REFERAT TETANUS NEONAT NE ONATORUM ORUM
Dokter Pembimbing: dr. M. Mukhson, Sp.A
Disusun oeh: Ti!r! Ti!r! "i!n "i!n P "#A$%# "#A$%#$&' $&'
SMF ()MU ANA* RSUD PROF. DR. MAR"ONO FA*U)TAS *EDO*TERAN UN(+ERS(TAS ENDERA) SOED(RMAN PUR-O*ERTO '$%
)EM/AR PEN"ESA0AN
Telah dipresentasikan dan disetujui referat berjudul Tetanus Neonatorum
Disusun Oleh Tiara Gian P
G4A014082
Diajukan untuk memenuhi sebaian s!arat keiatan "epaniteraan "linik di baian #lmu Anak $%&D Prof' Dr' (arono %oekarjo Pur)okerto
Pada tanal * 28 (ei 201+
(enetahui, Pembimbin
dr' (' (ukhson, %p'A
/A/ ( PENDA0U)UAN
A. )!t!r /e!k!ng
Tetanus merupakan salah satu pen!akit infeksi !an dapat di-eah denan imunisasi' Pen!akit ini ditandai oleh kekakuan otot dan spasme !an diakibatkan oleh pelepasan neurotoksin .tetanospasmin/ oleh Clostridium tetani' Tetanus dapat terjadi pada oran !an belum diimunisasi, oran !an diimunisasi sebaian, atau telah diimunisasi lenkap tetapi tidak memperoleh imunitas !an -ukup karena tidak melakukan booster se-ara berkala .Annonimus, 200+/' Tetanus merupakan masalah kesehatan mas!arakat !an terjadi di seluruh dunia' Diperkirakan anka kejadian pertahunn!a sekitar satu juta kasus denan tinkat mortalitas !an berkisar dari + hina +0' %elama 0 tahun terakhir, han!a terdapat sembilan penelitian $T .randomi3ed -ontrolled trials/ menenai pen-eahan dan tata laksana tetanus' Pada tahun 2000, han!a 18'8 kasus tetanus !an dilaporkan ke 5O' %ekitar 6+ neara, termasuk didalamn!a neara !an berisiko tini, tidak memiliki data serta serinkali tidak memiliki informasi !an lenkap' 5asil sur7ei men!atakan bah)a han!a sekitar tetanus neonatorum !an dilaporkan' erdasarkan data dari 5O, penelitian !an dilakukan oleh %tanfield dan Gala3ka, dan data dari 9ietnam diperkirakan insidens tetanus di seluruh dunia adalah sekitar 600'000 : 1'000'000 kasus per tahun .Annonimus, 200+/' %elama 20 tahun terakhir, insidens tetanus telah menurun seirin denan peninkatan -akupan imunisasi' Namun demikian, hampir semua neara tidak memiliki kebijakan bai oran !an telah di7aksinasi !an lahir sebelum proram imunisasi diberlakukan ataupun pen!ediaan booster !an diperlukan untuk perlindunan janka lama, serta pada oran;oran !an lupa melakukan jad)al imunisasi saat infrastruktur pela!anan kesehatan rusak misaln!a akibat peran dan kerusuhan' Akibatn!a anak !an lebih besar serta oran de)asa menjadi lebih berisiko menalami
tetanus' (eskipun demikian, di neara denan proram imunisasi !an sudah baik sekalipun, oran tua masih rentan, karena 7aksinasi primer !an tidak lenkap ataupun karena kadar antibodin!a !an telah menurun seirin berjalann!a )aktu .Annonimus, 200+/'
/. Tu1u!n Penuis!n
Penulisan referat ini bertujuan untuk lebih memahami tanda dan ejala
pen!akit
Tetanus
Neonatorum
serta
baaimana
-ara
penatalaksanaann!a dan komplikasi !an dapat terjadi aar dapat menjadi perhatian aar dapat memberikan terapi !an terbaik'
/A/ (( T(NAUAN PUSTA*A
A. De2inisi Pen!akit tetanus neonatorum adalah pen!akit tetanus !an terjadi pada
neonatus .ba!i berusia kuran dari 1 bulan/ !an disebabkan oleh Clostridium tetani, !aitu kuman !an meneluarkan toksin .ra-un/ dan men!eran sistem saraf pusat' %pora kuman tersebut masuk ke dalam tubuh ba!i melalui pintu masuk satu;satun!a, !aitu tali pusat !an dapat terjadi pada saat pemotonan tali pusat ketika ba!i lahir maupun pada saat pera)atan sebelum puput .terlepasn!a tali pusat/' (asa inkubaasi ;28 hari, rata;rata + hari' Apabila masa inkubasi kuran dari 6 hari, biasan!a pen!akit lebih parah dan anka kematiann!a tini .
>=0 kasus tetanus neonatorum berakhir denan kematian' (enurut data &N#?@, setiap menit, seoran ba!i meninal akibat pen!akit ini' 5O men!atakan bah)a tetanus neonatorum merupakan pen!ebab dari 14 kematian neonatus di seluruh dunia .Annonimus, 200=/' (enurut 5O, meski sistem sur7eilens telah berjalan -ukup baik, tetapi diperkirakan han!a mampu men-atat sekitar = kasus tetanus neonatorum' Oleh sebab itu, pen!akit ini disebut sebaai the silent killer ' ase @atalit! $ate .@$/ tetanus neonatorum sanat tini' 5asil %ur7e! "esehatan $umah Tana .%"$T/ tahun 18+ dan 12 menunjukkan bah)a pen!akit tetanus neonatorum !an dapat di-eah denan imunisasi selalu berada pada kelompok besar pen!ebab kematian ba!i di #ndonesia .TantijatiBantas, 200+/' Pen!akit tersebut merupakan pen!ebab utama kematian neonatal' Di Ca)a arat, pada periode 18 : 1, ase @atalit! $ate .@$/ tetanus neonatorum, menalami penurunan !an tajam dari 22,= menjadi ,8' 5al tersebut didua sebaai akibat perbaikan dalam penatalaksanaan kasus, meskipun
demikian,
berdasarkan
rekapitulasi
laporan
kasus
tetanus
neonatorum, "abupaten #ndrama!u dan "abupaten irebon, tern!ata masih
memperlihatkan anka kematian tetanus neonatorum !an tini' Pada tahun 2001, jumlah kematian tetanus neonatorum di $% "abupaten #ndrama!u dan "abupaten irebon adalah dan 4 kasus denan @$ 22'2 dan 2=,0 .TantijatiBantas, 200+/' 3. Etioogi
Clostridium tetani adalah basillus anaerobik bakteri ram positif anaerob !an ditemukan di tanah dan kotoran binatan' erbentuk batan dan memproduksi spora, memberikan ambaran klasik seperti stik drum, meski tidak selalu terlihat' 'tetani merupakan bakteri !an motile karena memiliki flaella, dimana menurut antien flaella n!a, dibai menjadi 11 strain' Namun ke sebelas strain tersebut memproduksi neurotoksin !an sama' %pora !an diproduksi oleh bakteri ini tahan terhadap ban!ak aen desinfektan baik aen fisik maupun aen kimia' %pora, 'tetani dapat bertahan dari air mendidih selama beberapa menit .meski denan auto-la7e pada suhu 121 selama 1=; 20 menit/ .5assel, 201/'
"!mb!r %. Clostridium tetani, denan bentukan khas Edrum stikF pada baian
bakteri !an berbentuk bulat tersebut spora dari 'tetani dibentuk' .denan pembesaran mikroskop 000/ .5assel, 201/' %pora atau bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka' "etika menempati tempat !an -o-ok .anaerob/ bakteri akan berkemban dan melepaskan toksin tetanus' Denan konsentrasi sanat rendah, toksin ini dapat menakibatkan pen!akit tetanus .dosis letal minimum adalah 2,=10;+ mHk/ .5assel, 201/' %el !an terinfeksi oleh bakteri denan mudah dapat diinakti7asi dan bersifat sensitif terhadap beberapa antibiotik .mentronida3ol, penisilin dan lainn!a/' akteri ini jaran dikultur, karena dianosan!a berdasarkan klinis .Greenber et al, 2012/'
D. P!tomek!nisme (asa inkubasi pada ba!i lebih -epat dibandin tetanus tipe lain !aitu
berkisar antara ;10 hari, dan biasan!a bermanifestasi pada akhir minu pertama atau a)al minu ke dua pas-a persalinan sehina serin kali disebut sebaai pen!akit hari ke tujuh .disease of the seventh day/' 5al ini membantu membedakan tetanus neonatorum denan pen!akit lain pada neonatus, di mana pada pen!akit lain akan mun-ul ejala pada 2 hari pertama kehidupan .Anelia, 201/' Tempat masukn!a kuman pen!akit ini bisa berupa luka !an dalam !an berhubunan denan kerusakan jarinan lokal, tertanamn!a benda asin atau sepsis denan kontaminasi tanah, le-et !an dankal dan ke-il atau luka eser !an terkontaminasi tanah, trauma pada jari tanan atau jari kaki !an berhubunan denan patah tulan jari dan luka pada pembedahan dan pemotonan tali pusat !an tidak steril .5assel, 201/' Pada tetanus neonatorum, C. tetani masuk melalui luka tali pusat, karena pera)atan atau tindakan !an tidak memenuhi s!arat kebersihan, misaln!a memoton tali pusat denan bambuH untin !an tidak steril, atau setelah tali pusat dipoton dibubuhi abu, tanah, min!ak, daun;daunan dan sebaain!a .5assan dkk, 2006/' %pora Clostridium tetani !an masuk ke dalam tubuh tidak berbaha!a sampai diransan oleh beberapa faktor .kondisi anaerob/, sehina berubah menjadi bentuk 7eetati7e dan berbiak denan -epat tetapi hal ini tidak men-etuskan reaksi inflamasi' Gejala klinis sepenuhn!a disebabkan oleh toksin !an dihasilkan oleh sel 7eetati7e !an sedan tumbuh' lostridium tetani menhasilkan dua eksotoksin, !aitu tetanospasmin dan tetanolisin' Tetanolisin !an dihasilkan bersifat sitolisin, dan mena)ali infeksi bakteri ini denan merusak jarinan;jarinan !an belum nekrosis dan menoptimalkan suasana anaerob !an terbentuk pada situs luka selain itu jua men!ebabkan hemolisis tetapi tidak berperan dalam pen!akit ini' Tetanospasmin sebaai neurotoksin kemudian menjadi aen pen!ebab mun-uln!a berbaai ejala klinis pada tetanus .Depkes $#, 2008/' Dalam kondisi normal, sistem mus-uloskeletal akan bereaksi sesuai denan sin!al .aktif potensial/ !an berasal dari neuron;neuron .eksitatorik dan inhibitorik/' %el;sel neuron akan bereaksi terhadap suatu sin!al denan
menhasilkan neurotransmiter dan dikeluarkan menunakan suatu protein membran . synaptobrevin/ menuju saraf motorik' Neurotransmiter tersebut kemudian men!ampaikan sin!al tersebut dan saraf motorik akan meransan serat otot untuk bereaksi .Depkes $#, 2008/' Pada kontraksi otot skeletal, neuron eksitatorik akan meneluarkan neurotransmiter sperti asetilkolin untuk men!ampaikan sin!al eksitatorik ke motor neuron !an meransan otot untuk berkontraksi, sementara itu neuron inhibitorik jua akan menhasilkan neurotransmitter seperti GAA untuk membatasi erakan dan menodulasi kontraksi !an terjadi, di mana pada saat satu baian otot berkontraksi, pada saat bersamaan terdapat otot lain !an relaksasi .antaonis refleks/' #nfeksi Clostridium tetani men!ebabkan neuron inhibitorik aal meneluarkan neurotransmitter inhibitori, sehina kontraksi !an terjadi tidak diimbani denan inhibisi otot !an lain' Akibatn!a baik otot aonis maupun antaonis menalami kontraksi dan tidak terkontrol sehina terjadi spasme otot !an menjadi ambaran khas pada tetanus .Depkes $#, 2008/' Dampak lain dari toksin antara lain .%oedarmo dkk, 2002/* 1' Dampak pada anlion pre sum;sum tulan belakan disebabkan karena eksotoksin memblok sinaps jalur antaonis, menubah keseimbanan dan koordinasi impuls sehina tonus otot meninkat dan menjadi kaku' 2' Dampak pada otak, diakibatkan oleh toksin !an menempel pada anliosida serebri didua men!ebabkan kekakuan dan spasme !an khas pada tetanus' ' Dampak pada saraf autonom, terutama menenai saraf simpatis dan menimbulkan ejala kerinat berlebihan, hipertemia, hipotensi, hipertensi, aritmia, heart blo-k dan takikardi'
"!mb!r '. Dampak tetanospasmin pada tubuh'
E. T!nd! d!n "e1!! *inis (anifestasi a)al !an ditemukan pada tetanus neonatorum dapat
dilihat ketika ba!i malas minum dan menanis terus menerus, suhu tubuh ba!i normal atau bisa meninkat atau subfebris' a!i kemudian akan kesulitan hina tidak sanup menhisap dan akhirn!a menalami anuan men!usu' 5al tersebut menjadi tanda khas onset pen!akit ini' "ekakuan rahan atau trismus mulai terjadi, dan menakibatkan tanisan ba!i berkuran dan akhirn!a berhenti' Trismus pada tetanus neonatus tidak sejelas pada penderita anak atau de)asa, karena kekakuan otot leher lebih kuat dari otot masseter, sehina
rahan ba)ah tertarik dan mulut justru aak membuka dan kaku sehina bentukan mulut seperti men-u-u seperti mulut ikan karper' "emudian terjadi kekakuan pada )ajah di mana bibir tertarik ke arah lateral, dan alis tertarik ke atas !an disebut risus sardoni-us' "aku kuduk, disfaia, dindin abdomen kaku dan meneras serta kekakuan pada seluruh tubuh akan men!usul pada beberapa jam berikutn!a .ibo)oBAnraeni, 2012/' A)aln!a kekakuan tubuh !an terjadi bersifat periodik, dan dipi-u oleh ransanan sensoris seperti suara, -aha!a atau sentuhan' "emudian kejan akan terjadi se-ara spontan dan akhirn!a terus menerus' "esadaran ba!i masih baik namun spasme dan kejan berulan atau terus menerus !an terjadi akan mempenaruhi sistem saraf simpatis sehina terjadi 7asokonstriksi pada saluran napas dan akan terjadi apneu dan ba!i menjadi sianosis' 5al ini merupakan pen!ebab kematian terbesar pada kasus tetanus neonatorum .ibo)oBAnraeni, 2012/' Pada saat spasme dan kejan berlansun, kedua lenan biasan!a akan fleksi pada siku dan tertarik kearah badan, sedankan kedua tunkai dorsofleksi dan kaki akan menalami hiperfleksi' %pasme pada otot punun men!ebabkan punun tertarik men!erupai busur panah atau disebut opisthotonus .ibo)oBAnraeni, 2012/' Carak antara ejala pertama mun-ul sampai mun-ul ejala berikutn!a pada kasus neonatorum disebut periode onset' Periode onset ini berperan pentin dalam menentukan pronosis pen!akit ini' %emakin pendek periode onset, semakin buruk pronosisn!a' Periode onset pada neonatus lebih pendek dibandinkan denan anak atau de)asa di mana lebih ke arah beberapa jam dari pada beberapa hari seperti pada de)asa' 5al ini munkin disebabkan jarak akson !an lebih pendek sehina infeksi lebih -epat men-apai sistem saraf pusat .ibo)oBAnraeni, 2012/'
T!be %. *!si2ik!si Abett untuk Der!1!t M!ni2est!si *inis 4Sim!n1unt!k, '$%56. DERAAT # * $inan
MAN(FESTAS( *)(N(S Trismus rinan sampai sedanI spastisitas umum tanpa
spasme atau anuan pernapasanI tanpa disfaiaHdisfaia
## * %edan
rinan Trismus sedanI riiditas denan spasme rinan sampai sedan dalam )aktu sinkatI laju napas >0HmenitI disfaia
### * erat
rinan Trismus beratI spastisitas umumI spasmen!a lamaI laju napas >40HmenitI laju nadi > 120Hmenit, apnei- spell, disfaia
#9 * %anat berat
berat .derajat
###
J
anuan
sistem
otonom
termasuk
kardio7askular/ 5ipertensi berat dan takikardia !an dapat diselan;selin denan hipotensi relatif dan bradikardia, dan salah satu keadaan tersebut dapat menetap F. Peneg!kk!n Di!gnosis Anamnesis .5assan dkk, 2006/* a!i kesulitan hina tidak sanup menhisap dan akhirn!a menalami •
•
anuan men!usu "ekakuan rahan .trismus/ dan menakibatkan tanisan ba!i berkuran
•
hina akhirn!a berhenti Terdapat kekakuan tubuh !an dipi-u oleh ransanan;ransanan seperti suara atau sentuhan' "emudian kejan akan terjadi se-ara spontan dan akhirn!a terus menerus
Pemeriksaan @isik .5assan dkk, 2006/* •
Tali pusat ba!i dapat ditemukan dalam kondisi kotor dan berbau merupakan tanda port dKentrLe Clostridium tetani'
• •
"!mb!r 5. "ondisi tali pusat pada tetanus neonatorum' (ulut men-u-u seperti mulut ikan .karpermond/ "ekakuan pada )ajah dimana bibir tertarik ke arah lateral, dan alis tertarik
ke atas !an disebut risus sardoni-us' ?kspresi muka !an khas akibat kekakuan otot;otot mimik, dahi menkerut, alis terankat, mata aak men!ipit, sudut mulut keluar dan ke ba)ah'
•
"!mb!r #. $isus sardoni-us' "aku kuduk hina epistotonus akibat kekakuan otot leher, otot punun,
otot pinan, semua trunk muscle'
•
"!mb!r 7. ?pistotonus' Pemeriksaan denan spatula lidah dapat diunakan untuk mendeteksi dini
pen!akit ini' 5asil positif ditunjukan ketika spatula men!entuh orofarin lalu terjadi spasme pada otot maseter dan ba!i meniit spatula lidah' &ji spatula memiliki spesifisitas dan sensitifitas !an tini .4/'
"!mb!r . &ji %patula'
Pemeriksaan Penunjan Tidak ada pemeriksaan laboratorium !an khas untuk tetanus, beberapa hasil pemeriksaan penunjan diba)ah ini dapat ditemui pada kasus tetanus, antara lain .Depkes $#, 2008/* a/ Pemeriksaan biakan pada luka perlu dilakukan pada kasus tersanka tetanus, namun demikian, kuman Clostridium tetani dapat ditemukan di luka pada oran !an tidak menalami tetanus dan serinkali tidak dapat dikultur pada pasien tetanus'
b/ Nilai hitun leukosit dapat tini -/ Pemeriksaan -airan serebrospinal dapat menunjukkan hasil !an normal d/ "adar antitoksin didalam darah 0,01 &HmM atau lebih, dianap sebaai imunisasi bukan tetanus e/ "adar en3im otot .kreatin kinase, aldolase/ di dalam darah dapat meninkat' f/ ?(G dapat menunjukkan pelepasan subunit motorik !an terus menerus dan pemendekan atau tidak adan!a inter7al tenan !an normal !an diamati setelah potensial aksi'
".Pen!t!!ks!n!!n Penatalaksanaan tetanus neonatorum pada dasarn!a sama denan
tetanus lainn!a, !aitu meliputi terapi suportif .sedasi, pelemas otot, dsb/ selama tubuh berusaha memetabolisme neurotoin, menetralisir atau men-eah bertambahn!a toin !an men-apai sistem saraf pusat dan berusaha membunuh kuman !an masih dalam bentuk 7eetatif untuk men-eah produksi tetanospasmin !an berkelanjutan' Pera)atan di N#& mutlak diperlukan' Adapun tindakan atau penobatan pada pasien tetanus neonatorum sebaai berikut .Pudjiadi dkk, 200I 5O, 2008/* 1' Pasan jalur #9 dan beri -airan denan dosis rumatan 2' erikan dia3epam 10mHkHhari se-ara #9 dalam 24 jam atau denan bolus #9 setiap ;+ jam .denan dosis 0,1 : 0,2 mHkbbHkali pemberian/, maksimum 40 mHkbbHhari' ila jalur #9 tidak terpasan, pasan pipa lambun dan beri dia3epam • • •
melalui pipa atau melalui rektum .dosis sama denan dosis #9/ ila perlu, beri tambahan dosis 10 mHk tiap + jam ila frekuensi nafas kuran dari 20 kaliHmenit dan tidak tersedia fasilitas penunjan nafas denan 7entilator, dia3epam dihentikan
•
meskipun ba!i masih menalami spasme' ila ba!i menalami henti nafas selama spasme atau sianosis sentral setelah spasme, berikan oksien denan ke-epatan aliran sedan, bila belum bernafas lakukan resusitasi, bila tidak berhasil dirujuk ke rumah
•
sakit !an mempun!ai fasilitas N#&' %etelah =;6 hari, dosis dia3epam dapat dikurani se-ara bertahap =;10
•
mHhari dan diberikan melalui rute oroastrik' Pada kondisi tertentu, munkin diperlukan 7en-uronium denan 7entilasi mekanik untuk menontrol spasme'
' erikan ba!i 5uman tetanus imunolobulin =00 & #( atau antitoksin tetanus .euine serum/ =000 & #( sebelumn!a dilakukan tes kulit terlebih dahulu' 4' Tetanus toksoid 0,= ml #( diberikan pada tempat !an berbeda denan tempat pemberian antitoksin' =' Pemberian antibiotiMini 1* (etronida3ol 0 mHkbbHhari denan inter7al setiap + jam • •
.oralHparenteral/ selama 6;10 hari' Mini 2 * Penisilin Pro-ain 100'000 &HkbbHhari #9 dosis tunal 6;10
•
hari' Cika terdapat sepsis atau bronkopneumonia, berikan antibiotik !an
sesuai' +' ila terjadi kemerahan dan atau pembenkakan pada kulit sekitar pankal tali pusat, atau keluar nanah dari permukaan tali pusat, atau bau busuk dari area tali pusat, berikan penobatan untuk infeksi lokal tali pusat' 6' erikan ibun!a imunisasi tetanus toksoid 0,= ml untuk melinduni ibu dan ba!i !an dikandun berikutn!a dan minta datan kembali satu bulan kemudian untuk pemberian dosis kedua 8' Pera)atan lanjut ba!i tetanus neonatorum* $a)at ba!i di ruan !an tenan dan elap untuk menurani • •
ransanan !an tidak perlu, tetapi harus !akin ba!i tidak terlantar' Manjutkan pemberian -airan #9 denan dosis rumatan dan antibiotik
•
dilanjutkan Pasan pipa lambun bila belum terpasan dan beri A%# perah diantara periode spasme' (ulai denan jumlah setenah kebutuhan perhari dan naikkan se-ara perlahan hina men-apai kebutuhan penuh dalam dua
•
hari' Nilai kemampuan minum dua kali sehari, dan anjurkan untuk men!usu
•
A%# se-epatn!a beitu terlihat ba!i siap untuk menhisap ila sudah tidak terjadi spasme dalam 2 hari, ba!i dapat minum baik, dan tidak ada lai masalah !an memerlukan pera)atan dirumah sakit, maka ba!i dapat dipulankan' an!ak obat !an telah diperunakan sebaai obat tunal maupun
kombinasi untuk menobati spasme otot pada tetanus' Pemberian musclerelaxant atau sedati7e denan tujuan menurani spasme otot sekalius melebarkan
jalan
napas'
Obat
!an
terbukti
-ukup
efektif
adalah
ben3odia3epine .-th* dia3epam, mida3olam/' Dia3epam memiliki efek pelemas otot, anti anietas dan sedasi' 5al itu men!ebabkan dia3epam efektif diunakan dalam penananan tetanus neonatorum, terlebih lai dia3epam dapat diberikan melalui rute !an ber7ariasi, murah dan diperunakan se-ara luas' Namun perlu diperhatikan bah)a hasil metabolit dari dia3epam .oksa3epam dan desmetildia3epam/ dapat terakumulasi dan berakibat koma berkepanjanan .#smanoe, 200I Amon %' 2012/' Pemberian 5uman tetanus imunolobulin .5T#G/ atau antitoksin tetanus .AT%/ bertujuan untuk menetralisir tetanospasmin !an dihasilkan Clostridium tetani' Pemberian 5T#G ataupun AT% harus dilakukan se-epatn!a !aitu maksimal 24 jam setelah didianosis, karena toksin tidak dapat lai dinetralisir oleh 5T#G atau AT% apabila sudah men-apai medula spinalis' (aka dari itu faktor !an berperan besar dalam menentukan keberhasilan terapi tetanus adalah ke-epatan pemberian netralisasi toksin .#smanoe, 200I Amon %, 2012/' Pemberian antibiotik bertujuan untuk membunuh kuman lostridium Tetani sehina produksi Tetanospasmin dapat dihentikan' %tudi terbaru menemukan bah)a peni-illin merupakan suatu antaonis GAA sehina dapat meninkatkan efek dari tetanospasmin, oleh karenan!a saat ini antibiotik pilihan adalah (etronida3ole .#smanoe, 200I Amon %, 2012/' Pemberian -airan harus diberikan untuk menantikan -airan dan elektrolit' Pemberian makanan se-ara oral dilaran, karena dapat men!ebabkan aspirasi, oleh karena itu, nutrisi diberikan se-ara parenteral atau melalui nasogastric tube .NGT/' Pada kasus neonatus denan jalan napas !an tidak berhasil distabilkan atau intubasi !an melebihi 10 hari, trakeostomi dapat dilakukan .#smanoe, 200I Amon %, 2012/' a!i !an dapat bertahan hidup perlu pemantauan tumbuh kemban, terutama untuk asupan i3i !an seimban dan stimulasi mental, ba!i jua munkin membutuhkan penananan rehabilitasi medik seperti fisioterapi terdapat kekakuan atau spastisitas !an menetap .Pudjiadi dkk, 200/'
0.*ompik!si d!n Prognosis
"omplikasi !an ditemui pada tetanus neonatorum dapat ditemui saat terjadin!a tetanus dan memperburuk keadaan ba!i atau dapat pula berupa komplikasi janka panjan, adapun komplikasi !an dapat ditemui pada tetanus neonatorum antara lain .#smanoe, 200I Amon %, 2012/* 1' Marinospasme !aitu spasme dari larin dan atau otot pernapasan men!ebabkan anuan 7entilasi' 5al ini merupakan pen!ebab utama kematian pada kasus tetanus neonatorum' 2' @raktur dari tulan punun atau tulan panjan akibat kontraksi otot berlebihan !an terus menerus' Terutama pada neonatus, dimana pembentukan dan kepadatan tulan masih belum sempurna' ' 5iperadrenerik men!ebabkan hiperakitifitas sistem saraf otonom !an dapat men!ebabkan takikardi dan hipertensi !an pada akhirn!a dapat men!ebabkan henti jantun .cardiac arrest /' (erupakan pen!ebab kematian neonatus !an sudah distabilkan jalan napasn!a' 4' %epsis akibat infeksi nosokomial, infeksi sekunder .-th* ronkopneumonia/ =' Pneumonia aspirasi, serin kali terjadi akibat aspirasi makanan ataupun minuman !an diberikan se-ara oral pada saat kejan berlansun' "omplikasi janka panjan dapat ditemukan defisit neurolois pada sebaian penderita tetanus neonatorum !an selamat' Gejala !an mun-ul dapat berupa cerebral palsy, anuan perkembanan intelektual maupun anuan perilaku' Gejala tersebut didapatkan pada anak;anak berusia 6;12 tahun' 5al ini diperkirakan terjadi akibat anoksia !an terjadi semasa kejan !an terjadi' Pronosis berantun pada masa inkubasi, )aktu !an dibutuhkan dari inokulasi spora hina ejala mun-ul, dan )aktu dari pertama kali mun-uln!a ejala hina spasme tetanik !an pertama' %tatistik terbaru menunjukkan tinkat mortalitas pada tetanus rinan;sedan men-apai +' %edankan tetanus berat memiliki tinkat mortalitas +0 .#smanoe, 200I Amon %, 2012/'
/A/ ((( *ES(MPU)AN
1' Tetanus neonatorum adalah pen!akit tetanus !an terjadi pada neonatus .ba!i berusia kuran dari 1 bulan/ !an disebabkan oleh Clostridium tetani dan men!eran sistem saraf pusat' %pora kuman masuk ke dalam tubuh ba!i melalui pintu masuk satu;satun!a, !aitu tali pusat !an dapat terjadi pada saat pemotonan tali pusat ketika ba!i lahir maupun pada saat pera)atan sebelum puput .terlepasn!a tali pusat/' 2' (anifestasi a)al !an ditemukan pada tetanus neonatorum dapat dilihat ketika ba!i malas minum, menanis terus menerus, hina tidak sanup menhisap dan akhirn!a menalami anuan men!usu' "ekakuan rahan atau trismus mulai terjadi, dan menakibatkan tanisan ba!i berkuran dan akhirn!a berhenti' "emudian terjadi kekakuan pada )ajah . risus sardonicus/' "aku kuduk, disfaia, dindin abdomen kaku dan meneras serta kekakuan pada seluruh tubuh akan men!usul pada beberapa jam berikutn!a, dipi-u oleh ransanan sensoris seperti suara, -aha!a atau sentuhan' "emudian kejan akan terjadi se-ara spontan dan akhirn!a terus menerus' ' Tidak ada pemeriksaan laboratorium !an khas untuk tetanus, beberapa hasil pemeriksaan penunjan diba)ah ini dapat ditemui pada kasus tetanus, antara lain pemeriksaan biakan pada luka, nilai hitun leukosit, pemeriksaan -airan serebrospinal, kadar antitoksin didalam darah, kadar en3im otot dan ?(G' 4' Penatalaksanaan tetanus neonatorum pada dasarn!a sama denan tetanus lainn!a, !aitu meliputi terapi suportif .sedasi, pelemas otot, dsb/'
DAFTAR PUSTA*A
Amon %' 2012' Tetanus dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi ! volume " ' Cakarta* ?G'
Anelia, D #' 201' Tetanus Neonatorum' Cakarta* @akultas "edokteran &ni7ersitas Trisakti' Annonimus' 200=' Neonatal Tetanus #limination$ %ield &uide." nd #dition' ashinton PA5O' Annonimus' 200+' 'tandar (elayanan )edis * 'tandar (rosedur +perasional Neurologi' Cakarta * Perhimpunan Dokter %pesialis %araf #ndonesia .P?$DO%%#/' Depkes $#' 2008' (enatalaksanaan Tetanus pada Anak ' Cakarta* Depkes $#' Greenber DA, Aminoff (C, et al' 2012' Clinical Neurology' Philladelpia* (-Gra)5ill (edi-al' 5assan, $ dkk' 2006' ,uku Kuliah " Ilmu Kesehatan Anak ' Cakarta* #nfomedika' 5assel ' 201' Tetanus$ (athophysiology Treatment and the (ossibility of sing ,otulinum Toxin against Tetanus-Induced /igidity and 'pasms. $e7ie) Cournal. -ited* (a! 201+ a7ailable from* &$M*http*HH)))'resear-hate'netH' (ardjono' 200' Neurologi Klinis 0asar ' Cakarta* Dian $ak!at' Pudjiadi, 5 A, dkk, 200' (edoman (elayanan )edis Ikatan 0okter Anak Indonesia' Cakarta* #DA#' %imanjuntak, P' 201' Penatalaksanaan Tetanus pada Pasien Anak' )edula 1ol No 2' 5al 8=;' %oedarmo %%P, Garna 5, 5adineoro %$%, 2002' Tetanus dalam ,uku A3ar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi * (enyakit Tropis edisi pertama' alai Penerbit @", Cakarta' Tantijati, M dan antas, "' 200+' @aktor : @aktor Pronosis "ematian Tetanus Neonatorum di $% "abupaten #ndrama!u dan "abupaten irebon' 4urnal Kesehatan )asyarakat Nasional 1ol " No ' 5al* =1;=+' ibo)o T, Anraeni A, 2012' Tetanus Neonatorum. ,uletin 4endela 0ata dan Informasi Kesehatan 1ol. I ' "ementrian "esehatan $#' Cakarta' 5O, 2008' ,uku 'aku (elayanan Kesehatan Anak di /umah 'akit ' Cakarta* 5O #ndonesia'