LAPORAN PRAKTIKUM SKRINING GIZI “PENGGUNAAN METODE STRONG KIDS, MST KIDS, MST DAN MNA DI PUSKESMAS GIRIMAYA.”
DOSEN PEMBIMBING:Ratmawati, S.Gz., M.Gz DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3
ANUGRAH FALENDY
MARTA SELLA
DETTI SARTIKA
NIRWANA RAHMATULLAH
DIAN GEBRIANA
SISI ULANDARI
FIONA FIORENTINA
SRI ANGGRAINI
ITA ERIKA
SYAHTI LATIFAH
KINTAN KIRANI
JURUSAN GIZI TINGKAT II POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH.SWT, karena telah melimpahkan rahmat-NYA berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah skrinning gizi yang sudah dengan sabar membimbing kami dalam proses praktikum skrinning gizi di Puskesmas Girimaya serta kepada pihak Puskesmas Girimaya yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami atas diizinkannya untuk menskrinning masalah gizi pasien di Puskesmas Girimaya Dan terimakasih juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan memberikan ideidenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambahkan pengetahuan para pembaca. pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Pangkalpinang, Desember 2018
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4 1.2 Rumusan Masalah................................... .................. ................................... ................................... ................................... ................................... ..................... .... 6 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
…… …… …................................... ......................... ...........
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan & Kekurangan Metode ..................................................................................... 16 3.2 Pengaruh Tempat Terhadap Hasil Skrining ...................................................................... 16 3.3 Hasil Penggunaan Form .................................................................................................... 17 3.4 Kendala Selama Pengambilan Data .................................................................................. 25 3.5 Pengalaman Dan Pembelajaran Yang Didapat .................................................................. 26 BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 28 4.2 Saran .................................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 30 DOKUMENTASI/LAMPIRAN ........................................................................................... 31
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi perhatian, baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut Barker (2011), malnutrisi yang banyak terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit disebabkan diantaranya oleh usia, jenis penyakit, adanya depresi, gangguan pengecapan, gangguan mengunyah dan menelan, dan pengaruh terapi obat-obatan. Sebuah studi epidemiologi oleh Correia (2003) terhadap 9348 pasien di Amerika Latin menunjukkan prevalensi malnutrisi sebesar 50.2% dimana 11.2% diantaranya mengalami malnutrisi berat. Studi di Jerman terhadap 1886 pasien menunjukkan adanya prevalensi malnutrisi sebesar 27.4% (Pirlich, 2006). Sementara di Spanyol, prevalensi malnutrisi di rumah sakit sebesar 28.9% berdasarkan studi terhadap 796 pasien (Burgos, 2012). Menurut Stroud (2003), malnutrisi pada pasien dapat menyebabkan imunitas menurun sehingga masa penyembuhan menjadi lebih lama, otomatis masa rawat inap dan terapi pun menjadi semakin panjang, biaya pengobatan semakin tinggi, dan secara umum angka morbiditas dan mortalitas juga akan meningkat. Padahal, kondisi tersebut dapat dicegah apabila deteksi risiko malnutrisi dilakukan lebih dini sejak pasien masuk rumah sakit, sehingga implementasi gizi yang optimal dapat diterima pasien lebih awal (Kruizenga, 2005). Indeks massa tubuh (IMT) dan persentase kehilangan berat badan banyak direkomendasikan sebagai metode untuk mengukur status gizi pada pasien baru masuk di rumah sakit. Namun, kondisi penyakit akut pada pasien tidak selalu memungkinkan untuk dilakukannya pengukuran dikarenakan berkurangnya kemampuan pasien untuk berdiri atau bangun dari tempat tidur.Adapun pengukuran lingkar lengan atas ( LLA) menjadi salah satu alternatif pengukuran antropometri yang dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi penyakit akut (Powell-Tuck, et al ., 2003). Selain metode antropometri, deteksi risiko malnutrisi juga dapat dilakukan melalui suatu metode skrining.Berdasarkan rekomendasi British Association of Parenteral and Enteral Nutrition (BAPEN), perangkat skrining gizi yang sederhana dan mudah dapat digunakan untuk menunjukkan adanya risiko masalah gizi pada pasien yang memerlukan pemeriksaan lanjut yang komprehensif. Dengan kata lain, perangkat skrining memang bukan dirancang untuk menetapkan status gizi, maupun menetapkan tingkat risiko keparahan malnutrisi pada pasien.
Sehingga setiap perangkat skrining gizi harus memiliki sifat mudah dan cepat digunakan dan diinterpretasikan, serta valid dan memiliki daya terima yang baik agar setiap pasien selanjutnya dapat menerima pola asuhan gizi yang sesuai dengan kondisinya masing-masing (Weekes,2004). Saat ini sudah banyak perangkat skrining gizi di rumah sakit yang dikembangkan dengan Saat ini sudah banyak perangkat skrining gizi di rumah sakit yang dikembangkan dengan berbagai tujuan, diantaranya untuk menyesuaikan populasi yang diukur, maupun untuk menemukan metode baru yang lebih cepat dan lebih mudah digunakan. Salah satunya yang menjadi rekomendasi European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN) ialah Nutrition Risk Screening 2002 (NRS-2002) yang menilai pasien berdasarkan dua komponen, yaitu kekurangan gizi dan tingkat keparahan penyakit dengan kategori tidak ada, ringan, sedang, dan berat. Perangkat NRS-2002 ini juga valid dan mudah digunakan pada populasi coba di Eropa (Kondrup, 2003). Meta analisis oleh Van Bokhorst-de van der Schueren (2013) memberikan gambaran terhadap beberapa perangkat skrining gizi yang banyak digunakan dirumah sakit, salah satunya Malnutrition Screening Tools (MST), merupakan perangkat skrining yang cepat dan mudah, digunakan secara luas di Australia dan New Zealand, memiliki validitas yang baik terhadap SGA pada pengukuran pasien dewasa. BAPEN mengembangkan Malnutrition Universal Screening Tools (MUST) yang melakukan pemeriksaan dengan 3 kriteria utama: berat badan saat ini, besar kehilangan berat badan yang tidak diinginkan, dan adanya penyakit akut. Skor setiap kriteria antara 0, 1, atau 2. Berdasarkan penilaian MUST, pasien diklasifikasikan
sebagai
risiko
rendah,
sedang,
dan
tinggi
(Malnutrition
Advisory
Group,2003). Mini-Nutritional Assesment umum digunakan sebagai instrument penilaian nutrisi tervalidasi skrinning pada Lansia. Instrumen-instrumen ini telah direkomendasikan sebagai keluaran dalam uji klinik dan memprediksi keluaran kesehatan pada pasien rawat inap lanjut usia. MNA adalah penilaian komprehensif yang digunakan oleh professional (seperti ahli gizi, dokter, perawat terlatih, atau asisten peneliti) untuk mendiagnosis malnutrisi dan menginisiasi intervensi nutrisi ( Young, 2013 ) STRONG Kids merupakan salah satu alat skrinning untuk risiko pada status gizi dan pertumbuhan terdiri dari kuisioner tentang gizi saat ini status pasien, adanya penyakit yang mendasari, intake nutrisi dan kerugian sejarah baru-baru ini penurunan berat badan. Menurut penelitian moeeni dan day (2012) menyimpulkan bahwa STRONG kids lebih erat berkorelasi dengan indeks antropometri sementara STAMP tidak termasuk digunakan untuk anak-anak
yang membutuhkan gizi intervensi dalam kelompok risiko tinggi. Sehingga STRONG kids lebih berguna dan alat skrinning diandalkan untuk pasien anak. (Moeeni dan Day, 2012)
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode STRONGkids, MST dan MNA ? 2. Mengapa tempat bisa mempengaruhi hasil pengambilan data ? 3. Bagaimana hasil yang di dapat dari proses skrining gizi di Puskesmas Girimaya ? 4. Apa saja kendala yang terjadi selama proses pengambilan data ? 5. Apa saja pengalaman dan pembelajaran yang di dapat selama pengambilan data ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode skrining STRONGkids, MST dan MNA 2. Mengetahui pengaruh tempat terhadap hasil skrining 3. Mengetahui hasil yang di dapat dari penggunaan form STRONGkids, MST dan MNA 4. Mengetahui kendala yang terjadi selama proses pengambilan data 5. Mendapat pengalaman dan pembelajaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mini Nutritional Assessment (MNA) adalah alat untuk mengukur / menskrining nutrisi
pada lansia. Mini Nutritional Assessment (MNA) mengandung pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan nutrisi dan kondisi kesehatan, kebebasan, kualitas hidup, pengetahuan, mobilitas, dan kesehatan yang subjektif. Mini-Nutritional Assessment Short-Form adalah alat skrining yang digunakan untuk mengidentifikasi lansia (> 65 tahun) yang kekurangan gizi atau berisiko kekurangan gizi. MNA didasarkan pada MNA penuh, asli 18-item kuesioner yang diterbitkan pada tahun 1994 oleh Guigoz, et al. Versi terbaru dari MNA dikembangkan pada tahun 2009 (Kaiser et al., 2009) dan terdiri dari 6 pertanyaan pada asupan makanan, penurunan berat badan, mobilitas, stres psikologis atau penyakit akut, kehadiran demensia atau depresi, dan indeks massa tubuh (BMI). Bila tinggi dan / atau berat tidak dapat dinilai, maka skoring alternatif untuk BMI meliputi pengukuran lingkar betis ( American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory Gerontological Nursing, 2011). Tujuan dari penggunaan MNA karena MNA merupakan metode cepat dan sederhana untuk mengidentifikasi orang dewasa yang lebih tua yang berisiko kekurangan gizi. Keuntungan dari alat ini adalah bahwa tidak ada data laboratorium yang diperlukan. Malnutrition Screening Tool (MST) merupakan metode skrining gizi dewasa yang sederhana ,cepat,valid,dan reliabel untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko kurang gizi. Malnutrition Screening Tool (MST) dikembangkan berdasarkan pemilihan pertanyaan pertanyaan skrining gizi yang tingkat sensitivitas dan spesifisitasnya paling tinggi dibandingkan dengan skor SGA. Metode skrining gizi MST terdiri dari dua pertanyaan,yaitu kehilangan Berat badan yang tidak diharapkan dan penurunan nafsu makan. Metode MST telah dibuktikan tingkat keakuratannya pada evaluasi yang terdiri atas 1513 kutipan dan 9 penelitian dari jurnal elektronik yang ditambahkan dengan hasil kongres dan abstrak ASPEN dan ESPEN pada tahun 2000-2005. Dari semua hasil didapatkan MST merupakan metode yang tingkat keakuratannya lebih tinggi dari pada metode skrining lainnya(Venrooij dkk.,2007). STRONG KIDS adalah instrument yang valid,reliabel,mudah digunakan dan cepat dengan median waktu penyelesaiannya hanya 3 menit. Selain itu instrument ini juga dapat digunakan oleh perawat dalam praktik sehari-hari(Huysentruyt dkk,2013). STRONG KIDS
digunakan untuk menilai risiko malnutrisi pada anak yang dirawat inap di rumah sakit. Alat ini terdiri atas 4 penilaian dengan skor 1-2 poin untuk setiap item dan maksimal skor adalah 5. Metode ini kemudian membagi anak-anak yang dirawat di rumah sakit ke dalam 3 kelompok risiko yang ditentukan dari kombinasi riwayat penurunan berat badan,kesan klinis,dan pertanyaan mengenai status gizi.
3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE Kelebihan Metode
1. Metode MNA
-
Cocok untuk lansia,dapat digunakan dimana-mana (rumah sakit dan komunitas),dapat digunakan sesuai kebutuhan,MNA-SF (MNA Short Form) atau full MNA.
-
Dapat dilakukan dalam waktu singkat
2. Metode MST
-
Cocok untuk pasien pada umumnya, hasilnya lebih reliabel,dapat mengukur kehilangan BB tiba-tiba pada pasien luka berat.
-
Dapat dilakukan dalam waktu singkat,non-invasive ,menggunakan data yang tersedia sehari-hari,dan dapat dilakukan oleh siapa saja namun hasilnya tetap valid
3. Metode STRONG KIDS
-
Cepat dan mudah dilakukan
-
Hasilnya dekat dengan indeks antropometri
Kekurangan Metode
1. Metode MNA
-
Tidak cocok untuk pasien yang mendapat enteral tube feeding
-
Tidak sesuai untuk pasien yang memiliki masalah penyakit yang berhubungan dengan ingatan.
2. Metode MST
-
Tidak dapat digunakan kepada anak-anak dan tidak cocok digunakan pada pasien penderita gagal ginjal.
-
Sulit digunakan pada pasien dengan gangguan komunikasi
3. Metode STRONG KIDS
-
Butuh tenaga kesehatan untuk mengetahui indeks mana yang tepat
-
Harus ada campur tangan tenaga kesehatan agar pengisian form lebih lengkap
3.2 PENGARUH TEMPAT TERHADAP HASIL SKRINING
Pengambilan data kami lakukan di Puskesmas Girimaya untuk melihat ada tidaknya masyarakat yang berisiko malnutrisi yang berobat ke Puskesmas Girimaya. Didapatkan hasil form yang cukup sensitive dibandingkan dengan pengambilan data di rumah-rumah, hal tersebut dikarenakan pasien yang datang ke puskesmas sudah dipastikan sakit, walaupun belum tentu berisiko malnutrisi, tetapi peluang berisiko malnutrisi lebih besar dibandingkan dengan orang yang berada dirumah. Apalagi pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit,memungkinkan peluang mendapatkan atau mendeteksi risiko malnutrisi lebih besar karena biasanya orang yang berobat ke Rumah Sakit penyakitnya lebih parah dan perlu tindak lanjut dan juga cenderung memiliki risiko malnutrisi,ditambah bila penskriningan dilakukan terhadap pasien rawat inap,karena pada pasien rawat inap terjadi penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan selama perawatan,jadi peluang berisiko malnutrisi lebih besar dibandingkan pasien yang rawat jalan.
3.3 HASIL PENGGUNAAN FORM 1. Metode STRONG-kids
Anak
Tabel 1. Distribusi Variabel Responden (n=11)
Variable
Rata – rata
Nilai Tengah
Min-Max
StandarDeviasi
Umur (bulan)
55,55
43,00
11bulan – 13 tahun
40,49
BB (kg)
16,88
15,00
8,60-40,00
8,25
Berdasarkan Table 1 rata – rata responden berumur 55,55 bulan, dan memiliki rata-rata BB 16,88 kg
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n=11)
Jenis Kelamin
Frequency
Percent
Laki-laki
5
45.5
Perempuan
6
54.5
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan Table 2 kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kuesioner metode STRONG KIDS
Kuesioner metode STRONG KIDS Pertanyaan 1 ( Diare berlebihan atau muntah ) Pertanyaan 2 ( penurunan asupan makan 1 minggu terakhir ) Pertanyaan 3 ( pernahkah intervensi gizi sebelumnya ) Pertanyaan 4 ( kurangnya asupan gizi karena sakit ) Pertanyaan 5 ( penurunan berat badan 1 bulan terakhir )
Score Ya=1 Tidak=0 Ya=1 Tidak=0 Ya=1 Tidak=0 Ya=1 Tidak=0 Ya=1 Tidak=0
N (jumlah responden) 2 9 3 8 4 7 4 7 3 8
% 18,2 81,8 27,3 72,7 36,4 63,6 36,4 63,6 27,3 72,7
Berdasarkan tabel 3 kebanyakan responden menjawab tidak dalam setiap pertanyaan pada kuesioner metode STRONG KIDS
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ambang Batas
z-score
Frequency
Percent
Valid (-2SD sampai 2SD)
11
100.0
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 4 semua responden memilki nilai z-score -2 SD sampai 2 SD
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi
Frequency
Percent
Valid (GiziBaik)
11
100.0
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 5 semua responden memilki status gizi baik
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Resiko
Resiko
Point
Frequency
Percent
Risiko Tinggi
4-5
1
9.1
Risiko Sedang
1-3
7
63.6
Risiko Rendah
0
3
27.3
11
100.0
TOTAL
Berdasarkan tabel 6 dari 11 responden yang kami skrinning lebih banyak responden yang memiliki risiko sedang
PEMBAHASAN
Dari 11 anak yang kami skrining di Puskesmas Girimaya kebanyakan berjenis kelamin perempuan dan mereka tidak mengalami diare yang berlebihan serta tidak adanya penurunan berat badan karena umumnya pada balita ia akan mengalami penurunan berat badan yang pesat jika mengalami diare. Orang tua yang sangat memperhatikan kondisi kesehatan anaknya sehingga mereka sangat peduli terhadap asupan nutrisi dan menyebabkan saat sakit anak – anak tersebut tidak kekurangan nutrisi. Hal tersebut membuat semua anak memiliki status gizi baik dan mempunyai risiko yang rendah terkena malnutrisi.
2. Metode MST (Malnutrition Screening Tools)
Dewasa
Tabel 1. Distribusi Variabel Responden (n=11)
Variabel
Mean
Median
Min-Max
SD
Umur (tahun)
35,27
34,00
22-59
13,07
BB (kg)
61,91
61,00
42-86
14,34
TB (cm)
153,27
151,00
140-180
10,58
Kat_IMT
26,36
26,54
18,83-37,28
5,56
Berdasarkantabel 1 rata-rata responden berumur 35 tahun, memilki BB rata-rata 61 kg, dan TB ratarata 153 cm, dengan Kat_IMT 26,36
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n=11)
Jenis Kelamin
Frequency
Percent
Laki-laki
3
27.3
Perempuan
8
72.7
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 2 kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency
Percent
IRT
7
63.6
Pembuat Tauco
1
9.1
Buruh Harian
1
9.1
Honorer
2
18.2
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 3 kebanyakan responden yang kami skrinning memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, karena kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kuesioner metode MST
Kuesioner metode MST
Score
N (jumlah responden )
%
Pertanyaan 1 ( Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir )
Tidak ada penurunan BB = 0
9
81.8
Penurunan BB 1-5kg
=1
1
9,1
Penurunan BB 6-10kg
=2
1
9,1
Pertanyaan 2 ( Asupan makanan berkurang karena tidak nafsu makan )
Tidak = 0
8
72,7
Ya=1
3
27,3
Pertanyaan 3 ( apakah ada gejala gastrointestinal (diare) ).
Tidak = 0
8
72,7
Ya=1
3
27,3
Pertanyaan 4 ( apakah ada menderita sakit berat )
Tidak =0
11
100
Pasien dengan penyakit kronik dan komplikasi = 1
0
0
Pasien di tempat tidur karena sakitnya = 2
0
0
Pasien dalam perawatan intensif dengan di bantu ventilator = 3
0
0
Berdasarkan tabel 4 kebanyakan responden menjawab tidak dalam setiap pertanyaan pada kuesioner metode MST yang mengindikasikan tidak adanya penurunan berat badan, tidak adanya pengurangan asupan makan, tidak adanya gejala gastrointestinal (diare) dan tidak adanya responden yang menderita sakit berat.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi
Frequency
Percent
Normal
5
45.5
Gemuk Tingkat Ringan
1
9.1
Gemuk Tingkat Berat
5
45.5
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 5 dari 11 responden terdapat persamaan jumlah responden pada status gizi normal dan gemuk tingkat berat
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Resiko
Resiko
Frequency
Percent
<2 Normal
9
81,8
> 2 Beresiko
2
18,2
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 6 kebanyakan responden tidak berisiko
PEMBAHASAN
Dari 11 responden dewasa yang kami skrining di Puskesmas Girimaya kebanyakan berjenis kelamin perempuan karena perempuan cenderung lebih mementingkan kesehatan dan cepat mengambil tindakan
ketika mulai merasakan gejala-gejala yang timbul, sementara laki-laki cenderung menganggap sepele gejala penyakit yang timbul karena malas pergi ke rumah sakit. kebanyakan reponden kami tersebut adalah ibu rumah tangga karena mereka memiliki waktu yang cukup untuk memeriksa kesehatan dibandingkan dengan orang yang bekerja dikantor. Dari kuesioner metode STRONGkids, banyak responden yang menjawab tidak ada penurunan berat badan, hal ini terjadi karena pada saat munculnya gejala mereka langsung memeriksakan kondisi kesehatan sehingga belum terjadi penurunan berat badan namun, ada 2 orang responden yang mengalami penurunan berat badan dikarenakan saat muncul gejala responden tidak langsung memeriksa kondisi kesehatannya sehingga terjadinya penurunan berat badan oleh faktor penurunan nafsu makan dan kurangnya asupan nutrisi. Semua responden tidak mengalami penyakit berat serta kebanyakan responden juga tidak mengalami masalah gastrointestinal karena tidak ada responden yang status gizinya kurang. Kebanyakan dari mereka memiliki status gizi normal dan obesitas sehingga resiko responden yang mengalami malnutrisi hanya 2 orang. Pada responden yang berisiko, sebaiknya melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi kesehatan.
3. Metode MNA (Malnutrition Nutritional Assesment)
Lansia
Tabel 1.DistribusiVariabelResponden (n=11) Variable
Mean
Median
Min-Mix
SD
Umur (tahun)
65,09
65,00
60-73
3,94
BB (kg)
65,36
63,00
50-82
11,40
TB (cm)
153,64
152,00
142-173
9,00
Kat_IMT
27,74
27,59
21,64-37,02
4,63
Berdasarkan tabel 1 rata-rata umur responden 65 tahun, memiliki BB rata-rata 65 kg, dan TB rata-rata 153 cm dengan Kat IMT 27,74
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n=11)
Jenis Kelamin
Frequency
Percent
Laki-laki
3
27.3
Perempuan
8
72.7
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 2 kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan
Table 3. Distribusi Frekuensi Kuesioner metode MNA
Kuesioner metode MNA
Score
N (jumlah responden)
%
Pertanyaan 1 ( Apakah ada penurunan asupan makanan dalam 3 bulan )
Nafsu makan sangat berkurang = 0
2
18,2
Nafsu makan sedikit berkurang = 1
2
18,2
Nafsu makan biasa saja = 2
7
63,6
>3kg = 0
1
9,1
Tidak tahu = 1
3
27,3
1-3kg = 2
1
9,1
Tidak ada penurunan BB = 3
6
54,5
Berbaring di tempat tidur/kursi roda = 0
0
0
Bisa turun dari tempat tidur/kursi roda tapi tidak bisa keluar rumah = 1
0
0
Bisa keluar rumah = 2
11
100
Ya = 0
5
45,5
Tidak = 1
6
54.5
Sering lupa berat atau depresi berat =0
1
9,1
Sering lupa ringan = 1
4
36,4
Tidak ada masalah psikologis = 2
6
54,5
IMT <19 kg/m2 = 0
0
0
IMT 19 - <21 kg/m2 = 1
0
0
IMT 21- <23 kg/m2 = 2
2
18,2
IMT 23 atau lebih = 3
9
81,8
Tidak melakukan aktifitas apapun =0
1
9,1
Melakukan aktifitas ringan seperti
6
54,5
Pertanyaan 2 ( penurunan BB dalam 3 bulan terakhir )
Pertanyaan 3 ( aktivitas gerak )
Pertanyaan 4 ( menderita gangguan psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan ) Pertanyaan 5 ( masalah psikologis )
Pertanyaan 6 ( IMT )
Pertanyaan 7 ( aktifitas fisik )
mencuci, menyapu = 1 Aktif melakukan berbagai aktifitas =2
4
36,4
Berdasarkan tabel 3 kebanyakan responden nafsu makannya biasa saja dan tidak menurun, dan kebanyakan tidak mengalami penurunan berat badan, semuanya masih bisa keluar rumah dan tidak ada yang menggunakan kursi roda, kebanyakan dari mereka tidak mengalami masalah dan gangguan psikologis, namun banyak responden yang memiliki IMT 23 atau lebih yang berarti kebanyakan reponden memiliki status gizi kelebihan berat badan tingkat ringan maupun berat.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi
Frequency
Percent
Normal
3
27.3
Gemuk
2
18.2
Obesitas
6
54.5
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan table 4 kebanyakan responden memiliki status gizi obesitas
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Risiko
Risiko
Frequency
Percent
>11 Normal
9
81.8
<11 Berisiko
2
18.2
TOTAL
11
100.0
Berdasarkan tabel 5 kebanyakan responden tidak berisiko
PEMBAHASAN
Dari 11 responden lansia yang kami skrining di Puskesmas Girimaya kebanyakan berjenis kelamin perempuan karena perempuan cenderung lebih mementingkan kesehatan dan cepat mengambil tindakan
ketika mulai merasakan gejala-gejala yang timbul, sementara laki-laki cenderung menganggap sepele gejala penyakit yang timbul karena malas pergi ke rumah sakit. Dari kuesioner metode MNA, kebanyakan responden tidak mengalami penurunan asupan makan karena mereka tinggal bersama anak-anaknya sehingga asupan makan mereka lebih terkontrol dan tidak mengalami penurunan berat badan yang menyebabkan banyaknya lansia memiliki IMT lebih dari 23 dan status gizinya obesitas, dikarenakan hal ini resiko malnutrisi lebih kecil yaitu hanya 2 orang responden. Semua lansia masih aktif beraktivitas serta membiasakan diri untuk melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci serta ada juga responden yang melakukan berbagai aktivitas diluar rumah sehingga daya ingat para lansia masih tinggi.
3.4 KENDALA SELAMA PENGAMBILAN DATA
Dalam setiap kegiatan pasti memiliki beragam kendala sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan dan membuat proses pengambilan data menjadi terhambat. Kendala terjadi karena beberapa hal yaitu kendala sebelum proses pengambilan data dan selama pengambikan data. 1. Kendala sebelum proses pengambilan data
Waktu pengambilan data yang sempit karena hanya memanfaatkan waktu luang di selasela jadwal kuliah.
Ada teman – teman yang jarak tempat tinggalnya jauh dengan tempat pengambilan data yaitu Puskesmas Girimaya sehingga waktunya tidak efisien dan memperlambat pada saat pengambilan data.
Karena cuaca yang tidak mendukung sehingga menghambat perjalanan menuju tempat pengambilan data.
2. Kendala selama proses pengambilan data
Orang tua anak yang di skrining tidak mau didokumentasikan.
Pada saat proses skrining ada pasien yang pendengarannya terganggu sehingga memperlambat proses skrining.
Ada pasien yang tidak mau dilakukan skrining.
Ada pasien yang mengisi data skrining sendiri.
Ada pasien yang tidak mau melakukan pengukuran.karena pasien yang bersangkutan telah melakukan pengukuran sebelumnya.
Banyak orang tua yang tidak mengetahui data anaknya sendiri.
Sepinya pasien di puskesmas karena tidak setiap hari ada kegiatan posyandu.
Susahnya mencari pasien anak dan lansia karena kebanyakan pasien yang datang itu pasien dewasa.
Banyak pasien yang kurang tau dan tidak menjawab dengan serius setiap pertanyaan yang diajukan.
3.5 PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT
Selama proses pengambilan data di Puskesmas Girimaya kami mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pembelajaran disana karena ini merupakan kali pertama kami melakukan skrining gizi di puskesmas karena sebelumnya kami hanya melakukan skrining dengan mendatangi ke rumah-rumah warga. Perbedaan tempat pengambilan data sendiri memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menciptakan pengalaman dan pembelajaran bagi kami. a) Pengalaman yang didapat selama pengambilan data -
Merupakan pengalaman yang berkesan karena dapat bertemu dan berinteraksi langsung dengan pasien.
-
Ada pasien yang memiliki masalah pendengaran sehingga kita harus sabar dalam bertanya
-
Sangat senang karena dapat turun langsung kelapangan dan memberikan gambaran bagaimana cara kerja di puskesmas sebagi contoh untuk bekerja suatu saat nanti.
-
Berbagai sifat pasien yang kami temui saat melakukan skrining seperti pasien yang cerewet,pasien yang kabur saat hendak di skrining,pasien yang cuek , dan masih banyak lagi sifat-sifat pasien yang kami temue sehingga harus bersabar dalam menghadapinya.
-
Namun para pihak puskesmas yang baik dan ramah dalam menerima kami membuat kami senang dan bersemangat dalam pengambilan data.
-
Karena dukungan dari teman-teman yang lain dan kebersamaan yang kami bentuk mempermudah dalam proses pengambilan data
-
Mendengar keluh kesah mereka mempunyai rasa tersendiri dalam benak masing – maisng dari kami.
b) Pembelajaran yang didapat selama pengambilan data -
Dapat lebih bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
-
Sebagai seorang tenaga kesehatan harus peduli terhadap kondisi pasien
-
Tidak boleh mengeluh menghadapi pasien yang sifatnya beraneka ragam sebagai tanggung jawab kita sebagai tenaga kesehatan.
-
Dapat melatih kesabaran karena dalam pengambilan data kita bertemu dan berinteraksi dengan berbagai orang dengan karakteristik dan kondisi yang berbeda beda.
-
Membentuk karakter menjadi seseorang yang pantang menyerah dan terus berusaha dalam mencapai tujuan.
-
Sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama akan menjadi lebih mudah.
-
Kekompakan adalah kunci keberhasilan dalam kelompok
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Skrining gizi merupakan metode yang sangat membantu untuk mencegah peningkatan angka malnutrisi. Karena untuk mengenali kejadian malnutrisi, perlu dilakukan skrining gizi. Skrining gizi membutuhkan instrument yang bersifat cepat, sederhana dan akurat untuk mengidentifikasi pasien dengan kemungkinan malnutrisi.
STRONGkids merupakan salah satu metode yang digunakan untuk skrining pada anak karena metode ini valid, reliable, mudah digunakan dan cepat dengan median waktu hanya 3 menit. Pelaksanaan skrining gizi yang dilakukan di Puskesmas Girimaya, dengan melibatkan 11 responden pada masing-masing metode dan didapatkan hasil pada metode STRONGkids bahwa dari 11 responden terdapat satu orang yang berisiko (9.1%) , 7 orang berisiko sedang (63,6%) dan 3 orang berisiko rendah (27,3%).
MST (Malnutrition Screening Tools) merupakan salah satu metode skrining pada dewasa karena MST lebih efisien, pertanyaan pada form lebih sederhana dan tidak tergantung pada nilai antropometri dan laboratorium. dengan menggunakan metode MST (Malnutrition Screening Tools) didapatkan hasil bahwa dari 11 responden terdapat 3 orang berisiko (27,3%) dan 8 orang tidak berisiko/normal (72,7%).
Untuk lansia, metode yang digunakan yaitu MNA (Mini Nutritional Assessment) karena MNA cukup sederhana, lengkap dalam menilai faktor-faktor yang mungkin berperan pada status nutrisi, dan validitasnya sudah banyak di uji di berbagai Negara dan pada berbagai kondisi. Dengan menggunakan metode MNA (Mini Nutritional Assessment) didapatkan hasil bahwa dari 11 responden terdapat 2 orang berisiko (18,2%) dan 9 orang tidak berisiko/normal (81,8%).
Selama proses pengambilan data, terdapat berbagai hambatan yang terjadi sehingga menghambat proses pengambilan data. Namun, selain hambatan banyak pengalaman serta pembelajaran yang kami dapatkan salah satunya harus bisa lebih menghargai waktu dan melatih solidaritas dalam sebuah team, karena kekompakan merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah team.
4.2 SARAN Melihat pentingnya kesehatan dalam masyarakat membuat kami melakukan skrining gizi di Puskesmas Girimaya untuk melihat besaran risiko malnutrisi di lingkungan Puskesmas Girimaya. Hasil yang kami dapatkan semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Puskesmas dalam menentukan kondisi kesehatan masyarakat. Dengan kekurangan alat di Puskesmas Girimaya, bisa di atasi dengan alat-alat yang mudah di dapa tcontohnya meteran bisa digunakan untuk mengukur tinggi lutut jika tidak ada knee caliper, diharapkan petugas bisa lebih kreatif dalam memanfaatkan alat-alat yang ada di Puskesmas. Dan terima kasih untuk pihak Puskesmas karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan skrining di Puskesmas Girimaya.
DAFTAR PUSTAKA
BAPEN ( British Association of Parental and Enteral Nutrition ).2006. Adapted with permission from Malnutrition Advisory group : Malnutrition Screening Tool Correia, M.I.T dan Campos,A. CL. 2003 b.”Prevalence of Hospital Malnutrition In latin America: the Multicenter ELAN study”. Nutrition; 19(10): 823-5. Kondrup, J., Allison, S.P., Elia, M., Vellas, B., Plauth, M. 2003. “ESPEN Guidelines For Nutrition Screening 2002”. Clin Nutr; 22(4): 415-421 Kruizenga, H.M., Seidell, J.C., De Vet, H.C., Wierdsma, N.J., Schueren, M.A.E. 2005b. “Development and Validation of a hospital Screening Tool for Malnutrition: The short Nutritional Assesment Questionairre (SNAQ)”. Clin Nutr; 24(1): 75-82 Pirlich, M., Schutz, T., Norman, K., Gastell, S., Lubke, H.J., Bis Choff, S.C.2006.”The German Hospital Malnutrition Study”. Clean Nutr; 25(4): 563-72. Susetyowati. 2017. “Penerapan Skrinning Gizi di Rumah Sakit”.Yogyakarta : Gajah Mada University Press Venrooij, L. M., Vos, R., Hoelen, A.M., Kruizenga, H.M., Schuitema, C.S., Mol,B. A. 2007. “Quick -andEasy Nutritional Screening Tools To Detect Desease-Related Under Nutrition In Hospital in-and outpatient settings: a systematic review of sensitivity and Specipicity”.e-SPEN, the European eJurnal of clinical nutrition and metabolism., 2: 21-31. Weeks, C.E., Elia, M, Emery, P.W. 2004. “the Development, Validation and Reliability of a Nutrition Screening Tool Based on the Recommendations of the British Association for Parental and Enteral Nutrition (BAPEN)”. Clin Nutr; 23(5): 1104-12 Young AM et al., 2013, malnutrition screening tools: Comparison against two validated nutrition assessment methods in older medical inpatients, nutrition: 29 (2013)101-106
DOKUMENTASI
LANSIA
Nama :DettiSartika
Nama : Dettisartika
Nama : Syahtilatifah
Nama Pasien :Metti
Nama pasien : Metti
Nama pasien Merliyani Djapar
Nama :Syahtilatifah Nama pasien : Merliyani Djapar
Nama : KintanKirani Nama Pasien : Bustim Hirwan
Nama : KintanKirani Nama Pasien : Bustim Hirwan
Nama : Sisi Ulandari Nama Pasien : Tjoe Kim lan
Nama : Sisi Ulandari
Nama : Dian Gebryana
Nama Pasien : Tjoe Kim lan Nama Pasien : Bong Mie Fan
Nama : Dian Gebryana
Nama : Ita Erika
Nama Pasien : Bong Mie Fan
Nama Pasien : Tyen Kim Lian
Nama : Ita Erika Nama Pasien : Tyen Kim Lian
Nama : Marta Sella
Nama : Marta Sella
Nama : NirwanaRahmatullah
Nama Pasien : Karsadi
Nama Pasien : Karsadi
Nama Pasien : Thjin Kim Thjan
Nama : Nirwana Rahmatullah
Nama : Fiona Fiorentina
Nama : Fiona Fiorentina
Nama Pasien : Thjin Kim Thjan
Nama Pasien : Asmarta
Nama Pasien : Asmarta
Nama : Sri Anggraini
Nama : Sri Anggraini
Nama : Anugrah Falendy
Nama Pasien : Sri wani
Nama Pasien : Sri wani
Nama Pasien : Darma Talisia
Nama : Anugrah Falendy Nama Pasien : Darma Talisia
Form MNA
ANAK-ANAK
Nama : Syahti Latifah
Nama : Syahti Latifah
Nama : Nirwana Rahmatullah
Nama Pasien : M. Ibnu Hibatullah
Nama Pasien : M. Ibnu
Nama Pasien : Syarif
Nama : Nirwana Rahmatullah
Nama : Sri Anggraini
Nama : Sri Anggraini
Nama Pasien :Syarif
Nama Pasien : Gali Dwi P.
Nama Pasien : Gali Dwi P.
Nama : Kintan KIrani
Nama : Kintan kirani
Nama : Marta Sella
Nama Pasien :Nuraini
Nama Pasien : Nuiraini
NamaPasien : Ameera
Nama : Marta Sella
Nama : Sisi Ulandari
Nama : SisiUlandari
Nama Pasien : Ameera
Namapasien : Hairul Hazzam
Nama pasien : Hairul Hazzam
Nama : Detti sartika
Nama : Detti sartika
Nama : Dian Gebryana
Nama Pasien : Gazia Deswita
Nama Pasien : Gazia Deswita
Nama pasien : Ratu Asyfa
Nama : Anugrah Falendy
Nama : Ita Erika
Nama Pasien : Noval
Nama Pasien : Inayah
Form STRONGkids
DEWASA
Nama : syahti latifah
Nama : syahti latifah
Nama : Nirwana
Nama pasien: lugas
nama pasien : lugas
Nama pasien : Nani
nama : Nirwana Nama psien :Nani
Nama : kintan kirani Nama pasien : Anis
Nama : kintan kirani Nama pasien : Anis
Nama : sri anggraini
Nama : sri anggraini
Nama : Fiona fiorentina
Nama pasien : Fili
Nama pasien : Fili
Nama pasien : yulianti
Nama : Fiona fiorentina
Nama : Dian gebryana
Nama : Sisi ulandari
Nama pasien : yulianti
Nama pasien : Sulima
Nama pasien : farida
Nama : sisi ulandari
Nama : Anugrah falendy
Nama : Detti sartika
Nama pasien : farida
Nama pasien : Suni
Nama pasien : Nia lestari
FORM MST
APLIKASI WHO ANTHRO Weight For Age
Novita Sari, z score = -0, 94
(BB/U)
Hairul Hazam, z score = -0,09 Berdasarkan grafik diatas, Novita Sari memiliki status gizi baik.
Berdasarkan grafik diatas, hairul azam memiliki
Inayah, z score = -0,81
status gizi baik.
Gaziah Deswita, z score = 0,93 Berdasarkan grafik diatas, Inayah memiliki status gizi baik.
Berdasarkan grafik diatas, Gaziah Deswita
Galiawi Permana, z score = 0,37
memiliki status gizi baik.
Muhammad Ibnu Hibatullah, z score = -1,05 Berdasarkan grafik diatas, Galiawi Permana memiliki status gizi baik.
Ameera, z score = -1,81 Berdasarkan grafik diatas, Muhammad Ibnu Hibatullah memiliki status gizi baik.
Berdasarkan grafik diatas, Ameera memiliki status gizi baik.