REFERAT TETANUS
Disusun Oleh: Joy Jesica Meindy Latuary 09!0"0!!
#e$%i$%in& : dr' Tu$(al Sia&ian) S('S
*E#AN+TERAAN *L+N+* ,A-+AN +LMU #EN.A*+T SARAF #ER+ODE !/ DESEM,ER 0!/ 1 / JANUAR+ 0!" FA*ULTAS *EDO*TERAN UN+2ERS+TAS *R+STEN +NDONES+A JA*ARTA 0!"
TETANUS A' DEF+N+S+ Tetanus adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman anaerob Clostridium tetani,
berupa gangguan neuromuscular akut berupa trismus, kekakuan
otot dan kejang otot. Penyakit ini sering fatal, dan ditandai dengan adanya kekakuan diseluruh tubuh dan kejang pada otot.
,' ET+OLO-+ Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani, kuman
berbentuk batang dengan sifat, basil gram-positif dengan spora pada ujungnya sehingga berbentuk
seperti pemukul genderang (drumstick), obligat anaerob
(berbentuk vegetatif apabila berada dalam lingkungan anerob) dan dapat bergerak menggunakan flagella, tumbuh dalam lingkungan dengan kemampuan oksidasireduksi (h) yang rendah, atau tidak adanya oksigen, menghasilkan eksotoksin yang kuat. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit, dan merupakan tetanoplasmin, mampu membentuk spora (terminal spore) yang mampu bertahan dalam suhu tinggi (mendidih, tetapi tidak dalam autoklaf) kekeringan, dan desinfektan, tetapi sel vegetatif terbunuh oleh antibiotik, panas dan desinfektan baku. Clostridium tetani
menghasilkan dua macam eksotoksin yaitu tetanolisin dan
tetanospamin. Tetanolisin dalam percobaan dapat menghancurkan seldarah merah tetapi tidak menimbulkan tetanus secara langsung melainkan menambah optimal kondisi lokal untuk berkembangnya bakteri. Tetanospami n terdiri dari protein yang bersifat toksik terhadap sel saraf. Toksin ini di absorbsi oleh end organ saraf di ujung saraf motorik dan diteruskan melalui saraf sampai sel ganglion dan susunan saraf pusat. !ila mencapai susunan saraf pusat, toksin tersebut tidak dapat dinetralkan lagi, saraf yang terpotonh akan berdegenerasi, lambat menyerap toksin, sedangkan saraf sensorik sama sekali tidak menyerap.
3' #ATO-ENES+S "uka yang tidak bersih dan dalam misalnya luka tusuk merupakan port d#entree dari
spora karena luka ini merupakan lingkungan yang bersifat anaerob yang disenangi oleh clostridium. Tetanus terjadi sesudah pemasukan spora yang sedang tumbuh,
spora kemudian memperbanyak diri dan menghasilkan toksin tetanus pada potensial oksidasi-reduksi (h) rendah tempat jejas yang terinfeksi. Toksin akan melekat erat pada sambungan neuromuskular perifer (neuromuscular junction) kemudian toksin bergerak kebalikan hantaran akson dari tempat infeksi ke kornu anterior medula spinalis, kemudian berpindah ke presinaps dan menghambat pelepasan glisin dan gaminobutyric acid ($%!%) yang merupakan transmitter inhibisi pada penghambatan presinaps. &al ini mengakibatkan tidak terbukanya saluran anion sehingga meningkatkan eksitasi neuron postsinaptik, sehingga terjadinya spasme pada otot agonis dan antagonis yang bersamaan sehingga terjadi kejang yang menetap.
D' #ATOLO-+
C.tetani bukan organisme invasif dan sel vegetatif penghasil toksinnya tetap ditempat dimana ia masuk kedalam luka, yang mungkin menampakkan atau tidak menampakkan perubahan-perubahan lokal pada luka dan tercampur flora infeksius. -EJALA *L+N+S
'ikenal bentuk klinis tetanus *. Tetanus generalisata (umum) +
'itemukan kasus
/ tanda yang menonjol dari trimus generalisata adalah trimus serta otot abdom0n yang kaku
Trismus (kaku otot measeter)1gangguan membuka mulut, trismus dapat menimbulkan spasme 0ajah dikenal sebagai risus sardonikus
2elanjutnya terjadi kaku kuduk, kaku leher, dan kaku punggung (opistotonus)
/. Tetanus sefalik
Terjadi pada otitis media atau luka trauma pada kepala.
3enomena motorik sesuai dengan serabut saraf kepala yang terkena ( 4555, 56,6,65,655,57,7,755).
. Tetanus lokal 8elibatkan otot pada daerah luka Terutama pada orang yang sudah mendapat imunisasi $ejalanya nyeri dan kaku persisten pada kelompok otot di dekat luka yang terkontaminasi hasil tetanus
8asa inkubasi biasanya 9-*: hari, tetapi dapat sampai beberapa minggu pada infeksi ringan, namun rata-rata masa inkubasi berkisar ; hari. 8akin lama masa inkubasi, gejala yang timbul makin ringan dan begitupun sebaliknya.
Trismus, karena spasme otot-otot mastikasi
.
8enurut beratnya gejala dapat dibedakan stadium *. /. .
Trismus ( cm) tanpa kejang tonik umum meskipun dirangsang Trismus (@ cm) dengan kejang tonik umum bila dirangsang Trismus (* cm) dengan kejang tonik umum spontan
E' D+A-NOS+S Evaluasi Klinis :
%namnesis yang terarah dan teliti selain membantu menjelaskan gejala klinis yang kita hadapi juga mempunyai arti diagnostik dan prognostik. Pemeriksaan Lab:
&asil pemeriksaan laboratorik tidak khas, likuor serebrospinal biasanya normal, jumlah leukosit normal atau meningkat bila disertai infeksi sekunder.
F' D+A-NOS+S ,AND+N-
a.
%bses parafaring, abses retrofaring, atau abses gigi
b.
=abies
c.
d.
&ipokalsemia
e.
=eaksi obat lain, misalnya phenothiaine dan metoclopramid
-' #ENATALA*SANAAN
Pada penatalaksanaan penyakit tetanus perlu ditentukan terlebih dahulu derajat keparahan penyakit. 'erajat keparahan penyakit didasarkan kepada empat tolak ukur, yaitu -
8asa inkubasi Porte d#entree 2tatus imunologik 3aktor yang memberatkan
Tola4 u4ur
8asa inkubasi
"okasi infeksi
5munisasi
Nilai
9
/-9 hari
:
>-* hari
**-*: hari
/
lebih *: hari
*
5nternal1umbilikal
9
"eher,kepala,dinding tubuh
:
kstremitas proksimal
kstremitas distal
/
Tidak diketahui
*
Tidak ada
*
8ungkin ada1 ibu mendapat
"ebih * tahun yang lalu
:
/
Proteksi lengkap
3aktor yang memberatkan Penyakit atau trauma yang membahayakan ji0a
*
:
Trauma atau penyakit ringan
/
%.2.DD derajat
*
DD 2istem penilaian untuk menentukan resiko penyulit yang disusun oleh %merican 2ociety of %nesthesiologists
!erdasarkan jumlah angka yang diperoleh derajat keparahan penyakit dapat dibagi menjadi *. Tetanus ringan (angka E ?) /. Tetanus sedang (angka ?-*>) . Tetanus berat (angka F *>) Tetanus ringan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, tetanus sedang dapat sembuh dengan pengobatan baku, sedangkan tetanus berat memerlukan pera0atan khusus yang intensif.
Penatalaksanaan *. 5solasi penderita /. Pada luka 1 port d#entree dilakukan debridement lalu dikompres dengan &/G/ atau . %T2 /. unit1hari selama 9 hari berturut-turut ;. Pengobatan lain -
kspektoran
-
3isioterapi
-
tirah baring
-
usahakan lidah tidak tergigit dengan mengganjal gigi.
.
O,AT5O,ATAN
*. %ntiserum
%T2 /. H1hari selama / hari berturut-turut secara intramuskulus dengan didahului uji kulit dan mata. !ila hasilnya positif, maka pemberian %T2 harus dilakukan dengan desentisasi cara !aredska. /. %ntikonvulsan dan penenang 'apat diberikan diaepam * mg. . %ntibiotik Hntuk membunuh kuman C,tetani (vegetatif) diberikan penisilin prokain 9.-*.1kgbb1hari selama ; hari, jika terdapat hipersensitif terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin 9 mg1kgbb1hari (untuk anak yang berumur lebih dari tahun). :. Pera0atan luka yang dicurigai sebagai port d#entrIe, membersihkan luka dengan peroksida, membuang jaringan nekrotik. 9. 5solasi untuk menghindari rangsangan suara. =uangan pera0atan harus tenang. >. 8encukupi cairan dan nutrisi ;. !ila perlu diberikan oksigen.
&. #EN3E-A6AN *. 8encegah terjadinya luka /. Pera0atan luka &arus segera dilakukan, terutama luka kotor atau luka yang dicurigai tercemar dengan spora tetanus . %T2 profilaksis &anya efektif ada luka baru (E > jam) :. !ila terjadi luka berat yang telah mendapat imunisasi atau toksoid empat tahun yang lalu 0ajib diberikan suntikan antitoksin dan toksoid.
+' *OM#L+*AS+ *. 2pasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya ait liur (saliva) di dalam
rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi. /. %sfiksia . %telektasi karena obstruksi oleh sekret. :. 3raktur kompresi. J' #RO-NOS+S 'ipengaruhi oleh beberapa faktor yang memperburuk *. 8asa inkubasi E ; hari /. Hsia lebih muda dan usia lanjut . 3rekuensi kejang yang tinggi :. 2uhu tubuh yang tinggi
9. >. ;. .
Pengobatan yang terlambat "etak jenis luka dan luas kerusakan jaringan Period of onset yang pendek 2pasme otot pernafasan dan obstruksi saluran pernafasan
DAFTAR #USTA*A
*. %rnon 2. Penyakit infeksi. 'alam 4elson /, edisi ke-*;, *??9. /. %latas &, . Tetanus.
4eurological
%spects
Gf
Tropical
'isease.
%t
http11jnnp.bmjjournals.com1cgi1content1full1>?11/?/KT ;. 2arah 8. "ee. Tetanus vaccine shortage not a problem. The 'aily 5llini. %t http11000.dailyillini.com1sep*1sep>1ne0s1stories1ne0sLstory/.shtml
. The Pathogenic Clostridia. TodarMs Gnline TeNtbook of !acteriology.
//. %t