Nama
: Nur Amanda Sari
NIM
: A31114006
Tugas Tugas
: RMK Metodologi Metodologi Penelitian Penelitian Akuntansi Akuntansi
“MN!IN"KAP KS#ARIAN M$A$%I TN&MT&'&$&"I( A. Pendekatan Pendekatan untuk Mempelaja Mempelajari ri Keseharian Keseharian Etnometod Etnometodologi ologi adalah metodologi metodologi yang sekuler, sekuler, karena kebenaran induktif induktif semata menjadi kebenaran pengetahuan. Jika anda adalah seorang etnometodologis yang sedang sedang memaham memahamii keseha keseharian rian LGBT LGBT (Lesbi (Lesbian, an, Gay, Gay, Biseks Biseksual ual,, dan Trans Transgen gender der), ), misalnya maka anda menganggap baha keberadaan LGBT itu semua benar, hanya perlu dipahami dan tidak perlu dikritisi atau benahi. Jika anda seorang etnometodologis sejati, anda tidak akan boleh menyalahkan perilaku para penganut LGBT melalui ahyu Tuhan. !ebenaran ilmu hanya berbasis kebenaran empiris. "da beberapa kata kun#i yang harus ditelaah di sini untuk dapat membedakan bagaimana etnometodologi berbeda dengan etnografi. etnografi. •
$ert $ertama ama,, %ever everyd yday ay acti activi viti ties es” ” atau atau akti akti&i &ita tass keseh kesehari arian an.. Jadi Jadi foku fokuss studi studi etnometodologi adalah akti&itas yang bersifat rutin.
•
!ata kun#i kedua adalah %members’ %members’ method '. '. al ini merujuk merujuk pada pada anggot anggotaa kelo kelomp mpok ok,, buka bukan n indi indi&i &idu dual, al, serta serta #ara #ara merek merekaa dalam dalam mela melaku kuka kan n akti akti&i &ita tass keseharian. Jadi, peneliti tidak bolehg menentukan fokus pada indi&idu semata, nam namun haru haruss men# men#ar arii kete keterk rkai aita tan n indi indi&i &idu du deng dengan an kelo kelomp mpok okny nyaa saat saat ia melakukan akti&itas.
•
!eti !etiga ga adala adalah h %visibly yang visibly ration rational al and repo reporta rtable ble for practi practical cal purpo purposes ses'' yang merujuk pada pen#arian justifikasi rasional mengapa suatu akti&itas dilakukan.
•
!eempat, %a##ountable'. ah, kata ini yang sering mun#ul dalam berbagai tesis dan
disertasi
yang
mengklaim
menggunakan
etnometodologi
sebagai
%akuntabilitas' atau terjemahan kasarnya penanggungjaaban. *uatu akti&itas akan menjadi a##ount+able jika akti&itas tersebut dipahami sebagai akti&itas yang dialami dan dapat diobser&asi oleh seluruh anggota kelompok lalu direproduksi kembali akibat kesepakatan tersebut.
alam mempelajari aktii&itas keseharian yang disepakati bersama anggota kelompok Garfinkel (-/0) menetapkan tiga tahap analisis. Tahap Pertama: Analisis Indeksikalitas
alaman indeks biasanya akan memberikan daftar panjang berbagai tema se#ara alfabetis dan mengarahkan "nda pada halaman+halaman tertentu (tidak selalu pada satu halaman saja) di mana tema tersebut mun#ul dalam buku. Jika kemudian anda telusuri halamannya, anda akan menemukan penjelasan pada buku tersebut tergantung pada konteks apa yang dibi#arakan. alaman yang satu tidak selalu menjelaskan hal yang sama seperti pada halaman lain. 1nilah indeksikalitas. Etnometodologis memahami baha apa yang kita lakukan tidak mungkin lepas dengan lingkungan sekitar kita, atau dengan kata lain, kita membutuhkan persetujuan anggota kelompok kita untuk melakukan tndakan tertentu. $en#arian tema dilandasi dengan asumsi baha ungkapan atau utterence. sangat relatif pada sang pengungkap dan sangat dibatasi oleh aktu dan tempat. !egagalan untuk mengidentifikasi baha indeksikalitas bukanlah fakta yang objektif, namun subjektif pada ruang dan aktu, adalah kegagala dari sains positi&is (Garfinkel -/02/). Tahap Kedua: Analisis Refleksivitas *etelah peneliti mengamati dan menemukan ekspresi indeksikalitas, ia harus
mampu menelaah refleksi&itas dari ekspresi tersebut. 3efleksi&itas di sini sedikit berbeda dari refleksi&itas yang telah dibahas di Bab 11. 3efleksi&itas yang dimaksud adalah %uninteresting essential reflexivity of account ' (Garfinkel -/020). Etnometodologis harus men#ari tahu bagaimana indi&idu+indi&idu, dalam %ketidaktertarikan' mereka untuk membahas tindakan mereka, selalu melakukan studi tentang apa yang terjadi di sekitar mereka. Tugas etnometodologis adalah mengembalikan
ketertarikan informan untuk mendiskusikan alasan+alasan logis dan proses bagaimana ia melakukan pen#arian alasan+alasan tersebut. "rtinya jika peneliti menggunakan etnometodologi, pastikan dalam metode penelitian peneliti menjabarkan proses pen#arian sociological reasoning ini yang meliputi2 -. iri informan 4. !esadaran mendalam informan 5. !esepakatan kelompok informan Tahap Ketiga : Analisis Aksi Kontekstual
Tahap ketiga studi etnometodologi adalah menungkapkan akti&itas keseharian bersifat praktis yang dapat dikenali (recognizable) dan dapat dilaporkan (visible). 6ahkota penelitian etnometodologi adalah suatu penjelasan tentang keteraturan dan keterkaitan antara ekpresi indeksikalitas, rasionalisasi atas ekspresi indeksikalitas dan akhirnya berakhir berakhir pada sebuah aksi indeksikalitas. *ifat aksi yang dapat dikenali dan dapat dilaporkan inilah yang menjadi bentuk akuntabilitas. Jadi, akuntabilitas di etnometodologi tidak sama dengan konsep akuntabilitas atau pertanggungjaaban yang kita kenal di akuntansi. "ksi dalam etnometodologi selalu merujuk pada aksi organizationallydemonstrable atau aksi organi7ational akibat interaksi antar anggota kelompok8komunitas8organisasi. Gambar -.-
menjelaskan bagaimana
order
atau
keteraturan ini ter#apai. Gambar . Order antara ekspresi dan aksi indeksikalitas ! *kspresi Indeksikalitas )rganisasi
Aksi Indeksikalitas Rasionalisasi )rganisasi '$tudi Refleksivitas(
6erupakan tugas seorang etnometodologis untuk mengangkat ke permukaan aksi+ aksi pada lingkup aktu dan tempat tertentu dan membuatnya %terlihat'.
Tahap Keempat : Pen"ajian #ommon $ense Kno%ledge of $o&ial $tru&ture
Etnometodologi yang dilakukan dengan baik akan memberikan gambaran tentang indeks+indeks yang dilakukan dalam keseharian dan kesepakatan komunitas. $emahaman relasi indeks dan refleksi&itas akan mengungkap aksi indeksikalitas yang terbentuk, dan
bagaimana akti&itas dilakukan. "khirnya, pemahaman ini akan mengarah pada budaya umum atau common culture sebagai 2
+. Penjabaran *tnometodologi sebagai Riset Akuntansi "da suatu %kesalahan' umum dalam penajbaran metodologi yang sedemikian sering dilakukan sehingga tidak lagi dianggan sebagai suatu kesalahan. 1ni mungkin sudah n menjadi background expectancies dari para peneliti (di 1ndonesia). Banyak dari mahasisa dan mungkin bahkan dosen yang, saat menyajikan metodologi penelitian, terjebak dalam pembahasan normati&e definitf tenatng apa yang dimaksud dengan paradigm, metode penelitian kualitatif, dan lain+lain. alam bukunya, "ri kamayanti menyampaikan baha ia selalu meminta mahasisa untuk menyajikan bab metode penelitian sebagai sebuah costum made method. "rtinya, seandainya metode penelitian tersebut diba#a oleh orang lain, mereka hanya akan merelasikan metode penelitian dengan isu penelitian yang sedang ditelaah. *ederhananya, pastikan baha metode penelitian "nda tidak akan dapat di+ copas oleh orang lain untuk penelitian mereka karena begitu terikatnya pembahasan tentang metodologi dengan isu penelitisan yang dibuat. 1ni yang ia sebutkan sebagai emmbeddedness between methodology and research issues. $enyajian etnometodologi sebagai sebuah metodologi riset akuntansi sebaiknya juga menggunakan rumus yang sama. $astikan penyajian metodologi yang dimiliki unik dan hanya milik anda. "ri !amayanti juga mengutip dua paragraph sebuah penelitian etnometodologi yang dianggap tersaji dengan baik.
#. Melampaui *tnometodologi: Kritis, Posmodernis atau Religius Beberapa peneliti telah mengaitkan etnometodologi dengan #ara pandan kritis. *alah satunya adalah 9reund : "brams (-0/). 6ereka berpendapat baha 6ar;isme dan Etnometodologi dapat diintegrasikan. Tampak pada penjelasan 9reud
:
"brams
(-0/)
baha
penelitian
etnometodologi dapat berpihak dan netral (un#ommitment), dan baha dengan mengubah tujuan penelitian dari memahami akti&itas keseharian menuju mengubah dunia, mengkonstruksi humanisme baru, maka etnometodologi kritispun dapat dilakukan. Jika etnometodologi interpretif berhenti pada pemahaman common sense knowledge of social structure, maka etnometodologi kritis akan menganggap keberadaan struktur sosial yang ditemui sebagai sebuah hasil supresi ideologi dominan. alam kasus 9reud : "brams (-0/), mereka menggunakan teori dari 6ar; tentang kapitalisme dan menganggap baha karena etnometodologi sebenarnya juga merupakan kritis atas
positi&isme, sinergi keduanya akan menghasilkan metodologi yang lebih baik untuk melakukan perubahan melalui pemahaman akan keseharian sebagai suatu bentuk dominasi. Bagaimana dengan etnometodologi postmodern< untuk postmodern alternatif (lihat kembali bab -), etnometodologi yang menghasilkan pemahaman atas akti&itas keseharian digunakan untuk melakukan dekonstruksi sang lain. $aradigma postmodern menolak penunggalan atas kebenaran (penegetahuan) lalu melakukan dekonstruksi atau redefenisi atas kebenaran tersebut. Jika hal ini ditarik ke tataran etnometodologi, maka common sense knowledge of social structure yang dianggap mapan tersebut %ditantang' kebenarannya. Bahkan etnometodologi postmodern bahkan tidak akan menghasilkan sebuah pola %#ommon'jika dengan mengakui pola tersebut berarti mengakui penunggalan kebenaran. Etnometodologi bahkan dapat diekstensi dalam paradigma religius. $aradigma interpretif mengambil kebenaran empiris berdasarkan proses induktif. $aradigma interpretif tidak melakukan penghakiman apakah suatu struktur sosial baik atau buruk. 1a mengambil posisi netral. $aradigma kritis berkutat pada perebutan materi= sehingga keadilan yang ada pada sebuah masyarakat diukur dari distribusi materi. $emilik materi terbanyak adalah kelas yang mendominasi, sedangkan pemilik materi sedikit adalah kelas didominasi. >leh karena itu paradigma kritis erat dengan konsep histori#al materialsm+ nya. $ostmodern justru meletakkan nilai pada relati&itasnya. i sinilah perbedaan mendasar paradigma religius menggunakan penunggalan nilai, yaitu nilai+nilai transenden ilahiyah untuk menkonstruksi kebenaran. Jika menggunakan etnometodoogi religius, tentukan terlebih dahulu nilai religius apa yang akan dihasilkan. 1ni bertolak belakang dari penelitian induktif yang se#ara an si#h menganggap data yang diambil dari lapangan sebagai kebenaran. Bahkan anda berhak melakukan konstruksi struktur sosial yang ditemui tidak sesuai dengan interpretasi anda akan ahyu ilahiyah atas struktur sosial ideal.