1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1. Lat Latar Bel Bela akan kang
Ulkus Ulkus kornea kornea adalah adalah keadaa keadaan n patolog patologik ik kornea kornea yang yang ditanda ditandaii oleh oleh adanya adanya infiltrat infiltrat supura supuratif tif disertai disertai defek defek kornea kornea bergau bergaung, ng, diskonti diskontinuit nuitas as jaringan jaringan kornea dapat dapat terjadi dari dari epitel sampai sampai stroma.1,2 Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan penatalaksanaan secara langsung. langsung.3 Data Data Bada Badan n Keseh Kesehata atan n Duni Duniaa (W (WHO HO)) 2011 2011 meny menyeb ebut utka kan n saat saat ini terdapat 285 juta orang menderita gangguan gangguan penglihatan, penglihatan, 39 juta diantaranya diantaranya mengalami kebutaan. Sembilan puluh persen penderitanya berada di negara berkembang. berkembang. Ekstrapolasi Ekstrapolasi perkiraan perkiraan India lanjut ke seluruh Afrika dan Asia, jumlah ulkus kornea yang terjadi setiap tahunnya tahunnya di negara berkembang berkembang dengan cepat mendekati 1,5-2 juta, dan jumlah sebenarnya mungkin lebih besar.4,5 Di Indon Indones esia ia gang ganggu guan an peng penglih lihat atan an dan dan kebu kebutaa taan n masih masih menj menjad adii masal asalah ah kese keseha hata tan. n. Surve urvey y Kese Keseha hata tan n
Inde Indera ra tahu tahun n
1993 – 1996 996
menunjukka menunjukkan n 1,5% penduduk penduduk Indonesia mengalami mengalami kebutaan kebutaan disebabkan disebabkan oleh katarak (0,78%), (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) gangguan retin retinaa (0,1 (0,13% 3%), ), kelai kelainan nan korne kornea, a, (0,1 (0,10% 0%)) dan dan peny penyak akit it mata mata lainlain-lai lain n (0,15%).6,7 Kelainan kornea yang dimaksud, termasuk ulkus kornea. di Indonesia inside insidensi nsi ulku ulkuss korne korneaa tahun tahun 1993 1993 adala adalah h 5,3 5,3 per per 100. 100.00 000 0 pend pendud uduk uk,, sedang sedangkan kan predisp predisposi osisi si terjadiny terjadinyaa ulkus ulkus kornea kornea antara antara lain terjadi terjadi karena karena trauma, infeksi, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya penyebabnya..8 . Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk untuk menceg mencegah ah
perlu perluasa asan n ulku ulkuss dan dan timbu timbuln lnya ya komp kompli lika kasi si berup berupaa
descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang sembuh sembuh akan akan menimb menimbulk ulkan an kekeru kekeruhan han kornea kornea dan merupak merupakan an penyeb penyebab ab
2
kebu kebutaa taan n nomo nomorr lima lima di Indo Indone nesia sia..
Keke Kekeru ruhan han korn kornea ea ini terut terutam amaa
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat terlambat didiagnosis didiagnosis atau atau diterapi diterapi secara tidak tepat akan akan mengakibatk mengakibatkan an kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas yang akhirnya mengarah pada kebutaan fungsional. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. 1,2,9 1.2. Tujuan
Tujuan Tujuan dari dari penulis penulisan an referat referat ini, yaitu yaitu untuk untuk menget mengetahu ahuii diagno diagnosis sis serta penatalaksanaan kasus ulkus kornea pada praktik klinis secara tepat.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Kornea a. Embri Embriolo ologi gi Kornea Kornea
Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif, yaitu ektoderm, neuroektoderm dan mesoderm. Kornea dibentuk dari lapisan nureal crest cell yang merupakan derivat dari ektoderm. Pada akhir dari minggu ke 6 gestasional, kornea telah terdiri dari 3 lapis lapis,, yaitu yaitu lapisa lapisan n epite epitell skuam skuamosa osa supe superfi rfisia siall deng dengan an sel sel basal basal yang yang berbentuk berbentuk kubus, kubus, lapisan stroma dan laisan set endotel. Pada bulan ke empat, lapisan Bowman dan descement mulai terlihat. Saat lahir ukuran diameter kornea mencapai 10,00 mm dan terus berkembang kemudian berhenti ketika telah berusia 1 tahun. 9
Kornea
Gambar 2.1 Gambar kornea dan bagian-bagian di sekitar kornea (tampak samping)
4
b. Anatomi Anatomi dan dan Fisiolog Fisiologii Kornea Kornea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleraris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,52 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 12,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva konjungtiva bulbaris), bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran membran Descement, Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea oedema karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebag sebagai ai prism prismaa yang yang dapat dapat meng mengur uraik aikan an sinar sinar sehin sehingg ggaa pend pender erita ita akan akan melihat halo.9
Gambar 2.2 Anatomi Kornea
Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar ke dalam: 1.
Lapisan epitel -
Tebalnya Tebalnya 40 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
5
-
Pada Pada sel sel basal basal serin sering g terli terliha hatt mitos mitosis is sel, sel, dan dan sel muda muda ini ini terdo terdoro rong ng kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal polygonal didepannya didepannya melalui desmosom desmosom dan makula makula okluden; okluden; ikatan ini meng mengha hamb mbat at peng pengali aliran ran air, air, elektr elektrol olit it dan dan gluk glukos osaa yang yang meru merupak pakan an barrier.
-
Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
-
2.
Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
Membran Bowman - Lapisan Lapisan Bowm Bowman an adalah adalah lapisan lapisan yang yang terkua terkuatt dan terbentu terbentuk k dari lapisan lapisan fibril kolagen yang tersusun secara random. - Kete Ketebal balan an lapisa lapisan n ini sekita sekitarr 8-14 8-14 mikro mikro meter. meter. Bila terjad terjadii luka luka yang mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan jaringan parut karena tidak memiliki daya regenerasi.
3.
Jaringan Stroma
6
-
Terdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu denga dengan n yang yang lainnya lainnya.. Pada Pada permuk permukaan aan terlihat terlihat anyama anyaman n yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. Jenis kolagen yang dibentuk adalah tipe I, III dan VI.
- Trans Transpar paran ansi si korn kornea ea juga juga diten ditentu tuka kan n deng dengan an menja menjaga ga kandu kandung ngan an air di stroma sebesar 78%. 4.
Membran De Descement - Merup Merupak akan an memb membra rana na aselul aselular ar dan dan merup merupak akan an bata batass belak belakang ang stroma stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya. - Bersifat Bersifat sangat sangat elastis elastis dan berke berkemba mbang ng terus terus seumur seumur hidup, hidup, mempuny mempunyai ai tebal 40 µm.
5.
Endotel -
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 µm.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan
zonula okluden. - Sel endo ndotel mempunyai fungsi trans ansport aktif air dan ion yang menye menyebab babkan kan stroma stroma menjad menjadii relatif relatif dehidra dehidrasi si sehingg sehinggaa terut terut menjaga menjaga kejernihan kornea.
7
Gambar 2.3 Potongan Melintang Kornea
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus, longus, saraf nasosiliar, nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam dalam stroma stroma kornea kornea,, menem menembus bus membra membran n Bowman Bowman melepask melepaskan an selubun selubung g Schwannya. Schwannya. Bulbus Bulbus Krause untuk untuk sensasi dingin dingin
ditemukan ditemukan diantaranya. diantaranya. Daya
regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Sumber Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembu pembuluh-pembuluh luh darah limbus, limbus, humour humour aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmo atmosf sfir ir..
Tran Transp spar aran ansi si
korn kornea ea
dipe dipert rtah ahan anka kan n
oleh oleh
stru strukt ktur urny nyaa
sera seraga gam, m,
avaskularitasnya dan deturgensinya.2,9 Kornea Kornea berfung berfungsi si sebaga sebagaii membran membran pelindu pelindung ng dan jendela jendela yang yang dilalui dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan disebabkan strukturnya strukturnya yang uniform, uniform, avaskuler avaskuler dan deturgenes. deturgenes. Deturgenes, Deturgenes, atau keadaan keadaan dehidrasi dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fung fungsi si sawar sawar epite epitell dan dan endot endotel. el. Endo Endote tell lebih lebih penti penting ng darip daripad adaa epite epitell dalam dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah
8
beregenerasi. beregenerasi. Penguapan Penguapan air dari film air mata prakornea prakornea akan mengkibatkan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan langsung adalah faktorfakt faktor or
yang yang yang ang
menari narik k
air air
dari dari
stro stroma ma
kornea rnea
supe superf rfis isia iali liss
untuk ntuk
mempertahankan keadaan dehidrasi.11 Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melal melalui ui epite epitell utuh utuh,, dan dan subs substan tansi si larut larut air dapa dapatt mela melalu luii strom stromaa yang yang utuh utuh.. Kare Karenan nanya ya agar agar dapa dapatt melal melalui ui korne kornea, a, obat obat haru haruss larut larut lema lemak k dan dan larut larut air sekaligus.11
2.2. 2.2. Defi Defini nisi si Ulk Ulkus us Kor Korne nea a
Ulkus Ulkus kornea kornea adalah adalah hilang hilangnya nya sebagia sebagian n permuk permukaan aan kornea kornea akibat akibat kematia kematian n jaringa jaringan n kornea kornea,, yang yang ditanda ditandaii dengan dengan adanya adanya infiltra infiltratt supurat supuratif if disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.1,2 Ulkus Ulkus kornea kornea adalah adalah suatu suatu kondis kondisii yang yang berpote berpotensi nsi menyeb menyebabk abkan an kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung. 3
2.3. 2.3. Etio Etiolo logi gi Ulk Ulkus us Kor Korne nea a2,9,13,14 a.
Infeksi
Infeksi Infeksi Bakteri Bakteri : P. aeraginosa, aeraginosa, Streptococcus Streptococcus pneumonia pneumonia dan spesies spesies Moraxella Moraxella merup merupak akan an peny penyeb ebab ab palin paling g serin sering. g. Hamp Hampir ir semu semuaa ulku ulkuss berbentuk berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan infeksi P aeruginosa aeruginosa..
Infe Infeks ksii Jamu Jamurr : dise diseba babk bkan an
oleh oleh Candida Candida,, Fusariu Fusarium, m, Aspergi Aspergilus, lus,
Cephalosporium, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
Infeksi virus Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan menimbulkan ulkus. Ulkus Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk
9
disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).
Acanthamoeba Acanthamoeb Acanthamoebaa adalah protozoa protozoa hidup bebas bebas yang terdapat terdapat didalam didalam air yang yang tercema tercemarr yang mengandu mengandung ng bakteri bakteri dan materi materi organik organik.. Infeksi Infeksi kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna pengguna lensa kontak lunak, khususnya khususnya bila memakai memakai larutan garam buatan buatan sendiri. Infeksi Infeksi juga biasanya biasanya ditemukan ditemukan pada bukan bukan pemakai pemakai lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.
b.
Noninfeksi
Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH. Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik organik dan organik anhidrat. anhidrat. Bila bahan asam mengenai mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan hanya bersifat supe superfi rfisia siall saja. saja. Trau Trauma ma kimia kimia asam asam adala adalah h traum traumaa pada pada korne korneaa dan dan konjungtiva yang disebabkan karena adanya kontak dengan bahan kimia asam yang dapat menyebabkan kerusakan permukaan epitel bola mata, korne korneaa dan dan segme segmen n ante anterio riorr yang yang cuku cukup p parah parah serta serta keru kerusak sakan an visu visuss permanen permanen baik unilateral unilateral maupun maupun bilateral. Sebagian Sebagian besar bahan asam hanya akan mengadakan penetrasi terbatas pada permukaan mata, namun bila penetrasi penetrasi lebih dalam dapat membahayakan membahayakan visus. Asam sulfat merupakan penyebab paling sering dari seluruh trauma kimia asam. Asam bereaksi bereaksi dengan dengan air mata yang melapisi melapisi kornea kornea dan mengakibatka mengakibatkan n temperatur temperatur meningkat meningkat (panas) dan terbakarnya epitel kornea. kornea. Semua Semua asam cender cenderung ung untuk untuk mengko mengkoagu agulasi lasi dan menge mengenda ndapka pkan n protein protein.. Sel-sel Sel-sel terkoagulasi pada permukaan berfungsi sebagai penghalang relatif pada penetrasi penetrasi asam yang lebih parah. Protein jaringan juga memiliki memiliki efek buffer pada asam, yang berkontribusi pada sifat terlokalisir luka bakar asam.
10
Pada Pada bahan bahan alkali alkali antara antara lain lain amon amonia ia,, caira cairan n pemb pembers ersih ih yang yang mengandung mengandung kalium/natrium kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran penghancuran kolagen kolagen kornea. Trauma basa biasanya biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan dan lipol lipolifi ifik k dima dimana na dapat dapat meng mengiji ijink nkan an mere mereka ka secar secaraa cepat cepat untuk untuk penetrasi penetrasi sel membran membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina. retina. Sementa Sementara ra trauma trauma asam akan akan menimb menimbulk ulkan an koagu koagulasi lasi protein protein permukaan, permukaan, dimana merupakan merupakan suatu sawar perlindungan perlindungan agar asam tidak penetrasi penetrasi lebih dalam. Bahan ammonium ammonium hidroksida hidroksida dan akustik soda dapat menyebabkan kerusakan yang berat karena mereka dapat penetrasi secara cepat, dan dilaporkan bahwa bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan depan dalam waktu waktu 7 detik. Kornea, pada organ organ ini dapa dapatt terj terjad adii edem edemaa korn kornea ea kare karena na adan adanya ya keru kerusa saka kan n dari dari epit epitel el,, glikosaminoglikan, keratosit, dan endotel, sehingga aquos humor dari bilik mata mata anterior anterior dapat dapat masuk masuk kedalam kedalam kornea kornea.. Selain Selain itu karena karena adanya adanya iskemia iskemia limbus limbus suplai suplai nutrisi nutrisi berkur berkurang ang sehing sehingga ga menyeb menyebabk abkan an tidak tidak terjadinya reepitelisai kornea dan pada akhirnya dapat timbul sikatrik pada kornea. 16,17
Radiasi atau suhu Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari matahari yang akan merusak epitel kornea.
Sindrom Sjorgen Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca yang yang meru merupak pakan an suatu suatu kead keadan an mata mata kerin kering g yang yang dapa dapatt diseb disebab abka kan n defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan palpebra palpebra atau kelainan epitel yang menyebabka menyebabkan n timbulnya timbulnya bintik-bintik bintik-bintik kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan flurosein.
11
Defisiensi vitamin A Ulku Ulkuss korne korneaa akib akibat at defis defisien iensi si vitam vitamin in A terja terjadi di karen karenaa keku kekuran ranga gan n vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan ganggun pemanfaatan oleh tubuh.
Obat-obatan Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
Pajanan (exposure) Dapat Dapat timbu timbull pada pada situa situasi si apap apapun un deng dengan an korne korneaa yang yang tidak tidak cuku cukup p dibasahi dan dilindung oleh palpebra.
Neurotropik Neurotropik
Ulkus yang terjadi akibat gangguan gangguan saraf ke V atau ganglion ganglion Gaseri. Pada keadaa keadaan n ini kornea kornea atau mata menjadi menjadi anestet anestetik ik dan reflek menged mengedip ip hilang. hilang. Benda Benda asing pada pada kornea kornea bertaha bertahan n tanpa tanpa member memberikan ikan keluha keluhan n selain daripada itu kuman dapat berkembang biak tanpa ditahan daya tahan tubuh. Terjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea sehingga menjadi ulkus kornea.
c. Sistem Sistem Imu Imun n (Reaks (Reaksii Hipers Hipersens ensitiv itivita itas) s)
SLE SLE adalah gangguan autoimun multisistem dengan komplikasi okular di segmen anterior dan posterior, termasuk keratitis sicca, episkleritis, ulkus kornea, uveitis, dan vasculitis retina.
Rheumathoid arthritis RA adalah gangguan vaskulitis sistemik yang paling sering melibatkan permukaan permukaan okular. okular. Pasien dengan dengan RA berat sering hadir dengan dengan ulserasi
12
progresif progresif indolen indolen dari kornea kornea perifer atau pericentral pericentral dengan dengan peradangan peradangan minimal yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perforasi kornea.
2.4. 2.4. Ep Epid idem emio iolo logi gi Ulk Ulkus us Korn Kornea ea
Di Amer Amerika ika insid insiden en ulku ulkuss korne korneaa berg bergant antung ung pada pada peny penyeb ebabn abnya ya.. Insiden Insidensi si ulkus ulkus kornea kornea tahun tahun 1993 1993 adalah adalah 5,3 per 100.00 100.000 0 pendu penduduk duk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, infeksi dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya. Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis diperhatikan. diperhatikan. Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini sejalan dengan peningkatan peningkatan
penggunaan penggunaan
kortikosteroid kortikosteroid
topikal,
penggunaan penggunaan
obat
imunosupresif dan lensa kontak. Singapura melaporkan selama 2.5 tahun dari 112 112 kasus kasus ulkus ulkus kornea kornea 22 beretio beretiolog logii jamur. jamur. Mortalit Mortalitas as atau morbid morbiditas itas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan refraksi, neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan dengan penelitian penelitian yang dilakukan dilakukan di India Utara ditemukan ditemukan 61% lakilaki. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehari-hari sehingga sehingga meningkatkan meningkatkan resiko terjadinya terjadinya trauma termasuk trauma kornea.12
2.5. 2.5. Klas Klasif ifika ikasi si Ulku Ulkuss Kor Korne nea a6,15
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu: 1. Ulkus kornea sentral
2.
a.
Ulkus kornea bakterialis
b.
Ulkus kornea kornea fungi fungi
c.
Ulkus kornea virus
d.
Ulkus ko kornea ac acanthamoeba
Ulkus kornea perifer a.
Ulkus marginal
13
b.
Ulkus mooren mooren (ulkus serpinginosa serpinginosa kronik/ulk kronik/ulkus us roden) roden)
c.
Ulkus cincin (ring ulcer)
2.5.1. Ulkus Kornea Sentral a. Ulkus Kornea Kornea Bakteriali Bakterialiss Ulkus Streptokokus :
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea (serpigi (serpiginou nous). s). Ulkus Ulkus bewarna bewarna kuning kuning keabu-a keabu-abua buan n berben berbentuk tuk cakram cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.
Ulkus Stafilokokus :
Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna bewarna putih kekuningan kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
Gambar 2.4 Ulkus Kornea Bakterialis Ulkus Pseudomonas Pseudomonas :
14
Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyebaran ke dalam dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan perforas perforasii kornea kornea dalam dalam waktu waktu 48 jam. jam. gambara gambaran n berupa berupa ulkus yang berwarna berwarna abu-abu abu-abu dengan kotoran kotoran yang dikeluarkan dikeluarkan berwarna berwarna kehijauan. kehijauan. Kadang-kadang Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
Gambar 2.5 Ulkus Kornea Pseudomonas
Ulkus Pneumokokus Pneumokokus :
Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan akan terlih terlihat at meny menyeb ebar ar ke arah arah satu satu jurus jurusan an sehin sehingg ggaa memb memberi erika kan n gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.
15
Gambar 2.6 Ulkus Kornea Bakterialis dengan hipopion b..
Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya. Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
Gambar 2.7 Ulkus Kornea Fungi c. Ulkus Kornea Virus Ulkus Kornea Herpes Zoster :
16
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya bentuknya berbeda berbeda dengan dengan dendrit dendrit herpes simplex. simplex. Dendrit herpes zoster berwarna berwarna abu-abu abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea Kornea hipestesi hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.
Ulkus Kornea Herpes simplex :
Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai disertai terdapat terdapatnya nya suatu suatu dataran dataran sel di permuk permukaan aan epitel epitel kornea kornea disusul disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai diwarnai dengan dengan fluoresin fluoresin dengan benjolan diujungnya.
Gambar 2.8 Ulkus Kornea Dendritik
17
Gambar 2.9 Ulkus Kornea Herpetik d.
Ulku lkus Ko Kornea Acantha thamoeba
Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
Gambar 2.10 Ulkus Kornea Acanthamoeba Acanthamoeba
2.5.2. Ulkus Kornea Perifer a.
Ulkus Marginal
Bentu Bentuk k ulku ulkuss marg margina inall dapat dapat simpe simpell atau atau cincin cincin.. Bentu Bentuk k simpel simpel berbentuk berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu abu-abu dan terdapat pada infeksi stafil stafiloco ococcu ccus, s, toks toksik ik atau atau alerg alergii dan dan gang ganggu guan an siste sistemik mik pada pada influ influen enza za disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
18
Gambar 2.11 Ulkus Marginal b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. diketahui. Banyak teori yang diajukan diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. mata. Perasaa Perasaan n sakit sakit sekali. sekali. Sering Sering menyer menyerang ang seluruh seluruh permuk permukaan aan kornea kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
A
19
B
C Gamb Gambar ar 2.12 Moor Mooren en's 's Ulce Ulcerr (A : Gamb Gambar aran an awal awal ulku ulkuss Moor Mooren en,, B : Gambaran lanjut Ulkus Mooren, C: Ulkus Mooren dengan penyebaran lesi ke tengah)
c.
Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi. Ulkus marginal yang banyak kada kadang ng-ka -kada dang ng dapat dapat menja menjadi di satu satu meny menyer erup upai ai ring ring ulce ulcer. r. Perja Perjala lana nan n penyakitnya penyakitnya menahu menahun. n.
20
Gambar 2.13 Ulcer Ring 2.6.Patofisiologi
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam dalam perjalan perjalanan an pemben pembentuk tukan an bayang bayangan an di retina, retina, karena karena jernih, jernih, sebab sebab susunan susunan sel dan seratnya seratnya tertentu tertentu dan tidak tidak ada pembuluh pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kejernihan kornea, kornea, segera menggangg mengganggu u pembentukan pembentukan bayangan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, kornea, dapat menimb menimbulk ulkan an gangg gangguan uan pengli penglihata hatan n yang yang hebat hebat terutama terutama bila letakny letaknyaa di daerah pupil. Karena Karena kornea kornea avasku avaskuler, ler, maka maka pertahan pertahanan an pada pada waktu waktu peradan peradangan gan tidak tidak segera segera datang datang,, seperti seperti pada pada jaringa jaringan n lain yang yang menga mengandu ndung ng banyak banyak vaskul vaskularisa arisasi. si. Maka Maka badan badan kornea, kornea, wandering wandering cell dan sel-sel sel-sel lain yang yang terd terdapa apatt dala dalam m strom stromaa korne kornea, a, seger segeraa beke bekerja rja sebag sebagai ai makr makrofa ofag, g, baru baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea. perikornea. Sesudahnya Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari selsel mono mononu nucle clear, ar, sel plasm plasma, a, leuk leukos osit it poli polimo morfo rfonu nukl klea earr (PMN (PMN), ), yang yang mengak mengakibat ibatkan kan timbuln timbulnya ya infiltrat infiltrat,, yang tampak tampak sebaga sebagaii bercak bercak berwar berwarna na kelab kelabu, u, keruh keruh deng dengan an batas batas-ba -batas tas tak jelas jelas dan dan perm permuk ukaan aan tidak tidak licin, licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea. Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan foto fotofob fobia. ia. Rasa Rasa sakit sakit juga juga dipe diperbe rberat rat deng dengan an adan adanya ya gesek gesekan an palpe palpebr braa
21
(teruta (terutama ma palbeb palbebra ra superio superior) r) pada pada kornea kornea dan meneta menetap p sampai sampai sembuh sembuh.. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh iris. Penyakit Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk membentuk jaringan parut. Infiltrat sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat sembuh dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran Bowman dan seba sebagi gian an stro stroma ma maka maka akan akan terb terben entu tuk k jari jaring ngan an ikat ikat baru baru yang yang akan akan menyebabkan terjadinya sikatrik.
2.7.
Manifestasi Klinis9
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :
2.7.1. Gejala Subjektif
a. Eritema pada kelopak mata dan dan konjung konjungtiva tiva b. Sekret mukop mukopurulen urulen c. Merasa Merasa ada ada benda benda asing asing di mata mata d. Pand Pandan anga gan n kabur kabur e. Mata Mata bera berair ir f. Bintik Bintik putih putih pada pada kornea, kornea, sesuai sesuai lokasi lokasi ulkus ulkus g. Silau h. Nyeri i. Infilt Infiltat at yang yang steril steril dapat dapat menimb menimbul ulka kan n sediki sedikitt nyeri, nyeri, jika ulku ulkuss terdap terdapat at pada pada perif perifer er korn kornea ea dan dan tidak tidak dise diserta rtaii deng dengan an robek robekan an lapisan epitel kornea. 2.7.2. Gejala Objektif
a. Inje Injeks ksii silia siliar r
22
b. Hilangnya Hilangnya sebagian sebagian jaringan jaringan kornea, kornea, dan dan adanya adanya infiltrat infiltrat c. Hipo ipopio pion
2.8.
Diagnosis Ulkus Kornea4,6,13
Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pemeriksaan klinis dengan dengan menggunak menggunakan an slit lamp dan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium. Anam Anamne nesi siss pasi pasien en pent pentin ing g pada pada peny penyak akit it korn kornea ea,, seri sering ng dapa dapatt diung diungkap kapkan kan adanya adanya riwayat riwayat trauma, trauma, benda benda asing, asing, abrasi, abrasi, adanya adanya riwayat riwayat penyakit penyakit kornea kornea yang bermanfaat, bermanfaat, misalnya misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes herpes simple simplek k yang yang sering sering kambu kambuh. h. Hendak Hendaknya nya pula pula ditanya ditanyakan kan riwayat riwayat pemakaian pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid kortikosteroid yang merupakan merupakan predisposisi predisposisi bagi penyakit penyakit bakteri, bakteri, fungi, fungi, virus terutama terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan fisik didapatk didapatkan an gejala gejala obyekt obyektif if berupa berupa adanya adanya injeksi injeksi siliar, siliar, kornea kornea edema, edema, terdapat terdapat infiltrat infiltrat,, hilangn hilangnya ya jaringa jaringan n kornea. kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion. Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti : a. Ketajam Ketajaman an pengli penglihata hatan n b. Tes refraksi refraksi c. Peme Pemeri riks ksaa aan n slit-lamp d. Keratom Keratometri etri (penguku (pengukuran ran kornea) kornea) e. Respo Respon n refle reflek k pupi pupill f. Pewarna Pewarnaan an kornea kornea dengan dengan zat fluoresen zat fluoresensi. si.
23
Gambar 2.14 2.14 Ulkus Kornea dengan fluoresensi fluoresensi
g. Goresan ulkus ulkus untuk untuk analisa atau kultur kultur (pulasan (pulasan gram, giemsa giemsa atau KOH) KOH) h. Pada jamur dilakuka dilakukan n pemeriksaan pemeriksaan kerokan kerokan kornea dengan dengan spatula kimura kimura dari dasar dasar dan tepi ulkus ulkus dengan dengan biomik biomikrosk roskop op dilakuk dilakukan an pewarna pewarnaan an KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.
Gambar 2.15 Pewarnaan gram gram ulkus kornea fungi
Gambar 2.16 Pewarnaan gram ulkus kornea herpes simpleks
Gambar 2.17 Pewarnaan gram ulkus kornea herpes zoster
24
A
B
Gambar 2.18 A. Pewarnaan gram ulkus kornea bakteri , B : Pewarnaan gram ulkus kornea akantamoeba 2.9.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Ulkus Kornea 6,9,10,14
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesia spesialis lis mata mata agar agar tidak tidak terja terjadi di cede cedera ra yang yang lebih lebih parah parah pada pada korne kornea. a. Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata mata yang yang mengan mengandun dung g antibio antibiotik, tik, anti anti virus, virus, anti jamur, jamur, siklopl sikloplegi egik k dan meng mengur uran angi gi reak reaksi si pera perada dang ngan an deng dengan ann n ster steroi oid. d. Pasi Pasien en dira dirawa watt bila ila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik. a. Penatal Penatalaksa aksanaan naan ulkus ulkus korne korneaa di rumah - Jika memak memakai ai lensa lensa kontak, kontak, secepa secepatny tnyaa untuk untuk melepask melepaskann annya ya - Jangan Jangan memega memegang ng atau meng menggo gosoksok-gos gosok ok mata mata yang merada meradang ng - Menceg Mencegah ah penyeba penyebaran ran infeksi infeksi dengan dengan mencuc mencucii tangan tangan sesering sesering mungkin mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih - Berik Berikan an analg analget etik ik jika jika nye nyeri ri b.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis medis Pengobatan konstitusi Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada Pada ulkus-u ulkus-ulku lkuss yang yang disebab disebabkan kan kuman kuman yang yang virulen virulen,, yang yang tidak tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau
25
10 cc susu steril yang yang disuntik disuntikkan kan intravena intravena dan hasilnya hasilnya cukup cukup baik. baik. Deng Dengan an peny penyun untik tikan an ini suhu suhu bada badan n akan akan naik naik,, tetapi tetapi janga jangan n sampa sampaii melebihi 39,5°C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.
2. Peng Pengob obat atan an loka lokall Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi kornea kornea sekecil sekecil apapun apapun harus harus diperh diperhatik atikan an dan diobat diobatii sebaik-b sebaik-baikn aiknya. ya. Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan. Infeksi pada mata harus diberikan : •
Sulfas atropine sebagai salap atau larutan, Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu. Efek kerja sulfas atropine : -
Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
-
Dekongestif stif,, me menurun runkan tan tand da-ta -tanda nda ra radang. ng.
-
Meny Menyeb ebab abka kan n para paraly lysi siss M. sili siliar aris is dan dan M. kons konstr trik ikto torr pup pupil il..
Deng Dengan an lump lumpu uhnya hnya M. sili siliar aris is mata mata tida tidak k memp mempun unya yaii daya daya akom akomod odsi si
sehi sehing ngga ga
mata mata
dala dalan n
kead keadaa aan n
isti istira raha hat. t.
Deng Dengan an
lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah mencegah pembentukan pembentukan sinekia posterior yang baru •
Skopolamin sebagai midriatika.
•
Analgetik. Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,
atau tetrakain tetapi jangan sering-sering. •
Antibiotik
26
Antib Antibio iotik tik yang yang sesua sesuaii deng dengan an kuma kuman n peny penyeb ebab abny nyaa atau atau yang yang berspektrum berspektrum
luas
diberikan diberikan
sebagai sebagai
salap,
tetes
atau
injeksi
subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata mata karen karenaa dapat dapat memp memper erlam lamba batt peny penyem embu buha han n dan juga juga dapa dapatt menimbulkan erosi kornea kembali. •
Anti jamur Terapi Terapi medika medika mentos mentosaa di Indone Indonesia sia terhamb terhambat at oleh oleh terbatasn terbatasnya ya
preparat komersial komersial yang tersedia berdasarkan berdasarkan jenis keratomitosis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi : 1.
Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal topikal amphoter amphotericin icin B 1, 2, 5 mg/ml, mg/ml, Thiomero Thiomerosal sal 10 mg/ml, mg/ml, Natamycin Natamycin > 10 10 mg/ml, mg/ml, golongan golongan Imidazole Imidazole
2.
Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol
3.
Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol
4.
Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis anti biotik
•
Anti Viral Untuk Untuk herpes herpes zoster zoster pengob pengobatan atan bersifat bersifat simtoma simtomatik tik diberika diberikan n
strer streroid oid loka lokall untu untuk k meng mengur uran angi gi gejal gejala, a, siklo siklople plegi gik, k, anti anti biot biotik ik spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi. Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A, PAA, interferon inducer. Perban tidak tidak seharusnya seharusnya dilakukan dilakukan pada lesi infeksi supuratif supuratif karena dapat dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan. Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :
27
1. Kauterisasi a. Deng Dengan an zat zat kimia kimia : Iodine Iodine,, larut larutan an murn murnii asam asam karbo karbolik lik,, larut larutan an murn murnii trikloralasetat b. Dengan Dengan panas (heat cauterisasion) cauterisasion) : memakai memakai elektrokauter elektrokauter atau termophore. termophore. Deng Dengan an instru instrume men n ini deng dengan an ujung ujung alatn alatnya ya yang yang meng mengan andu dung ng panas panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan. 2. Peng Pengero erokan kan epite epitell yang yang sakit sakit Para Parase sent ntes esaa
dila dilaku kuka kan n
kala kalau u
peng pengob obat atan an
deng dengan an
obat obat-o -oba batt
tida tidak k
menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang yang baru baru yang yang bany banyak ak meng mengand andung ung antib antibod odii deng dengan an harap harapan an luka luka cepa cepatt sembu sembuh. h. Penu Penutu tupa pan n ulku ulkuss deng dengan an flap flap konju konjung ngtiv tiva, a, deng dengan an melep melepask askan an konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujua tujuan n memb member erii perli perlindu ndung ngan an dan dan nutri nutrisi si pada pada ulku ulkuss untu untuk k memp memper ercep cepat at penyembuha penyembuhan. n. Kalau sudah sembuh sembuh flap konjungtiva konjungtiva ini dapat dilepaskan dilepaskan kembali. Bila seseorang dengan ulkus kornea kornea mengalami mengalami perforasi spontan spontan berikan sulfas sulfas atropine atropine,, antibio antibiotik tik dan balut balut yang kuat. Segera Segera berbari berbaring ng dan jangan jangan melak melakuk ukan an gerak gerakan an-ge -gerak rakan. an. Bila Bila perfo perforas rasiny inyaa dise diserta rtaii prol prolap apss iris iris dan dan terjadinya baru saja, maka dapat dilakukan : -
Irid Iridek ekto tomi mi dari dari iris iris yang yang prol prolap apss
-
Iris reposisi
-
Korn Kornea ea dija dijahit hit dan dan ditut ditutup up deng dengan an flap flap konju konjung ngtiv tivaa
-
Beri Beri sulfa sulfass atripi atripin, n, anti antibi biot otic ic dan dan balu balutt yang yang kuat kuat Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita
obati obati seperti seperti ulkus ulkus biasa biasa tetapi tetapi prolas prolas irisnya irisnya dibiark dibiarkan an saja, saja, sampai sampai akhirny akhirnyaa sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.
28
Gambar Gambar 2.19 Ulkus kornea kornea perf perforas orasii (jaringa (jaringan n iris keluar keluar dan menonjol, menonjol, infiltrat pada kornea ditepi perforasi)
3.
Keratoplasti Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti keratoplasti terjadi jaringan parut yang menggangg mengganggu u penglihatan, penglihatan, kekeruhan kekeruhan kornea kornea yang menyebabkan menyebabkan kemunduran kemunduran tajam penglihatan, penglihatan, serta serta memenuhi memenuhi beberapa beberapa kriteria kriteria yaitu : a. Kemunduran Kemunduran visus yang cukup menggangu menggangu aktivitas aktivitas penderita penderita b. Kelainan Kelainan kornea kornea yang mengganggu mengganggu mental penderita. penderita. c. Kelaina Kelainan n korne korneaa yang yang tidak tidak disert disertai ai amblio ambliopia. pia.
Gambar 2.20 Keratoplasti 2.10. 2.10. Komplikas Komplikasii Ulkus Ulkus Kornea Kornea5,11
Komplikasi yang paling sering timbul berupa: a. Kebutaan Kebutaan parsial parsial atau komplit komplit dalam waktu waktu sangat sangat singkat singkat b. Kornea Kornea perforasi perforasi dapat berlanjut berlanjut menjadi menjadi endoptalmitis endoptalmitis dan dan panopthal panopthalmitis mitis c. Prol Prolap apss iri iriss d. Sika Sikatri trik k korne korneaa e. Katara tarak k f. Glauk Glaukom omaa sekun sekunde der r
29
2.11. Prognosis Prognosis Ulkus Kornea Kornea6,9
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta tim timbuln bulnya ya
kom komplik plikas asi, i,
maka maka
prog progno nosi sisn snya ya
menj menjad adii
leb lebih
buruk uruk..
Penyembuha Penyembuhan n yang lama mungkin mungkin juga dipengaruhi dipengaruhi ketaatan penggunaan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan penggunaan antibiotik antibiotikaa maka dapat menimb menimbulkan ulkan resistensi. Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan dengan pemberian pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea kornea dapat sembuh dengan dua metode; metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembentukan pembuluh pembuluh darah dari konjungtiva. konjungtiva. Ulkus superfisial superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang yang besar, besar, perlu perlu adanya adanya suplai darah darah agar agar leukos leukosit it dan fibroblas fibroblas dapat dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.
BAB III KESIMPULAN
Ulkus Ulkus Kornea Kornea merupa merupakan kan hilangn hilangnya ya sebagia sebagian n permuk permukaan aan kornea kornea akibat akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epite epitell sampa sampaii strom stroma. a. Ulku Ulkuss korne korneaa adala adalah h suatu suatu kond kondisi isi yang yang berpo berpote tensi nsi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.
30
Berdasa Berdasarka rkan n kepusta kepustakaan kaan di USA, USA, laki-lak laki-lakii lebih lebih banyak banyak mender menderita ita ulkus ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehingga meningkatkan resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea. Ulku Ulkuss Korne Korneaa bisa bisa diseb disebab abka kan n oleh oleh infek infeksi si (bak (bakte teri, ri, jamur jamur ,viru ,viruss dan dan Acanthamoeba), noninfeksi ; seperti bahan kimia bersifat asam atau basa tergantung PH, radiasi atau suhu, Sindrom Sjorgen, defisiensi vitamin, obat-obatan, pajanan (exposur (exposure), e), neurotr neurotropik opik dan juga juga bisa disebab disebabkan kan oleh oleh pengaru pengaruh h sistem imun imun (Reaksi Hipersensitivitas). Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata mata yang yang meng mengan andu dung ng antib antibiot iotik, ik, anti anti viru virus, s, anti anti jamur jamur,, siklo siklople plegi gik k dan dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya perlunya obat sistemik. Prog Progno nosis sis ulku ulkuss korne korneaa terga tergant ntung ung pada pada ting tingka katt kepar keparaha ahan n dan dan cepat cepat lambatn lambatnya ya mendap mendapat at pertolo pertolonga ngan, n, jenis jenis mikroo mikroorga rganism nismee penyeb penyebabn abnya, ya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43newsslider/2084-kemenkes-canangkan-hari-pemberantasan-gangguan penglihatan-da penglihatan-dan-kebu n-kebutaan-di-in taan-di-indones donesia.html. ia.html. pada tanggal 12 Oktober 2012
2.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/845-gangguan penglihatan-ma penglihatan-masih-menja sih-menjadi-masal di-masalah-keseh ah-kesehatan.htm atan.htmll. pada tanggal 12 Oktober 2012
3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1112-menkes-
31
meresmikan-program-orbis-flying-eye-hospital-.html . pada tanggal 12 Oktober 2012 4.
Suhardjo, Widodo F, dan Dewi MU. Artikel Tingkat Keparahan Ulkus Kornea di RS Dr. Sardjito Sardjito Sebaga Sebagaii Tempat Tempat Pelayanan Pelayanan Mata Mata Tertier. Tertier. Bagian Bagian SMF SMF Penyak Penyakit it Mata Mata RS Dr. Sardjit Sardjito, o, Yogya Yogyakart kartaa.2007. Diundu Diunduh h dari website website : http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm
5.
Anonimous. Ulkus Kornea. Dikutip dari www.medicastore.com 2012
6.
Biswell Biswell R. Ulserasi Ulserasi Kornea Kornea.. Dalam: Dalam: Riordan Riordan-Ev -Evaa P, Whitche Whitcherr JP, editors. editors. Vaughan & Asbury Oftamologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2007; 126138.
7.
Whitche Whitcherr JP. Corneal Corneal blindne blindness: ss: a global global perspect perspective. ive. In: Bulletin Bulletin of World World Health Organization: 79(3). Available from http://www.who.int/bulletin/archives/79(3)214.pdf .. http://www.who.int/bulletin/archives/79(3)214.pdf
8.
Whitcher Whitcher JP. Corneal ulceration in the developing world—a silent epidemic. BMJ 1997; 997; 81:6 81:622 22-6 -623 23 doi:1 oi:10 0.11 .1136/bj 6/bjo. o.81 81.8 .8.6 .622 22.. Avail vailab able le from from:: http://bjo.bmj.com/content/81/8/622.full
9.
Ilyas S. Tukak (Ulkus) Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 159-167
10.
Wong YT, Corneal Ulcers. Dalam : The Opthalmology Examination Review. Singapore: World Scientific Printers, 2001. 114-117
11.
Kumpulan Blog Dokter Indonesia. 2012. Ulkus Kornea. Di unduh dari web site : http://blogdokter.com/category/category/pdf-doc-jurnal/page/5/ulkuskornea . Pada tanggal 13 Oktober 2012.
12.
Perhimpunan Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2002
13.
Murillo-Lopez Murillo-Lopez FH. Corneal Ulcer. New York: The Medscape Medscape from WebMD Jour Journal nal of Medic Medicine ine;; [upda [update ted d 2011 2011,, Nov Nov 13; 13; cited cited 2012 2012,, Octo Octobe berr 14]. 14]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1195680-overview
14.
Wijana. Wijana. N.Ulku N.Ulkuss Kornea. Kornea. Dalam: Dalam: Ilmu Penyak Penyakit it Mata, Mata, cetakan cetakan ke-4, ke-4, 1989. 1989. Jakarta
15. 15. Kansk Kanskii JJ. JJ. Diso Disorde rderr of Corne Corneaa and and Scle Sclera. ra. In: In: Clini Clinical cal Opth Opthalm almol olog ogy y A Systematic Approach. Edisi 6: 2007 page.100-149. 16.
17.
Ilyas S. Trauma Kimia. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 271-273
32
18.