BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Tenggelam Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam c airan
dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena karena ada faktor faktor-fa -fakto ktorr lain seperti seperti korban korban dalam dalam keadaan keadaan mabuk atau atau dibawah dibawah pengaruh obat, atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan. Setiap tahun, sekitar 1!.!!! kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam, dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke !!.!!!. "eberapa negara terpadat di dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. tenggelam. #ni, menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membua membuatt pendek pendekatan atan akurat akurat yang yang hampir hampir mustah mustahil. il.1 Sedang Sedangkan kan pada data data yang yang diperoleh dari $S. %r. Soetomo Surabaya didapatkan &' orang meninggal karena tenggelam mulai bulan (anuari &!11 hingga September &!11. sedangkan pada ) tahun terakhir didapatkan *' kasus meninggal sejak (anuari &!!+ hingga %esember &!1!. Pada pemeriksaan jenaah yang diduga tenggelam perlu juga diketahui kondisi korban meninggal sebelum atau sesudah masuk air, tempat jenaah ditemukan meninggal berada di air tawar atau a tau asin, adanya antemortem injury, adanya adanya sebab kematian wajar atau keracunan, keracunan, dan terakhir yaitu sebab kematiannya. kematiannya. %alam hal ini bantuan bantuan dokter pada peradilan untuk membuat terang suatu perkara jenaah yang diduga meninggal karena tenggelam diperlukan.& 1.2.
Rumusan Ma Masalah 1. "agaim "agaimana ana cara cara kematia kematian n pada pada kasus kasus tenggel tenggelam am &. pa perb perbedaa edaan n tengge tenggelam lam di di air tawar tawar dan air air laut laut '. pa yang yang dapat dapat ditemuka ditemukan n pada pemerik pemeriksaan saan luar luar dan dalam pada pada kasus kasus
tenggelam ). pa pemeriks pemeriksaan aan lain yang dapat dapat dilakuk dilakukan an pada pada kasus tenggelam tenggelam
1.3. Tujuan Pe Penulsan 1.3. 1.3.1. 1. Tujuan juan umu umum m /eningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai tenggelam terutama
dalam bidang forensik. 1.3. 1.3.2. 2. Tujuan juan kh khus usus us 1. /engetahui pengertian tenggelam dan cara kematian tenggelam, 1
2. /engetahui perbedaan mati tenggelam di air tawar dan air laut, 3. /engetahui pemeriksaan luar dan dalam kasus tenggelam, !. /engetahui pemeriksaan penunjang kasus tenggelam. 1.!. 1.!. Man" Man"aa aatt Pen Penul uls san an 1.!. 1.!.1. 1. Man" Man"aa aatt Te#rt #rts s /enambah wawasan dalam pengetahuan mengenai kasus tenggelam 1.!. 1.!.2. 2. Man" Man"aa aatt A$l A$lka kat t" "
a. "agi agi
dunia unia pendi endid dikan ikan00
menam enamb bah pen pengeta getah huan uan
meng mengen enai ai kasu kasuss
tenggelam. b. "agi institusi forensik0 menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap jenaah yang diduga tenggelam.
BAB II TIN%AUAN PU&TA'A 2.1.
De"ns Te Tenggelam
Tengge Tenggelam lam (Drowning) biasanya (Drowning) biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas lemas asfi asfiks ksia ia22 diseb disebab abka kan n masu masukn knya ya cair cairan an ke dala dalam m salur saluran an pern pernap apas asan an..1 Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru.' Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun maupun karena karena ada faktor faktor-fa -fakto ktorr lain lain seperti seperti korban korban dalam dalam keadaa keadaan n mabuk mabuk atau atau dibawah dibawah pengar pengaruh uh obat, obat, atau bisa bisa saja dikare dikarenak nakan an akibat akibat dari dari suatu suatu peristi peristiwa wa pembunuhan. Pengertian terbaru yang diadopsi World Health Organiza Organization tion 3452 tahun &!!& menyatakan bahwa tenggelam merupakan suatu proses kejadian gangguan pernapasan akibat perendaman submersion2 submersion2 atau atau penc pencelu elupa pan n immersion2 immersion2 dalam dalam cairan. Proses kejadian kejadian tenggelam tenggelam diawali dengan dengan gangguan gangguan pernapasan baik karena 2
jalan nafas seseorang berada di bawah permukaan cairan submersion2 ataupun air hanya menutupi bagian wajahnya saja immersion2. ) "eberapa istilah drowning 01 1. Wet drowning . Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan setelah korban tenggelam. &. Dry drowning . Pada keadaan ini cairan tidak masuk ke saluran pernapasan, akibat spasme laring. '. Secondary drowning . Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam dan diangkat dari dalam air2 dan korban meninggal akibat komplikasi. ). Immersion syndrome. 6orban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. lkohol dan makanan terlalu banyak merupakan faktor pencetus. Pada peristiwa tenggelam drowning2, seluruh tubuh tidak harus tenggelam di dalam air. salkan lubang hidung dan mulut berada di permukaan air itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. "erdasarkan pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di air laut maupun air sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam ember atau westafel.1 2.2.
(ara 'ematan Tenggelam Peristiwa tenggelam dapat terjadi karena0
1. 6ecelakaan Peristiwa tenggelam karena kecelakaan sering terjadi karena korban jatuh ke laut, danau atau sungai. Pada anak-anak kecelakaan sering terjadi di kolam renang atau galian tanah berisi air. &. "unuh diri Peristiwa bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke dalam air sering kali terjadi. 6adang-kadang tubuh pelaku diikat dengan benda pemberat agar tubuh dapat tenggelam. '. Pembunuhan "anyak cara digunakan, seperti misalnya melemparkan korban ke laut atau memasukkan kepalanya kedalam bak berisi air. 2.3. Pat#"s#l#g Tenggelam 2.3.1. Pat#"s#l#g Tenggelam &e)ara Umum 4ipoksia merupakan masalah utama yang sering diakibatkan oleh trauma saat
tenggelam, tetapi dengan adanya spasme glottis yaitu jika sejumlah kecil volume air yang memasuki laring atau trakea, ketika itu pula tiba-tiba terjadi spasme laring akibat pengaruh refle7 vagal, hal ini terjadi pada 8 1!9 kematian akibat tenggelam. /ukosa yang kental, berbusa, dan berbuih dapat dihasilkan, hingga menciptakan suatu 3
:perangkap fisik; yang menyumbat jalan napas. :Spasme laring; tidak dapat ditemukan pada saat otopsi karena pada kematian telah terjadi relaksasi otot-otot laring. %alam situasi yang lain, terjadi peningkatan cepat tekanan alveoli - arterial, yang terjadi pada saat air teraspirasi sehingga menyebabkan hipoksia progresif.',< 6etika seseorang terbenam di bawah permukaan air, reaksi awal yang dilakukan ialah mempertahankan nafasnya. 4al ini berlanjut hingga tercapainya batas kesanggupan, dimana orang itu harus kembali menarik nafas kembali. "atas kesanggupan tubuh ini ditentukan oleh kombinasi tingginya konsentrasi 6arbon dioksida dan konsentrasi rendah oksigen di mana oksigen dalam tubuh banyak digunakan dalam sel. /enurut Pearn, batas ini tercapai ketika kadar P=5 & berada di bawah mm4g atau merupakan ambang hipoksia, dan ketika kadar Pa5 & di bawah 1!! mm4g ketika P=5& cukup tinggi. ' 6etika mencapai batas kesanggupan ini, korban terpaksa harus menghirup sejumlah besar volume air. Sejumlah air juga sebagian tertelan dan bisa ditemukan di dalam lambung. Selama pernapasan dalam air ini, korban bisa juga mengalami muntah dan selanjutnya terjadi aspirasi terhadap isi lambung. Pernapasan yang terengah-engah di dalam air ini akan terus berlanjut hingga beberapa menit, sampai akhirnya respirasi terhenti. 4ipoksia serebral akan semakin buruk hingga tahap irreversibel dan terjadilah
kematian. >aktor-faktor yang juga menentukan sejauh
mana anoksia serebral menjadi irreversibel adalah umur korban dan suhu di dalam air. /isalnya pada air yang cukup hangat, waktu yang diperlukan sekitar ' hingga 1! menit. Tenggelamnya anak-anak pada air dengan suhu dingin yang cukup ekstrim selama << menit
masih bisa
tertolong
melalui
resusitasi
dengan
sistem
syaraf?neurologik tetap utuh. (uga, berapa pun interval waktu hingga terjadi anoksia, penurunan kesadaran selalu terjadi dalam waktu ' menit setelah tenggelam.' kan tetapi jika korban terlebih dahulu melakukan hiperventilasi saat terendam ke dalam air. 4iperventilasi dapat menyebabkan penurunan kadar =5 & yang signifikan. 6emudian hipoksia serebral karena rendahnya P5& dalam darah, bersamaan dengan penurunan hingga hilangnya kesadaran, dapat terjadi sebelum batas kesanggupan breaking point2 tercapai.' E"ek sara" Tekanan pada baroreseptor terletak di sinus karotis, selubung karotis dan
tubuh karotis, dapat mengakibatkan bradikardia memperlambat jantung2, atau serangan jantung secara keseluruhan. #ni adalah contoh dari mekanisme fisiologis 4
yang memonitor dan menyesuaikan tekanan darah dan denyut jantung. /ekanisme ini bertindak melalui lengkung refleks dimana aferen sensorik2 impuls saraf muncul di ujung saraf kompleks karotis , tetapi tidak seperti yang diduga di saraf vagus sendiri. #mpuls ini menuju ke otak melalui saraf glossopharingeus ke nucleus tenth di batang otak, kemudian kembali melalui vagus eferen2 ke jantung dan organ lainnya. $efleks ini bertindak melalui sisi parasimpatis dari sistem saraf otonom dan independen dari jalur saraf sensorik. 4al-hal seperti, takut, cemas, berjuang dan mungkin efek dari obat-obatan seperti alkohol, dapat meningkatkan sensitivitas mekanisme vagal ini.
*
@ambar 1. (alur Saraf. 2.3.2. Pat#"s#l#g Tenggelam * Ar Ta+ar Pada keadaan air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar terjadi
absorbsi cairan masif ke dalam membran alveolus, dimana dalam waktu ' menit dapat mencapai +& 9 dari vol darah sebenarnya. 6arena konsentrasi elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi 5
hemodilusi darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah hemolisis2. Pada keadaan ini terjadi absorbsi?aspirasi cairan masif hingga terjadi hemodilusi oleh karena konsentrasi elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah. ir akan masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah hemolisis2. kibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan dengan melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung hingga kadar ion kalium dan plasma meningkat, terjadi perubahan keseimbangan ion 6A dan =aAA dalam serabuit otot jantung dapat mendorong terjadinya febrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, yang kemudian menyebabkan timbulnya kematian akibat anoksia otak. 6ematian dapat terjadi dalam waktu menit. + 2.3.3. Pat#"s#l#g Tenggelam * Ar Laut Serangkaian proses akan terjadi sebagai berikut0 walnya korban akan panik dan secara sadar menahan nafas selama kurang
lebih 1-& menit sampai pada akhirnya muncul usaha untuk bernapas secara involunter. /enurut Pearn, usaha bernapas secara involunter akan muncul ketika kadar P=5 & meningkat B mm4g dan kadar Pa5 & C 1!! mm4g. >ase ini disebut fase awal atau fase inisial. Pada fase ini, akan terjadi aspirasi air laut masuk ke dalam saluran napas atas kemudian sampai ke alveolus. ir laut yang merupakan suatu larutan hipertonis, dimana mengakibatkan tekanan osmotik di dalam alveolus lebih besar daripada tekanan osmotik pembuluh darah paru sehingga plasma darah ditarik masuk ke dalam alveolus. 4al tersebut menyebabkan edem paru, kemudian berkurangnya cairan intravascular hipovolemia2, dan hemokonsentrasi. ',D E"ek $a*a $aru,$aru6adar air laut yang banyak di dalam alveolus menyebabkan surfaktan menjadi encer, sehingga konsentrasi surfaktan menurun, hal tersebut mengakibatkan kerusakan alveolusE alveolus menjadi kolaps. kibat lebih lanjut lagi, dapat terjadi atelektasis karena peningkatan tekanan permukaan alveolar.D Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dapat terjadi pada kasus ini. Saluran respiratorik yang tersumbat oleh debris di dalam air akan menyebabkan peningkatan tahanan saluran respiratorik dan memicu pelepasan mediator-mediator inflamasi, sehingga terjadi vasokonstriksi yang menyebabkan proses pertukaran gas menjadi terhambat. 6eadaan-keadaan tersebut diatas menyebabkan paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. D,* E"ek $a*a kar*#askular6
4ipovolemia dan hemokonsentrasi yang terjadi pada kejadian tenggelam (drowning) di air laut akan mengakibatkan hipotensi, dan peningkatan laju nadi takikardia2. 4ipotensi menyebabkan penurunan curah jantung, kemudian lamakelamaan jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, terjadi disritmia ventrikel, sampai akhirnya terjadi asistol. 6ematian terjadi lebih lama dibandingkan tenggelam di air tawar, yakni D-1& menit setelah tenggelam. D,* 2.!.
Pemerksaan P#st M#rtem Tenggelam 6eadaan sekitar individu pada kasus tenggelam penting. Perlu diingat adanya
kemungkinan korban sudah meninggal sebelum masuk ke dalam air. Tenggelam terjadi tidak hanya terbatas di dalam air dalam seperti laut, sungai, danau atau kolam renang, tetapi mungkin pula terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air. "ila mayat masih segar belum terdapat pembusukan2, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakkan melalui01 a. Pemeriksaan luar b. Pemeriksaan dalam c. Pemeriksaan penunjang lainnya. "ila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan adanya diatom pada paru, ginjal, otot skelet atau sumsum tulang. Pada mayat akibat tenggelam, pemeriksaan harus seteliti mungkin agar mekanisme kematian dapat ditentukan. 1 2.!.1. Pemerksaan Luar Pada pemeriksaan luar akan ditemukan tanda-tanda sebagai berikut0 1,',,*
1. /ayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda benda asing lain yang terdapat di dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air. &. Schaumilz roth merupakan busa halus pada hidung dan mulut. Teori intravital menyebutkan Schaumfil sebagai bagian dari reaksi intravital. Pada waktu air memasuki trakea, bronkus, dan saluran pernapasan lainnya, maka terjadi pengeluaran sekret oleh saluran tersebut. Sekret ini akan terdorong keluar oleh udara pernapasan sehingga berbentuk busa mukosa. Pendapat lain menyatakan bahwa Schaumfil merupakan reaksi pembusukan. @ejala ini biasanya tidak ditemukan bila mayat diangkat. "usa yang ditemukan kadang disertai dengan perdarahan.
7
@ambar &. "usa
"ercampur
%arah pada
4idung dan
/ulut. '. /ata terbuka
setengah atau
tertutup.
(arang terjadi perdarahan atau bendungan. ). %itemukannya petechiae walau lebih sedikit daripada yang terjadi pada gantung diri karena pada peristiwa tenggelam proses kematian tidak terjadi secara mendadak, maka pecahnya kapiler tidak secara tiba-tiba atau pecahnya kapiler sedikit. . 6utis anserina atau goose lesh merupakan reaksi intravital, jika kedinginan, maka muskulus erektor pili akan berkontraksi dan pori-pori tampak lebih jelas. 6utis anserina biasanya ditemukan pada kulit anterior tubuh terutama ekstremitas. @ambaran seperti kutis anserina dapat juga terjadi karena rigor mortis pada otot tersebut. <. Washer woman!s hand . Telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan berkeriput yang disebabkan karena imbibisi cairan ke dalam kutis dan biasanya membutuhkan waktu yang lama. Tanda ini tidak patognomomik karena mayat yang lama dibuang ke dalam air akan terjadi keriput juga.
8
@ambar '.
@ambaran
jari tangan
FwasherwomanF yang disebabkan oleh pembenaman yang lama dalam air. +. "ada#eric spasm, secara relatif lebih sering terjadi dan merupakan reaksi intravital. Seringkali terdapat benda-benda, seperti rumput laut, dan sebagainya yang tergenggam, dan ini menunjukkan bahwa waktu ia mati berusaha mencari pegangan lalu terjadi kaku mayat. D. Guka lecet akibat gesekan benda-benda dalam air. Guka lecet biasanya dijumpai pada bagian menonjol, seperti kening, siku, lutut, punggung kaki atau tangan karena posisi orang itu waktu tenggelam dan kemudian terseret di dasar laut oleh arus. Puncak kepala mungkin terbentur pada dasar ketika terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka post-mortal akibat benda-benda atau binatang dalam air. Hang penting harus dibuktikan apakah luka-luka ini bukan karena kekerasan yang dilakukan oleh orang lain sebelum ia tenggelam. *. Penurunan suhu mayat algor mortis2, berlangsung cepat, rata-rata ⁰> per menit. Suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan dalam waktu atau < jam. 1!. Gebam mayat livor mortis2, akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher dan kepala. Gebam mayat berwarna merah terang. Sebagai hasil dari pembekuan 57y4b. Pada mayat yang sudah membusuk, dapat ditemukan0 ' 1. /ata melotot karena terbentuknya gas-gas pembusukan. Seringkali sudah rusak karena dimakan ikan, dan sebagainya. &. Gidah tampak keluar karena gas pembusukan yang mendorong pangkal lidah. 4al ini juga dapat terjadi pada mayat yang mengalami pembusukan di darat. '. /uka menjadi hitam dan sembab yang disebut tite de negre kepala orang negro2.
9
). $ugilistic attitude% posisi lutut dan siku sedemikian rupa sehingga kaki dan tangan tampak membengkok rog stand 2. #ni disebabkan cairan dan gas yang terbentuk pada persendian. . Iena tampak jelas berwarna hijau sampai kehitam-hitaman karena terbentuk >eS. #ni dapat juga terjadi pada orang yang mati di darat. <. Pada laki-laki tampak skrotum membesar, mungkin terjadi prolaps atau adanya gas pembusukan. Pada wanita hamil dapat keluar anak yang dikandung. +. "ila lebih membusuk lagi, kulit ari akan mengelupas sehingga warna kulit tidak jelas, rambut lepas. Semua ini harus dibedakan dengan luka-luka yang disebabkan oleh binatang-binatang0
•
#kan0 ikan hiu memberikan luka tajam. Jdang0 memberikan luka yang mirip luka tembak, dan biasanya udang
•
tersebut masih ada di dalam. "ila terkena baling-baling kapal mayat akan hancur.
•
2.!.2. Pemerksaan Dalam Sebelum kita melakukan pemeriksaan dalam pada korban tenggelam, kita
harus memperhatikan apakah mayat korban tersebut sudah dalam keadaan pembusukan lanjut atau belum. 6arena apabila mayat telah mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan jadi lebih sulit. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan tandatanda sebagai berikut0 - Saluran nafas trakea dan bronkus2 ditemukan adanya buih. - Paru-paru membesar dan pucat seperti layaknya paru-paru penderita asma tetapi lebih berat dan basah, di banyak bagian terlihat gambaran seperti marmer, bila permukaannya ditekan meninggalkan lekukan dan bila diiris terlihat buih berair. 6ondisi paru-paru seperti itu disebut emphysema -
-
aKuosum, yang merupakan petunjuk kuat terjadinya peristiwa tenggelam. Gambung dan oesofagus berisi air dengan butir-butir pasir dan algae. "ila terjadi hemolysis maka akan terlihat adanya bercak hemolysis pada dinding aorta. 5tak, ginjal, hati, dan limfa mengalami pembendungan. %apat juga ditemukan paru-paru yang LbiasaF karena cairan tidak masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah, ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar. Jntuk sebagian kasus asfiksia merupakan penyabab umum terjadinya
kematian ini. 4al tersebut dikarenakan air yang masuk ke paru-paru akan bercampur 10
dengan udara dan lendir sehingga menghasilkan buih-buih halus yang memblok udara. Pemeriksaan terutama ditujikan pada system pernapasan, busa halus putih dapat mengisi trakea dan cabang-cabangnya, air juga dapat ditemukan, demikian pula halnya dengan benda-benda asing yang ikut terinhalasi bersama air. "enda asing dalam trakea dapat tampak secara makroskopik misalnya pasir, lumpur, binatang air, tumbuhan air dan sebagainya. Sedangkan yang tampak secara mikroskopik diantaranya telur cacing dan diatom.1! %iatom adalah sejenis ganggang yang mempunyai dinding dari silikat. Silikat ini tahan terhadap pemanasan dan asam keras. %iatom dijumpai di air tawar, air laut, sungai, sumur, dan lain-lain. Pada korban mati tenggelam diatom masuk ke dalam saluran pernafasan dan saluran pencernaan, karena ukurannya yang sangat kecil, ia di absorpsi dan mengikuti aliran darah. "ila diatom positif berarti korban masih hidup sewaktu tenggelam. Pleura juga dapat kita temukan pada pemeriksaan kasus ini. Pleura yang ditemukan dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik- bintik perdarahan, perdarahan ini dapat terjadi karena adanya kompresi terhadap septum inter alveoli atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen. "ercak perdarahan yang besar diameter '- cm2, terjadi karena robeknya partisi interalveolar yang sering terlihat di bawah pleura. "ercak ini disebut bercak LPaltoufF. "ercak paltouf berwarna biru kemerahan dan banyak terlihat pada bagian bawah paru-paru, yaitu pada permukaan anterior dan permukaan antar bagian paru-paru. 11 6ongesti pada laring merupakan kelainan yang berarti, paru-paru biasanya mengembang, seringkali menutupi pericardium dan pada permukaan tampak adanya jejas dari tulang iga, pada perabaan kenyal. Mdema dan kongesti paru-paru dapat sangat hebat sehingga beratnya dapat mencapai +!!-1!!! gram, dimana berat paru-paru normal adalah sekitar &!-'!! gram. Paru-paru pucat dengan diselingi bercak-bercak merah di antara daerah yang berwarna kelabu. Pada pengirisan tampak banyak cairan merah kehitaman bercampur buih keluar dari penampang tersebut, yang pada keadaan paru-paru normal, keluarnya cairan bercampur busa tersebut baru tampak setelah dipijat dengan dua jari. @ambaran paru-paru seperti tersebut diatas dikenal dengan nama Lemphysema aKuosumF. 5bstruksi pada sirkulasi paru-paru akan menyebabkan distensi jantung kanan dan pembuluh vena besar dan keduanya penuh berisi darah yang berwarna merah gelap dan cair, tidak ada bekuan. 2./.
Pemerksaan Penunjang Tenggelam 11
Pada pemeriksaan jenaah yang diduga tenggelam perlu juga diketahui kondisi korban meninggal sebelum atau sesudah masuk air, tempat jenasah ditemukan meninggal berada di air tawar atau asin, adanya ante mortem injury, adanya sebab kematian wajar atau keracunan, dan terakhir yaitu sebab kematiannya. %alam hal ini bantuan dokter pada peradilan untuk membuat terang suatu perkara jenasah yang diduga meninggal karena tenggelam memerlukan pemeriksaan luar dan dalam pada tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain seperti percobaan getah paru, pemeriksaan darah secara kimia @ettler test2, destruction test N analisa isi lambung, pemeriksaan histopatologi jaringan paru,dan penentuan berat jenis plasma. %iatom tumbuhan air2 pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. danya diatom pada jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas s aat masih didalam air.& 2./.1. De"ns *an M#r"#l#g Dat#m %iatom kelompok besar dari alga plankton yang termasuk paling sering
ditemui. %iatom sendiri merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas "acillariophyceae. #a terdapat dimana saja, dari tepi pantai hingga ke tengah samudra. %iatom sangat bergantung oleh dinamika populasi diatom yang dipengaruhi oleh musim, selain juga faktor ukuran dari diatom tersebut. /usim dingin adalah musim dengan frekuensi tertinggi tidak ditemukan diatom pada sampel, %iatom yang biasa ditemukan pada kasus tenggelam pada air tawar seperti kolam, danau, sungai dan kanal adalah& 'a#icula pupula% ' cryptocephara% ' graciloides% ' meniscus ' bacillum ' radiosa% ' simple% ' pusilla% $innularia mesolepta% $ gibba% $ braunii%'itzscia mesplepta% *astoglia smithioi% "ymbella cistula% "amera lucida% "ymbella cymbiormi% dan "occoneis diminuta $innularia boreali ditemukan pada air tawar yang dingin, $innularia capsoleta ditemukan pada air tawar yang dangkal. & %ari beberapa literature yang ada dapat disimpulkan macam-macam spesies dari diatom yang paling sering ditemukan pada organ-organ tubuh manusia yang diduga meninggal karena tenggelam. "erikut adalah rangkuman dari spesies diatom yang sering di temukan di dalam organ tubuh0 &,1& N#. 1
0rgan tuuh
Paru
&$eses Dat#m ang serng *temukan Achnanthes minutissima% "yclotella cyclopuncta% +ragilaria bre#istriata% 'a#icula etc 12
2
Sum-sum tulang
Stephanodicus par#us% 'a#icula% Diatoma and ragments o Synedra ulna
3
4epar
Achnanthes minutissima% "occoneis placentula% +ragilaria ulna #ar acus% 'a#icula lanceolata etc
!
@injal
Achnanthes biasolettiana% ' seminulum etc
/
Jsus halus
Achnanthes minutissima% "yclotella cyclopuncta% ,omphonema minutum etc
Asterionella +ormosa% "yclotella comensis% ,omphonema pumilum and 'itzscia pura etc Tabel 1. Spesies diatom yang sering ditemukan berdasarkan sampel organ.
%uodenum
@ambar ). "eberapa
bagian penting
pada sel diatom
sentric centric
diatome2 2 dan pada diatom penat pinnate diatome2 "2.
@ambar . =itra
Scanning -lectron
*icroscope SM/2
menunjukkan
diatom "yclotella
steligera dengan ornamentasi berpola simetris radial.
13
@ambar <. Achnanthes sp kiri2 Amphipleura sp kanan2 contoh diatom di perairan air tawar.
@ambar +. Anomoenis sp kiri2 .iddulphia sp kanan2 contoh diatom di perairan air tawar.
@ambar D. "yclotella sp kiri2 Surirella sp kanan2 contoh diatom di perairan air tawar. 2./.2. Pemerksaan 'husus $a*a Tenggelam Pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan pada kasus tenggelam adalah0 Percobaan getah paru Gongsap proof2, Pemeriksaan darah secara kimia @ettler test2, Tes %estruksi N analisa isi lambung, Pemeriksaan histopatolgi jaringan paru, /enentukan berat jenis plasma "( plasma2.1& Pemerksaan Dat#m 4Destru)t#n Test5 6eseluruhan prosedur dalam persiapan bahan untuk analisa diatom meliputi
contoh air dari dugaan lokasi tenggelam, contoh jaringan dari hasil otopsi korban, jaringan yang dihancurkan untuk mengumpulkan diatom, konsentrasi diatom, dan analisa mikroskopis. Pengumpulan bahan dari media tenggelam yang diduga harus dilakukan semenjak penemuan jenaah, dari air permukaan dan dalam, menggunakan 1 hingga 1, G tempat steril untuk disimpan pada suhu )O=, di dalamnya disimpan bahan-bahan dari korban dugaan tenggelam yang diambil dengan cara steril., kebanyakan berasal dari paru-paru, ginjal, otak, dan sumsum tulang. 1& Jsaha untuk mencari diatome binatang bersel satu2 dalam tubuh korban. 6arena adanya anggapan bahwa bila orang masih hidup pada waktu tenggelam, maka akan terjadi aspirasi, dan karena terjadi adanya usaha untuk tetap bernafas maka
14
terjadi kerusakan bronkioli?bronkus sehingga terdapat jalan dari diatome untuk masuk ke dalam tubuh. Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome harus sama dengan diatome di perairan tersebut. =ara melakukan pemeriksaan diatome yaitu0 1& 1. mbil potongan jaringan sebesar &- gram hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang2. &. Potongan jaringan tersebut dimasukkan 1! mG asam nitrat jenuh, !, ml asam '. ). . <.
sulfat jenuh. 6emudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur. 3arna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya. %itambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih. 6adang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh karena itu ditambahkan sedikit a54 lemah sering tidak
dilakukan oleh karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine2. +. 6emudian dicuci dengan aKuadest. Galu dikonsentrasikan seperti telur cacing2, disimpan?diambil sedikit untuk diperiksa, diteteskan pada deck gelas lalu keringkan dengan api kecil. D. 6emudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop. Pemerksaan 6etah Paru /erupakan pemeriksaan patognomonis untuk kasus-kasus tertentu. %icari
benda-benda asing dalam getah paru yang diambil pada daerah subpleura, antara lain0 pasir, lumpur, telur cacing, tanaman air, dll. =ara pemeriksaan getah paru yaitu01& 1. Paru-paru dilepaskan satu persatu secara tersendiri dengan memotong hilus. &. Paru-paru yang sudah dilepas tidak boleh diletakkan tetapi langsung disiram dengan dengan air bersih bebas diatom dan alga2. '. Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik?dikerok &-' kali, lalu pisau kembali dibersihkan dengan air yang mengalir. ). %engan mata pisau yang tegak lurus permukaan paru, kemudian permukaan paru diiris sedangkal subpleura2, lalu pisau kembali dibersihkan di bawah air yang mengalir, lalu dikibaskan sampai kering. . %engan ujung pisau, getah paru pada irisan tadi diambil kemudian diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass dan diperiksa di bawah mikroskop. <. =ara lain yaitu dengan menempelkan objek glass pada permukaan irisan didaerahsubpleural, lalu ditutup cover glass pada permukaan irisan didaerah subpleural, lalu ditutup cover glass dan diperiksa dibawah mikroskop. Syarat sediaan percobaan getah paru yaitu eritrosit dalam sediaan harus sedikit jumlahnya. "ila banyak mungkin irisan terlalu dalam. 1& 15
Inter$retas Hasl Pemerksaan 7alse P#st" 6ritik utama pada pemeriksaan diatom adalah penemuan diatom pada paru-
paru dan organ -organ lain pada jenasah yang meninggal bukan karena tenggelam. 4al tersebut dibuktikan oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Pachar dan =ameron menemukan -& diatom?1!!g dan mencapain 1! diatom?1!!g pada organ tertutup. Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh >oged penunjukkan bahwa terdapat diatom hingga ) diatom pada hepar, 1 diatom pada ginjal, dan 1+ diatom pada bone marrow seperti tulang panjang atau tulang punggung2. Spesies diatom yang ditemukan pada jaringan yang tidak cocok dengan spesies diatom yang ada pada air tempat jenasah tersebut ditemukan, menurut Gudes dan =oste dapat diklasifikasikan sebagai kontaminasi diatom. 1& /ontaminasi Antemortem Penyerapan diatom pada gastrointestinal mungkin terjadi sebagai akibat dari makan makanan seperti salad dll yang masih terdapat diatom didalamnya atau pada minuman, karena pada beberapa negara penduduknya minum air yang berasal dari sungai maupun sumur. "erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Split, 6oseki dan >oged menyebutkan bahwa diatom dapat juga terhirup saat merokok apabila daun tembakau masih terdapat diatom. 1& /omtaminasi $ostmortem "erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gudes dan =oste menyatakan bahwa penetrasi diatom pada post mortem mungkin terjadi selama adanya perendaman tubuh jenasah pada tekanan hidrostatik yang tinggi. Penelitian lain yang dilakukan oleh 6oseki menyatakan bahwa tulang yang direndam dalam jangka waktu lama dapat membuat suatu kesalahan dalam menentukan sebab kematian karena diatom dapat masuk melalui foramen nutricium atau pori-pori yang lain. 1& /ontaminasi lain 6emungkinan lain adanya kontaminasi diatom yaitu selama pembuatan preparat, mulai dari pengambilan sampel saat otopsi hingga kontaminasi pada slide preparat.1& 7alse Negat" da beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya false positif pada
pemeriksaan diatom pada jenasah mati tenggelam yaitu rendahnya jumlah diatom pada tempat tenggelam, jumlah air yang terhirup sedikit dan berkurangnya jumlah 16
diatom selama pembuatan preparat. "eberapa peneliti juga berusaha menentukan batas minimum diatom pada media tenggelam untuk bisa membuat adanya diatom pada organ tertutup. %ata yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh /uller ditetapkan bahwa batas minimal yaitu &!.!!!?1!!ml pada percobaan dengan menggunakan tikus dan 1'.!!?1!!ml pada percobaan dengan menggunakan kelinci. (umlah dari false negatif pada kasus dugaan mati tenggelam sangat ervariasi. "eberapa peneliti seperti $ota yang melakukan penelitian dengan )D korban mati tenggelam, terdapat &)9 tidak ditemukan ada diatom pada paru-paru maupun organorgan tertutup lainnya. Peneliti lain seperti Timperman melaporkan 1!9 dari )! kasus tidak ditemukan adanya diatom. 5leh karena itu, meskipun pemeriksaan diatom pada korban diduga mati tenggelam mempunyai hasil yang negatif, tidak semata-mata mencoret kemungkinan sebab kematian korban tersebut dikarenakan tenggelam. 1& Tngkat 'eerhaslan Pemerksaan Dat#m %iatom dapat ditemukan di dalam korban tenggelam untuk memperjelas
diagnosis penyebab kematian. 4al ini dapat menjelaskan apakah korban tenggelam pada saat ante-mortem ataukah post-mortem. %iatom tidak selalu ditemukan di semua kasus tenggelam, tetapi jika didapatkan pada organ-organ dalam jumlah banyak, hal ini dapat mempertegas diagnose tenggelam antemortem. da banyak kontroversi mengenai tes diatom. "anyak penulis yang tidak memperhitungkan tes diatom s ebagai metode yang berharga. kan tetapi dalam berbagai ajaran lampau tes diatom sangat berguna dalam penentuan tenggelam ante-mortem atau postmortem dengan memperhitungkan tiap aspek dengan penuh ketelitian. &,1& Penelitian yang menggunakan + sampel jaringan yang di ambil dari mayat korban yang meninggal karena tenggelam mendapatkan diatom pada semua jaringan terutama pada jaringan usus. %iatom yang ditemukan juga berbeda pada tiap kasusnya, bergantung pada tempat lokasi tenggelam. 4al ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
diatom
merupakan
pemeriksaan
yang
dapat
dipercaya
untuk
menegakkan diagnosis kematian yang diduga karena tenggelam. Tidak semua peneliti yang mempunyai pendapat yang sama terhadap efektivitas diatom untuk pemeriksaan korban mati karena tenggelam. >oged membuat investigasi yang terperinci ke dalam tubuh yang mati tenggelam dan tidak tenggelam di %enmark, dan disimpulkan bahwa tes diatom sungguh sudah tidak berlaku. #a memberikan banyak referensi keduanya untuk dan melawan kepercayaan dari teknik tersebut, dan tidak diragukan lagi kontroversi akan berlanjut.1& 17
Terlihat mungkin terdapat perbedaan kuantitatif antara jumlah diatom diperoleh dari jaringan pada mati tenggelam dan mati tidak tenggelam, dan analisis yang hati-hati dari identifikasi spesies dalam hubungan dengan lokus dan keadaan mati mungkin berguna. Pada saat sekarang tes diatom sebaiknya digunakan hanya sebagai pertolongan?bantuan indikatif dan tidak sebagai bukti yang sah dari mati tenggelam. 5leh karena itu, pemeriksaan diatom memang salah satu tanda yang patognomonis untuk mendiagnosis kasus tenggelam. 6eberadaan diatom di organorgan tubuh yang dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, bukan hanya dapat menentukan penyebab kematian tetapi juga dapat digunakan untuk menentukan tempat kejadian yang dicurigai sebagai tempat tenggelamnya korban. Sementara hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil yang negatif juga tidak dapat mengindikasikan bahwa korban tidak meninggal dikarenakan tenggelam. "eberapa pemikiran yang lebih kritis mengenai pemeriksaan diatom dapat dikembangkan dengan metode yang lebih baru. Pemikiran atau ide-ide yang lebih terkini sangat dibutuhkan untuk mengaplikasikan teknik ini untuk investigasi medikolegal.1&
Tes 6ettler (hl#r*e Sejumlah tes telah dikembangkan dalam beberapa tahun untuk
menentukan korban tenggelam. Hang paling terkenal ialah tes @ettler chloride, dimana darah dianalisa dari sisi kanan dan kiri jantung. (ika level chloride kurang pada sisi kanan daripada sisi kiri, korban disangka telah tenggelam dalam air garam. (ika lebih tinggi pada sisi kanan jantung daripada sisi kiri, maka diperkirakan korban tenggelam dalam air tawar. Tes juga dilakukan untuk elemen lain pada darah, seperti membandingkan grafitasi spesifik darah pada kanan dan kiri atrium. Semua tes yang telah disebut di atas tidak pasti dan tidak mendukung dalam menyimpulkan tenggelam.<
18
BAB III 'E&IMPULAN Tenggelam didefinisikan sebagai kematian akibat asfiksia yang disebabkan oleh masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-faktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan. "erdasarkan lokasinya korban dapat tenggelam di air tawar dan air laut. Pemeriksaan dilakukan untuk dapat menentukan sebab kematian korban, apakah korban meninggal akibat tenggelam ataukah korban sudah meninggal sebelum tenggelam. Pemeriksaan post mortem berbeda pada mayat yang masih segar dan mayat yang sudah busuk. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk korban tenggelam adalah pemeriksaan diatom dan kimia darah jantung.
BAB I8 DA7TAR PU&TA'A 1. "udiyanto , 3ibisana 3, Siswadi S, et all. "uku #lmu 6edokteran >orensik. "agian 6edokteran >orensik Jniversitas #ndonesia. =etakan 6edua. (akarta 0 1**+. &. 3ilianto 3. Pemeriksaan diatom pada korban diduga tenggelam review2. %ept.?#nst. #lmu 6edokteran >orensik dan /edikolegal >6 Jnair Q $SJ% %r. Soetomo
Surabaya.
%iunduh
*
september
&!1
dari0 19
http0??www.journal.unair.ac.id?download-fullpapers9&!%#T5/ 9&!Rfiish.pdf.html2 '. braham S, rif $ahman S, "ambang P, @atot S, #ntarniati, Pranarka 6, et al. Tanya (awab #lmu 6edokteran >orensik. Semarang0 "adan Penerbit Jniversitas %iponegoroE &!!*. ). Spilman %, "ierens ((G/, 4andley (, 5rlowski (P. $eview article0 %rowning. ew Mngland (ournal of /edicine. &!1&E'<<0&1!&-1!. . %ahlan S. #lmu kedokteran forensik. Semarang0 "adan Penerbit Jniversitas %iponegoroE &!!+. <. %imaio I, %imaio %. %eath by drowning in >orensic Pathology. Second edition. =$= press GG=. &!!1. 4al. '** Q )!+. +. #dries /. Tenggelam. Pedoman #lmu 6edokteran >orensik. Mdisi 1. (akarta0 "inarupa ksaraE1**+ . D. Suanna M, Iincent (. &!!<. 4andbook of >orensic Pathology. Gondon0 =$= Press. 4al0 &1'-. *. Sauko P, "ernard 6. &!!). /night!s +orensic $athology, 'rd Md. Gondon0 57ford Jniversity Press. 4al. '<*-'+!E '* Q )!D. 1!. #dries /, Tjiptomarnoto G. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan. (akarta0 Sagung SetoE &!1'. 11. Spit 3J, Spit %(, >isher $S. Spit and >isher;s /edicolegal investigation of death. #llinois0 =harles = Thomas PublisherE &!!<. Singh $, 6umar /, ell. Drowning Associated Diatoms %epartment of 12. >orensic Science. Punjabi Jniversity. cited &!!D /ar available from 0 http0??www.icmft.org
20