RESPON INDIVIDUAL TERHADAP OBAT
Administrasi pemberian obat terhadap pasien yhang berbeda-beda akan menghasilkan bermacam-macam respon, yang terdiri subtherapeut ic, respon therapeutic dan toksitisitas. Hubungan antar dosis dengan efek (dosis dengan respon tubuh terhadap obat) pada setiap individu tidak selalu sama, akan tetapi t etapi sangat bervariasi. Perhatikan skema :
Prescribed Dose
External factors
- patient compliance - medication errors
Administered Dose Pharmacokinetics: - rate and extend of absorption - body size and composition composition - binding in body fluids - rate of elimination
Internal factors -
Concentration at locus of Action
physiological physiological variables variables pathological factors genetic factors drugs interaction development of tolerance
Pharmacodynamics - drug-receptor interaction interaction - functional state - placebo effect
Intensity of response
Fig. 6. Scheme of o f individual drug response
Dari skema di atas tampak bahwa pada dasarnya ada dua factor utama yang harus diperhatikan dalam respon individual obat, yaitu : A.
Faktor
Eksternal / Eksogenous
Faktor external atau exogenous yang menentukannya adalah : 1. K epatuhan epatuhan
epatuhan K epatuhan
Pasien
pasien menentukan jumlah obat yang diminum yang pada akhirnya berkaitan
dengan intensitas respon yang diperlihatkannya. d iperlihatkannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien : a. Penyakit Penyakit yang menurunkan kepatuhan pasien adalah penyakit yang tidak bergejala, penyakit kronis, dan penyakit yang hanya memerlukan pencegahan. b. Drug Pengobatan yang menggunakan banyak obat, dosisnya kompleks, obatnya sulit ditelan atau rasa obat tidak enak, dan obat yang memberikan efek samping. Hal tersebut dapat menurunkan kepatuhan pasien c. Penderita / pasien Penderita yang tidak mengerti cara pemakaian atau pun kegunaannya. Dikarenakan usia nya masih sangat muda atau sudah sangat tua; intelektualnya kurang; punya gangguan jiwa. Hal tersebut akan menurunkan kepatuhan pasien. d. Dokter Sikap dokter yang optimis dan bertindak sangat cermat dalam mengobati pasien (skillful) akan meningktkan kepatuhan pasien.
esalahan 2. K esalahan
esalahan K esalahan
Medikasi
medikasi sperti contoh obat lama,ketidaksesuaian dalam pemberian obat (ex.
Yang seharusnya obat A diberi secara oral, tetapi obat A tersebut malahan diberi secara intranasal).
B.
Faktor
Internal
Faktor internal meliputi farmakokinetik dan farmakodinamik. Faktor-faktor farmakokinetik akan menentukan jumlah obat yang diminum yang pada akhirnya berkaitan dengan intensitas respon
yang diperlihatkannya. Sedangkan Faktor-faktor farmakodinamik akan menentukan intensitas respon tubuh terhadap kadar obat yang berada di reseptornya. Variasi respon terbesar terutama disebabkan karena variasi farmakokinetik dan farmakodinamik yang berasal dari :
1.
K eadaan eadaan Fisiologis
a. Neonatus and bayi premature Pada kelompok usia ini, beberapa fungsi fisiologis pada organ-organ belum berkembang secara sempurna, antara lain : - Fungsi absorpsi belum baik -
apasitas K apasitas
ikatan protein plasma masih rendah
- Fungsi metabolisme belum sempurna - Fungsi ekskresi ginjal masih rendah b. Usia tua (lansia) Pada usia ini terjadi penurunan beberapa fungsi farmakokinetik, antara lain : - Distributsi berubah, meliputi penurunan kapasitas ikatan protein plasma masih rendah dan perubahan waktu paruh obat. - Fungsi metabolisme mulai menurun - Fungsi ekskresi ginjal menurun
2.
eadaan K eadaan
patologi
erusakan K erusakan
hepar dapat merubah kapasitas ikatan protein plasma, aliran darah hepar,
penurunan kapasitas metabolism yang semakin berat diperberat oleh obat-obat/zat kimia yang menginduksi enzim mikrosom hepar dan mengurangi clearance obat yang terutama diekskresi melalui empedu. Beberapa penyakit dapat mengubah farmakodinamik obat melalui perubahan sensitivitas reseptor. 3.
Factor
Genetik
Genetik
merupakan penentu utama dalam terjadinya variasi efek obat (respon
terhadap obat) yang normal dan bertanggung jawab terhadap terjadinya perbedaan aktivitsas farmakologi secara kuantitatif (respon terhadap obat melalui pengaruh poligenik pada
metabolisme obat) maupun kualitatif (respon terhadap obat tersebut mempunyai sifat-sifat toksik tertentu).
4.
Interaksi obat
Interaksi obat sering terjadi pada penggunaan beberapa obat yang digunakan untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan atau mengobati oenyakit yang menyertainya. (dibahas di interaksi obat).
5.
Toleransi Toleransi
adalah penurunan efek farmakologi pada pemberian obat yang berulang-ulang.
Dibagi menjadi : a. toleransi farmakokinetik terjadi karena obat yang menginduksi metabolismenya sendiri. b. toleransi farmakodinamik Terjadi
c.
karena proses adaptasi selular.
Takhifilaksis Toleransi
6.
(toleransi akut)
yang muncul sangat cepat, cepat , kurang dari 3 hari sudah muncul.
Efek Placebo
Net effect (efek bersih)= pharmacological + placebo effect Efek placebo merupakan efek yang tidak dipengaruhi oleh kerja obat itu sendiri. Lain kata, efek yang merupakan sugesti sugest i pasien.
7.
Faktor
Lingkungan
Alcohol dan rokok memiliki beberapa efek yang dapat mengubah respon terhadap beberapa obat.
8. Biological rhythmic (ritme biologi)
Aktivitas farmakologi obat dipengaruhi oleh ritme biologisnya dalam sensitivitas fisiologis dan disposisi obat.
hronofarmakologi K hronofarmakologi
adalah cabang farmakologi yang mempelajari efek
obat dalam kaitannya dengan ritme biologis. Ritme biologis dapat terjadi setiap hari
(sirkadian), setiap minggu (sirkasestan), setiap bulan (sirkarigintan) dan setiap tahun (sirkanual). Ritme ini didefinisikan sebagai saat puncak dalam kaitannya dengan periode (akrofase), variabilitas variabilitas dalam da lam periode (amplitudo), dan rata-rata periode (mesor).