Referat
Retensi Urine
Disusun Oleh : Ira Camelia Fitri 07120143
Preseptor : Dr. H. Rivai Ismail, SpB Dr. Wirsma Arif Harahap, SpB(K)Onk
BAGIAN ILMU BEDAH UNIVERSITAS ANDALAS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2012 KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat kehadirat Allah SWT, karena atas karunia Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan referat yang berjudul Retensi urine. urine. Penulis berharap referat ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan keseha kesehatan tan,, pendid pendidika ikan, n, dan dapat dapat diperg diperguna unakan kan dengan dengan sebaiksebaik-bai baikny knyaa oleh oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam Dalam kesemp kesempata atan n ini, ini, penuli penuliss ingin ingin menyam menyampaik paikan an ungka ungkapan pan terima terima kasih kepada Dr. H. Rivai Ismail, SpB dan Dr. Wirsma Arif Harahap, SpB(K)Onk selaku preseptor yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan referat ini serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini. Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan referat ini tentunya masih masih banya banyak k terdap terdapat at kekura kekuranga ngan. n. Oleh Oleh karena karena itu, kritik dan
saran saran sangat sangat
diharapkan demi proses perbaikan referat ini kedepannya. kedepannya.
Padang, Juni 2012 Penulis
BAB I
2
PENDAHULUAN
1.1 1.1 LATA LATAR R BE BELA LAKA KANG NG
Traktus urinarius bagian bawah memiliki dua fungsi utama, yaitu: sebagai tempat untuk menampung produksi urine dan sebagai fungsi ekskresi. Fungsi kandung kandung kencing normal normal memerlukan memerlukan aktivitas yang terintegrasi terintegrasi antara sistim saraf otonomi dan somatik. Jaras neural yang terdiri dari berbagai refleks fungsi destrusor dan sfingter meluas dari lobus frontalis ke medula spinalis bagian sakral, sehingga penyebab neurogenik dari gangguan kandung kencing dapat diakibatkan oleh lesi pada berbagai derajat. Retensi Urin merupakan suatu keadaan darurat urologi yang paling sering ditemukan dan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Retensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui. Salah satu penyebab retensi urine adalah BPH. Benign Prostat Hyperplasia merupa merupakan kan penya penyakit kit yang yang sering sering diderit dideritaa pada pada pria. pria. Di klinik klinik 50 % dijum dijumpai pai penderita BPH berusia 60-69 tahun, yang menimbulkan gejala-gejala bladder outlet outlet obstructio obstruction. n. Pada wanita Salah satu komplikasi komplikasi umum yang terjadi setelah proses persalinan, baik persalinan pervaginam atau sectio caesarea adalah retensi urin postpartum. Pada tahun 1998, dr. Kartono dkk dari FKUI-RSCM Jakarta melansir data bahwa terdapat 17,1% kejadian retensi urin pada ibu melahirkan yang telah dipasang kateter selama enam jam dan 7,1% untuk yang dipasang selam selamaa 24 jam pasca pasca opera operasi si secti sectio o caesa caesarea rea.. Yip Yip SK (Hong (Hongko kong ng,, 1997 1997)) mela melapo pork rkan an terd terdap apat at angk angkaa 14,6 14,6% % untu untuk k kasu kasuss rete retens nsii urin urin post postpa part rtum um pervaginam.
1.2 1.2 TUJU TUJUAN AN
3
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang Retensi urine dan sebagai calon dokter harus bisa memahami cara yang baik dalam penatalaksanaan retensi urine.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Retensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang yang terk terkum umpu pull di dala dalam m buli buli-bu -buli li hing hingga ga kapa kapasi sita tass maks maksim imal al buli buli-bu -buli li terlampaui.1
2.2. Anatomi Saluran Kemih
Alat-alat kemih terdiri dari : ginjal, pelvis renalis (pielum), ureter, buli buli (vesika urinaria), dan uretra. Dinding alat-alat saluran kemih mempunyai lapisan otot yang mampu menghasilkan gerakan peristaltik.
Ginjal •
Letak etak rong rongga ga peri perito ton neal eal
•
Pool Pool atas ginja ginjall kiri perte pertenga ngahan han V. thor thoraka akall 12, pool pool -inferi -inferior or V. lumb lumbal al ke-3. kanan setengah vertebrae lebih rendah
•
Bentuk Bentuk sepe seperti rti kacan kacang g terdapa terdapatt hilus hilus renalis renalis pada pada bagia bagian n medial medial , ukura ukuran n bervariasi, berat 115-170 g
Dibung Dibungkus kus oleh oleh kapsul kapsulaa fibrosa fibrosa – di sblh sblh luarny luarnyaa terdap terdapat at lemak lemak perire perirenal nal bersama dengan kelenjar adrenal dibungkus oleh fascia Gerota – di sebelah luarnya terdapat jaringan lemak pararenal. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian: •
Kort Kortek eks, s, yaitu yaitu bagia bagian n ginjal ginjal di mana mana di dalamn dalamnya ya terda terdapa pat/t t/terd erdiri iri dari dari korp korpus us rena renali lis/M s/Mal alpi pigh ghii (glo (glome merul rulus us dan dan kaps kapsul ul Bowm Bowman an), ), tubu tubulu luss kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.
•
Medula Medula,, yang yang terdiri terdiri dari dari 9-14 9-14 pyiram pyiramid. id. Di dalam dalamny nyaa terdiri terdiri dari dari tubulu tubuluss rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
•
Colum Columna na renal renalis, is, yaitu yaitu bagi bagian an kort korteks eks di di antara antara pyrami pyramid d ginjal ginjal
•
Proc Process essus us renali renalis, s, yaitu yaitu bagian bagian pyram pyramid id/m /med edul ulaa yang yang menon menonjol jol ke arah arah korteks
5
Gambar 1. Anatomi Sistem Traktus Urinarius . 6
•
Hilu Hiluss rena renali lis, s, yaitu yaitu suatu suatu bagi bagian an/a /area rea di mana mana pembu pembulu luh h dara darah, h, serabu serabutt saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
•
Papil apilla la ren renalis alis,, yaitu aitu bagia agian n yang ang meng enghubu hubung ngka kan n anta antara ra dukt duktu us pengumpul dan calix minor.
•
Calix Calix minor minor,, yaitu yaitu percab percabang angan an dari dari cali calix x majo major. r.
•
Calix Calix major, major, yaitu yaitu percab percabang angan an dari dari pelv pelvis is rena renalis. lis.
•
Pelvis Pelvis renal renalis, is, diseb disebut ut juga juga piala piala ginjal, ginjal, yaitu yaitu bagia bagian n yang yang menghub menghubung ungkan kan antara calix major dan ureter. Pielum (Pelvis Renalis) mengumpulkan air seni yang datang dari apeks papilla. Mengecil menjadi ureter yang dilalui air seni dalam porsi-porsi kecil sampai ke dalam kandung kemih. Kapasitas rata-rata 3-8 ml. Air seni mulamula-mu mula la terk terkum umpu pull di kali kaliks, ks, saat saat sfin sfingt gter er kali kaliks ks berk berkon ontr trak aksi si.. Kemudian, otot-otot dinding kaliks, sfingter forniks, berkontraksi dan pada waktu yang bersamaan sfingter kaliks berelaksasi. berelaksasi. Lalu air seni terdorong terdorong ke dalam pelvis renalis. Air seni dibuang dengan cepat oleh penutupan bergantian dari sfingter pelvis dan kaliks.
Ureter
Berbentuk seperti pipa yang yang sedikit memipih, berdiameter 4-7 mm. Panjang Panjang bervariasi + 30 cm pada laki-laki dan + 1 cm lebih pendek dari wanita. Kedua ureter menembus dinding kandung kemih pada fundusnya, terpisah dalam jarak antara 4-5 cm, miring dari arah lateral, dari belakang atas ke medial depan bawah. Ureter berjalan sepanjang 2 cm di dalam kandung kemih dan berakhir pada suatu celah sempit (ostium ureter).
7
Gambar 2: Kandung Kemih
Vesica Urinaria (Buli-buli)
Pada Pada dasa dasarr buli buli-b -bul uli, i, kedu keduaa muar muaraa uret ureter er dan dan meat meatus us uret uretra ra inte intern rnum um membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme mekanisme berkemih. Kapasitas maksimal (volume) untuk orang dewasa + 350450 ml; kapasitas buli-buli pada anak menurut Koff : Kapasitas buli-buli = [ Umur (tahun) + 2] x 30 ml Bila Bila buli buli-b -bul ulii teri terisi si penu penuh, h, vert vertek ekss dan dan dind dindin ing g atas atas tera terang ngka katt dan dan membentuk membentuk suatu bantal yang lonjong lonjong dan pipih, yang dapat meluas meluas sampai sampai tepi atas simfisis pubis. Selama kontraksi otot kandung kemih, ketika dikosongkan selama berkemih, bentuknya menjadi bulat.
8
Uretra Uretra Uretra merupa merupakan kan tabung tabung yang yang menya menyalurk lurkan an urin urin keluar keluar dari dari buli-b buli-buli uli melalui proses miksi. Secara anatomis, uretra dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : uretra posterior dan uretra anterior. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra ekstern eksternaa yang yang terleta terletak k pada pada perbat perbatasan asan uretra uretra anteri anterior or dan uretra uretra posteri posterior. or. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh saraf simpatik sehingga saat buli-buli penuh, sfingter terbuka. Sfingter ani eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang; pada saat kencing, sfingter ini terbuka dan tetap menutup pada saat menahan kencing. Panjang uretra wanita + 3-5 cm dengan diameter 8 mm, berada di bawah simfisi simfisiss pubis pubis dan bermuara bermuara di sebelah sebelah anterio anteriorr vagina vagina.. + 1/3 medial medial uretra uretra terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus otot Levator ani berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada di dalam buli-buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi bila tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna. Panjang Panjang uretra pria dewasa + 23-25 cm. Uretra posterior pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis; uretra anterior terdiri atas : (1) pars bulbosa, (2) pars pendularis, (3) fossa navikularis, dan (4) meatus uretra eksterna.
2.3 Fisiologi
1. Pengisian urine
Pada pengisian kandung kencing, distensi yang timbul ditandai dengan adanya adanya aktivitas aktivitas sensor sensor regang pada dinding dinding kandung kandung kencing. Pada kandung kandung kencing kencing normal, normal, tekanan tekanan intravesikal intravesikal tidak meningkat meningkat selama pengisian sebab terdap terdapat at inhibi inhibisi si dari dari aktivi aktivitas tas detrus detrusor or dan active active compli complianc ancee dari dari kandun kandung g kencing. 9
Gambar 3 : Penampang uretra pria Gambar 4 : Penampang uretra wanita
10
Inhibisi Inhibisi dari aktivitas aktivitas motorik detrusor memerlukan memerlukan jaras yang utuh antara pusat miksi pons dengan medula spinalis spinalis bagian sakral. Mekanisme Mekanisme active compliance compliance kandung kencing kurang diketahui namun proses ini juga memerlukan inervasi yang utuh mengingat mekanisme ini hilang pada kerusakan radiks s2-S4. Selain akomodasi kandung kencing, kontinens selama pengisian memerlukan fasilitasi aktifi aktifitas tas otot otot lurik lurik dari dari sfingt sfingter er uretra uretra,, sehing sehingga ga tekana tekanan n uretra uretra lebih lebih tinggi tinggi dibandingkan tekanan intravesikal dan urine tidak mengalir keluar
2. Pengaliran urine
Pada Pada orang orang dewasa dewasa yang yang normal normal,, rangsan rangsangan gan untuk untuk miksi miksi timbul timbul dari dari disten distensi si kandun kandung g kencin kencing g yang yang sinyalny sinyalnyaa dipero diperoleh leh dari dari aferen aferen yang yang bersifa bersifatt sensitif terhadap regangan. Mekanisme normal dari miksi volunter tidak diketahui dengan jelas tetapi diperoleh dari relaksasi oto lurik dari sfingter uretra dan lantai pelvis yang diikuti dengan kontraksi kandung kencing. Inhibisi tonus simpatis pada leher kandung kencing juga ditemukan sehingga tekanan intravesikal diatas/melebihi tekanan intra uretral dan urine akan keluar. Pengosongan kandung kemih yang lengkap tergantung adri refleks yang menghambat aktifitas sfingter dan mempertahankan kontraksi detrusor selama miksi.
2.4. Etiologi
Penyebab retensi urin : 1. Kelema Kelemahan han otot otot detru detrusor sor : - Kelainan medulla spinalis. - Kelainan saraf perifer. 2. Hambat Hambatan an / obstruk obstruksi si uretra uretra : - Batu atu uretr retra. a. - Klep Klep uretr retra. a. - Stri Strikt ktur uraa uretr uretra. a. - Sten Stenos osis is meat meatus us uret uretra. ra. - Tumor ure uretr tra. a. - Fimosis. - Paraf arafim imos osis is..
11
- Gump Gumpal alan an dara darah. h. - Hipe Hiperp rpla lasia sia pros prostat tat.. - Kars Karsin inom omaa pros prosta tat. t. - Sklero Sklerosis sis leher leher buli-b buli-buli uli.. 3. Inkoordinasi Inkoordinasi antara Detrusor-Uretra Detrusor-Uretra : Cedera kauda ekuina.
Menurut lokasi, penyebab retensi urin : a. Supr Suprav avesi esika kall : Kerusakan terjadi pada pusat miksi di Medula Spinalis setinggi Th12-L1; kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis, baik sebagian atau seluruhnya. b. Vesikal : Berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit neurologis. c. Infravesikal Infravesikal (distal kandung kandung kemih) kemih) : Berupa pembesaran prostat (kanker, prostatitis), tumor pada leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis). Pada retensi urin kronik, disebabkan oleh : obstruksi uretra yang semakin hebat, sehingga akhirnya kandung kemih mengalami dilatasi. Pada keadaan ini, urin urin kelu keluar ar terus terus mener menerus us kare karena na kapa kapasit sitas as kand kandun ung g kemih kemih terl terlam ampa paui ui.. Penderita tidak mampu berkemih lagi, tetapi urin keluar terus tanpa kendali.
2.5. Klasifikasi
Retensi urin dapat terjadi secara akut, yaitu : penderita secara tiba-tiba tida tidak k dapa dapatt miks miksi, i, buli buli-bu -buli li penu penuh h diser diserta taii rasa rasa sakit sakit yang yang heba hebatt di daer daerah ah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan, seringkali urin belum menetes atau sedikit-sedikit; dapat pula terjadi secara kronis, yaitu penderita secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama tidak dapat miksi, merasak merasakan an nyeri nyeri di daerah daerah suprap suprapubi ubik k hanya hanya sedikit sedikit / tidak tidak ada sama sekali sekali walaupun buli-buli penuh.
12
Rete Retens nsii urin urin dapa dapatt terj terjad adii seba sebagi gian an,, yaitu aitu pend pender erit itaa masi masih h bisa bisa mengeluarkan urin, tetapi terdapat sisa kencing yang cukup banyak di kandung kemih ; pada retensi urin total, penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan urin.
2.6. Patofisiologi
Proses berkemih melibatkan 2 proses yang berbeda yaitu pengisian dan dan peny penyim impa pana nan n urin urinee dan dan peng pengos oson onga gan n kand kandun ung g kemi kemih. h. Hal Hal ini ini salin saling g berlawanan dan bergantian secara normal. Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik somatik.. Selama Selama fase pengisi pengisian, an, pengar pengaruh uh sistem sistem saraf saraf simpat simpatis is terhad terhadap ap kandun kandung g kemih kemih menjad menjadii bertek bertekana anan n rendah rendah dengan dengan mening meningkat katkan kan resisten resistensi si saluran kemih. Penyimpanan urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal uretra. Pengeluaran urine secara normal normal timbul timbul akibat akibat dari dari kontra kontraksi ksi yang yang simult simultan an otot otot detruso detrusorr dan relaksa relaksasi si salu salura ran n kemi kemih. h. Hal Hal ini ini dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh sist sistem em sara saraff para parasi simp mpat atis is yang ang mempun mempunya yaii neurot neurotran ransmi smiter ter utama utama yaitu yaitu asetilk asetilkhol holin, in, suatu suatu agen agen koline kolinergi rgik. k. Selama fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion dorsal spinal sakral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spin spinal. al. Sela Selama ma fase fase peng pengos oson onga gan n kand kandun ung g kemi kemih, h, hamb hambat atan an pada pada alir aliran an parasimpatis sakral dihentikan dan timbul kontraksi otot detrusor. Hambatan aliran aliran simpati simpatiss pada pada kandun kandung g kemih kemih menimb menimbulk ulkan an relaksa relaksasi si pada pada otot otot uretra uretra trigon trigonal al dan proksi proksimal mal.. Impuls Impuls berjala berjalan n sepanja sepanjang ng nervus nervus pudend pudendus us untuk untuk merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal. Retensi postpartum paling sering terjadi. Setelah terjadi kelahiran pervaginam spontan, disfungsi kandung kemih terja terjadi di 9-14 9-14 % pasi pasien en;; setel setelah ah kela kelahi hira ran n meng menggu guna naka kan n forc forcep ep,, angk angkaa ini ini mening meningkat kat menjad menjadii 38 %. Retens Retensii ini biasan biasanya ya terjadi terjadi akibat akibat dari dari dissine dissinergi rgiss antara otot detrusor-sphincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema. Sebaliknya pasien yang tidak dapat
13
mengosongkan kandung kemihnya setelah sectio cesaria biasanya akibat dari tidak berkontraksi dan kurang aktifnya otot detrusor
2.7. Diagnosis
Gambaran Klinis - Rasa tidak nyama nyaman n hingga hingga rasa nyeri nyeri yang yang hebat hebat pada pada perut perut bagian bagian
bawah hingga daerah genital. - Tumor pada perut bagian bawah. - Tidak dapat kencing. - Kadang-kadang urin keluar sedikit-sedikit, sering, tanpa disadari, tanpa bisa ditahan (inkontinensi paradoksa). Pada retensi urin akut, penderita akan merasa nyeri yang hebat di daerah suprapubik, dan bila penderita tidak terlalu gemuk, akan terlihat / teraba benjolan di daerah suprapubik. Pada retensi urin totalis, penderita sama sekali tidak bisa miksi, gelisah, mengedan bila ingin miksi, dan terjadi inkontinensia paradoksal. Pada anamnesa, pasien akan mengeluh sulit buang air kecil. Pada inspeksi, palpasi dan perkusi, akan didapatkan buli-buli yang mengembang. Pada perkusi akan akan terden terdengar gar pekak, pekak, yang yang menent menentuka ukan n adany adanyaa buli-b buli-buli uli yang yang penuh penuh pada pada penderita yang gemuk. Pada pemeriksaan bimanual : 1 tangan di atas suprapubik dan jari telunjuk tangan lainnya melakukan colok dubur.
14
Gambar 5 : Pemeriksaan Rectal Toucher (Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 20)
2.8 Pemeriksaa Pemeriksaan n Penunja Penunjang ng
a. Foto polos abdomen
menunj menunjukk ukkan an bayang bayangan an buli-b buli-buli uli penuh, penuh,
mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli-buli. b. Uretrografi akan tampak adanya striktur uretra. c. Pemeriksaan Pemeriksaan darah rutin : Hb, Hb, leukosit leukosit,, LED, LED, Tromb Trombosit. osit. d. Pemeriksaan Pemeriksaan Faal Ginjal Ginjal : kreatinin, kreatinin, ureum, ureum, klirens klirens kreatinin kreatinin.. e. Pemerik Pemeriksaan saan urin urinalis alisaa : warna, warna, berat berat jenis jenis,, pH.
2.9 Kompli Komplika kasi si
- Buli-buli akan mengembang melebihi kapasitas maksimal sehingga tekanan didalam lumennya dan tegangan dari dindingnya akan meningkat. - Bila Bila keadaa keadaan n ini dibiar dibiarkan kan berlan berlanjut jut,, tekana tekanan n yang yang mening meningkat kat didala didalam m lumen akan menghambat aliran urin dari ginjal dan ureter sehingga terjadi hidroureter dan hidronefrosis dan lambat laun terjadi gagal ginjal. - Bila tekanan didalam buli-buli meningkat dan melebihi besarnya hambatan di daerah uretra, urin akan memancar berulang-ulang berulang-ulang (dalam jumlah sedikit) tanpa bisa ditahan oleh penderita, sementara itu buli-buli tetap penuh dengan urin urin.. Kead Keadaa aan n ini ini dise disebu butt : inko inkont ntin inen ensi si para parado doks ksaa atau atau "ove "overf rflo low w incontinence"
15
- Tegang Tegangan an dari dari dindin dinding g buli-b buli-buli uli terns terns mening meningkat kat sampai sampai tercapai tercapai batas batas toleransi dan setelah batas ini dilewati, otot buli-buli akan mengalami dilatasi sehingga kapasitas buli-buli melebihi kapasitas maksimumnya, dengan akibat kekuatan kontraksi otot buli-buli akan menyusut. - Retensi urin merupakan predileksi untuk terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) dan bila ini terjadi, dapat menimbulkan keadaan gawat yang serius seperti pielonefritis, urosepsis, khususnya pada penderita usia lanjut. Urin yang tertahan lama di dalam buli-buli, secepatnya harus dikeluarkan, karena jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah, seperti : mudah terjadi infeksi saluran kemih, kontraksi otot buli-buli menjadi lemah, timbul hidroureter dan hidronefrosis yang selanjutnya akan dapat menimbulkan gagal ginjal. Akibat Akibat retensi retensi urin urin kronis kronis dapat dapat terjadi terjadi : trabek trabekula ulasi si (serat-s (serat-serat erat otot otot detrus detrusor or meneba menebal), l), saccula sacculaee (tekan (tekanan an intrav intravesi esika ka mening meningkat, kat, selaput selaput lendir lendir dianta diantara ra otot-o otot-otot tot membesa membesar), r), diverti divertikel kel,, infeks infeksi, i, fistula fistula,, pemben pembentuk tukan an batu, batu, overflow incontinence.
16
BAB III PENANGANAN RETENSI URIN
Urin Urin dapa dapatt
dike dikelu luar arka kan n
deng dengan an cara cara Kate Katete teri risa sasi si atau atau Sist Sistos osto tomi mi..
Penanganan pada retensi urin akut berupa : kateterisasi – bila gagal – dilakukan Sistostomi.
3.1. Kateterisasi Kateterisasi Uretra adalah memasukkan kateter ke dalam buli-buli melalui uretra.
Tujuan Kateterisasi Kateterisasi
Tindakan Tindakan ini dimaksudk dimaksudkan an untuk untuk tujuan tujuan diagnosis diagnosis maupun maupun untuk tujuan terapi. Tindakan diagnosis antara lain adalah : 1. Kate Katete teri risa sasi si pada pada wani wanita ta dewa dewasa sa untu untuk k mem mempero perole leh h cont contoh oh urin urin guna guna pemeriksaan kultur urin. 2. Mengu Menguku kurr resid residu u (sisa) (sisa) urin urin yang yang dike dikerja rjaka kan n sesaat sesaat setel setelah ah pasie pasien n selesa selesaii miksi. 3. Memasu Memasukk kkan an baha bahan n kont kontras ras untu untuk k peme pemeri riksa ksaan an radio radiolo logi gi,, anta antara ra lain lain : Sistografi atau pemeriksaan adanya refluks vesiko-ureter melalui pemeriksaan voiding cysto-urethrography (VCUG). 4. Pemeriksaan Pemeriksaan urodinamik urodinamik untuk untuk menentukan menentukan tekanan tekanan intra vesika. 5. Untuk Untuk menilai produksi produksi urin urin pada saat saat dan setelah operasi operasi besar. besar. Indikasi kateterisasi : 1. Mengel Mengeluar uarkan kan urin dari dari buli-b buli-buli uli pada pada keadaa keadaan n obstru obstruksi ksi infrav infravesik esikal, al, baik baik yang disebabkan oleh hiperplasia prostat maupun oleh benda asing (bekuan darah) yang menyumbat uretra. 2. Mengeluarka Mengeluarkan n urin pada pada disfungsi disfungsi buli-buli. buli-buli. 3. Diversi urin urin setelah tindakan tindakan operasi sistem urinaria urinaria bagian bagian bawah, yaitu yaitu pada operasi prostatektomi, vesikolitektomi.
17
4. Sebagai Sebagai splint setelah operasi operasi rekonstruksi rekonstruksi uretra untuk untuk tujuan stabilisasi stabilisasi uretra. 5. Memasuk Memasukkan kan obat-o obat-obat batan an intrav intravesi esika, ka, antara antara lain lain sitosta sitostatik tikaa atau atau antisep antiseptik tik untuk buli-buli. Kontraindikasi kateterisasi : Ruptur uretra, ruptur buli-buli, bekuan darah pada buli-buli. Macam-macam Kateter Katete Kateterr dibeda dibedakan kan menuru menurutt ukuran ukuran,, bentuk bentuk,, bahan, bahan, sifat, sifat, pemaka pemakaian ian,, sistem retaining (pengunci), (pengunci), dan jumlah percabangan percabangan.. Ukuran Kateter Ukuran kateter dinyatakan dalam skala Cheriere’s (French). Ukuran ini merupakan ukuran diameter luar kateter. 1 Cheriere (Ch) atau 1 French (Fr) = 0,33 milimeter atau 1 milimeter = 3 Fr Jadi, kateter yang berukuran 18 Fr artinya diameter luar kateter itu adalah 6 mm. Kateter yang mempunyai ukuran yang sama belum tentu mempunyai diameter lumen yang sama karena adanya perbedaan bahan dan jumlah lumen pada kateter itu. Bahan kateter dapat berasal dari logam (stainless), karet (lateks), lateks dengan lapisan silikon (siliconized) dan silikon. Bentuk Kateter Straig Straight ht catheter catheter merupa merupakan kan katete kateterr yang yang terbuat terbuat dari dari karet karet (latek (lateks), s), bentuknya lurus dan tanpa ada percabangan. Contoh kateter jenis ini adalah kateter Robinson dan kateter Nelaton.
Gambar 6 : Macam-macam Kateter (Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 230)
18
Coude catheter yaitu kateter dengan ujung lengkung dan ramping. Kateter ini ini dipa dipaka kaii jika jika usah usahaa kate katete teris risasi asi deng dengan an mema memaka kaii kate kateter ter beru beruju jung ng luru luruss mengalami hambatan yaitu pada saat kateter masuk ke uretra pars bulbosa yang berbentuk huruf “S”, adanya hiperplasia prostat yang sangat besar, atau hambatan akibat sklerosis leher buli-buli. Contoh jenis kateter ini adalah kateter Tiemann.
Tindakan Kateterisasi Kateterisasi Pada wanita
Pemasangan kateter pada wanita jarang menjumpai kesulitan karena uretra wanita lebih pendek. Kesulitan yang sering dijumpai adalah pada saat mencari muara uretra karena terdapat terdapat stenosis stenosis muara uretra atau tertutupny tertutupnyaa muara uretra oleh tumor uretra / tumor vaginalis / serviks. Untuk itu mungkin perlu dilakukan dilatasi dengan busi a boule terlebih dahulu.
Pada pria
Teknik kateterisasi pada pria adalah sebagai berikut : 1. Setelah dilakuk dilakukan an desinfeksi pada pada penis dan daerah sekitarnya, sekitarnya, daerah genitalia genitalia dipersempit dengan kain steril. 2. Kateter yang yang telah diolesi dengan dengan pelicin / jelly dimasukkan dimasukkan ke dalam orifisium orifisium uretra eksterna. 3. Pelan-pelan Pelan-pelan kateter kateter didorong didorong masuk dan kira-kira kira-kira pada daerah daerah sfingter sfingter uretra eksterna akan terasa tahanan; pasien diperintahkan untuk mengambil nafas dalam supaya sfingter uretra eksterna menjadi lebih relaks. Kateter terus didorong hingga masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya urin dari lubang kateter. 4. Katet Kateter er teru teruss dido didoro rong ng masu masuk k ke buli buli-bu -buli li hing hingga ga perca percaba bang ngan an katet kateter er menyentuh meatus uretra eksterna. 5. Balon kateter kateter dikemban dikembangkan gkan dengan dengan 5-10 5-10 ml air steril. 6. Jika diperlukan diperlukan kateter menetap, menetap, kateter dihubungkan dihubungkan dengan pipa penampung penampung (urinbag). 7. Kateter difiksasi difiksasi dengan dengan plester di daerah inguinal inguinal atau paha bagian proksimal. proksimal.
19
3.2 Kateterisasi Kateterisasi Suprapubik Kateterisasi Suprapubik adalah memasukkan kateter dengan membuat lubang pada buli-buli melalui insisi suprapubik dengan tujuan mengeluarkan mengeluarkan urin. Kateterisasi suprapubik ini biasanya dikerjakan pada : 1. Kegagalan Kegagalan pada pada saat melakukan melakukan kateter kateterisasi isasi uretra. uretra. 2. Ada kontrai kontraindi ndikas kasii untuk untuk melaku melakukan kan tindak tindakan an transure transuretra tra,, misalka misalkan n pada pada ruptur uretra atau dugaan adanya ruptur uretra. 3. Untuk Untuk mengukur mengukur tekanan intravesikal intravesikal pada pada studi sistotonometri sistotonometri.. 4. Mengu Mengura rang ngii peny penyul ulit it timb timbul ulny nyaa sind sindro roma ma into intoks ksik ikasi asi air air pada pada saat saat TUR TUR Prostat. Pemasangan kateter sistostomi dapat dikerjakan dengan cara operasi terbuka atau dengan perkutan (trokar) sistostomi.
Sistostomi Trokar Kontraindikasi Sistostomi Trokar : tumor buli-buli, hematuria yang belum
jelas penyebabnya, riwayat pernah menjalani operasi daerah abdomen / pelvis, buli-buli yang ukurannya kecil
(contracted bladder), atau
pasien yang
mempergunakan alat prostesis pada abdomen sebelah bawah. Tindakan Tindakan ini dikerjakan dikerjakan dengan anestesi lokal dan memperguna mempergunakan kan alat trokar.
Gambar 7 : MacamTrokar (Basuk (Basukii
macam B.
dasa dasarr Urol Urolog ogi, i, edis edisii
Purno Purnomo mo,, kedu kedua, a,
DasarDasarhala halama man n
239)
Alat-alat dan bahan yang digunakan :
20
1. Kain Kain kasa kasa ste steri ril. l. 2. Alat dan obat obat untuk untuk desinfeksi desinfeksi (yodium (yodium povidon). povidon). 3. Kain steril steril untuk memperse mempersempit mpit lapangan lapangan operasi. operasi. 4. Semprit Semprit beserta jarum suntik suntik untuk pembiu pembiusan san lokal dan jarum yang yang telah diisi dengan aquadest steril untuk fiksasi balon kateter. 5. Obat Obat aneste anestesi si loka lokal. l. 6. Alat Alat pembed pembedaha ahan n minor, minor, antara antara lain lain : pisau, pisau, jarum jahit jahit kulit, kulit, benang benang sutra sutra (zeyde). 7. Alat trokar trokar dari Campbel Campbel atau trokar trokar konvension konvensional. al. 8. Kate Katete terr Fole Foley y (uk (ukuran uran terg tergan antu tun ng alat alat trok trokar ar yang ang dig digunak unakan an). ). Jika Jika memper mempergun gunaka akan n alat trokar trokar konven konvensio sional nal,, harus harus disedia disediakan kan kateter kateter NasoNasogastrik(NG tube) no. 12. 9. Kantong Kantong penampu penampung ng urine urine (urinebag). (urinebag). Langkah-langkah Sistostomi Trokar : 1. Desi Desinf nfek eksi si lap lapan anga gan n ope operas rasi. i. 2. Memper Mempersemp sempit it lapang lapangan an operas operasii dengan dengan kain kain steri steril. l. 3. Inje Injeks ksii (inf (infil iltr tras asi) i) anes aneste tesi si loka lokall deng dengan an Lido Lidoka kain in 2% mula mulaii dari dari kuli kulit, t, subkutis hingga ke fasia. 4. Insisi Insisi kulit kulit suprapu suprapubik bik di garis garis tengah tengah pada pada tempat tempat yang paling paling cembun cembung g+1 cm, kemudian diperdalam sampai ke fasia. 5. Dilakukan Dilakukan pungsi pungsi percobaan percobaan melalui melalui tempat tempat insisi insisi dengan dengan semprit semprit 10 cc untuk untuk memastikan tempat kedudukan buli-buli. 6. Alat trokar trokar ditusu ditusukka kkan n melalui melalui luka operasi operasi hingga hingga terasa terasa hilangny hilangnyaa tahana tahanan n dari fasia dan otot-otot detrusor. 7. Alat obtur obturato atorr dibuka dibuka dan jika jika alat itu sudah sudah masuk masuk ke dalam buli-b buli-buli uli akan akan keluar urine memancar melalui sheath trokar. 8. Selanjutnya Selanjutnya bagian bagian alat trokar trokar yang yang berfungsi berfungsi sebagai sebagai obturator obturator (penusuk) (penusuk) dan dan sheath dikeluarkan melalui buli-buli sedangkan bagian slot kateter setengah lingkaran tetap ditinggalkan. 9. Kateter Kateter Foley Foley dimasukk dimasukkan an melalui melalui penuntun penuntun slot slot kateter kateter setenga setengah h lingka lingkaran ran,, kemudi kemudian an balon balon dikemb dikembang angkan kan dengan dengan memakai memakai aquade aquadest st 10 cc. Setelah Setelah balon dipastikan berada di buli-buli, slot kateter setengah lingkaran
21
dikelu dikeluark arkan an dari dari
buli-b buli-buli uli dan katete kateterr dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan kanton kantong g
penampung urin (urinbag). 10. Kateter difiksasika difiksasikan n pada kulit dengan benang benang sutra dan luka operasi ditutup ditutup dengan kain kasa steril.
Gambar 8 Menusukkan alat trokar ke dalam buli-buli (Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 241)
Setelah Setelah yakin yakin trokar trokar masuk ke buli-buli, buli-buli, obturator obturator dilepas dilepas dan hanya slot kateter setengah lingkaran ditinggalkan Jika tidak tersedia alat trokar dari Campbell, dapat pula digunakan alat trok trokar ar konv konven ensio siona nal, l, hany hanyaa saja saja pada pada lang langka kah h ke-8 ke-8,, kare karena na alat alat ini ini tida tidak k dilengkapi dengan slot kateter setengah lingkaran maka kateter yang digunakan adalah NG tube nomer 12 F. Kateter ini setelah dimasukkan ke dalam buli-buli pangkalnya harus dipotong untuk untuk mengeluarkan alat trokar dari buli-buli.
Penyulit Beberapa penyulit yang mungkin terjadi pada saat tindakan maupun setelah pemasangan kateter sistotomi adalah : 1. Bila tusukan tusukan terlalu mengarah mengarah ke kaudal kaudal dapat mencederai mencederai prostat. prostat. 2. Mencederai Mencederai rongga rongga / organ organ periton peritoneum. eum. 3. Menimb Menimbulk ulkan an perdar perdaraha ahan. n.
22
4. Pemaka Pemakaian ian kateter kateter yang yang terlalu terlalu lama lama dan perawatan perawatan yang yang kurang kurang baik akan menimbulkan infeksi, ekskrutasi kateter, timbul batu saluran kemih, degenerasi maligna mukosa buli-buli, dan terjadi refluks vesiko-ureter.
Sistostomi Terbuka Sistostomi terbuka dikerjakan bila terdapat kontraindikasi pada tindakan
sistostomi trokar atau bila tidak tersedia alat trokar. Dianjurkan untuk melakukan sistost sistostomi omi terbuka terbuka jika jika terdapa terdapatt jaringa jaringan n sikatri sikatriks ks / bekas bekas operasi operasi di daerah daerah suprasi suprasimfi mfisis, sis, sehabis sehabis mengala mengalami mi trauma trauma di daerah daerah panggu panggull yang yang mencede mencederai rai uretra atau buli-buli, dan adanya bekuan darah pada buli-buli yang tidak mungkin dilaku dilakukan kan tindak tindakan an per uretram uretram.. Tindak Tindakan an ini sebaikn sebaiknya ya dikerja dikerjakan kan dengan dengan memakai anestesi umum. Tindakan
1. Desinf Desinfeksi eksi seluruh seluruh lapang lapangan an operasi operasi.. 2. Memper Mempersemp sempit it daerah daerah operasi operasi dengan dengan kain kain steri steril. l. 3. Injeksi anestesi lokal, lokal, jika jika tidak tidak memperguna mempergunakan kan anestesi anestesi umum. umum. 4. Insisi Insisi vertik vertikal al pada garis garis tengah tengah + 3-5 cm dianta diantara ra perteng pertengaha ahan n simfisis simfisis dan umbilicus. 5. Insis Insisii dipe diperd rdala alam m samp sampai ai lemak lemak subk subkut utan an hing hingga ga terl terlih ihat at line lineaa alba alba yang yang merupa merupakan kan pertem pertemuan uan fasia fasia yang yang membun membungku gkuss muskul muskulus us rektus rektus kiri kiri dan kanan. kanan. Muskulus Muskulus rektus kiri dan kanan dipisahkan dipisahkan sehingga terlihat jaringan lemak, buli-buli dan peritoneum.
Buli-buli dapat dikenali karena warnanya
putih dan banyak terdapat pembuluh pembuluh darah. 6. Jarin Jaringa gan n lemak lemak dan dan peri perito tone neum um disi disisih sihka kan n ke kran kranial ial untu untuk k memu memuda dahk hkan an memegang buli-buli. 7. Dilakukan Dilakukan fiksasi pada buli-buli buli-buli dengan dengan benang benang pada pada 2 tempat. tempat. 8. Dilak Dilakuk ukan an pung pungsi si perc percob obaan aan pada buli-b buli-bul ulii dian dianta tara ra 2 temp tempat at yang yang telah telah difiksasi. 9. Dilaku Dilakukan kan pungs pungsii dan sekaligu sekaliguss insisi dindin dinding g buli-bul buli-bulii dengan dengan pisau tajam tajam hingga keluar urin, yang kemudian (jika perlu) diperlebar dengan klem. Urin yang keluar dihisap dengan mesin penghisap. 10. Eksplo Eksplorasi rasi dinding dinding buli-bu buli-buli li untuk untuk meliha melihatt adany adanyaa : tumor, tumor, batu, batu, adany adanyaa perdarahan, muara ureter atau penyempitan leher buli-buli. 23
11. Pasang kateter kateter Foley ukuran 20F-24F 20F-24F pada lokasi lokasi yang berbeda dengan dengan luka operasi. 12. Buli-buli Buli-buli dijahit 2 lapis yaitu muskularis-muk muskularis-mukosa osa dan sero-muskularis. sero-muskularis. 13. 13. Diti Diting ngga galk lkan an drain redon kemudi kemudian an luka luka operasi operasi dijahi dijahitt lapis lapis demi demi lapis. lapis. Balon kateter dikembangkan dengan aquadest 10 cc dan difiksasikan ke kulit dengan benang sutra.
3.3. Prognosis Prognosis pada penderita dengan retensi urin akut akan bonam jika retensi urin ditangani secara cepat.
24
BAB IV PENUTUP
Retensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang yang terk terkum umpu pull di dala dalam m buli buli-bu -buli li hing hingga ga kapa kapasi sita tass maks maksim imal al buli buli-bu -buli li terlampaui. Menurut lokasi, penyebab retensi urin : a.Supravesikal : Kerusakan terjadi pada pusat miksi di Medula Spinalis setinggi Th12-L1. b. Vesikal : Berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit neurologis. c. Infravesikal Infravesikal (distal (distal kandung kandung kemih) kemih) Penanganan retensio urin dengan mengevakuasi urin dari kandung kemih. Urin dapat dikeluark dikeluarkan an dengan cara Kateterisasi Kateterisasi atau Sistostomi. Sistostomi. Penanganan Penanganan pada retensi urin akut berupa : kateterisasi – bila gagal – dilakukan Sistostomi.
25
Daftar Pustaka
Purn Purno omo B.B B.B . ‘ Dasar-dasar Urologi’ . SMF SMF Beda Bedah h Faku Fakult ltas as Kedo Kedokt ktera eran n Universitas Brawijaya. CV.Infomedika : Jakarta. 2003. p227-233. Ellis Ellis H. Clinic Clinical al Anatom Anatomy y applie applied d anatom anatomy y for studen students ts and junior junior doctor doctors. s. Blackwell Publishing: Massachussets. 2006. P105-113 Ganong Ganong WF, Fungsi Fungsi Ginjal Ginjal dan Miksi. Miksi. Fisiol Fisiologi ogi Kedokt Kedokteran eran Edisi Edisi 20. EGC. EGC. Jakarta, 2000 Aziz Aziz O, Parask Paraskeva eva P, Purkay Purkayasth asthaa S. Urinary Urinary retenti retention on In: Pocket Pocket Clinic Clinician ian Hospital Surgery. Cambridge University Press : NewYork. 2009, p283-5 Retensi Urin Permasalahan dan Penatalaksanaan Widjoseno Gardjito Lab/UPF Gardjito Lab/UPF Ilmu Bedah FK Bedah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya Japardi I, Manifestasi Neurologis Gangguan Miksi.. Fakultas Kedokteran Kedokteran Bagian Bedah. Universitas Sumatera Utara. 2000 Evaluasi Biakan Urin Pada Penderita BPH Setelah Pemasangan Kateter Menetap Pertama Kali dan Berulang.Bagian Bedah. Universitas Sumatera Utara
26