dievaluasi karna pasien mengeluhkan nyeri : Grind test (-)
8
Sinistra 5 5 5 5 5 5 5 5
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Radiologi
Wrist joint dalam batas normal, tidak ada osteofit, tidak ada penyempitan celah sendi.
IV. ASSESMENT
De quervain disease (sinistra)
V. PENATALAKSANAAN Terapi Medikamentosa :
Na Diclofenac 2x1 Ranitidin 2x1 Sohobion 1x1
Non medikamentosa : TENS dan SWD 3x dalam seminggu, setelah 6 kali terapi, evaluasi Splint de quervain
9
VI.
DAFTAR MASALAH Problem Medis
: Nyeri pergelangan tangan kiri serta terasa tebal
Problem Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi
: Gangguan gerak (keterbatasan gerak pada sendi pergelangan tangan kiri)
2. Terapi wicara
: Tidak ada
3. Okupasi Terapi
: Gangguan dalam melakukan aktivitas fisik seharihari yang melibatkan tangan kiri (Activity Daily Living (ADL)
4. Sosiomedik
: Memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
5. Ortesa-protesa
: memerlukan alat yang dapat membatasi gerak sendi pergelangan tangan kiri
6. Psikologi
: Beban
pikiran
pasien
melakukan pekerjaan
karena rumah
keterbatasannya
tangga
dan juga
menggendong serta mengasuh bayinya.
Rehabilitasi Medik:
1.
Fisioterapi
:
a. Stretching exercise sendi yang kaku untuk mencegah kontraktur b. Strengthening exercise untuk melatih kekuatan otot dan mencegah atropi otot-otot c.
ROM exercise aktif dan pasif
2.
Terapi wicara
: tidak ada
3.
Okupasi terapi
: melatih keterampilan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari (ADL) 4.
Sosiomedik : a.
Menilai situasi kehidupan pasien
b.
Mengembalikan peran social pasien dalam keluarga dan lingkungan
10
c.
Motivasi
dan
edukasi
keluarga
untuk membantu dan merawat penderita dengan selalu berusaha menjalankan program di RS dan Home program 5.
Ortesa-Protesa
6. Psikologi
: splint de quervain
: Psikoterapi suportif untuk mengurangi kecemasan pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit pasien.
VII.
VIII.
IMPAIRMENT, DISABILITY, DAN HANDICAP
Impairment
: nyeri pergelangan tangan kiri
Disability
: Penurunan fungsi tangan kiri
Handicap
: Keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari..
PLANNING
Planning diagnostik
: -
Planning terapi
: kontrol rutin untuk fisioterapi 3 kali dalam seminggu hingga total 6 kali fisioterapi, kemudian evaluasi.
Planning monitoring : evaluasi hasil medika mentosa dan rehabilitasi medik
IX.
TUJUAN
1.
Perbaikan keadaan umum seingga dapat kembali
melakukan ADL 2.
Meminimalkan impairment, disability dan handicap
3.
Membantu penderita sehingga mampu mandiri
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari 4.
X.
Edukasi perihal home exercise
PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
11
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN De Quervai disease juga dikenal sebagai washerwoman's sprain, Radial styloid tenosynovitis, de Quervain disease, de Quervain's stenosing tenosynovitis or mother's wrist and mommy thumb. Sejarah dari tennosynovitis De Quervain pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bedah Swiss, Fritz dari Quervain sehingga tenosinovitis ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya. De Quervain disease merupakan bagian dari tenosinovitis yakni peradangan pada tendon yang disertai dengan peradangan pada selubung pelindung disekeliling tendon. Secara umum tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot dengan tulang, selubung tendon membungkus beberapa tendon. Pada De Quervain disease yang terjadi adalah tenosinovitis kronik sarung tendo muskulus abduktor polikis longus dan tendo muskulus ekstensor polikis brevis setinggi radius distal
(1)
.
ETIOLOGI De Quervain disease mempengaruhi dua tendon ibu jari tangan, yakni tendo muskulus abduktor polikis longus dan tendo muskulus ekstensor polikis brevis. Selubung retinakulum ekstensor setinggi stiloid radialis Penyebab utama dari De Quervain disease masih belum diketahui dengan jelas. Tetapi dari evaluasi histologik diperlihatkan adanya penebalan dan degenerasi mixoid yang identik dengan proses degenerasi kronik. Ada juga
12
sebagian pendapat yang menyatakan terjadinya De Quervain disease adalah karena cidera akibat penggunaan terus menerus dan berlebih serta gerakan berulang dari ibu jari tangan, tetapi belum ada data yang mendukung adanya keterkaitan antara penggunaan ibu jari tangan dengan angka kejadian De Quervain disease (1).
TANDA DAN GEJALA Penderita mengalami nyeri, terutama pada gerakan kedua otot tersebut, yaitu bila menggerakkan ibu jari. Kadang dapat diraba atau dilihat penebalan sarung dan tendo, sedikit proksimal prosessus stiloideus radius. Hal tersebut menyebabkan pasien cenderung mengalami gangguan menggenggam
(2)
.
DIAGNOSIS Diagnosis De Quervain disease didasarkan pada penemuan klinis. Tidak diperlukan pemeriksaan khusus seperti roentgen maupun MRI. Namun boleh dilakukan radiologi untuk menyingkirkan kondisi lainnya yang mungkin tidak bertanggung jawab atas sakit ini dan dapat membantu dalam mendiferensiasi antara pasien De Quervain disease dengan pasien osteoarthritis di jempol carpometacarpal atau yang menderita kondisi baik. Pada pasien yang diduga menderita De Quervain disease dilakukan Tes Finkelstein. Caranya : tangan pasien dikepal dengan ibu jari di dalam kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri berarti positif. Pada osteoarthritis juga bias didapatkan hasil ttes Finkelstein yang positif, sehingga dokter perlu memahami perbedaan diagnosis De Quervain disease dengan penyakit pergelangan tangan yang lain
(2)
.
TERAPI Terapi De Quervain disease pada prisipnya adalah untuk mengurangi nyeri yang diakibatkan oleh adanya inflamasi. Terapinya sendiri dibagi menjadi dua yakni penatalaksanaan konservatif dan tindakan pembedahan 13
(3)
. Tindakan
pembedahan sangat jarang dilakukan. Sedangkan untuk penatalaksanaan konservatif diuraikan sebagai berikut : 1. Medikamentosa Pemberian obat anti-inflamasi non-steroid sering diberikan kepada pasien untuk mengurangi nyeri. Kadang juga diberikan injeksi kortikosteroid untuk mengatasi inflamasi yang terjadi. 2. Rehabilitatif Fisioterapi
: dengan memberikan modalitas terapi berupa stimulasi listrik TENS untuk mengurangi nyeri dan terapi panas SWD yang juga digunakan untuk mengurangi nyeri serta mengurangi inflamasi yang terjadi
Ortotik-Prostetik
:
dengan
memberikan
splint
untuk
mengistirahatkan ibu jari dan pergelangan tangan.
Splint tidak diperkenankan dipakai sepanjang hari secara terus menerus, pasien perlu membuka splint minimal 2 kali dalam sehari. Saat splint dilepas, pasien dapat melakukan latihan-latihan sebagai berikut :
14
•
Opposition stretch: letakkan tangan anda di atas meja, angkat
pergelangan tangan. Kemudian ujung ibu jari menyentuh ujung jari kelingking. Tahan posisi tersebut selama kurang lebih 6 detik. Ulangi 10 kali. •
Wrist stretch: dengan tangan yang lain, Bantu tangan sisi
yang lain untuk menahan dalam posisi fleksi selama 15-30 detik. Kemudia dengan cara yang sama, tahan dalam posisi ekstensi dalam rentang waktu yang sama. Lakukakan masing-masing 3 kali untuk tiap tangan. Sendi siku tetap dalam kondisi lurus. •
Wrist flexion: genggam sebuah sabun dalam posisi tangan
supinasi. Lakukan gerakan fleksi pada sendi pergelangan tangan secara perlahan. Lakukan 10 kali. Beban dapat secara perlahan ditingkatkan. •
Wrist radial deviation strengthening: tangan diposisikan
miring, sehingga ibu jari berada di bagian atas. Genggan sabun. Lakukan gerakan deviasi kea rah radial tanpa menggerakkan lengan. Lakukan 10 kali. •
Wrist extension: genggam sebuah sabun dalam posisi tangan
pronasi. Lakukan gerakan fleksi pada sendi pergelangan tangan secara perlahan. Lakukan 10 kali. Beban dapat secara perlahan ditingkatkan. •
Grip strengthening: genggam sebuah bola. Lalu remas-remas
selama 5 detik. Lakukan 10 kali. •
Finger spring: letakkan karet gelang sehingga melingkari
semua jari-jari tangan. Lakukan gerakan abduksi dan aduksi. Ulangi 10 kali
(4)
.
15
DAFTAR PUSTAKA
1) Louis patry, Michel Rossignol, Marie-Jeanne Costa, dan Martine Baillargeon. De Quervain’s Tenosinovitis. Canada : Edition multimondes.
2) David Nelson. 2007. De Quervain's. http://www.davidlnelson.md/DeQuervain.htm diunduh pada tanggal 21 Mei 2011, 15:32.
3) George D. Goudelis. 2011. De Quervain’s Tenosynovitis. http://www.goudelis.gr/ diunduh pada tanggal 21 Mei 2011, 15:22.
4) Scott Coleman. 2009. De Quervain's Tenosynovitis Rehabilitation Exercises. http://www.summitmedicalgroup.com/library/sports_health/de_quervains_exercises/ diunduh pada tanggal 21 Mei 2011, 14:12.
16