SATUAN ACARA PENYULUHAN PERILAKU KEKERASAN
Pokok Bahasan
: Gangguan Sistem Neurobehaviour
Sub Po Pokok Ba Bahasan
: Pe Perilaku Ke Kekerasan
Sasaran
: Pasien dan keluarga yang mengalami perilaku kekerasan
Hari/Tanggal
: Selasa, 7 Mei 2013
Waktu
: 30menit
Tempat
: RSJP Bangli
I. LATAR BELAKANG
Keperaw Keperawata atan n jiwa merupak merupakan an bentuk bentuk pelayan pelayanan an profesi profesiona onall yang yang didasark didasarkan an pada pada ilmu kepera keperawata watan n jiwa bentuk bentuk pelayan pelayanan an Bio-Psi Bio-Psiko-S ko-Sosi osiooSpritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam dalam keadaan keadaan sakit maupun maupun sehat. sehat. Bentuk Bentuk Asuhan Asuhan keperaw keperawatan atan jiwa melup meluputi uti pence pencega gaha han n primer primer adala adalah h pend pendidi idika kan n kese kesehat hatan an,, pengu penguba bahan han lingkungan dan dukungan sistem sosial. Keluarg Keluarga a sebaga sebagaii orang orang terdeka terdekatt dengan dengan klien klien merupaka merupakan n sistem sistem pendukun pendukung g utama utama dalam dalam memberik memberikan an pelayana pelayanan n langsun langsung g pada pada saat saat klien klien berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka maka kelua keluarga rga perlu perlu mempu mempunya nyaii pemah pemaham aman an menge mengenai nai cara cara pera perawa watan tan anggo anggota ta kelua keluarg rga a yang yang menga mengalam lamii gang ganggu guan an jiwa. jiwa. Salah Salah satu satu upaya upaya yang yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.
II. TUJUAN UMUM
Setelah Setelah mengiku mengikuti ti kegiata kegiatan n penyulu penyuluhan han diharap diharapkan kan klien klien dan keluarga keluarga dapat memahami informasi yang diberikan dalam penyuluhan dan dapat berguna dalam kehidupan sehari hari.
Sekolah Tiinggi Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit klien & keluarga mampu: 1. Menyebutkan definisi (pengertian) dari Perilaku Kekerasan 2. Menyebutkan penyebab dari Perilaku Kekerasan 3. Menyebutkan rentang respon marah dari Perilaku Kekerasan 4. Menyebutkan tanda dan gejala dari Perilaku Kekerasan 5. Menyebutkan akibat dari Perilaku Kekerasan 6. Menyebutkan hal-hal yang dapat di lakukan keluarga yang mempunyai keluarga Perilaku Kekerasan 7. Menyebutkan peran keluarga dalam penanganan Perilaku Kekerasan
IV. METODE
Ceramah, diskusi/tanya jawab
V. MEDIA
Leaflet, Laptop, LCD
VI. PENGORGANISASIAN
1. Fasilitator
: - Karma Ardyasa - Ery Suarbawa - Desy Pariani - Mayun Sutrawan
2. Penyaji
: Yogi Aristana
3. Moderator
: Vinny Wandani
4. Notulen
: Trilita Aminita
5. Observer
: Santi Desiant i
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
VII. ISI MATERI (materi lengkap terlampir)
a. Definisi (pengertian) Perilaku Kekerasan b. Penyebab Perilaku Kekerasan c. Rentang respon marah Perilaku Kekerasan d. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan e. Akibat Perilaku Kekerasan f. Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga yang mempunyai Perilaku Kekerasan g. Peran keluargadalam penanganan Perilaku Kekerasan
VIII. PROSES PELAKSANAAN
No Kegiatan
Respon
Waktu
Pasien/Keluarga 1
2
Pendahuluan a. Memberi salam
Menjawab salam
5 menit
b. Menyampaikan pokok bahasan
Menyimak
c. Menyampaikan tujuan
Menyimak
d. Melakukan apersepsi Isi
Memberikan feedback
Penyampaian materi tentang:
15 menit
a) Definisi Perilaku Kekerasan
Memperhatikan
b)
Penyebab Perilaku Kekerasan
meniyimak
c)
Rentang respon marah Perilaku
Memperhatikan
Kekerasan d)
Tanda
dan
Gejala
Perilaku
Memperhatikan
&
meniyimak
e)
Akibat Perilaku Kekerasan
Memperhatikan
f)
Hal- hal y ang dapat dilakukan
meniyimak
keluarga yang mempunyai Perilaku
Memperhatikan
Kekerasan
meniyimak
Peran
&
meniyimak
Kekerasan
g)
&
keluargadalam
penanganan Perilaku Kekerasan
Memperhatikan
&
&
&
meniyimak Memperhatikan
&
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
meniyimak 3
Penutup
10 menit
a. Diskusi: 1) Memberikan kesempatan pada peserta
penyuluhan
untuk
1) Menanyakan
hal
yang belum jelas
bertanya 2) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
yang
berkaitan dengan materi yang
2) Memperhatikan jawaban penyuluh 3) Menjawab pertanyaan
belum jelas 3) Memberikan pertanyaan kepada
yang
ditujukan.
audience, mengenai: a) Definisi Perilaku Kekerasan b) Penyebab
Perilaku
Kekerasan c) Rentang
respon
marah
Perilaku Kekerasan d) Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan e) Akibat Perilaku Kekerasan f) Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga
yang
mempunyai
Perilaku Kekerasan g) Peran
keluargadalam
penanganan
Perilaku
Kekerasan b. Kesimpulan hasil diskusi c. Evaluasi diskusi Memberikan informed concert pada
Memperhatikan &
audience.
Menyimak
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
d. Memberikan salam penutup
Menjawab salam IX. SETTING TEMPAT
Duduk menghadap penyaji M= Vinny Wandani
P= Yogi Aristana N= Trilita Aminita
LAPTOP
LCD
F=Mayun Sutrawan
PESERTA
PESERTA
PESERTA
F= Ery Suarbawa
F=Karma Ardyasa
PESERTA
PESERTA
F= Desy Pariani
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
PESERTA
O=Santi Desianti
PESERTA
PESERTA
X. EVALUASI
1. Struktur Kegiatan berlangsung dengan baik sesuai jadwal yang telah ditentukan,
tempat
pelaksana
tersusun
rapi
dan
bersih,
proses
penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Pelaksana terdiri dari moderator, penyaji, fasilitator, observer dan notulen.
2. Proses Diharapkan kehadiran peserta penyuluhan 100%. Diharapkan keantusiasan peserta mendengarkan dan memahami KIE Perilaku Kekerasan mencapai
75% terlihat dari keaktifan bertanya dan dapat
menyimpulkan penyakit hipertensi tersebut. Kegitan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai jadwal
3. Hasil Kehadiran peserta penyuluhan yakni 70%, terdiri dari keluarga pasien dan pasien itu sendiri. Pasien dan keluarga pasien
telah
memahami tentangPerilaku Kekerasan, terlihat dari mereka aktif dalam menyimpulkan hasil dari penyuluhan yang telah dilakukan. Kegitan dilakukan pada pukul 14.30 dan berlangsung ± 30 menit.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
XI. REFERENSI: - Anonim. 2011. Cegah dan hindari kekerasan, diakses tanggal 2 Mei 2013.
Jam 14.30 dari http://www.orangtua.org/cegahdanhidarikekerasan=804 -
Dadang Hawari. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia. FKUI: Jakarta.
-
Keliat Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi I. Jakarta : EGC
-
Keliat Budi Ana.1999. Gangguan Konsep Diri . Edisi I. Jakarta : EGC
-
Stuart GW, Sundeen.1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby Year Book
-
WF Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta :EGC
-
Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
LAMPIRAN MATERI PERILAKU KEKERASAN
1. DEFINISI PERILAKU KEKERASAN
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini perilaku kekerasaan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasaan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku kekerasaan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasaan terdahulu (riwayat perilaku kekerasaan). (Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010, 126) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang, diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau seksualitas (Nanda, 2005).
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk
melukai
seseorang
secara fisik
maupun psikologis
(Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000).
2. PENYEBAB PERILAKU KEKERASAN
Menurut Stearen, kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan terbagi atas faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu : 1) Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiayaan atau saksi penganiayaan
juga
berpengaruh.
Sesorang
yang
mengalami
hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya maka dia menghadapinya dengan kekerasan. 2) Perilaku Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya. Sehingga Kebutuhan akan status dan prestise juga mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan kekerasan 3) Sosial budaya Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive). 4) Bioneurologis Banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan . b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan. Hilangnya harga diri juga berpengaruh pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
3.
RENTANG RESPON MARAH
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk. Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997, hal 6). a. Assertif
Mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. b. Frustasi
Respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan yang tidak realistis. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat
dari
ancaman
tersebut
dapat
menimbulkan
kemarahan. c. Pasif
Respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami. d. Agresif
Perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain. Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang masih terkontrol.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
e. Mengamuk
Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Tindakan destruktif dan bermusuhan yang kuat dan tidak terkontrol.
4. TANDA DAN GEJALA PERILAKU KEKERASAN
Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut: a.
Fisik
1) Muka merah dan tegang 2) Mata melotot/ pandangan tajam 3) Tangan mengepal 4) Rahang mengatup 5) Postur tubuh kaku 6) Jalan mondar-mandir b.
Verbal 1) Bicara kasar 2) Suara tinggi, membentak atau berteriak 3) Mengancam secara verbal atau fisik 4) Mengumpat dengan kata-kata kotor 5) Suara keras 6) Ketus
c.
d.
Perilaku
1)
Melempar atau memukul benda/orang lain
2)
Menyerang orang lain
3)
Melukai diri sendiri/orang lain
4)
Merusak lingkungan
5)
Amuk/agresif Emosi
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel, tidak
berdaya,
bermusuhan,
mengamuk,
ingin
berkelahi,
menyalahkan dan menuntut. e.
Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme. f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar. g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran. h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual. 5.
AKIBAT PERILAKU KEKERASAN
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi
dirinya,
orang
lain
maupun
lingkungannya,
seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
6. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI PERILAKU KEKERASAN a. Mengadakan kegiatan bermanfaat yang dapat menampung potensi dan
minat bakat anggota keluarga yang mengalami risiko perilaku kekerasan sehingga diharapkan dapat meminimalisir kejadian perilaku kekerasan. b. Bekerja sama dengan pihak yang berhubungan dekat dengan pihak-pihak
terkait contohnya badan konseling, RT, atau RW dalam membantu menyelesaiakan konflik sebelum terjadi tindakan kekerasan. c. Mengadakan kontrol khusus dengan perawat / dokter yang dapat
membahas dan melaporkan perkembangan anggota keluarga yang mengalami risiko pelaku kekerasan terutama dari segi kejiwaan antara pengajar dengan pihak keluarga terutama orangtua.
7.
PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN PERILAKU KEKERASAN
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
a.
Mencegah terjadinya perilaku amuk :
1) Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif antar anggota keluarga 2) Saling memberi dukungan secara moril apabila ada anggota keluarga yang berada dalam kesulitan 3) Saling menghargai pendapat dan pola pikir 4) Menjalin keterbukaan 5) Saling memaafkan apabila melakukan kesalahan 6) Menyadari setiap kekurangan diri dan orang lain dan berusaha memperbaiki kekurangan tersebut 7) Apabila terjadi konflik sebaiknya keluarga memberi kesempatan pada anggota keluarga untuk mengugkapkan perasaannya untuk membantu kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif. 8) Keluarga dapat mengevaluasi sejauh mana keteraturan minum obat anggota dengan risiko pelaku kekerasan dan mendiskusikan tentang pentingnya minum obat dalam mempercepat penyembuhan. 9) Keluarga dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih di rumah sakit. 10)Keluarga memberi pujian atas keberhasilan klien untu mengendalikan marah. 11)Keluarga memberikan dukungan selama masa pengobatan anggota keluarga risiko pelaku kekerasan. 12)keluarga menyiapkan lingkungan di rumah agar meminimalisir kesempatan melakukan perilaku kekerasan
b.
Mengontrol Perilaku Kekerasaan dengan mengajarkan klien :
1)
Menarik nafas dalam
2)
Memukul-mukul bantal
3)
Bila ada sesuatu yang tidak disukai anjurkan klien mengucapkan apa yang tidak disukai klien
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
4)
Melakukan kegiatan keagamaan seperti berwudhu’ dan shalat
5)
Mendampingi klien dalam minum obat secara teratur.
c.
Bila Klien dalam PK
Meminta
bantuan
petugas
terkait
dan
terdekat untuk
membantu
membawa klien ke rumah sakit jiwa terdekat. Sebelum dibawa usahakan dan utamakan keselamatan diri klien dan penolong.
DIALOG SATUAN ACARA PENYULUHAN : PERILAKU KEKERASAN
Moderator
: selamat pagi, bapak ibu.
Peserta
: selamat pagi
Moderator
: perkenalkan kami dari STIKES WIRA MEDIKA. Saya Vinny sebagai moderator dan teman saya Yogi Arisana sebagai penyaji dan
Ery,
Karma,
Ita,
Mayun
sebagi
fasilitator.
Sesuai
pemberithuan kami kemarin, kami akan melakukan penyuluhan degan topic Prilaku kekerasan dimana tujuannya agar bapak-ibuk mengetahui
apa
itu
prilakukekerasan
dan
bagaimana
pencegahannya. Penyuluhan ini akan dilakukan selama 30meit dengan pembagian acara penyampaian materi selama 15 menit dan sesi tana jawaba selama 10 menit. Nanti kalau dipertengahan
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
penyajian materi saya bilang ibu-ibu maka ibu-ibu jawab Yes Yes Yes dan ketika saya bilang bapak-bapak maka para bapak jawab Jos Jos, Jos. Megerti bapak-ibu semua?? Ok, sebelumnya disisni ada yang tahu tentang prilaku kekerasan? Peserta 1
: tidak tahu
Peserta 2
: prilaku kekerasan adalah prilaku kasar yang mengakibatkan adanya luka seperti tampara, memukul dan tendangan kepada orang lain
Moderator
: ya tanggapan bapak benar tepuk tangan… Untuk lebih jelasnya kita berika waktu ke penyaji untuk menjelaskan lebh lanjut mengenai prilaku kekerasan. Waktu dan tempat saya persilakan kepada penyaji.
Penyaji
: terimakasih kepada moderator. (penyajian materi oleh penyaji 15 menit )
Penyaji
: baik materi telah selesai di sampaikan sekarang waktu dan tempat saya kembalikan kepada moderator
moderator
: baik beri tepuk tangan dulu kepada penyaji atas penyajiannya. Selanjutnya akan di berikan kesempatan pada bapak atau ibu yang ingin bertanya. Silakan bertanya, saya cari tiga orang penanya
moderator
: baik , setelah bapak dan ibu bertanya,sekarang giliran kami bertanya pada bapak dan ibu mengenai materi yang telah kami sampaikan, ini bertujuan untuk mengetahui apa bapak dan ibu sudah mengerti tentang materi yang kami sajikan.bapak dan ibu ada yang bisa memberikan penjelasan dari pengertian perilaku kekerasan.
Peserta 1
: ……………………..
Peserta 2
:………………………
Moderator
: ya jawabannya sangat bagus. Terima kasih. Sekarang siapa yang bisa menyebutkan apa saja akibat dari perilaku kekerasan.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan
Peserta 3
: ………………………….
Moderator
: ya jawabannya sangat bagus, terima kasih. Saya mau bertanya lagi, apa saja pencegahan dari perilaku kekerasan?
Peserta 4
:……………………………………..
Moderator
: baik terima kasih atas jawabannya, dan jawaban anda sangat memuaskan. Baik penyuluhan kami sudah selesai. Sekarang bapak dan ibu sudah lebih mengerti kan tentang perilaku kekerasan khususnya cara pencegahannya karena itu sangat penting. Baik saya ucapkan terima kasih dan saya tutup penyuluhan ini dengan paramashanti “om santih santih santih om”
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali
Program Studi Ilmu Keperawatan