SATUAN ACARA PENYULUHAN
SKRINING
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FALKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Skrining
Sasaran : PSLU Tresna Werdha
Tanggal Pelaksanaan : 22 September 2015
Waktu : 1x45 menit
Penyaji : Kelompok I
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terdapat pada orang yang tampak sehat, tapi mungkin menderita penyakit (population risk)
Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukanpengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemic dapat dihindari
Mendapatkan penderita sedini mungkin untuk segera memperolleh pengobatan.
Mendidik masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit, Lansia mampu dapat:
Menjelaskan kembali pengertian skrining dengan bahasanya sendiri dengan benar.
Menyebutkan 4 tujuan skrining.
Berpartisipasi dalam melakukan skrining.
C. MATERI PENYULUHAN
Pengertian Skrining
Tujuan skrining tes
Masalahan yang bisa di skrining tes
Jenis-jenis skrining
D. MEDIA PENYULUHAN
Leaflet
Spigmomanometer + stetoskop
Alat cek GDS
E. METODE PENYULUHAN
Ceramah dan diskusi / tanya jawab tentang hipertensi
F. PENGORGANISASIAN
Penanggung Jawab : Eka Yulianingsih, S.Kep
Pelaksana : Decky Wiliandre, S.Kep
Rika Agustina, S.Kep
Meiriza, S.Kep
Desi Meldawa, S.Kepti
Sayumi, S.Kep
Alfen Stefane, S.Kep
Siti Nur Baidun, S.Kep
Sumarkillah, S.Kep
Munandar, S.Kep
Fasilitator : Agung Laksono, S.Kep Ikwanudin, S.Kep
Khartika Martha, S.Kep Febi Febriansyah, S.Kep
Nursetya Budi, S.Kep Fatoni, S.Kep
Rini Christin, S.Kep Rahmatulah, S.Kep
Junius Mahardika, S.Kep Sayumi, S.Kep
Wiwin Yulianingsih, S.Kep Sumarkillah, S.Kep
Noverly Yudistira, S.Kep Ardi Solah, S.Kep
Rini Fitriyani, S.Kep Efendi, S.Kep
Alek Iskandar, S.Kep Reni Emilia, S.Kep
Farida Ariyani, S.Kep Lita Sitepu, S.Kep
Ahmad Zazali, S.Kep Untung Santoso, S.Kep
Sahat Tua Hutabarat, S.Kep Edis Mar eko, S.Kep
Zimmer Fernando M, S.Kep Febrianto, S.Kep
Dokumentasi : Ahmad Bramsyah, S.Kep
Gede Robin, S.Kep
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Perserta
1
3 menit
Pembukaan
Salam perkenalan
Mengingatkan kontrak
tujuan penyuluhan
Menyebutkan Materi yang akan diberikan
Menjawab Salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Memperhatikan
2
15 menit
Pelaksanaan
Menjelaskan tentang :
Pengertian Skrining
Tujuan skrining tes
Masalahan yang bisa di skrining tes
Jenis-jenis skrining
membuka sesi pertanyaan
diskusi dengan warga
Memperhatikan
Memperhatikan bertanya dan menjawab pertanyan yang diajukan
Memperhatikan bertanya dan menjawab pertanyan yang diajukan
3.
10 menit
Evaluasi :
mengajukan pertanyaan pada warga
memberikan reinforcemen positif atas jawaban yang diberikan
Menjawab pertanyaan
4
2 Menit
Terminasi :
Mengucapkan terima kasih atas peran serta lansia
Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan
Menjawab Salam
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
Pengertian Skrining
Tujuan skrining tes
Masalahan yang bisa di skrining tes
Jenis-jenis skrining
MATERI
SKRINING
1. Pengertian Screening test
Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti.
Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan harapan penuh dapat mengurangi angka mortalitas.Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula.
Secara garis besar, uji tapis ialah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.
Jadi, tes untuk uji tapis tidak dimaksudkan untuk mendiagnosa sehingga pada hasil tes uji tapis yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khusus bagi penyakit-penyakit menular.
Proses uji tapis terdiri dari dua tahap yang pertamanya melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil tes negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit. Bila hasil tes positif maka dilakukan pemeriksaan tahap kedua yaitu pemeriksaan diagnostik yang bial hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negative maka dianggap tidak sakit. Bagi hasil pemeriksaan yang negatif dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti bahwa proses uji tapis adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatif.
Individu dengan hasil negatif pada suatu saat dapat dilakukan tes ulang sedangkan pada individu dengan hasil tes positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif sedangkan individu denga hasil tes negatif dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.
Pemeriksaan yang bisa digunakan untuk uji tapis dapat berupa pemeriksaan laboratorium atau radiologis, misalnya :
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan radiologis untuk uji tapis penyakit TBC
Pemeriksaan yang harus dilakukan :
Dengan cepat dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut ( pemeriksaan diagnostic)
Tidak mahal
Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan dan
Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa
2. Tujuan Screening test
Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terdapat pada orang yang tampak sehat, tapi mungkin menderita penyakit (population risk)
Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukanpengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemic dapat dihindari
Mendapatkan penderita sedini mungkin untuk segera memperolleh pengobatan.
Mendidik masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin
3. Masalah yang bisa di screening test
Sasaran utama uji tapis adalah penyakit kronis seperti :
a. Infeksi bakteri ( lepra, TBC, dll)
b. Infeksi virus ( hepatitis )
c. Penyakit non infeksi, antara lain :
Hipertensi
DM
Penyakit jantung
Karsinoma servix
Prostat
Glaucoma
d. AIDS
4. Jenis-jenis screening test
Penyaringan Massal (Mass Screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita
Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
Contoh: skrining pada penyakit aids
Penyaringan yg. Ditargetkan
Penyaringan yg dilakukan pada kelompok – kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan Timbal.
Penyaringan Oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita – penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2012. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN. 2012. Pengantar Epidemiologi, Jakarta : Rineka Cipta
Http://books.google.com/epidemiologi-medis_edII/5332567?'-5-5-2009