ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DENGAN AMENORRHEA
Pembimbing : Ifana Anugraheni ,.S.Kep,.Ners.M.kep
TINJAUAN PUSTAKA 1.1 DEFINISI
Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik secara periodik dan siklik dan siklik dari uterus, uterus, disertai pelepasan (deskuamasi (deskuamasi)) endometrium. endometrium. Panjang siklus Menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya Menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus Menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklusMenstruasi yang klasik ialah 28hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan sajaantara beberapa wanita tetapi juga pada wanitayang sama. Juga pada kakak beradik bahkansaudara kembar, siklusMenstruasi tidak terlalusama. Dari pengamatan Hartman yang dikutipdari Wiknjosastro (2012), panjang siklus yangbiasa dijumpai ialah 25 – 32 32 hari.LamaMenstruasi biasanya antara 3 – 3 – 5 5 hari, ada yang 1 – 2 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian,ada yang sampai 7 – 8 8 hari. Pada setiap wanitabiasanya lama Menstruasi itu tetap. Jumlah darahyang keluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yanglebih tua biasanya darah yang keluar lebihbanyak. Jumlah darah Menstruasi
b. Hormonal Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (endogen) yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Rangsangan yang datang dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui Striaeterminalis menuju pusat yang disebut “Puberitas Inhibitor” dengan
hambatan
tersebut
tidak
terjadi
rangsangan
terhadap
hypotalamus, yang akan memberikan rangsangan pada “Hipofise Pars Posterior” sebagai “Mother of Glad” (Pusat kelenjar -kelenjar). Rangsangan yang terus menerus datang di tangkap panca indra, dengan makin selektif dapat lolos menuju hypotalamus dan selanjutnya terus menuju hipofise anterior (depan) mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu kelenjar tyroid memproduksi hormon tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar
makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang sangat
penting
yaitu
untuk
memelihara
proses
tubuh
dalam
pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2004). b. Gaya Hidup Gaya hidup terutama perilaku makan dengan porsi yang cukup dan sesuai jadwal serta mengandung gizi seimbang ( 4 sehat 5 s empurna) dapat menyebabkan kondisi tubuh terasa fit dan terhindar dari kekurangan gizi sehingga siklus menstruasi berjalan normal (Soetjiningsih, 2002).
1.3 KLASIFIKASI AMENORRHEA
Klasifikasi amenorrhea adalah sebagai berikut : Amenorrhea primer
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone – hormone yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak te rjadi haid atau hanya sedikit.
3.
Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi,
kelainan hepar dan ginjal. 1.5 MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
Tidak terjadi haid
Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
Nyeri kepala
Badan lemah Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Usia
Perkembangan Payudara
Perkembangan Rambut Pubis
Stadium Tanner (Perkembangan Payudara)
Stadium Tanner (Perkembangan Rambut Pubis)
1.
Pertumbuhan Awal (8-10 tahun)
Papila payudara mulai menggunung
Belum ada rambut pubis
1
1
2.
Thelarche (9-11 tahun)
Seperti Adrenache untuk stadium 2
Seperti Adrenache untuk Stadium 2
2
1
3.
Adrenarche (9-11 tahun)
2
2
4.
Puncak Pertumbuhan (11-13)
3
3
No .
kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan.Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.
1.7 KOMPLIKASI
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea s ekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progesterone Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
1.9 TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka dietdan olahraga adala h
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian 1. Data subyektif a)
Biodata Umur : - Usia reproduktif 20-35 tahun, wanita yang pernah mendapat haid, tapi kemudian tidak dapat haid selama 3 bulan (Manuaba, 1998 : 399). - Pubertas, ibu hamil, ibu meneteki, menopause (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 31) Pekerjaan : - Beresiko terhadap wanita-wanita yang bekerja sering terpapar radiasi (radiologi) (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 31) Pergantian lingkungan dapat menimbulkan amnore karena stress (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 29)
b) Keluhan utama
e)
Riwayat penyakit yang pernah diderita Kelainan organik pada serebrum berupa radang (encephalitis), tumor, trauma dan sebagainya dapat disertai amenore, tetapi peranan gejala ini kecil. Penting untuk diagnosis ialah anamnesis dan gambaran klinik yang bersangkutan dengan kelainan-kelainan itu (Sarwono, 2006 : 211).
f) Pola kebiasaan sehari-hari Nutrisi : Amenore bisa terjadi pada anoreksia nervosa, tidak ada nafsu makan, gangguan gizi berat, tetapi tanpa letargi dan rasa nyeri diepigastrium (Sarwono, 2006 : 211). Aktifitas : Pada amenore yang disebabkan anoreksia nervosa penderita masih tetap aktif (Sarwono, 2006 : 212). Istirahat : Pada wanita dengan stressor yang tinggi dapat mengganggu pola istirahat/tidur (Sarwono, 2006 : 213) Seksual : Pada amenore karena insufisiensi hipotesis biasanya disertai adanya penurunan libido (Sarwono, 2006 : 214)
c. Berat badan Amenore sering memyertai pada wanita yang mengalami obesitas (kelebihan berat badan) (Sarwono, 2006 : 208). d. Tinggi badan Pada sindrom turner dapat dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150 cm (Sarwono, 2006 : 218). e.
Pemeriksaan fisik Menurut Sarwono P, 2006 : 211-218 Mata : Mengetahui keadaan retina, luas lapang panjang, virus, jika ada kemungkinan tumor hipofisis yang dapat menyebabkan amenore. Thorax : - Amenore pada sindrom turner disertai adanya dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak sedikit/tidak ada. -Terjadi pula pada sindrom feminisasi, yaitu hipoplasia puting susu, rambut ketiak sedikit/tidak ada.
- Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat pengaruhnya. - Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya DM. - Kerokan uterus : untuk mengetahui keadaan endometrium adanya endometritis tuberkulosa. - Pemeriksaan metabolik basal : jika perlu pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi glandola tiroidea - Pemeriksaan mata : keadaan retina dan lapang panjang, virus jika ada kemungkinan tumor hipofisis (Hanifa W, 2006 : 209). 2) Uji laboratorium pertama adalah terhadap peta HCG - Jika positif, maka wanita hamil - Jika negatif, dapatkan nilainya TSH, prolaktin dan uji tantangan progesteron (provera 5-10 mg per os tiap hari selama 5-10 hari) - Kadar TSH dan prolaktin normal yang bergabung dengan darah yang diambil dari uji tantangan progesteron anovulasi (Varney, 2002 : 55). C. Perencanaan 1. ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang amenore Tujuan : Ibu tidak cemas
tindakan yang dilakukan, serta tujuan dilakukan tindakan. R/ Dengan penyuluhan pengetahuan ibu bertambah. f. Validasi keluhan ibu. R/ Untuk meningkatkan harga diri dan perawatan diri. g. Diskusikan dengan ibu untuk mekanisme kopping. R/ Membantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya. h. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan. R/ Untuk memilih kemungkinan tindakan.
2.Gangguan citra tubuh b.d tanda sex sekunder tidak terjadi Tujuan: setelah dilakukan tindakan keprawatan selama....X 24jam masalah dapat teratasi Kriteria hasil: 1. 2. 3. 4. 5.
Berat badan ideal, Body image positif, Mampu mengidentifikasi kekuatan personal, Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh, Mempertahankan interaksi sosial,
DAFTAR PUSAKA
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pela yanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, .
Amenorrhea
Kegagalan fungsi Hipotalamus-hipofisis
kelainan genetik penyakit,sterss, obat2n dan lain-
Hipogonadrotopin
siklus menstruasi terganggu testikuler
disgenesisgonad
feminization FSH & LH
tidak terjadi siklus menstruasi Ovarium Gagal berkembang
Ovarium tidak terangsang
tidak punya uterus
testis menggantikan ovarium
amenorrhea sekunder ovarium berupa
18
jaringan pengikat Estrogen dan progresteron tidak di hasilkan
tidak terjadi tidak mengalami
menstruasi
menstruasi siklus mestruasi tidak terjadi
amenorrea primer
androgen testis,estrogen
berat badan meningkat Gangguan Citra Tubuh
tanda seks sekunder tidak terjadi
19
ANSIETAS
DAFTAR PUSTAKA
20
21