PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR PAKET :
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN…….
KANTOR CABANG : JL. TEUKU UMAR KOMPLEK PERUM. BUKIT INDAH INDAH PERMAI BLOK K.NO 6 SAMARIND KALIMANTAN TIMUR INDONESIA. Phone: 0541-271733 ; Fax : 0541-272443
DAFTAR ISI I.
UMUM
1.1
DATA TEKNIK
1.2
JADWAL 1 Jadwal pela elaksanaan Peke Pekerrjaa jaan 2 Jadwal kebutuhan bahan 3. Jadwal keb kebutuh tuhan Tena enaga 4. Jadwal kebutuhan alat Struktur Organisasi
1.3
II.
RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLAN, PQP ) II.1. Quality Policy ( Kebijakan Mutu ) II.2. Quality System ( sistem mutu ) II.3. Ringkasan spesifikasi A. stndartd / peraturan yang di pakai B. Pros Proses es Prod Produk uksi si dan urai uraia an Peke Pekerj rjaa aan n C. Bahan / Matrial II.4. Daftar Peraturan / Standard Internal dan External II.5. Daftar Barang Langsung II.6. Prosedur Koordinasi II.7. Identifikasi Produk Proyek
III.
METODE PELAKSANAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV.
JOB DESCRIPTION
I.
UMUM NAMA PAKET PEKERJAAN 1. 2. 3. 4. 5.
Nama proyek Nama paket Pekerjaa Lokasi Pekerjaan Panjang efektif Panjang fungsional
: : : : :
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Pemeliharaan berkala jalan …… ……. …….
I.1. DATA TEKNIK 1. 2. 3. 4.
kode Proyek Nama Proyek Nama identitas jenis Proyek / Pekerjaan
5.
Lingkup Pekerjaan
Pemeliharaan jalan dan jembatan kalimantan Pemeliharaan Berkala jalan Pemeliharaan Berkala jalan
*
Drainase berupa pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air, Pasangan Batu dengan Mortar, Gorong-gorong pipa beton bertulang Ø. 70 - 100 cm
*
Pekerjaan Tanah berupa pekerjaan Galian Biasa dan Timbunan Biasa dari selain galian Sumbrr Bahan.
*
Perbaikan Tepi Perkerasan dan Bahu Jalan dengan Lapis Pondasi Klas B.
* *
Perkerasan Berbutir Lapis Pondasi Klas A. Perkerasan aspal berupa Lataston Lapis Aus HRS - WC, Laston Lapis Pondasi HRS- Base dan Lataston Lapis Pondasi HRS - Base Leveling.
* * 6. 7.
8. 9.
10 .
Lokasi Proyek/Pekerjaan Nomor Kontrak Tanggal Kontrak Waktu Pelaksanaan Waktu Pemeliharaan Nomor SPMK Tanggal SPMK Penguna Jasa Alamat Penguna Jasa Telp./Fax./Email Nama Penguna Jasa Jabatan Konsultan Pengawas Alamat Konsultan Kontrak Personal
Pekejaan Struktur berupa Beton K - 125 dan Pasangan batu Pekerjaan Minor lainya.
Pemimpin Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan Jalan
I.2. JADWAL 1 . Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ( Master Time Schedule ) Dapat di lihat pada lampiran
2 . Jadwal kebutuhan Bahan ( Matrial Schedule ) Dapat dilihat pada lampiran.
SCHEDULE PENGUNAAN MATRIAL DAN BAHAN BAGIAN PELAKSANAAN KET
: :
NO
URAIAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 .
LPB utk Bahu Jalan LPB LPA Timbunan Biasa Timbunan Pilihan Semen Pasir Aspal Agregat Kasar utk HRS Base Agregat halus utk HRS Base Gorong-gorong Batu Kali Patok Pengarah Cat Marka
KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
JUMLAH Satuan Bulan M3 M3 M3 M3 M3 M3 M3 Kg M3 M3 Buah M3 Buah Kg
1
2
3
TAHUN 2011 4 5
6
7
8
KETERANGAN
3 . Jadwa Kebutuhan Tenaga Dapat dilihat Pada Lampiran
SCHEDULE PERSONIL ( STAFF ) PROYEK BAGIAN PELAKSANA KETERANGAN
NO
: :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
URAIAN General superintendent Site Manager Quality Engineer Quantity Engineer Adminitrasi teknik Pelaksana Pembantu Pelaksana 1 pembantu Pelaksana 2 Surveyor Draft man Keuangan Proyek dan HRD Logistik Proyek Ass.logistik Cheker 1 cheker 2 Mekanik 1 Mekanik 2 Mekanik 3
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Operator AMP Operator Stone Crusher Operator Excavator 1 (wedining) Operator Excavator 2 Operator Excavator 3 Operator Motor Grader Operator Vibrator Roller Operator Baby Roller Operator W. Loader Operator Aspal Sprayer Operator Aspal Finisher Operator Tandem Roller Operator Pheu. T. Roller Supir Dump Truck Supir ligh Truck Supir Pick up
35
Juru Masak
KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIM PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
JUMLAH Orang Bulan
1
2
36
Keamanan
ANTAN
3
TAHUN 2011 4 5
KETERANGAN 6
7
8
4 . Jadwal Kebutuhan Alat Dapat dilihat pada Lampiran.
SCHEDULE PERALATAN PRROYEK BAGIAN PELAKSANA PAKET
NO
: KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
URAIAN Asphal Mixxing Plant (AMP) Stone Crusing Plant Exavator 1 (Widening) Exavator 2 Exavator 3 Motor Grader Vibrator Roller Baby Roller Wheel Loader Asphal Sprayer Asphal Finisher Tandem Roller Pheu. T. Roller Dump truck Light Truck Pick Up Survey Equipment
Unit
JUMLAH Bulan
1
2
3
TAHUN 2011 4 5
6
7
8
KETERANGAN
I.3.
STRUKTUR ORGANISASI Dapat dilihat pada Lampiran
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA PT. BUDI BAKTI PRIMA PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA
GENERAL SUPERINTENDENT
ADM. KEUANGAN
LOGISTIK
QUANTITY ENGINEER
SITE MANAGER
KA. QUARRY / HANDA
SURVEYOR
QUALITY E
LAB. TENH PEL. PEK. SIPIL
OPERATOR / MANDOR
PEKERJA HARIAN
JASA
JALAN
KA. PERALATAN
GINEER
ICIAN
MEKANIK
II . RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLA, PQP ) Rencana Mutu Proyek ini disusun untuk di gunakan sebagai pedoman pelaksanaan paket Pemeliha Bagian Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan jalan pada satuan kerja non vertikal tertentu Pemeliharaa jembatan kalimantan Tahun angaran……, dengan maksud agar dalam pelaksanaanya dapat dihindari ketidak sesuaian, sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat terjam in mutunya. Rencana mutu proyek ini akan merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yan dalam pelaksaan suatu proyek, khususnya dengan dokumen yang dikenal sebagai buku biru. Rencana mutu proyek ini, akan dimutahirkan setiap saat bila dirasa perlu adanya perubahan. Dalam rencana mutu proyek ini, Hanya tercantum daftar gambar sebagai mana diterima pada sa tanganan kontrak atau surat perintah mulai kerja, tambahan atau pengurangan gambar yang terj berlangsunya suatu proyek akan di catat dalam daftar agenda gambar ( dalam berbagai jenis dikendalikan. Perubahan dalam lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut item pekerjaan baru akan seseger ditambahkan pada rencana mutu proyek, termasuk pada uraian-uraian yang terkait seperti : • Ringkasan spesifikasi • Flowchart Kegiatan • Daftar prosedur • Rencana inspeksi dan Uji • Dan lain lain.
raan jalan, jalan dan terjadinya
di siapkan
t penanda adi selama ya ) yang
a mungkin
KEBIJAKAN MUTU Ѳ
Ѳ
Segenap manajemen PT. BUDI BAKTI PRIMA Bertekad untuk memberikan pelayanan yang bermutu, Berkesinambungan serta berupaya terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelangan dengan meningkatkan kemampuan sumberdaya. Dengan dukungan dan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen, maka kami berupaya terus untuk menempatkan PT. BUDI BAKTI PRIMA sebagai perusahaan jasa konstruksi yang terkemuka yang memiliki reputasi dan daya saing global di kawasan asean.
Dengan motto " alon alon asal kelakon " segenap jajaran manajemen dan karyawan PT. BUDI BAKTI PRIMA akan mewujudkan kebijakan mutu di atas dengan strategi : 1.
Menghasilkan produk sektor jasa konstruksi terutama infrastruktur yang berkualitas tinggi sebagai prioritas untuk mencapai kepuasan penguna jasa/pelanggan dengan menerapkan SMM ISO 9001:2000.
2.
Melakukan pengembangan perusahaan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing.
3.
Melakukan pelatihan pada seluruh karyawan secara intensif dan terus menerus sehingga mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi akan mutu dan meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
Samarinda, 02 april 2011 P T . BUDI BAKTI PRIMA
KACAB
II.2.
QUALITY SYSTEM ( SISTEM MUTU ) Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanak berpedoman pada : 1. Kebijakan mutu PT. BUDI BAKTI PRIMA 2. Corporate Quality Manual 3. Manual mutu jasa konstruksi 4. prosedur dan petunjuk kerja 5. berbagai ketentuan atau standar ekternal yang diberlakukan di proyek ini. Prosedur atau petunjuk kerja bersifat umum, sedangkan prosedur atau petunjuk diterbitkan bila mana diperlukan, adapun prosedur dan persaratan-persaratan guna kebutuhan dan harapan pelangan. Dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja harus mengacu pada prosedur atau pet dari tingkat perusahaan, unit atau cabang yang bersangkutan. Acuan dalam penerbitan pro petunjuk kerja dapat diambil dari standar-standar internal m aupun ekxternal. Di dalam rencana mutu proyek ini hanya prosedur / petunjuk kerja yang berkena pelaksanaan produksi ( yang dibuat di proyek ) dalam prosedur / petunjuk kerja pelaksana sedangkan untuk prosedur korporat yang tidak mengatur kegiatan produksi tidak akan d atau disebutkan, walaupun digunakan / ditetapkan di proyek ini. Daftar prosedur / petunjuk kerja secara lengkap dapat dilihat pada daftar penerimaan do daftar induk dokumen tersedia dan dipelihara Secretariat ISO.
II.3.
RINGKASAN SPESIFIKASI A. STANDAR / PERATURAN YANG DIPAKAI 1. Spesifikasi teknik ( dokumen kontrak ) 2. Gambar rencana 3. Ketentuan- ketentuan umum Departemen Pekerjaan Umum 4. Peraturan Presiden RI. No. 70 Tahun 2005 5. UU No. 18 Th. 1999 Tentang Jasa kontruksi B. PROSES PRODUKSI DAN URAIAN PEKERJAAN 1. Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar ke elevasi sesuai disain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan b berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapia secara manual.
n dengan
erja akan memenuni
njuk kerja sedur atau
n dengan an proyek, itampilkan
umen dan
rja dengan ntuan alat kemiringan dilakukan
2. Pasanagan batu dengan mortar Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dil Setelah
itu
di persiapkan matrial
yang dibutuhkan.
Kebutuhan
tenaga kerja
perhitungkandengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien. Perlu diperhatik batu yang di gunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar dapat mempermu pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 3. Galian tanah biasa dan galian stuktur Pekejaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Pengalian dapat dilaksanakan setelah
dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudia pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang mungkin menganggu,pekerjaan ga Cara pengalian debngan mengunakan exavator atau dengan mengunakan tenaga manu mengunakan alat berupa linggis atau blencong untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijang excavato. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan 4. timbunan biasa / pilihan • Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus diber kotoran dan mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. • Pengankutan
Matrial timbunan pilihan yang telah disetujui direksi atau pengawas lapangan ( sesuai hasil laboratorium yang telah ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditim dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpuk diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanak sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penghamparan. • Penghamparan
Matrial timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tena dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disaratkan dalam spesifi dijaga agar tidak terjadi pemisahan partikel-partikel agregat halus dan agregat kasar. • Pemadatan
Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai di bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai
rata sesuai dengan rencana. Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, maka dipadatk mengunakan pemadat tanggan ( stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan maksimum 8-10 cm. dan secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tid lagi. • Pengendalian mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuhi yang ditentuka ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakuka field test untuk mengetahui CBR yang dipakai setelah pemadatan.Bahan timbunan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi pen dan pemadatan, sedangkan peralatan yang di gunakan antara lain Dump truk, motor grade roller. 5. Penyiapan badan jalan Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah h Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan ja kemiringan yang telah ditentukan. Kemudian vibro roller memadatkan permukaan dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut untuk perapian. 6. lapis Bawa pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat k dilaksanakan. •
Persiapan.
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan jalan yang akan di gelar harus di b debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. Pada pekerjaan pelebaran jalan / widening harus di gali sesuai dengan lebar dan kedalama baik pada salah satu sisi ataupun pada sisi kiri/ kanan. Untuk sisi yang relatif sangat sempit ( 0.75 meter ) maka pemadatan tanah dasar haru sebelum lapis pondasi Aggregat kelas B digelar. •
Pengangkutan
Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan laborat ditunjuk ) dibawah ke lapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan loka tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan dilapangan. Penumpukan matrial diatur sedem tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga memperm penghamparan nanti. •
Penghamparan
Aggregat kelas B dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manu pengki dan cangkul sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermuda dalam pen nanti. •
Pemadatan
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas
kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pema maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar pemadatan bisa maksimal. Setelah subbase B selesai dilanjutkan penhamparan lapis pondasi Aggregat kelas A (base A) harus dipadatkan memakai Vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring kemiringan perkerasan. Secara umum pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan sec menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tamp sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi, dimulai dari bagian yang paling rendah dandilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segerah ditambah matrial dengan cara d dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan hasil rencana. Pada daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire rolle padatkan dengan alat pemadat tangan (sstmper) / Baby vibrating roller secara bertah ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila Ag B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregat base baru diatasnya butir menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas. • Pengendalian mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan di depan, bahwa tiap matrial haru dan memenuni persaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan. 7. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat) • Pekerjaan lapis perekat/tack coat dihampar diatas permukaan yang ber aspal dan diaplikasikan untuk permukaan yang belum ber aspal seperti lapis pondasi aggregat Atas (b soil cement. • Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran mengunakan compresor. • Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan tack coat/ prime coat sesuai dengan dengan asphalt Sprayer sampai rata. Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : Suhu peny • kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, Ketinggian batang penyemprot dan penemp harus dipasang sesuai ketentuan, sebelu dan selama penyemprotan. • Lebar penyemprotan Tack Coat / Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan Hot Mix digelar. 8. HRS WC / HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hot mix adalah serupa, adapun metode pelaks pekerjaan ini sebagai berikut : 1 . Persiapan • Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersikan terlebih dahulu compresor agar bersih dari debu dan kotoran / benda - benda asing. • Kotoran yang belum terangkat dapat dibersikan dengan alat bantu atau dgn manual. • Kesiapan alat-alat Paving ( alat dalam pengaspalan ) dan alat bantu diperiksa kembali. • Lokasi penghamparan di Marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat. • Sebelunya diukur dan diketahui seta disetujui oleh direksi.
• Hot mix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari Aggregat kasa halus, dan filler serta aspal. • Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan y sehingga didapat gradasi campuran yang diisaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai ini terdapat dalam spesifikasi. 2. Pengangkutan • Hot mix diangkut dengan dump truck kelapangan. • Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, d dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk melekatnya aspal dengan alas bak. • Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dar cuaca, karena temperatur hot mix (HRS-WC/HRS-Base) ini harus tetap dijaga. 3. Penghamparan • Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120⁰c - 135⁰c. • Hot mix dituang kedalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara: dump truck dalam pos
berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Aspahlt Finisher menuju tempat di bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin pengh bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk ses kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar. 4. Pemadatan • Setelah campuran Hot mix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permu segerah diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. • Apabila tidak sesuai maka segerah diperbaiki. • Pemadatan dapat dilaksanakan apbila hamparan benar-benar dalam kondisi yang d serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tendem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat p • sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermedie • dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller) • Pemadatan akhir (Finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem roller 8-10 t kecepatan antara 5-8 km/jam. • Pemadatan finishing ini berakhir sampai alu-alur roda bekas tire roller rata/hilang. Pe
dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ketengah dengan sejajar asjalan yang di dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campur pada roda mesin gilas maka roda tersebut selalu dibasahi dengan air. • •
Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisaratkan oleh spesifikasi Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisa
•
Apabilah jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaanya dipindah kejalur yang ber
9. Pekerjaan Pasangan Batu
• Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian t lokasi pasangan batu itu sudah selesai. • Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuat stake out dari dimensi pek akan dilaksanakan. • Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. • Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efisien. • Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar ataupun terlalu mempermuda dalam pelaksanaan. • Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
BAHAN MATERIAL Batu pecah/split berbagai ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Pasir Semen Aspal Besi beton Minyak tanah Solar Dll.
II.4.
DAFTAR PERATURAN / STANDARD INTERNASIONAL DAN EXTERNAL
NO
II.5.
NAMA DOKUMEN
1
Manual mutu
2
Prosedur mutu
3
Instruksi kerja
DAFTAR BARANG LANGSUNG ………….
NO. DOK
KETERANGA
ada lokasi aksanakan. harus
di
an dimensi dah dalam
blowplank dilakukan lian tanah. sia dengan au dengan
sihkan dari
engetesan bun sesuai an matrial an merata
a manusia kasi sambil
dipadatkan emadatan emanjang gilas. pada dilanjutkan rata maka ermukaan
an dengan ketebalan ak bergerk
persaratan n per lapis yang akan hamparan r dan Vibro
asil galian. lan sesuai ang telah membantu
las B siap
rsikan dari n rencana, dilakukan
rium yang i dan jarak ikian rupa, uda dalam
sia dengan dijaga agar hamparan
(sub base
datan yang fisien dan diatasanya levasi dan ara lambat a berhenti pengilasan Bila suatu itebar saja r, maka di ap dengan regat base n tersebut
s diperiksa test untuk
prime coat se course) lat berupa spesifikasi emprotan, tan Nozel yang akan
anaan dari
dengan
, Aggregat ang sesuai campuran
an terbuat mencegah i pengaruh
isi mundur ana roller ampar dan ai dengan
aan harus
ikehendaki nghampar te rolling) on, dengan adatan ini jejak roda n melekat i. ratkan.
isian
anah pada rjaan yang
efektif dan kecil agar
II.6.
PROSEDUR KOORDINASI
AKTIFITAS
PEMBERI TUGAS SATKER KORLAP
KONSULTAN
GS
KONTRAKTOR SM/SV
SOE
REQUES LAPORAN HARIAN LAPORAN MINGGUAN LAPORAN BULANAN TAGIHAN SHOP DRAWING AS BUILT DRAWING
II.7. IDENTIFIKASI PRODUK PROYEK Identifikasi terhadap barang akan dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap, yaitu : 1. Identifikasi in coming inspection 2. Identifikasi in process inspection 3. Identifikasi in final inspection 1. Identifikasi barang dan produk saat datang ( In coming inspection ) Identifikasi ini dilakukan dengan melakukan penandaan terhadap barang/matrial yang datang oleh logistik.
Adapun penandaan itu dengan cara memasang patok/papan bertuliskan memakai format sebagai berikut : kop BBP Spesifikasi Asal Vendor Inspeksi Rekomendasi Paraf QA
IDENTIFIKASI BARANG : : : : : :
Langkah-langkah inspeksi yang dilakukan pada matrial yang datang. Apabila material datang tidak sesuai dengan spesifikasi/pesanan yang diminta, maka dilakukan identifikasi dengan melakukan penandaan dengan pemasangan patok bertuliskan : TELAH DITERIMA / TIDAK BISA 2. Identifikasi Barang dan Produk saat dalam proses ( in process inpection ) Semua jenis produk saat dalam proses setelah dilakukan inspeksi diberi identifikasi dengan melakukan penandaan sebagai berikut :
kop BBP NO JENIS PEKERJAAN
INSPEKSI PELAKSANA
IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU
Keterangan : Pemberi status untuk identifikasi produk saat dalam proses (in process inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tampa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang telah dilakukan oleh pelaksa atau dengan kata lain proses produk/pekerjaan berikutnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah diinspeksi ditrima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya padakolom status, lalu memberi warna padakolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : ʊ. Pekerjaan ditolak/diterima = Warna Merah ʊ. Pekerjaan ditunda/dihentikan = Wana Kuning ʊ. Pekerjaan diterima = Warna Biru Dan pada kolom keterangan dituliskan kriteria inspeksi yang dilakukan (baik inspeksi yang diterima, ditunda maupun yang ditolak) 3. Identifikasi barang dan produk telah selesai (In Final inspection) Untuk identifikasi produk yang telah selesai cara penandaanya sama dengan identifikasi produk pada saat dalam proses.
kop BBP NO JENIS PEKERJAAN
INSPEKSI PELAKSANA
IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU
Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana
tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya pada kolom status, lalu memberi warna pada kolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : Hasil produk rusak/cacat total/diluar ketentuan hasil produk rusak/cacat ringan/masih dalam toleransi Hasil produk dapat diterima
₌ ₌ ₌
Warna merah Warna kuning Warna biru
Rencana mutu kontrak
Paket : II.9. RENCANA INSPECTION & TEST ( PENCANA INPEKSI DAN TEST ) II.9. Rencana Inspecksi terhadap Kedatangan Material ( In Coming Inspection ) NO Jenis bahan
1
Semen PC
Cara pemeriksaan
• Visual • Volumme jum.sak
2
Pasir cor lokal
3
Besi beton
4
Aspal
• Visual • Pemeriksaan ukuran
5
Solar
6
Minyak tanah
7
Paku
8
9
• Visual • Volume • Dibandingkan dgn sampel • Visual • Pemeriksa ukuran
Kriteria penerimaan
• Semen type 1 • Kemasan tdk rusak dan semen tdk mengeras • Jumlah zak sesuai dengan kedatangan • Bukan pasir dari laut • Sesuai sampel matrial • Volume sesuai kedatangan • sesuai permintaan polo/ulir • Diameter sesuai ukuran • Panjang sesuai pemesanan • Sertifikat pabrik
Toleransi
-
•
Vol(jml sak) rusak max 5% tidak ada •
• Dia.± 1mm • pjg ± 50 cm
• •
• Sesuai permintaan/pesanan • Sertifikat pabrik
• Tidak ada
•
• Visual • Pemeriksaan Ukuran • Warna • Bau • Visual • Pemeriksaan Ukuran • Warna • Bau • Visual • Pemeriksaan Ukuran
• Sesuai permintaan/pesanan
• Tidak ada
• •
• Sesuai permintaan/pesanan
• Tidak ada
• •
• Berat Sesuai Pesanan • Bersih, Tidak cacat & lurus
• Berat ±5%
•
Batu Pecah
• Visual • Dibandingkan dengan sampel
• Bersi dari bahan organi/ Sampah • Butiran tidak berpori sesuai sampel
• uk.butiran >5mm
•
Lapis Pondasi Aggregat Klas A
• Visual • Bersi dari bahan organi/ • Diukur sampel batu Sampah ukuran panjang dan lebar • Butiran tidak berpori sesuai sampel
• uk.±0,5cm
•
10 Lapis Pondasi Aggregat Klas B
• Visual • Diukur sampel batu ukuran panjang dan lebar
• Bersi dari bahan organi/ Sampah • Butiran tidak berpori sesuai sampel
• uk.±0,5cm
•
Referensi
Frekuensi
Alat yang digunakan
Penanggung jawab • Logistik • PMU
PBI 1971 pasal 3.2
setiap kedatangan
Pbi 1997 pasal 3.3
Setiap kedatangan
• Meteran • sampel
• Logistik • PMU
ACI 3.1.5 PBI 1997 pasal 3.7
Setiap kedatangan
• jangka sorong • meteran • sertifikat
• Logistik • Laborat • PMU
Sertifikat pabrik
Setiap kedatangan
• Jembatan Timbnagan
• Logistik • Laborat • PMU
SPBU Test Lab
Setiap kedatangan
• Jembatan Timbnagan
• Logistik • Laborat • PMU
SPBU Test Lab
Setiap kedatangan
• Jembatan Timbnagan
• Logistik • Laborat • PMU
Spesifikasi Teknis PU Paasal I.II.1Pasal I.II.3 PBI 1997 Pasal 3.4
Setiap kedatangan
• Timbangan
• Logistik • Laborat
Setiap kedatangan
• Meteran • Sampel material • janka sorong
• Pengawas Mutu • Logistik • Laborat
SKSNI S-04-1989-F
Setiap kedatangan
• Meteran • Sampel material • janka sorong
• Pengawas Mutu • Logistik • Laborat
SKSNI S-04-1989-F
Setiap kedatangan
• Meteran • Sampel material • janka sorong
• Pengawas Mutu • Logistik • Laborat
II.92 NO
1
2
3
4
Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection ) Jenis bahan
Cara pe pemeriksaan
Kriteria penerimaan
Toleransi
PEKERJAAN TANAH 1. Timbunan biasa
• Visual • Diukur
Tebal lapisa lapisan n tanah tanah / layer layer • Tebal ₌ 30 cm • Panjang lintasan±50 cm
±10 cm terhada terhadap p elevasi
•
PEKERJAAN TANAH 1. Timbunan pilihan
• Visual • Diukur
Tebal lapisa lapisan n tanah tanah / layer layer • Tebal ₌ 30 cm • Panjang lintasan±50 cm
±10 cm terhada terhadap p elevasi
•
PEMBESIAAN 1.Tul. Pokok dan pembagi 2. Beton decking 3. Penyetelan
• Visual • Diukur • Volume dan dihitung
BETON 1.baja tulangan U32 2.Bekisting 3.Dimensi/sparing 4.Level 5.Keropos 6.Mutu beton 7.Perawatan Beton
• Visual • Dimensi Diukur
• Beton decking pd balok 1 bh tiap 1m' pd plat 2 bh m2 • Diameter,panjang dan pot bengkok sesuai rencana • sambungan mim.40 D dan dililit bendrat • Posisi dan jumlah tulangan harus sesuai rencana • Diameter dan jumlah besi beton yang digunakan sesuai dgn rencana • Panjang potongan & beng kokan sesuai rencana • Sambungan mimn. 40D dan dililit bendrat • Multiplek dan kayu dalam keadaan baik,tdk bengkok dan melengkung • Ukuran penampang beton sesuai dgn gambar • Campuran sesuai dengan mix design • Tidak boleh terlihat Agr. kasar saat dibuka bekisting • Harus disiram air/curing compound selama 14 hari
beton decking ±1 bh Ø besi± 1cm bengkokan ±1 Ø panjang sambungan ± 2Ø
• •
• Slump test 7-9 • cm • Dimensi ± 5 mm • • Penyiraman ± 2 hari
Dokumen standart acuan SNI -1991
Frekuensi
Pada lokasi tiap pelaksanaan
Alat yang digunakan • Alat ukur • Meteran
Penanggung jawab • Logistik • PMU • Surveyor
SNI -1991
Pada lokasi tiap pelaksanaan
• Alat ukur • Meteran
• Logistik • PMU • Surveyor
Beton Beton decking decking pasal pasal 5.5(3) PBI PBI 1997 997 Sambungan tulangan pasal 8.11,8.12 & 8.13
Pada Pada lok lokasi asi tiap pelaksanaan
• Alat ukur • PMU • Meteran • Pelaksana • Jangka sorong
Slum tabel 4.4.1 pasal 4.4 PBI 1971 P Peraw Perawata atan n beton beton pa sal 6.6 PBI 1997
Tiap pengecoran pengecoran dan pembukaan beki bekisti stin n
• Merteran • Waterpas
• Logistik • PMU • PMU
II.9.3
Rencana inspeksi terhadap Final Pekerjaan ( In Final Inspection )
NO Jenis Jenis baha bahan n
1 PEKERJAAN PEKERJAAN TANAH
Cara pemeriksaan
• Diukur elevasi • Diukur lebar
Kriteria penerimaan
• Elevasi sesuai dgn gambar rencana • Lebar sesuai dgn gambar rencana
Sesuai dgn gambar rencana 2 PEK. PEK. BETON BETON
3 LAPISAN LAPISAN PONDASI PONDASI AGGREGAT KLAS A 4 LAPISAN LAPISAN PONDASI PONDASI AGGREGAT KLAS B 5 PRIME PRIME COAT COAT
6 TACK TACK COAT COAT
7 HRSHRS-BA BASE SE
8 HRSHRS-WC WC
9 ASPAL ASPAL PANAS PANAS
• Diukur panjang leb • ar dan tinggi • kuat tekan beton memenuhi • Cek kuat tekan beton sarat • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Tebal = ; lebar = • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Tebal = ; lebar = • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Tebal = ; lebar = • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Tebal = ; lebar = • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Tebal = ; lebar = • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya • Visual • Mutu bahan sesuai dgn • Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya
Ti
± 1 c m
• • • • • • • • • • • • • •
Toleransi
Frekuensi
Alat yang digunakan • Waterpas • Meteran
Penanggung jawab • Pelaksana • PMU • Surveyor
• Alat ukur • Meteran • Hammer test • Waterpas • Meteran
• Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor • Pelaksana • PMU • Surveyor
nggi elevasi ; ± 5 cm
Pada tiap tahapan (tim.tanah biasa tim.tanah pilihan)
1 cm
Pada tiap tahapan sesuai rencana
Tebal ± 3 cm Lebar ± 50 cm
Pada tiap tahapan
Tebal ± 3 cm Lebar ± 50 cm
Pada tiap tahapan
• Waterpas • Meteran
Tebal ± 3 cm Lebar ± 50 cm
Pada tiap tahapan
• Timbangan • Meteran
Tebal ± 3 cm Lebar ± 50 cm
Pada tiap tahapan
• Timbangan • Meteran
Tebal ± 3 cm Lebar ± 50 cm
Pada tiap tahapan
• Timbangan • Meteran
Tebal Lebar
Pada tiap tahapan
• Timbangan • Meteran
Tebal Lebar
Pada tiap tahapan
• Timbangan • Meteran
INSPEKSI DAN TES BAHAN / MATRIAL Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi
;
Nomor ; Tgl. Inspeksi ;
; ; ; KRITERIA
TOLERANSI
HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
DITERMA DITOLAK
Petugas Inspeksi dan Tes
INSPEKSI DAN TES PROSES PEKERJAAN Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi
; ; ; ; KRITERIA PENERIMAAN
Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No
TOLERANSI
; ; ;
HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA
Petugas Inspeksi dan Tes
FINAL INSPEKSI DAN TES PEKERJAAN Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi
; ; ; ; KRITERIA PENERIMAAN
Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No
TOLERANSI
; ; ;
HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA
Petugas Inspeksi dan Tes
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN CONS TRUCTION DRAWING ( SHOP DRAWAING )
General superintenden
Site Office Engineer ( SOE )
- contract drawing - Adenda ; dll
Surveyor
Draftman
Data Hasil Pengukuran Existing (0%)
Proses Pengambaran shop drawing
Check persetujuan
Pengendalian dan distribusi
Arsip
Quantity
Pengawas
Konsultan
Project
Check terhadap kondisi lapangan
Check persetujuan
Check persetujuan
Arsip
Arsip
Arsip
Arsip
Keterangan
Pembuatan shop drawing juga memperhatikan spesifikasi cara pengukuran pembayaran dan bersifat memperjelas dari gambar kontrak.
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN VOLUME PEKERJAAN General superintenden
Site Office Engineer ( SOE )
- contract drawing - Adenda ; dll
Surveyor
Draftman
Data Hasil Pengukuran Existing (0%)
Shop drawing
Qua
Proses pe volume p
Penyusunan book Volum
Check persetujua n
Pengadaan dan distrbusi
Arsip
Distri
tity
Pengawas
Konsultan
Project
Keterangan
Referensi : Spesifikasi teknis kontrak
rhitungan ekerjaan
calculation e Pekerjaan
Check persetujua n
Check persetujua n
ibusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PROGREES MINGGUAN General superintenden
Site Office Engineer ( SOE )
Surveyor
Draftman
Qua
Proses pengukuran joint inspecktion
Pro penguku inspec
Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani kontrktor, konsultan & direksi )
Data ukur joint inp Ditanda kontrktor, & dir
Proses c Book, Pe Laporan Fi
Check & Perset ujuan
Check & Perset ujuan
Pengga Distri
Distri
tity
Pengawas
Konsultan
Project
Referensi : Spesifikasi teknis kontrak
HASIL PEKERJAAN FISIK DI LAPANGAN
ses ran joint ktion
Proses pengukuran joint inspecktion
Proses pengukuran joint inspecktion
Check & Perset ujuan
Check & Perset ujuan
Distribusi
Distribusi
Opname / ection ( tangani konsultan eksi )
lkulation nyusunan Progres sik
daan & ibusi
ibusi
Distribusi
Keterangan
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN MONTHLYCERTIFICATE & BACK UP DATA General superintenden
Site Office Engineer ( SOE )
Surveyor
QUANTITY
CALKULATION BOOK LAP. pROGRES fOTO DAN dOKUMENTASI
Data Test ( Quality Report )
Penyusunan Back up Data Quality untuk monthly certifikate
Qua
Surat Jal Bahan/
Penyusunan Back up Data Quality dan Pendukung lainya
Penyusunan Calculation Book Monthly Certificate
Check & Perset ujuan
Check & Perset ujuan
Pengga Distri
Distri
tity
Pengawas
Konsultan
Project
Keterangan
Referensi : Spesifikasi teknis kontrak an, Tiket Matrial
Check & Perset ujuan
Check & Perset ujuan
daan & ibusi
ibusi
Distribusi
Distribusi
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PEMBUATAN TAGIHAN TERMIJN
DIREKTUR UTAMA
General superintenden
Site Office Engineer ( SOE )
QUANTITY ADM & FI
bERKAS tAGIHAN /MONTHLY CERTIFIKATE(mc)
Proses pe keleng admini
Chek & tanda Tangan
Chek & tanda Tangan
Pengan Distribu Peng
Arsip (copy)
Arsip (c
/ MONTHLY CERTIFICATE ( MC ) ADM & FINANCIAL
NANCIAL
Konsultan
ACOUNTING & CASHIER
Project BENDAHARA KA.SATKERNAS/ PIMBAKLAK
nyiapan kapan istrasi
Chek & tanda Tangan Menyiapkan SPMU dan Data lainya
Chek & tanda Tangan Proses Pembukuan
daan ; si, dan juan
opy)
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Keterangan
KPPN ; BANK Kelengkapan Administrasi 1. Surat permohonan Pembayaran 2. Berita Acara Pembayaran 3. Faktur Pajak & SPP 4. Kwitansi 5. Monthly Certificate 6. B.A Pemeriksaan Pekerjaan
Setelah pengajuan masuk diloket Masuk KPPN,maka monitor posisi Tagihan(SP2D) 1. Pelaksana SP2D 2. Draft SP2D (no,tgl,Sp2d) 3. Bank tunggal KPPN 4. Bank penyalur
Pengajuan Berkas Tagihan Termijn/MC
Arsip (asli)
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INFORMASI PENGADAAN 1. 2. 3. 4.
Satuan kerja NVT Paket Pekerjaan Panjang Penanganan Paket Panjang Efektif Cross Section 5. Panjang Fungsional 6. Jangka waktu Pelaksanaan 7. Lokasi pekerjaan 8. Ruas 9. Propinsi 10. Sumber Dana 11. Tahun Anggaran
; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;
II. LINGKUP PEKERJAAN A. Pekerjaan Persiapan meliputi
1. 2. 3. 4.
B.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
III.
Pengukuran dan Pematokan ( stake out ) Dokumentasi Proyek 0 % Pembuatan papan nama proyek Pembuatan shop Drawing dll.
Pelaksanaan Pekerjaan Utama antara lain meliputi :
4.2(2) 6.1(2) 6.3(3) 6.3(4) 6.3(4a) 7.1(8) 8.1(5) 10.1(2)
Lapisan Pondasi Aggregat Klas B Lapis perekat Lataston Lapis Aus ( HRS WC ) Lataston ( HRS BASE ) Lataston Lapis Pondasi ( HRS BASE ) Levelling Beton K 125 - K 250 Campuran Aspalt Panas Untuk Pekerjaan Minor Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
MANAJEMEN PROYEK
Pada pelaksaan Pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga - tenaga yang berkompeten dari PT> Prima yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek - proyek sejenis, untuk menjamin k pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. 1.
Struktur Organisasi
Pelaksanaanproyek dilapangan dikelola oleh suatu tim manajemenyang dipimpin Generl Superinte dalam pelaksanaanya sehari hari dibantu tenaga ahli antara lain Quality Engineer, Quantity En Manager dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi d masing - masing. General superintendent memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang adminitrasi kontr keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. • Untuk masalah teknik / enginering dan Quality control, General superintendent dibantu o engineer dan Quantity engineer beserta stafnya. • Urusan keuangan, Administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan beserta stafnya. • Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.
2.
Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub kontraktor yang akan kemudian, Umumnya item pekerjaan minor. IV.
METODE PENCAPAIAN SASARAN PROYEK
Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik,P.T BUDI BAKTI PRIMA telah mengeluarkan kebij untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut di pelaksanaanya ditunjang sarana sarana lain, berupa perangkat lunak ( softwer ) sebagai sarana peng perangkat keras ( hard wer ) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan. V.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ; >. General Superintendent sebagai kepala proyek >. Quality engineer, Quantity engineer dan site manager serta staf inti proyek. >. Tenaga operasional lapangan, meliputi : Pelaksana Lapangan ( supervisor ), Surveyor Operator dan Supir ( Driver ) >. Pekerja ( mandor,tukang, kenek, Operator ) Personil yang akan ditugaskan sebagai opersional inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berp dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daera atau dari luar daerah.
Metode Pengendalian Proyek Metode pengendaliaan di proyek dapat dijelaskan pada skema dibawah ini :
PROYEK Rencana mutu terdiri dari : >. Metode konstruksi >. Instruksi kerja >. Jadwal waktu pelaksanaan
PERUSAHAAN >. Manual/prosedur >. Adminitrasi >. Prosedur >. Organisasi >. Personal >. Keuangan
EKSTERNAL >. Standart peraturan Keppres, Keppem, Perda DLL.
SUPERVISI
INPUT >. Bahan >. Alat >. Tenaga kerja
CONSTRUKTION PROCES
INSPEKTION & TEST
KRITERIA SERAH TERIMA >. Gambar >. Spesifikasi >. Back Up Data
OUTPUT Produk akhir BMW biaya, mutu,waktu
SUPERVISI
PELAPORAN + MONITORING
Pemilihan Alat Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, Jumlah maupun kapasitasnya, dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapain pelaksanaan pekerjaan, yaknni tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. Pengadaan Bahan Pendatangan bahan bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal kebutuh dan spesifikasi teknik.
Pengamanan ( Security ) Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesu kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
>. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya. >. Pengamanan terhadap bahan bahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian.
Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk u membuat program seperti tersebut diatas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi kemun tidak diinginkan, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit terdek instansi instansi lain yang terkait. Untuk tugas tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut : • Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan menyediakan tabung kebakaran dan melatih pemakaianya. • Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat alat keselamatan kerja, seperti topi sepatu, sarung tangan dan sebagainya. V. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN
Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling me kelancaran pelaksanaan masing masing pekerja, misal perbaikan lantai jembatan beton dan kelancara disekitarnya. Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga harian lepas, meramaikan areal kerja. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan tepadu, untuk menhindari hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan mempenggaruhi pekerjaan lainya. Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan dilaksanakan : • Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil i pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi me mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, yang menyangkut evaluasi realisa rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang dihad pelaksanaan pekerjaan dilapangan. • Program dan Scheduling Jadwal pelaksanaan yanga akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan ataupun yang realisasinya dilapangan akan di monitor secara cermat untuk mengantisipasi keterlam mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar dijadikan acuan kontrak.
VI.
PROGRAM JAMINAN MUTU / QUALITY ASSURANCE
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang diisaratkan, pe program pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain pengontrol terhada :
•
Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat. Kualifikasi tenaga kerja yang akan di gunakan Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standart instruksi kerja untuk mencapai maksimal ses
•
Prosedur inspeksi dan test sebagai persaratan mutu.
• •
Meskipun untuk hal hasl tersebut diatas sudah ada personil yang bertanggung jawab secara langsu tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinasi proses Quality control sesuai stan Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan proyek yang dilaksanakan oleh PT. Budi Bakti Prima . Dengan manajemen mutu, team proyek akan me semua kegiata sitematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusa menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk menc rencana sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan. Pengendalian mutu akan dapt dijalankan dengan baik karena adanyasasaran mutu yang jelas, s manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, Organisasi proyek yang handal, sisten da mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten. VII.
PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN A.
MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Langkah pertam dalam pelaksanaan adalah mobilisasi peralatan berat, personil, Penyiapan fisilitas fasilitas direksi, dan fasilitas laboratorium dilapangan serta komunikasi elektro nik. peralatan berat yang akan dimobilisasi sesuai yang telah ditentukan dalam daftar mobilisaasi. Untuk base camp/kontor lapangan dll, ditempatkan pada daerah strategis yaitu daerah yang ada al cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik dan bahan bakar, serta dapat monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa. A.1.
PERSIAPAN PEKERJAAN
1 Pengukuran dan Pematokan ( stake out ) Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi tentukan titik BM. Denagan patok BM ter mempunyai koordinat X,Y dan elevasiatau ketinggian , ini menjadi referensi atau acuan pekerjaan s Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau pematokan sem pada gambar rencana atau peta lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan p direksi.
Gambar orang ngintip
2 Dokumentasi Foto Visual Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan patok papan nama, maka dilaksanakan foto
pertama dengan kamera ataupun handy camp. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang diten direksi, minimal dari satu tititk pengambilan dan tidak berubah ubah. dan untuk selanjutnya pada p foto 50 % dan 100 % pun dilakukan pada titik yang sama. B
KEGIATAN UMUM
Selain kegiatan mobilisasi peralatan, personil dan penyiapan fasilitas fasilitas, pada tahapan awal jug kegiatan survey lapangan ( Rekayasa Lapangan ). Yang disurvey melipiti kondisi Drainase, Daerah dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, perkerasan, stuktu dan hal hal yang terkait dengan ruas jalan ditangani. Kemudian pihak direksi melakukan peninjauan kembali rancangan berdasarkan data rekayasa lapa kemudian diterbitkan detail pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan.
VIII.
METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi untuk me pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antalain sebagai berikut : PEKERJAAN DRAINASE 1.1
Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai dengan ga dengan elevasi sesuai dengan design, atas persetujuan direksi, pekerjaan galian memanfaatkan bantuan alat berat berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya d sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara man mengunakan cangkul.
Gambar pekerjaan saluran
1.2
Pasangan Batu dengan Mortar ( jika ada ) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dil Setelah itu dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus dipe dengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien, Perlu diperhatikan dimensi digunakan jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar agar dapat mempermudah dalam p Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. PEKERJAAN TANAH 2.1
Galian tanah biasa dan Galilian struktur Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar, Pengalian dapat dilaksanakan setela
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudia pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan menggangu, pekerjaan galian t pengalian dengan mengunakan exavator atau mengunakan tenega manusia dengan l blencong untuk daerah daerah yang tidak dapat dijangkau atau digali exavator. Tanah dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan .
gamb. Louding tanah
2.2
Timbunan Biasa / Pilihan 2.2.1 Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus diber kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. 2.2.2 Pengangkutan Material timbunan pilihan yang telah disetujui direksi ( sesuai hasil pengetesan laborat
ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedem tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merat mempermudah dalam penghamparan nanti. 2.2.3 Penghamparan Material timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau menggunakan tena
dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil d tidak terjadi pemisahan antara partikel partikel aggregat halus dan kasar. 2.2.4 Pemadatan segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan mema
roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan, pekerjaan pemadatan di sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah mem diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. P bagian yang diberi super elevasi, Pengilasan dimulai pada bagian yang paling renda dan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu yang belum rata ma ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata ses rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, dapat dipadatkan d pemadat tanggan ( Stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebal maksimum 8 - 10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tida lagi. 2.2.5. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu terhadap bahan material harus diperiksa dan memenuhi persar ditentukan ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan pe untuk mengetahui CBR yang dicapai. Bahan timbunan yang akan digunakanharus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. ini meliputi penhamparan dan pemadatan sedangkan peralatan yang diperlukan antara truk, motor grader dan vibro roller.
2.2.6. Flow Chart - Proses pekerjaan Timbunan Biasa / Pilihan :
MULAI
survey Lokasi dan Pengambilan sampel material
Menguji Sifat Material PI,OMC,CBR lab, dsb.
Tidak
Ya
Percobaan Penghamparan
Penghamparan
Pemadatan
Test send cone di site & Pengukuran
Ya
Selesai
Tidak
Budi Bakti berhasilan
dent yang ineer, Site ibidangnya ak, teknik, leh quality keuangan
ditentukan
akan mutu tas dalam endali, dan
, Mekanik,
engalaman setempat
isesuaikan ya sasaran
n material
ai dengan
nit K3 yang kinan yang t maupun
pemadam pengaman,
pengaruhi n lalulintas juga turut terjadinya
nti terkait, bahas dan i terhadap api selama
mingguan, batan yang chart yang
lu disusun melakukan
uai syarat.
ng, namun art sistem diseluruh laksanakan aan untuk pai semua mberdaya n prosedur
ontraktor,
iran airnya melakukan
sebut yang elanjutnya. a titik titik ersetujuan
visual 0% tukan oleh ngambilan
dilakukan yang akan yang akan gan untuk
laksanakan dilakukan,
mbar kerja ini dapat engan baik ual dengan
ada lokasi aksanakan. rhitungkan batu yang laksanaan.
bouplank dilakukan anah. Cara inggis dan asil galian
sihkan dari
rium yang i dan jarak ikian rupa, sehingga
a manusia i jaga agar
ai vibrator imulai dari anjang dan ada bagian dilanjutkan ka segerah ai dengan
engan alat lan lapisan k bergerak
atan yang r lapis test Pekerjaan lain dump
2.2.7. Gambar : Proses Pekerjaan Timbunan Biasa / Pilihan :
Cari gambar
2.3
Penyiapan Badan Jalan
Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah h Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan ses kemiringan yang telah ditentukan, Kemudian vibro roller memadatkan permukaan dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut untuk perapian. Pekerjaan Perkerasan Berbuti dan Bahu Jalan 3.1.
Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat k dilaksanakan
3.1.1.
Persiapan sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B , Permukaan yang akan digelar harus diber debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
3.1.2.
Pengangkutan Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan Laborat ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokas tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material di atur sedem tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga memperm penghamparan nanti.
3.1.3.
Penghamparan Aggregat kelas B dihampar dengan motor greder atau mengunakan tenaga manus mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sa agar tidak terjadi pemisahan antara parikel partikel aggregat halus dan kasar.
3.1.4.
Pemadatan Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan
vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan Pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat men jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti sam permukaan selesai digilas. Pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pengilasan dimulai yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu tem sesuatu hal belum rata maka segera ditambah matrial dengan cara ditebar saja dengan pen permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan ( stamper ) / Baby vibroting roller secara bertah ketebalan lapis maksimum 8-10 cm. secara visual pemadatan diangap cukup apabila aggre sudah tidak begerak lagi dan apabila diberi butir aggregat base baru diatasnya, butira menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilaas.
3.1.5.
Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebut di depan, bahwa tiap material harus di harus memenuhi persyaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapi untuk mengetahhui CBR yang dicapai setelah pemadatan.
3.1.6.
Flow chart - Proses pelaksanaan pekerjaan aggregat Klas A/B
MULAI Survey Lokasi dan Pengujian Matrial di Quary
mendirikan Stone Crusher Plant di Quary
Menguji Gradasi dan Kompasi Material
Produksi Bt. Pecah U/ Aggregat A/B di Quary
Test Gradasi
Percobaan Penghamparan
Penghamparan
Pemadatan
Test Sand Cone di site & Pengukuran ya
Selesai
Tidak
3.1.7.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Aggregat Klas A/B
gambar dan penghamparan aggt.
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL 4.1
•
• • •
•
4.1.1.
Lapis resap Pengikat ( prime Coat ) atau Lapis Perekat ( Tack Coat )
Pekerjaan lapis perkat / tack coat dihampar diatas permukaan yang beraspal dan diaplikasikan untuk permukaan yang belum beraspal seperti lapis pondasi Aggregat atas ( b ), Soil cement Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran menggunakan comp Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapis tack coat / prime coat sesuai spesifikasi den sprayer sampai rata. Dalam penyemprota perlu diperhatikan beberapa hal seperti : suhu penyemprotan, Kecepat Kecepatan kendaraan, Ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipas ketentuan, sebelum dan sesudah selama penyemprotan. Lebar penyemprotan tack coat / prime coat harus menutup batas pelaksanaan hot mix digelar. Flow chart Proses pekerjaan Lapis resap Pengikat (prime coat) atau Lapis Perekat (take co
Mulai
Pembersihan permukaan jalan yg akan dilapis
Pengujian matrerial aspal,minyak tanah dan mix design test sesuai spesifikasi
Penyemprotan prime coay/tack coat dilapangan
Periksa suhu & ketebalan coating/pelapisa n Ya
Selesai
Tidak
4.2.1.
Gambar Proses Pekerjaan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) atau Lapis Perekat ( tack Co
4.2.
HRS WC / HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa, adapun metode pelaks pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
4.2.1. •
Persiapan Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan dilayer harus dibersihkan dulu dengan comp bersih dari debu dan kotoran / benda benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan aalat bantu. Kesiapan alat alat paving dan alat bantu diperiksa kembali. Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat . Sebelum diukur dan diketahui disetujui oleh direksi Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregat kasa, aggrega filler serta aspal. Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesu didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifikasi / dokumen. Mengenai sy campuran ini terdapat dalam spesifikasi.
• • • • • •
4.2.2. • •
•
4.2.3. • •
Pengangkutan Hotmix diangkut dengan dump truck kelapangan. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dant metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah aspal dengan alas bak. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari cuaca, karena tempertur hot mix ( HRS WC / HRS Base ) ini harus tetap terjaga. Penghamparan Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120⁰ c - 135⁰c. Hot mix dituang kedalam hoper asphalt finisher dengan cara : dump truck dalam posi
berhenti + 15 cm didepan asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menuju tempat diman menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin pengh bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hopper dan dibentuk ses kemiringan penampang melintang sesuai gambar. 4.2.4. •
• • • •
Pemadatan Setelah campuran hot mix degelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan h diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. Apabila tidak sesuai maka segera diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar benar dalam kondisi yang dikehe disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tanden roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alt penghampar se lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara ( intermediate rollin mesin gilas roda karet ( pneumatic tire roller )
•
• •
Pemadatan akhir ( finishing rolling ) dikerjakan dengan mesin gilas tandem roller 8-10 t kecepatan 5-8 km/jam. Pemadatan finishing ini berakhir sapai alur alur roda bekas tire roller rata / hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur angsur bergeser ketengah dengan sejajar as dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butiran butiran campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda ters selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisyaratkan oleh spesifikasi. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk se suai dengan kemiringan yang diisyratk
•
Apabila jalur sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah ke jalur yang bersisian.
• • •
4.2.4.
Flow Chart Proses Pekerjaan Asphalt Hot Mix ( HRS WC / HRS Base )
Mulai
Pembersihan Pavement
Test Material (aggregat & aspal and trial mix)
Penyemprotan Prime Coat/Tack coat pd Permukaan yang akan dilapis
AMP Proses pemanasan dan mixing material HRS base/ HRS WC
HRS base/HRS WC kelokasi Pekerjaan
Check Tempera tur Hot Mix
Hampar Material HRS base/HRS wc
Pemadatan
Periksa Hasil Pemadatan YA
Selesai
TIDAK
Dis
4.2.7.
Gambar Proses Pekerjaan HRS WC / HRS Base
4.3.
Pekerjaan Struktur
4.3.1. •
Pekerjaan Pasangan Batu Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pasangan batu itu sudak selesai. Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuay stake out dari dimensi pekerjaan dilaksanaka. Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu mempermuda dalam proses pengerjaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
• • • • •
Demikian uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang pekerjaan pek terlingkup dalam paket ini. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditujuk sebagai pelaksana pekerjaa akan kami sajikan sebelum pelaksanaan dilapangan. Tentu saja didalam pelaksanaanya nanti dapat tim baru, yang sesuai dengan dokumen dan gambar gambar dalam tender. Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup tentang langkah langkah dalam pelaksan ini.
asil galian. uai dengan ang telah telah membantu
las B siap
sihkan dari
rium yang i dan jarak ikian rupa, uda dalam
ia dengan dengan mbil dijaga
memakai erkerasan. uju sumbu ai seluruh dari bagian at, karena gki sampai tire roller, ap dengan gat base B n tersebut
eriksa dan s field test
rime coat ase course
ressor an asphalt an pompa, ang sesuai yang akan
t) :
at )
anaan dari
essor agar
halus dan ai sehingga arat syarat
rbuat dari elekatnya i pengaruh
isi mundur a roller bar ampar dan ai dengan
rus segera
ndaki serta banyak ± 4 g ) dengan
n, dengan
jalan yang ebut harus
an
osal
ada lokasi yang akan
efektif dan kecil agar
rjaan yang n ini, yang bul ide ide aan proyek
JOB DESCRIPTION
NAMA JABATAN
GENERAL SUPERINTENDENT
BAGIAN/DEPARTEMENT ATASAN (bertangung jawab kepada) BAWAHAN
OPERASIONAL DIRE DIREKTUR
RINCIAN TUGAS (Rincian tugas atau Inventori tugas tidak lebih dari 15 butir)
1. Site Manager 1. Memberikan pengarahan dan penjelasan tentang alur kerja proyek sesuai dengan RKS / kontrak dan tanggung jawab kepada site manager. 2. Membuat Estimasi dan target target pencapaian proyek yang harus dilakukan, serta disesuaikan dengan kondisi cuaca,lapangan dan peralatan 3. Melakukan evaluasi setiap minggu terhadap target target pencapaian yang sudah ditetapkan. 4. Memonitor progres pelaksanaan proyek termasuk kemajuan fisik mingguan/bulanan. 5. Merancang sistem pengerahan/manuver alat alat berat dan dump truck yang evisien untuk mendukung program kerja yang sudah dibuat. 6. Memberikan masukan kepada site manager srategi pendekatan kepada penduduk setempat dengan didampingi pemuka masyarakat setempat/melakukan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan. 7. Berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal termasuk konsultan sesuai dengan perkembangan tahapan pekerjaan. 8. Berkomunikasi dan koordinasi dengan site manager via SSB/telpon dan sarana komunikasi lainya sesuai jadwal yang ditetapkan setiap hari guna memonitor serta menerima laporan kegiatan operasional dilapangan. 9. Menyampaikan laporan kemajuan fisik mingguan, Back up Data Quality, Quality, Reques, Buku Harian Standart, Data data informasi lain yang terkait kepada pihak proyek dan direktur utama dalam rangka proses Monthly Certificate setiap akhir bulan. 10. Mencocokan data data logistik lapangan dengan data logistik dikantor cabang sehingga dihasilkan data stok opname lapangan yang akurat, untuk itu perlu koordinasi dengan kepala logistik dikantor cabang. 11. Memverifikasi, memvalidasi serta meneruskan laporan keuangan lapangan bulanan kepada manager finance untuk diperiksa dan dikoreksi. 12. Meneruskan laporan data data personil yang direkrut dilapangan
kepada kepala personalia / HRD cabang untuk di proses lebih lanjut. 13. Hal hal lain yang tidak termasuk dalam job diskription ini namun menjadi kewajiban tersirat harus dilaksanakan oleh seorang general superintendent dilapangan dengan penuh tanggung jawab. INTERAKSI INTERN
Bidang operasional unit kerja dan koordinasi antar bagian serta direksi
INTERAKSI EKSTERN
Melayani / mewakili managemen PT. Budi Bakti Prima bila diperlukan untuk berhubungan dengan pemberi pekerjaan. 1. Memerintahkan kepada site manager (SM) untuk selalu mengontrol/berkeliling terhadap jalanya pelaksanaan pekerjaan setiap
hari
dan
segera
berkoordinasi
dengan
general
superintendent (GS) jika terdapat hal hal penting dan mendesak. 2.
Site manager (SM) diminta untuk koordinasi juga dengan unit unit lainya yang terkait dengan pekerjaan yang sudah dilaksanakan.
3. 4.
PERSYARATAN
Menyeleksi dan mengusulkan sub kontraktor yang dipilih untuk disetujui oleh direktur. Memberikan masukan dan gambaran kepada direktur utama terhadap hambatan hambatan yang ditemui dilapangan untuk ditindak lanjuti segera. PENDIDIKAN S-1 Sipil D-3 Sipil
SKILL SKA SKA
PENGALAMAN Min 3 Tahun Min 5 Tahun