DAFTAR ISI
………………………………………………………………i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………i DAFTAR ISI …………………………….………………….……………………….ii
………………………………………….……………………iii DAFTAR GAMBAR ………………………………………….……………………iii BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA …………………………………….……………...3
Optik……………………….……………………..3 2.1. Anatomi dan Fisiologi Saraf Optik……………………….……………………..3 2.2. Anatomi dan Fisiologi Jaras Visual……………………….…….………………6 Visual……………………….…….………………6 2.3. Pemeriksaan Sistem Visual………………………… Visual…………………………………………………… ………………………….11 .11 2.4.euritis Optik…………………… Optik………………………………………………… ……………………………….……………..14 ….……………..14 2.4.1.!tiologi…………………………………………………….………….1" 2.4.2. Faktor #esiko…………………….… #esiko…………………….………………………….…… ……………………….……….1$ ….1$ 2.4.3. %lasifikasi……………… %lasifikasi…………………………………...………… …………………...……………….…….…1$ …….…….…1$ 2.4.4. &iagnosis…………………… &iagnosis………………………………………...…………… …………………...…………….……..2' .……..2' 2.4.". &iagnosis (anding……………………………………..…....…….…23 2.4.6. Penatalaksaan…………………………… Penatalaksaan……………………………………………….….....….2" ………………….….....….2" 2.4.$. Prognosis……………………… Prognosis…………………………………………………..… …………………………..…….…...2) ….…...2) BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………….….2* DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..….3'
1
DAFTAR GAMBAR
+am,ar +am,ar 1.
er-us er-us Optik Optik ...... .......... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... .....3 ..3
+am,ar 2.
Perdaraan pada er-us Optik ............................................... .............."
+am,ar 3.
Per/alananSera,ut Saraf optik 0tampak ,asal......................................)
+am,ar 4.
apisan euron pada #etina................................................. #etina.................................................................* ................*
+am,ar ".
#adiatio Optik............................................................. .........................1'
+am,ar 6.
Jaras #eflek Pupil.................................................... .............................11
+am,ar $.
intas impuls -isual dan gangguan lapang pandang aki,at ,er,agai lesi di lintasan Visual.................................................................................13
+am,ar ).
+am,aran Funduskopi ormal...........................................................1 4
+am,ar *.
+am,aran Funduskopi pada Papilitis..................................................1)
+ama,r 1'.
anda anda Papil ar5us +unn..................................... ..............................1*
+am,ar 11.
esi white matter pada matter pada #..................................................... ............22
2
BAB I PENDAHULUAN
euritis optik adala peradangan p eradangan atau demielinisasi de mielinisasi saraf optikus o ptikus aki,at ,er,agai ma5am pen7akit.1 euritis optik diklasifikasikan men/adi dua 7aitu papilitis dan neuritis retro,ul,ar retro,ul,ar.. Papilitis Papilitis adala pem,engkakan diskus diskus 7ang dise,a,kan dise,a,kan ole peradangan peradangan lokal di ner-us saraf optik dan dapat terliat dengan pemeriksaan funduskopi. ipe neuritis retro,ul,ar merupakan suatu neuritis optikus 7ang ter/adi 5ukup /au di ,elakang diskus optikus seingga tidak tampak kelainan diskus optik dengan oftalmoskop8 tetapi ter/adi penurunan ta/am pengliatan.182 neuritis optikus dalam populasi per taun diperkirakan " per 1''.''' sedangkan pre-alensin7a 11" per 1''.'''. (erdasarkan data The Optic Neuritis Treatment Trial 0O le,i dari $$9 pasien adala :anita8 )"9 ,erkulit puti dan usia rata;rata 32 taun. &i ,er,agai kelompok populasi di seluru dunia8 neuritis retro,ul,aris ,erkaitan dengan dengan sklero sklerosis sis multip multipel el pada 13;)"9 13;)"9 pasien pasien.. Persen Persentas tasee perkem perkem,an ,angan gan men/adi men/adi sklerosis multipel setela suatu episode neuritis optikus 5enderung le,i tinggi seiring dengan peningkatan tindak lan/ut pasien.183 !tiopatogenesis ter/adin7a papilitis adala adan7a peradangan pada sera,ut retina saraf optik 7ang masuk pada papil saraf optik 7ang ,erada dalam ,ola mata. euritis retro, retro,ul, ul,ar ar dapat dapat dise,a, dise,a,kan kan ole ole sklero sklerosis sis multi multipel pel88 pen7aki pen7akitt mieli mielin n saraf8 saraf8 anemia anemia pernisiosa8 dia,etes melitus8 dan intoksikasi 7ang nantin7a men7e,a,kan peradangan saraf optik di,elakang ,ola mata8 ,iasan7a ,er/alan akut 7ang mengenai satu atau kedua mata.2 3
Pada neuritis optik pasien mengelukan penurunan ta/am pengliatan 7ang mendadak dan disertai dengan n7eri pada mata. Pada papilitis pemeriksaan oftalmoskopi dapat ditemukan tanda;tanda disfungsi ner-us optikus seperti iperemi papil saraf optik dengan ,atas papil 7ang ka,ur8 pele,aran -ena retina sentral dan edema papil , sedangkan pada neuritis retro,ul,aris tidak ditemukan tanda;tanda kelainan terse,ut. &itemukan pula kelainan relative afferent pupillary defect 0#AP& dengan pemeriksaan swinging flashlight test. 3 Penatalaksanaan pada neuritis optik 7aitu kortikosteroid 0,erdasarkan O atau A<= 0 Adrenocorticotropic hormone. Selain itu di,erikan /uga terapi pen7akit pen7e,a,n7a.2 u/uan pen7usunan referat ini adala untuk mengetaui se5ara umum mengenai definisi8 anatomi fisiologi8 klasifikasi8 patofisiologi8 manifestasi klinis8 serta penatalaksanaan pada neuritis optik.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Anatomi dan Fisioloi Sa!a" #$ti%
er-us optikus adala saraf 7ang mem,a:a rangsang dan retina menu/u otak. Saraf optik terdiri dari 1 /uta le,i akson;akson 7ang ,erasal dari lapisan sel ganglion retina 7ang meman/ang ke ara korteks oksipital. Pan/ang saraf optik ,erkisar antara 3"; "" mm 0rata;rata 4' mm dan se5ara anatomis ter,agi men/adi segmen intaokular8 intraor,ital8 intrakanalikular dan intakranial 7ang ,erakir se,agai kiasma optik.4
Gam&a! 1. er-us Optik " 5
Segmen intraokular saraf optik sepan/ang 1 mm ter,agi men/adi lapisan sera,ut; sera,ut saraf superfisial8 ,agian prelaminar8 laminar 0lamina kri,osa dan retrolaminar. Papil saraf optik 0diskus optik merupakan ,agian prelaminar saraf optik ,er,entuk o-al8 18" mm ori>ontal dan 18$" mm -ertikal dengan 5ekungan 0cup shaped depression) agak ke temporal. Papil saraf optik merupakan daera keluarn7a akson;akson sel ganglion terletak sekitar 3;4 mm se,ela nasal fo-ea. (agian prelaminar dan laminar terdiri dari akson;akson sel ganglion retina tak ,ermielin8 astrosit dan arteri;-ena retina sentralis 7ang keluar dari ,agian tenga papil saraf optik. Akson;akson ,erga,ung men/adi fasikulus dan menem,us sklera 2'';3'' lu,ang pada lamina kri,osa. Setela mele:ati lamina kri,osa 0,agian retrolaminar diameter saraf optik ,ertam,a men/adi 3;4 mm aki,at pem,entukan mielin akson;akson sel ganglion retina8 adan7a oligodendroglia 07ang mem,entuk mielin akson dan selu,ung meningeal 7ang terdiri dari piamater8 araknoid dan duramater. (agian prelaminar dan laminar diperdarai terutama ole arteri siliaris posterior ,re-is 7ang ,eranastomosis dengan pleksus pial dan pem,ulu dara koroid peripapilar mem,entuk siklus ?inn;=aller.486 Segmen intraor,ita saraf optik ,erukuran pan/ang 2";3' mm8 le,i pan/ang dari /arak antara ,elakang ,ola mata dan apeks or,ita seingga dapat ,e,as ,ergerak pada pergerakan ,ola mata. Pada apeks or,ita segmen saraf optik dikelilingi ole anulus ?inn se,elum ,erlan/ut ke kanal optik. Saraf optik ,er/alan keara porteromedial dan meninggalkan or,ita melalui foramen optik 0optic ring) menu/u kanal optik. er-us optikus pars intraor,ita diperdarai ole 5a,ang;5a,ang intraneural dan 5a,ang;5a,ang pial dari arteri retina sentral.486
6
Segmen intrakanalikular 7ang terdapat di dalam kanalis optik memiliki pan/ang 4; 1' mm. %analis optik di,entuk ole tulang spenoid par-a minor. (agian ini diperdarai ole 5a,ang pial arteri oftalmika.486 Segmen ntrakranial memiliki pan/ang sekitar 1' mm8 antara kanalis optik sampai kiasma optikum. (agian ini ,er/alan di atas arteri oftalmika8 se,ela superomedial arteri karotis interna seingga diperdarai langsung ole 5a,ang;5a,ang arteri terse,ut.486
Gam&a! 2'S5emati5 representation of ,lood suppl7 of@ (A) te opti5 ner-e ead and (B)
te opti5 ner-e. A&&!*+iations @ A ara5noidB , 5oroidB ,RA 5entral retinal arter7B ,ol. B!.
7
Jika satu ataupun semua sera,ut saraf mengalami peradangan dan tak ,erfungsi se,agaimana mestin7a maka pengliatan akan men/adi ka,ur. Jika ter/adi inflamasi ataupun demielinisasi ner-us optikus8 keadaan ini dise,ut dengan neuritis optikus. Pada neuritis optikus8 sera,ut saraf men/adi ,engkak dan tak ,erfungsi se,agaimana mestin7a. Pengliatan dapat sa/a normal atau ,erkurang8 tergantung pada /umla saraf 7ang mengalami peradangan.486 2.2. Anatomi dan Fisioloi Ja!as -isal
Se5ara fungsional rangsang -isual ditangkap ole retina 0se,agai stasiun . kemudian diteruskan melalui sera,ut saraf otak kedua 0saraf optik. Saraf optik 7ang ,erasal dan sisi nasal kedua mata akan men7ilang di daera kiasma opikum sedangkan 7ang ,erasal dari sisi temporal tidak ,ersilangan di daera kiasmaini. Selan/utn7a sera,ut saraf ini akan melan/utkan per/alanann7a se,agai traktus optikum. raktus optikus ini selan/utn7a menu/u ke talamus se,agai kumpulan sel;sel saraf 7ang mengola dan ,ertindak se,agai stasiun informasi ke . (agian talamus 7ang ,eru,ungan dengan fungsi -isual dise,ut Corpus Geniculaturn Laterale 0<+. Stasiun ke ini ,ertugas men7ampaikan informasi ke korteks sere,ri ,agian oksipital. &engan sampain7a informasi ke korteks pengliatan akan al;al 7ang terliat ole mata dapat disadari. &ari stasiun ke ini informasi -isual /uga dise,arkan ke seluru SSP 7ang mempun-ai u,ungan dengan indera pengliatan. ke pusat keseim,angan motorik8 medulla spinalis8 pendengaran8 dan se,again7a.3 Corpus geniculatum laterale 0 <+ merupakan terminal dan seluru sera,ut saraf aferen /aras -isual. <+ merupakan ,agian dari talamus. Pada <+ ter/adi rotasi
8
*'C dari sera,ut saraf8 seingga sera,ut saraf 7ang ,erasal dari retina ,agian superior akan ,erada di ,agian medial <+8 sedangkan 7ang ,erasal dan ,agian inferior retina akan ,erada di ,agian lateral. Perputaran akan ter/adi lagi sera,ut meninggalkan <+ seingga retina ,agian superior dan inferior terletak superior dan inferior dalam radiasio optika dan korteks sere,ri.3 #adiasio optika mengandung 3 kelompok ,esar sera,ut 7aitu 01 ,agian superior 0,erisi sera,ut 7ang mengurus lapangan pandang inferior8 02 ,agian inferior 0,erisi sera,ut 7ang mengurus lapang pandang superior8 03 ,agian sentral 0,erisi sera,ut makula.3 Jadi pada radiasio optika 0traktus genikulo;kalkarina ter/adi pemutaran8 seingga posisi sera,ut pengliatan kem,ali seperti se,elum memasuki <+ 7aitu ,agian atas retina ,er/alan dan dipro7eksikan di ,agian atas korteks sere,ri dan se,alikn7a. %orteks pro7eksi pengliatan dise,ut /uga korteks striata 0area 1$8 ,erada di sepan/ang ,i,ir superior dan fissure kalkarina. %etika impuls sampai di area 1$8 maka akan ter,entuk sensasi -isual sederana. mpuls ini akan rnempun7ai arti dan ,entuk dengan perantaraan korteks asosiasi area 1) dan 1*.3
9
Gam&a! /. Per/alanan Sera,ut Saraf er-us Optikus 0tampak ,a sal 3
#etina merupakan reseptor permukaan untuk informasi -isual. Se,agaimana aln7a ner-us optikus8 retina merupakan ,agian dari otak meskipun se5ara fisik terletak di perifer dari sistem saraf pusat 0SSP. %omponen 7ang paling utama dari retina adala sel;sel reseptor sensoris atau fotoreseptor dan ,e,erapa /enis neuron dari /aras pengliatan. apisan terdalam 0neuron pertama retina mengandung fotoreseptor 0sel ,atang dan sel keru5ut dan dua lapisan 7ang le,i superfisial mengandung neuron ,ipolar 0lapisan neuron kedua serta sel;sel ganglion 0lapisan neuron ketiga. Sekitar satu /uta akson dari sel;sel ganglion ini ,er/alan pada lapisan serat retina ke papila atau kaput ner-us optikus. Pada ,agian tenga kaput ner-us optikus terse,ut keluar 5a,ang;5a,ang dari arteri 5entralis retina 7ang merupakan 5a,ang dari arteri oftalmika.$
10
Gam&a! 0. apisan euron pada #etina$
er-us optikus memasuki ruang intrakranial melalui foramen optikum. &i depan tu,er sinerium 0tangkai ipofisis ner-us optikus kiri dan kanan ,erga,ung men/adi satu ,erkas mem,entuk kiasma optikum. &i depan tu,er sinerium ner-us optikus kanan dan kiri ,erga,ung men/adi satu ,erkas mem,entuk kiasma optikum8 dimana sera,ut ,agian nasal dari masing;masing mata akan ,ersilangan dan kemudian men7atu dengan sera,ut temporal mata 7ang lain mem,entuk traktus optikus dan melan/utkan per/alanan untuk ke korpus genikulatum lateral dan kolikulus superior. %iasma optikum terletak di tenga anterior dari sirkulus Dillisi. Sera,ut saraf 7ang ,ersinaps di korpus genikulatum lateral merupakan /aras -isual sedangkan sera,ut saraf 7ang ,erakir di kolikulus superior mengantarkan impuls -isual 7ang mem,angkitkan refleks opsomatik seperti refleks pupil. Setela sampai di korpus genikulatum lateral8 sera,ut saraf 7ang mem,a:a impuls pengliatan akan ,erlan/ut melalui radiatio optika 0optic radiation atau traktus genikulo kalkarina ke korteks pengliatan primer di girus kalkarina. %orteks pengliatan primer 11
terse,ut mendapat -askularisasi dari arteri kalkarina 7ang merupakan 5a,ang dari arteri sere,ri posterior. Sera,ut 7ang ,erasal dari ,agian medial korpus genikulatum lateral mem,a:a impuls lapang pandang ,a:a sedangkan sera,ut 7ang ,erasal dari lateral mem,a:a impuls dari lapang pandang atas 0gam,ar ".$8)
Gam&a! . #adiatio Optika)
Pada refleks pupil8 setela sera,ut saraf ,erlan/ut ke ara kolikulus superior8 saraf akan ,erakir pada nukleus area pretektal. euron interkalasi 7ang ,eru,ungan dengan nukleus !idinger;Destpal 0parasimpatik dari kedua sisi men7e,a,kan refleks 5aa7a men/adi ,ersifat konsensual. Saraf eferen motorik ,erasal dari nukleus !idinger;Destpal dan
men7ertai ner-us okulomotorius 0.
ke dalam rongga
or,ita
untuk
mengkonstriksikan otot sfingter pupil 0gam,ar 6.48*
12
Gam&a! . Jaras #efleks Pupil 1'
2./. P*m*!i%saan Sist*m -isal
Pemeriksaan 7ang dapat dilakukan untuk menge-aluasi fungsi ner-us 8 7aitu@ 4811 1. Pemeriksaan -isus Pemeriksaan -isus dilakukan dengan mem,a5a kartu Snellen pada /arak 6 meter. asing;masing mata diperiksa se5ara terpisa8 diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole untuk men7ingkirkan kelainan -isus aki,at gangguan refraksi. Penilaian diukur dari ,arisan terke5il 7ang masi dapat di,a5a ole pasien dengan ,enar8 dengan nilai normal -isus adala 6E6. Apa,ila pasien an7a ,isa mem,edakan gerakan tangan pemeriksa maka -isusn7a adala 1E3''8 sedangkan apa,ila pasien an7a dapat mem,edakan kesan gelap terang 05aa7a maka -isusn7a 1E. 13
2. Pemeriksaan refleks pupil Pemeriksaan refleks pupil atau refleks 5aa7a terdiri dari reaksi 5aa7a langsung dan tidak langsung 0konsensual. #efleks 5a7a langsung maksudn7a adala menge5iln7a pupil 0miosis pada mata 7ang disinari 5aa7a. Sedangkan refleks 5aa7a tidak langsung atau konsensual adala menge5iln7a pupil pada mata 7ang tidak disinari 5aa7a. 3. Pemeriksaan lapang pandang &ua /enis 5ara pemeriksaan lapang pandang 7aitu pemeriksaan se5ara kasar 0tes konfrontasi dan pemeriksaan 7ang le,i teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter. Pemeriksaan lapang pandang ,ertu/uan untuk memeriksa ,atas perifer pengliatan8 7aitu ,atas dimana ,enda dapat diliat ,ila mata difiksasi pada satu titik. apang pandang 7ang normal mempun7ai ,entuk tertentu dan tidak sama ke semua /urusan8 misaln7a ke lateral kita dapat meliat *' G 1'' dari titik fiksasi8 ke medial 6' 8
ke atas "' G 6' dan ke ,a:a 6' G $" .
Jika terdapat lesi di sepan/ang lintasan ner-us optikus 0. ingga korteks sensorik8 akan menun/ukkan ge/ala gangguan pengliatan 7aitu pada lapang pandag. esi pada ner-us optikus akan mengaki,atkan ke,utaan atau anopsia pada mata 7ang disarafin7a. =al ini dise,a,kan karena pen7um,atan arteri 5entralis retina 7ang mendarai retina tanpa kolateral8 ataupun arteri karotis interna 7ang akan ,er5a,ang men/adi arteri oftalmika 7ang kemudian men/adi arteri 5entralis retina. %e,utaan terse,ut ter/adi ti,a;ti,a dan dise,ut amaurosis fuga. esi pada ,agian medial kiasma akan mengilangkan medan pengliatan temporal 7ang dise,ut emianopsia ,itemporal8 sedangkan lesi pada kedua ,agian lateraln7a akan menim,ulkan emianopsia ,inasal. 14
esi pada traktus optikus akan men7e,a,kan emianopsia omonim kontralateral. esi pada radiasio optika ,agian medial akan men7e,a,kan Huadroanopsia inferior omonim kontralateral8 sedangkan lesi pada sera,ut lateraln7a akan men7e,a,kan Huadroanopsia superior omonim kontralateral.
Gam&a! 3. intasan mpuls
-isual dan +angguan apang Pandang Aki,at (er,agai esi di intasan Visual 1'
4. Pemeriksaan funduskopi Pemeriksaan funduskopi di ,idang neurologi ,ertu/uan untuk menilai keadaan fundus okuli terutama papil dan retina ner-us optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat ,erupa oftalmoskop. Papil normal ,er,entuk ,ulat8 :arna mera kekuningan8 di ,agian temporal sedikit pu5at8 ,atas dengan sekitarn7a tegas8 an7a di ,agian nasal agak ka,ur serta terdapat lekukan fisiologis 05up fisiologis. Pem,ulu dara
15
keluar dari 5up disk dan,er5a,ang keatas. Jalann7a arteri agak lurus8 sedangkan -ena ,erkelok;kelok.
Gam&a! 4. +am,aran funduskopi normal
2.0.
N*!itis #$ti%
euritis optik adala peradangan atau demielinisasi saraf optik aki,at ,er,agai ma5am pen7akit. 1 nsidensi neuritis optikus dalam populasi per taun diperkirakan " per 1''.''' sedangkan pre-alensin7a 11" per 1''.'''. Se,agian ,esar mengenai usia 2' sampai dengan 4' taun. Danita le,i umum terkena dari pada pria. (erdasarkan data The Optic Neuritis Treatment Trial 0O $$9 adala :anita8 )"9 kulit puti dan usia rata;rata 32 I $ taun. Se,agian ,esar kasus patogenesisn7a dise,a,kan inflamasi
16
demielinisasi dengan atau tanpa sklerosis multipel. Pada se,agian ,esar kasus neuritis optikus monosimptomatik merupakan manifestasi a:al sklerosis multipel.3 2.0.1. Etioloi
!tiologi neuritis optikus termasuk@ 6812 1.
nflamasi lokal a. -eitis dan retinitis ,. Oftalmia simpatika 5. eningitis d. Pen7akit sinus dan infeksi or,ita
2.
nflamasi general 7aitu@
a.
nfeksi s7araf pusat
!ultiplel s"lerosis &i,er,agai kelompok populasi diseluru dunia8 neuritis retro,ul,ar ,erkaitan dengan sklerosis multipel pada 13;)"9 pasien 0<a-is dan =o7t8 2'''. &ata dari a7o 5lini5 pada taun 1*33 didapatkan dari 2"" kasus se,an7ak 1"" dise,a,kan ole sklerosis multipel. Acute disseminated encephalomyelitis Neuromyelitis optic #$evic disease)
17
erupakan suatu proses demielinisasi 7ang mengenai saraf optik. Pen7akit ini sering sala didiagnosis dengan di,edakan ,erdasarkan dera/at keparaan8 optikus8 medulla spinalis dan 0pol7morponu5lear pleo57tosis. ,.
S7pilis
5. u,erkulosis %.
Le&er's disease
erupakan suatu pen7akit erediter pada laki;laki muda8 manifestasin7a se,agai peru,aan mendadak pada pengliatan sentral8 pertama kali mengenai satu mata dan selan/utn7a kedua mata. %arakteristikn7a terdapat skotoma sentral dengan dercce central nucleus. Pada ,e,erapa kasus inflamasi mengenai ner-us di dalam ,ola mata seingga men7e,a,kan papilitis ringan. Pada kasus 7ang lain mengenai ner-us di ,elakang mata. 4.
oksin endogen a. Pen7akit infeksi akut8 seperti influen>a8 malaria8 measles8 mumps8 pneumonia ,. Fokus septik pada gigi8 tonsil8 infeksi fokal 5. Pen7akit meta,olik@ dia,etes8 anemia8 keamilan8 a-itaminosis
". ntoksikasi ra5un eksogen seperti to,a55o8 etil al5ool8 metil alkool.
18
2.0.2. Fa%to! R*si%o
Faktor resiko neuritis optikus termasuk@
3812
1. sia euritis optikus sering mengenai de:asa muda usia 2' sampai 4' taunB usia rata;rata terkena sekitar 3' taun. sia le,i tua atau anak;anak dapat terkena /uga tetapi frekuensin7a le,i sedikit. 2. Jenis kelamin Danita le,i muda terkena neuritis optikus dua kali daripada laki;laki. 3. #as euritis optikus le,i sering ter/adi pada orang kulit puti dari pada ras 7ang lain 2.0./. Klasi"i%asi
(erdasarkan klasifikasin7a neuritis optik ter,agi men/adi dua8 7aitu@ 5
Pa$ilitis
Papilitis adala pem,engkakan diskus 7ang dise,a,kan ole peradangan lokal di ner-us saraf optik dan dapat terliat dengan pemeriksaan funduskopi.2
19
Gam&a! 6. +ama,aran Funduskopi pada Papilitis
Pato*n*sis
er-us optikus mengandung sera,ut;sera,ut s7araf 7ang mengantarkan informasi -isual dari sel;sel ner-us retina ke dalam sel;sel ner-us di otak. #etina mengandung sel fotoreseptor8 merupakan suatu sel 7ang diakti-asi ole 5aa7a dan mengu,ungkan ke sel;sel retina lain dise,ut sel ganglion. %emudian mengirimkan sin7al pro7eksi 7ang dise,ut akson ke dalam otak. elalui rute ini8 ner-us optikus mengirimkan impuls -isual ke otak. nflamasi 7ang ter/adi pada neuritis optik 7ang akan men7e,a,kan sin7al -isual terganggu dan pandangan men/adi lema.2 G*7ala dan Tanda
&alam :aktu 7ang 5epat -isus akan sangat menurun8 kadang;kadang sampai ,uta. %eluan ini disertai dengan rasa sakit dimata terutama saat penekanan. %adang;kadang
20
disertai demam atau setela demam ,iasan7a pada anak 7ang menderita infeksi -irus atau infeksi saluran napas ,agian atas.386 Pada pemeriksaan pupil ditemui adan7a #AP& 7aitu kelainan pupil 7ang sering di/umpai dengan adan7a tanda pupil ar5us +unn.3
Gam&a! 18. anda pupil ar5us +unn4
Pada pemeriksaan fundus ditemukan iperemi papil saraf optik dengan ,atas 7ang ka,ur8 pele,aran -ena retina sentralis dan edema papil. %adang;kadang sekitar papil terliat ,ergaris;garis dise,a,kan edema8 seingga sera,ut saraf men/adi renggang. 6 +angguan lapang pandang dapat ter/adi pada pengliatan perifer dan men7empit se5ara konsentris8 didapatkan /uga skotoma sentral8 sekosentral atau para sentral. 21
5
N*!itis R*t!o&l&a!
euritis retro,ul,armerupakan peradangan saraf optik 7ang terdapat di,elakang ,ola mata seingga tidak menim,ulkan kelainan fundus mata.182 G*7ala dan Tanda
Visus sangat terganggu dan disertai dengan amaurosis fuga pasien /uga mengelukan ,ola mata ,ila digerakkan akan terasa ,erat di,agian ,elakang ,ola mata. #asa sakit akan ,ertam,a ,ila ,ola mata ditekan 7ang disertai dengan sakit kepala.2 Pada neuritis gam,aran fundus normal pada a:al8 namun lama kelamaan akan terliat keka,uran ,atas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik aki,at degenerasi sera,ut saraf8 disertai atrofi desenden akan terliat papil pu5at dengan ,atas tegas.2 +angguan lapang pandang pada neuritis retro,ul,ar dapat ter/adi sepan/ang segmen intraor,ita sampai segmen intra5ranial dan sesuai dengan lokasin7a. +angguan terse,ut dapat ,erupa skotoma sentral8 skotoma sentral unilateral8 skotoma sentral ,ilateral8 skotoma sentral pada mata omolateral dan defek superior temporal pada kampus kontralateral dan emiopia ,itemporal ,ila mengenai kiasma optika.384 2.0.0. Dianosis
&iagnosis ditegakkan ,erdasarkan anamnesis8 tanda dan ge/ala klinis8 namun pada neuritis retro,ul,ar 7ang kelainann7a 5ukup /au di ,elakang diskus optik dan pada pemeriksaan oftalmoskopi tidak ditemukan apa;apa8 maka perlu dilakukan pemeriksaan penun/ang seperti #8 analisis 5airan sere,rospinal8 (isually vo"ed *otensials Test 0V!P dan serologi. 12
22
&asar perlun7a dilakukan pemeriksaan penun/ang diatas pada kasus neuritis optik adala@ 1.
ntuk menentukan pen7e,a,n7a apaka suatu proses inflamasi atau non inflamasi8 idiopatik8 dan infeksi.
2.
ntuk
menentukan
prognosisn7a8
apaka
akan
,erkem,ang se5ara klinis men/adi multipel sklerosis. a.
!agnetic +esonance maging 0# # penting untuk memutuskan apaka daera di otak tela ter/adi kerusakan
m7elin8 7ang mengindikasikan resiko tinggi ,erkem,angn7a sklerosis multipel. # /uga dapat mem,antu men7ingkirkan kemungkinan tumor atau kondisi lain. Pada pasien 7ang di5urigai menderita neuritis optikus8 pemeriksaan # otak dan or,ita dengan fat suppression dan gadolinium se,aikn7a dilakukan dengan tu/uan untuk konfirmasi diagnosis dan menilai lesi white matter . # dilakukan dalam dua minggu setela ge/ala tim,ul. Pada pemeriksaan # otak dan or,ita dengan fat suppression dan gadolinium menun/ukkan peningkatan dan pele,aran ner-us optikus. e,i penting lagi8 # dipakai dengan tu/uan untuk memutuskan apaka terdapat lesi ke ara sklerosis multipel.
23
Gam&a! 11. esi white
matter
pada #13 ,.
Pemeriksaan 5airan sere,rospinal Protein ologinal ,anding pada 5airan sere,rospinal merupakan penentu sklerosis
multipel. erutama dilakukan teradap pasien;pasien dengan pemeriksaan # normal. c.
Test (isually vo"ed *otentials Test (isually evo"ed potentials adala suatu test 7ang merekam sistem -isual8
auditorius dan sensoris 7ang dapat mengidentifikasi lesi su,klinis. Test (isually evo"ed potentials menstimulasi retina dengan pola papan 5atur8 dapat mendeteksi konduksi sin7al elektrik 7ang lam,at se,agai asil dari kerusakan daera ner-us. d.
Pemeriksaan dara Pemeriksaan tes dara O;g+ untuk memeriksa anti,odi neuromyelitis optica.
Pasien dengan neuritis optikus ,erat se,aikn7a men/alani pemeriksan ini untuk mendeteksi apaka ,erkem,ang men/adi neurom7elitis opti5a. Pemeriksaan tingkat
24
sedimen eritrosit 0erythrocyte sedimentation rate 0!S# dipakai untuk mendeteksi inflamasi pada tu,u8 tes ini dapat menentukan apaka neuritis optikus dise,a,kan ole inflamasi arteri kranialis.
2.4.4. Dianosis Bandin &iagnosis ,anding mata tenang -isus turun mendadak8 adala@283 -. Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy erdapatn7a n7eri terutama pada pergerakan mata 0meskipun tidak mutlak se5ara klinis dapat mem,edakan neuritis optikus dengan nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy. . /yndrom viral dan post viral *arainfectious optic neuritis umumn7a mengikuti onset infeksi -irus selama 1;3 minggu8 tetapi dapat /uga se,agai fenomena post -aksinasi. mumn7a mengenai anak; anak daripada de:asa dan ter/adi karena proses imunologi 7ang mengasilkan demielinisasi ner-us optikus. *ost viral atau parainfeksius neuritis optikus dapat ter/adi unilateral tetapi sering ,ilateral. &iskus optikus dapat normal atau ter/adi pem,engkakan. 3. A,lasio #etina %eadaan dimana terpisan7a sel keru5ut dan ,atang retina dari sel epitel pigmen retina. A,lasio retina akan meme,erikan ge/ala terdapatn7a gangguan pengliatan 7ang kadang;kadang terliat se,agai ta,ir 7ang menutup. erdapat ri:a7at adan7a pi/ar api
25
0fotopsia pada lapang pengliatan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terliat retina 7ang terangkat ,er:arna pu5at dengan pem,ulu dara di atasn7a dan terliat adan7a ro,ekan retina ,er:arna mera. 4. Oklusi Arteri Vena Sentralis +angguan -askular retina dengan potensial menim,ulkan ke,utaan 7ang sering ter/adi dan muda didiagnosis. Pasien datang dengan penurunan pengliatan mendadak 7ang tidak n7eri. (iasan7a pada usia le,i dari "' taun dan mengidap pen7akit kardio-askular terkait lainn7a. ". Papil !dema %ongesti non inflamasi diskus optik 7ang ,erkaitan dengan peningkatan tekanan intrakranium. %eluan 7ang dirasakan pasien ,iasan7a n7eri kepala e,at8 mual8 munta namun keta/aman pengliatan masi normal. Pada funduskopi didapatkan papil sem,a,8 ,atas ka,ur8 kapiler dan -ena retina mele,ar dan ,erkelok8 terdapat perdaraan8 eksudat dan terdapat penon/olan papil 7ang mele,ii 3 dioptri. idak terdapat gangguan pada lapang pandang. %eadaan ini ,iasan7a ditemukan ,ilateral.
26
2.0.. P*natala%sanaan
1.
erapi /angka pendek The Optic Neuritis Treatment Trial 0O tela meneliti se5ara kompreensif
tentang
penatalaksanaan neuritis optikus dengan
menggunakan
steroid. &alam
penelitiann7a O meli,atkan se,an7ak 4"$ pasien8 usia 1);46 taun dengan neuritis optikus akut unilateral. &ata follo: up didapatkan dari koort O 0 Longitudinal Optic Neuritis /tudy 0OS mengasilkan informasi
penting tentang ge/ala klinis8
pengliatan /angka pan/ang8 pengliatan 7ang ,erkaitan dengan kualitas idup dan peranan # otak dalam memutuskan resiko ,erkem,ang men/adi Clinically $efinite !ultiple /clerosis 0<&S.12 Pasien 7ang terli,at pada penelitian ini dia5ak men/adi 3 kelompok perlakuan terapi8 7aitu@12 a. endapatkan terapi prednison oral 01 mgE kg ((E ari selama 14 ari dengan 4 ari tappering off 0 2' mg ari l8 1' mg ari ke 2 dan 4 0kelompok terapi oral. ,. endapatkan terapi dengan metilprednisolon sodium suksinat V 2"' mg tiap 6 /am selama 3 ari8 diikuti dengan prednison oral 01 mgEkg ((E ari selama 11 ari dengan 4 ari tappering off 0kelompok terapi dengan metilprednisolon V. 5. endapatkan terapi dengan pla5e,o selama 14 ari. &alam penelitian ini 7ang dinilai terutama ta/am pengliatan dan sensitifitas teradap kontras sedangkan ,erkem,angn7a men/adi <&S adala al kedua 7ang dinilai. 27
# otak dan or,ita dengan menggunakan gadolinium tela dilakukan untuk semua pasien. =asil 7ang didapatkan dari penelitian ini adala@ 12 a.
erapi dengan menggunakan metilprednisolon V memper5epat pulin7a pengliatan tetapi tidak untuk /angka pan/ang setela 6 ,ulan sampai dengan " taun ,ila di,andingkan dengan terapi menggunakan pla5e,o atau prednison oral. %euntungan terapi dengan menggunakan metilprednisolon V ini ,aik dalam 1" ari pertama sa/a.
,.
Pasien 7ang mendapatkan terapi dengan menggunakan prednison oral sa/a didapatkan ter/adi resiko rekurensi neuritis optikn7a 03'9 setela 2 taun di,andingkan dengan kelompok pla5e,o 169 dan kelompok 7ang mendapatkan steroid V 139 sampai dengan follow up " taun.
5.
Pasien dengan monos7mptomatik 7ang mendapatkan terapi dengan menggunakan
metilprednisolon
intra
-ena
didapatkan
penurunan
tingkat
perkem,angan ke ara <&S selama 2 taun pertama follow up8 tetapi tidak ,ermanfaat setela 2 taun karena persentase perkem,angan men/adi <&S ampir sama dengan kelompok prednison oral dan pla5e,o. 2.
erapi /angka pan/ang &i antara pasien dengan resiko tinggi ,erkem,ang men/adi <&S 7ang
ditetapkan dengan kriteria # ole O 0dua atau le,i lesi white matter 8 tela dilakukan penelitian 3)3 pasien ole 0The Controlled 0igh1+is" Avone !/ *revention /tudy 0<=APS menun/ukkan terapi dengan interferon K 1a pada pasien acute monosymptomatic demyelinating optic neuritis ,erkurang se5ara signifikan dalam 3 taun 28
di,andingkan dengan kelompok pla5e,o8 /uga terdapat pengurangan tingkat lesi ,aru pada # otak. =asil 7ang sama /uga didapatkan pada pasien dengan neuritis optikus. Semua pasien kelompok terapi dengan interferon K;1a dan kelompok pla5e,o /uga mendapatkan terapi dengan metilprednisolon V selama 3 ari diikuti dengan prednison oral selama 11 ari sesuai dengan protokol O. eskipun terapi dengan interferon K; 1a pada pasien neuritis optikus dan pada pasien 7ang ,eresiko menurut pemeriksaan # manfaat /angka pan/angn7a tidak diketaui8 tetapi asil dari <=APS mem,erikan suatu terapi a:al 7ang rasional. ni didukung ole asil penelitian dari arly Treatment of !ultiple /clerosis /tudy8 0!OS 7ang mengasilkan selama 2 taun follow up ter/adi penurunan 7ang signifikan /umla pasien 7ang ,erkem,ang men/adi <&S dengan terapi a:al interferon 13;1a 0349 ,ila di,andingkan dengan kelompok pla5e,o 04"9.3 Pada model eksperimen sklerosis multipel8 dengan menggunakan terapi immunoglo,ulin intra-ena tela menun/ukan ter/adin7a remielinisasi pada sistem s7araf sentral. Penelitian lain 01**2 men7arankan ,a:a terapi dengan immunoglo,ulin ,ermanfaat pada pasien neuritis optikus dengan penurunan pengliatan 7ang ,ermakna. Akan tetapi dalam penelitian ter,aru tentang immunoglo,ulin intra-ena dengan pla5e,o pada "" pasien sklerosis multipel dengan keilangan pengliatan tetap 02'E4' atau le,i renda 7ang disertai neuritis optikus tidak menun/ukkan pemulian 7ang signifikan teradap ta/am pengliatan. Jika pada pemeriksaan dengan # ditemukan lesi white matter dua atau le,i 0diameter 3 atau le,i diterapi ,erdasarkan rekomendasi dari O8 <=APS8 dan !OS8 7aitu@3
29
1. etilprednisolon V 01 g per ari8 dosis tunggal atau dosis ter,agi selama 3 ari diikuti dengan prednison oral 01 mgE kg ((E ari selama 11 ari kemudian 4 ari tappering off . 2. nterferon K;1a intramuskular satu kali seminggu. Pada pasien monos7mptomatik dengan lesi white matter pada # kurang dari 28 dan 7ang tela didiagnosis <&S8 di,erikan terapi metilprednisolon 0diikuti prednison oral dapat dipertim,angkan untuk memulikan pengliatan8 tetapi ini tidak memper,aiki untuk /angka pan/ang. (erdasarkan asil penelitian dari O8 penggunaan prednison oral sa/a 0se,elumn7a tidak diterapi dengan metilprednisolon V dapat meningkatkan resiko rekurensi. 2.0.3. P!onosis
Se,agian ,esar pasien sem,u sempurna atau mendekati sempurna setela 6;12 minggu. Sem,ilan pulu lima persen pengliatan pasien puli men5apai -isus 2'E4' atau le,i ,aik. &an se,agian ,esar pasien men5apai per,aikan maksimal dalam 1;2 ,ulan8 meskipun pemulian dalam 1 taun /uga memungkinan. &era/at keparaan keilangan pengliatan a:al men/adi penentu teradap prognosis pengliatan. eskipun pengliatan dapat puli men/adi 2'E2' atau ,akan le,i ,aik8 ,an7ak pasien dengan acute demyelinating optic neuritis ,erlan/ut men/adi kelainan pada pengliatan 7ang mempengarui fungsi arian dan kualitas idupn7a. %elainan ta/am pengliatan 01"; 3'98 sensiti-itas kontras 063;1''98 pengliatan :arna 033;1''98 lapang pandang 062;1''98 stereopsis 0)*98 terang gelap 0)*;1''98 reaksi pupil afferent 0"";*298 diskus optikus 06';)'98 dan visual1evo"ed potensial 063;1''9.12 30
BAB III KESIMPULAN
euritis optik adala peradangan atau demielinisasi saraf optikus aki,at ,er,agai ma5am pen7akit. euritis optik diklasifikasikan men/adi dua 7aitu papilitis dan neuritis retro,ul,ar. Papilitis adala pem,engkakan diskus 7ang dise,a,kan ole peradangan lokal di kepala saraf 0saraf optikus intraokular dan dapat terliat dengan pemeriksaan funduskopi. Sedangkan neuritis retro,ul,ar adala suatu neuritis optikus 7ang ter/adi 5ukup /au di ,elakang diskus optikus. Pasien pada neuritis optik memiliki keluan penurunan keta/aman pengliatan se5ara mendadak8 kadang;kadang ,isa sampai ,uta. Selain itu keluan disertai rasa sakit di mata terutama pada saat penekanan. Pada papilitis pada funduskopi didapati papil mera8 ,atasn7a tidak tegas dan ter/adi papil edema. amun8 pada neuritis retro,ul,ar tidak didapat kelainan pada funduskopi ole karena kerusakkan 7ang 5ukup /au di ,elakang diskus optik. Ole karenan7a dilakukanla pemeriksaan penun/ang seperti #8 analisis 5airan sere,rospinal dan serologi. Penatalaksanaan pada papilitis dan neuritis retro,ul,ar adala sama8 7aitu kortikosteroid atau A<= 0 Adrenocorticotropic hormone dalam /angka pendek maupun /angka pan/ang. (ersama;sama dengan kortikosteroid di,erikan /uga anti,iotik untuk menaan infeksi se,agai pen7e,a,. Selain daripada itu di,erikan /uga -asodilatasi dan -itamin.
31