Terapi vertigo Terapi terdiri dari : 1. Terapi kausal Kebanyakan kasus vertigo tidak diketahui penyebabnya, walaupun demikian bilamana penyebabnya dapat ditemukan maka terapi kausal merupakan pilihan utama. Terapi kausal disesuaikan dengan penyebab bersangkutan 2. Terapi simtomatik Terapi simtomatik ditujukan pada dua gejala utama, yaitu rasa vertigo dan gejala otonom (mual,muntah). Gejala-gejala tersebut timbul paling berat pada vertigo vestibular fase akut, dan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari karena adanya mekanisme kompensasi sentral. Oleh karena pada fase ini pasien biasanya cemas maka perlu diberikan obat simtomatik. Obatobat
supresan
vestibular
dapat
menghalangi
mekanisme
kompensasi
sentral,
maka
pemberiannya secukupnya saja untuk mengurangi gejala, tujuannya agar pasien dapat segera dimobilisasi untuk melakukan latihan rehabilitatif. -
Calcium entry blocker Mengurangi aktivitas eksitatori SSP dengan menekan pelepasan glutamate, meningkatkan aktivitas NMDA specific channel, dan bekerja langsung sebagai depressor labirin. Bisa untuk vertigo central dan perifer. Obat: flunarisin 5-10 mg (1x1)
-
Antihistamin Efek antikolinergik dan merangsang inhibitory-monoaminergik dengan akibat inhibisi n.vestibularis. Obat: sinarisin 25 mg (3x1), dimenhidrinat 50 mg (3x1), prometasin 25-50 mg (3x1)
-
Antikolinergik Mengurangi eksitabilitas neuron dengan menghambat jaras ekstatori-kolinergik ke n.vestibularis yang yang bersifat kolinergik. Mengurangi Mengurangi firing rate dan
respon n.vestibularis n.vestibularis
terhadap rangsang. Obat: skopolamin 0,6 mg(3x1), atropine 0,4 mg (3x1) -
Monoaminergik Merangsang jaras inhibitori-monoaminergik pada n.vestibularis, akibatnya mengurangi eksitabilitas neuron. Obat: amfetamin 5-10 mg(3x1), efedrin 25 mg (3x1)
-
Fenotiasin (antidopaminergik) Bekerja pada CTZ dan pusat muntah di medulla oblongata. Obat: klorpromasin 25 mg(3x1), proklorperasin 3 mg(3x1), haloperidol, droperidol.
-
Bensodiasepin Menurunkan resting activity neuron pada n.vestibularis, dengan menekan recticular facilitatory system. Obat: diazepam 2-5 mg(3x1)
-
Histaminik Inhibisi neuron polisinaptik pada n.vestibularis lateralis. Obat: betahistin 8 mg(3x1)
3. Terapi rehabilitatif Tujuannya adalah untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. Mekanisme kerja terapi ini adalah melalui:
a. Substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensori untuk fungsi vestibular yang terganggu. b. Mengaktifkan kendali pada tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual, dan somatosensori. c.
Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang.
Latihan vestibular: A. Metode Brandt-Daroff Metode ini diberikan pada penderita BPPV dengan cara: -
pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kaki tergantung
-
tutup kedua mata
-
berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik
-
duduk tegak kembali
-
setelah 30 detik baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30 detik
-
duduk tegak kembali
-
lakukan 5 kali pada pagi hari dan malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi
Gambar 1. Metode brandt-daroff B. Latihan visual vestibular I. Pada pasien yang masih berbaring a.
Melirik keatas, kebawah, kesamping kiri, kanan. Ulangi gerakan sambil menatap jari yang diferakan pada jarak 30 cm, mula-mula gerkannya lambat makin lama makin cepat.
b. Gerakan kepala fleksi dan ekstensi, makin lama makin cepat. Diulang dengan mata tertutup, setelah itu gerakan kepala kekiri dan kekanan dengan urutan yang sama. II. Pasien yang sudah bisa duduk a. Gerakan kepala dengan cepat keatas dan kebawah sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10 detik atau lebih lama sampai vertigo menghilang. Ulangi sebanyak 3 kali. b. Gerakan kepala menatap kekiri/kanan atas selama 30 detik, kembali ke posisi biasa selama 30 detik, lalu menatap keatas sisi lain selama 30 detik dan seterusnya. Ulangi sebanyak 3 kali. c.
Sambil duduk membungkuk dan mengambil benda yang diletakan di lantai.
III. Pasien yang sudah bisa berdiri a. Gerakan mata, kepala seperti lathan Ia, Ib dan IIa, IIb. b. Duduk dikursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup. C. Latihan berjalan / gait exercise 1. Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup bergantian. 2. Berjalan tandem dengan mata terbuka dan tertutup bergantian. Lalu jalan tandem dengan kepala menghadap keatas. 3. Jalan turun-naik pada lantai miring atau undakan dengan mata terbuka dan tertutup bergantian. 4. Jalan mengelilingi seseorang sambil saling melempar bola dengannya. 5. Physical conditioning dengan melakukan olahraga bowling, basket, jogging, rowing.