TOPIK TERAPI KOGNITIF & TERAPI PENDENGARAN A. TUJUAN 1.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia makin meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan social 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia mampu : a. Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan. b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan. c. Melatih ketajaman pendengaran.
B. LATAR BELAKANG Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PANTI WERDA ADEM AYEM (Wisma adem, wisma sejuk, wisma seger, dan wisma tentrem) klien kelolaan didapatkan 50% mempunyai masalah utama Penurunan pendengaran dan kognitif. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif dan terapi pendengaran.
C. LANDASAN TEORI Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi t erapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat t empat kerja dan seting lainnya. Istilah kognitif mulai mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli th 1960an. Pengertian kognisi, kognisi, meliputi aspek- aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui
sesuatu.
Menurut chaplin, kognisi memiliki pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati
yang
telah
mengakibatkan
individu
memperoleh
pengertian.
Kognitif menurut piaget, perkembangan kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya.
Pengertian Pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia. Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan kehidupan pribadi dan sosial. Orang yang mengalami masalah kehilangan pendengaran biasa dikenal
dengan
istilah
tuna
rungu.
Tuna rungu adalah kerusakan atau kelainan pendengaran yang menyebabkan seseorang tidak dapat mendengar atau daya pendengarannya berkurang. KRITERIA KLIEN 1. diare,thypoid
dan
lain-lain)
Klien yang cukup kooperatif. 2. Klien
yang
3. Klien
mengerti
dengan
gangguan
bahasa kognitif
Indonesia.
dan
pendengaran.
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit
fisik
tertentu
seperti
E. PROSES
SELEKSI
1. Berdasarkan
kriteria
klien
yang
telah
ditetapkan
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan
3. Melakukan kontrak dilaksanakan
dengan klien untuk mengikuti serta
aktifitas
yang akan
menanyakan
kesediaannya
4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan F. URAIAN
STRUKTUR
1. Hari /Tanggal
:
KELOMPOK
Kamis,
2. Tempat
:
Di
3. Waktu
:
09.00
02
Februari
2012
Graha
adem
ayem
s/d
10.00
WIB
4. Lama - Pembukaan - Menjelaskan - Menjelaskan - Pelaksanaan - Pemberian
Kegiatan dan
Perkenalan
tujuan
TAK
aturan
(
main
5
TAK
TAK reincerforment
(5
(
menit) menit 5
(30 (
5
) menit) menit)
menit
)
- Evaluasi
(5
menit
)
- Penutup
(5
menit
)
5. Jumlah peserta 6. Perilaku
:
15
yang
diharapkan
orang
dari
kelompok
klien
a. Klien dapat mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan yang diberikan. b. Klien dapat berkonsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan. c. Klien
dapat
melatih
ketajaman
pendengarannya.
d. Klien dapat membina kekompakkan kelompok selama kegiatan berlangsung e. Klien
tidak
meninggalkan
kelompok
pada
saat
kegiatan.
G. PENGORGANISASIAN Leader
:
Co-Leader
:
Fasilitator
:
Observer
:
Dokumentator
:
H. METODE
DAN
Metode
:
Alat dan Media
:
MEDIA
ceramah, pengeras
I. URAIAN
permainan
suara,
spidol,
PEMBAGIAN
kertas TUGAS
1. Leader a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan
dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya c. Mampu
memimpin
d. Menetralisir
bila
terapi ada
aktifitas
kelompok
masalah
yang
dengan
timbul
e. Menjelaskan
baik dalam
dan
tertib
kelompok permainan
2. Co-Leader a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien b. Mengingatkan
3. Fasilitator
leader
jika
kegiatan
menyimpang
a. Memfasilitasi b. Berperan
klien sebagai
yang
role
play
bagi
kurang klien
aktif
selama
kegiatan
4. Observer a. Mengobservasi
jalannya
proses
kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
J. PROSES PELAKSANAAN 1. Perkenalan dan pengarahan a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut) b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti aktifitas kelompok terapi kognitif dan terapi pendengaran. 2. Pembukaan a. Leader
memperkenalkan
diri
dengan
menyebutkan
nama,
b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktivitas dan membuat kontrak waktu dengan
klien
dan
lamanya
kegiatan
berlangsung
c. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien
mengikuti
kegiatan
dari
awal
sampai
akhir
3. Permainan Setelah leader menjelaskan peraturan kegiatan, fasilitator membagikan kertas bergambar untuk pembagian kelompok. Pembagian kelompok dibagi berdasarkan perolehan
gambar
yang
sama
dari
klien.
Setelah terbentuk kelompok, fasilitator menunjukkan gambar dan menyebutkan objek yang ada pada gambar kepada klien untuk dibisikkan ke klien yang ada dibelakangnya dan begitu seterusnya sampai pada klien dibaris paling akhir. Kemudian klien yang paling akhir menyebutkan dan menggambarkan apa yang disampaikan
dari
klien
pada
baris
pertama
kepada
fasilitator.
4. Evaluasi a. Klien b. Klien
dapat
mengikuti aktif
jalanya saat
kegiatan kegiatan
dengan
baik
berlangsung
c. Klien
aktif
dalam
permainan
5. Penutup a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti
kegiatan
b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti kegiatan K. ANTISIPASI
MASALAH
1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan
motivasi
oleh
fasilitator
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti
kegiatan
3. Klien lain yang ingin mengikuti kegiatan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut
bahwa
akan
ada
waktu
khusus
untuk
mereka
L. DENAH
RUANG
Keterangan =
Leader
=
Co
=
Peserta
:
Leader
= =
Fasilitator
Observer
M. KRITERIA
EVALUASI
1. Evaluasi
Input
a. Tim berjumlah orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 6 fasilitator dan 3 observer. b. Lingkungan c. Peralatan
memiliki pengeras
syarat suara
luas
dan
berfungsi
sirkulasi
baik
dengan
baik
2. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok kognitif dan pendengaran 3. Evaluasi
Proses
a. Leader
menjelaskan
b. Fasilitator
aturan
menempatkan
jalanya diri
di
kegiatan
dengan
tengah-tengah
jelas klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannnya
kegiatan
d. 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai. 4. Evaluasi
Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok terapi kognitif dan pendengaran dengan 15 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai. c.
70%
klien
dapat
meningkatkan
pendengaran
dan
kognitifnya.
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti
kegiatan
dari
awal
sampai
selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat/klien lain)