BAB I. PENDAHULUAN
Neuritis optik adalah peradangan p eradangan atau demielinisasi de mielinisasi saraf optikus akibat berbagai macam penyakit.1 Neuritis optik diklasifikasikan menjadi dua yaitu papilitis dan neuritis retrobulbar retrobulbar.. Papilitis Papilitis adalah pembengkakan pembengkakan diskus diskus yang disebabkan disebabkan oleh peradangan peradangan lokal lokal di nervus nervus saraf saraf optik optik dan dapat dapat terlih terlihat at dengan dengan pemeri pemeriksa ksaan an fundus funduskopi kopi.. Tipe Tipe neuritis retrobulbar merupakan suatu neuritis optikus yang terjadi cukup jauh di belakang diskus optikus sehingga tidak tampak kelainan diskus optik dengan oftalmoskop, tetapi terjadi penurunan tajam penglihatan.1,2 neuritis optikus dalam populasi per tahun diperkirakan 5 per 1. sedangkan prevalensinya 115 per 1.. !erdasarkan data The Optic Neuritis Treatment Trial "#NTT$ lebih dari %%& pasien adalah 'anita, (5& berkulit putih dan usia rata)rata *2 tahun. +i berbagai kelompok populasi di seluruh dunia, neuritis retrobulbaris berkaitan dengan dengan sklero sklerosis sis multip multipel el pada 1*)(5& 1*)(5& pasien pasien.. Persen Persentas tasee perkem perkembang bangan an menjad menjadii sklerosis multipel setelah suatu episode neuritis optikus cenderung lebih tinggi seiring dengan peningkatan tindak lanjut pasien.1,* tiopatogenesis terjadinya papilitis adalah adanya peradangan pada serabut retina saraf optik yang masuk pada papil saraf optik yang berada dalam bola mata. Neuritis retrob retrobulb ulbar ar dapat dapat disebab disebabkan kan oleh oleh sklero sklerosis sis multip multipel, el, penyaki penyakitt mieli mielin n saraf, saraf, anemia anemia pernisiosa, diabetes melitus, dan intoksikasi yang nantinya menyebabkan peradangan saraf optik dibelakang bola mata, biasanya berjalan akut yang mengenai satu atau kedua mata.2 Pada neurit neuritis is optik optik pasien pasien mengel mengeluhka uhkan n penurun penurunan an tajam tajam pengli penglihat hatan an yang yang mendadak dan disertai dengan nyeri pada mata. Pada papilitis pemeriksaan oftalmoskopi dapat ditemukan tanda)tanda disfungsi nervus optikus seperti hiperemi papil saraf optik dengan batas papil yang kabur, pelebaran vena retina sentral dan edema papil , sedangkan , sedangkan pada neuritis retrobulbaris tidak ditemukan tanda)tanda kelainan tersebut. +itemukan pula kelainan relativ relativee afferent afferent pupillary pupillary defect "-P+$ "-P+$ dengan pemeriksaan pemeriksaan swinging flashlight test. * 1
Penatalaksanaan pada neuritis neu ritis optik yaitu kortikosteroid "berdasarkan #NTT$ atau /T0 /T0 " Adrenocorticotropic Adrenocorticotropic hormone$. hormone$. elai elain n itu itu dibe diberi rikan kan juga juga tera terapi pi penya penyaki kitt penyebabnya.2 Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai defi defini nisi si,,
anat anatom omii
fisi fisiol ologi ogi,,
klas klasif ifik ikas asi, i,
patof patofis isio iolo logi gi,,
mani manife fest stas asii
klin klinis is,,
sert sertaa
penatalaksanaan pada neuritis optik.
2
Penatalaksanaan pada neuritis neu ritis optik yaitu kortikosteroid "berdasarkan #NTT$ atau /T0 /T0 " Adrenocorticotropic Adrenocorticotropic hormone$. hormone$. elai elain n itu itu dibe diberi rikan kan juga juga tera terapi pi penya penyaki kitt penyebabnya.2 Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai defi defini nisi si,,
anat anatom omii
fisi fisiol ologi ogi,,
klas klasif ifik ikas asi, i,
patof patofis isio iolo logi gi,,
mani manife fest stas asii
klin klinis is,,
sert sertaa
penatalaksanaan pada neuritis optik.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA
2.1. 2.1.
Anat Anatom omii dan dan Fisi Fisiol olog ogii Sar Saraf af ! !ti ti" "
Nervus optikus adalah saraf yang memba'a rangsang dan retina menuju otak. araf optik terdiri dari 1 juta lebih akson)akson yang berasal dari lapisan sel ganglion retina yang memanjang ke arah korteks oksipital. Panjang saraf optik berkisar antara *5) 55 mm "rata)rata "rata)rata mm$ dan secara anatomis anatomis terbagi terbagi menjadi segmen intaokular intaokular,, intraorbital, intrakanalikular dan intakranial yang berakhir sebagai kiasma optik. #am$ar 1. Nervus #ptik 5
"http34'''.google.co.id4imageshl6en786optic "http34'''.google.co.id4imageshl6en786optic nerve branch, branch , diakses tanggal 1( +esember 21$ egmen intraokular saraf optik sepanjang 1 mm terbagi menjadi lapisan serabut) serabut saraf superfisial, bagian prelaminar, laminar "lamina kribosa$ dan retrolaminar. Papil saraf optik "diskus optik$ merupakan bagian prelaminar saraf optik berbentuk oval, 3
1,5 mm hori9ontal dan 1,%5 mm vertikal dengan cekungan "cup shaped depression) agak ke temporal. Papil saraf optik merupakan daerah keluarnya akson)akson sel ganglion terletak sekitar *) mm sebelah nasal fovea. !agian prelaminar dan laminar terdiri dari akson)akson sel ganglion retina tak bermielin, astrosit dan arteri)vena retina sentralis yang keluar dari bagian tengah papil saraf optik. kson)akson bergabung menjadi fasikulus dan menembus sklera 2)* lubang pada lamina kribosa. etelah mele'ati lamina kribosa "bagian retrolaminar$ diameter saraf optik bertambah menjadi *) mm akibat pembentukan mielin akson)akson sel ganglion retina, adanya oligodendroglia "yang membentuk mielin akson$ dan selubung meningeal yang terdiri dari piamater, arakhnoid dan duramater. !agian prelaminar dan laminar diperdarahi terutama oleh arteri siliaris posterior brevis yang beranastomosis dengan pleksus pial dan pembuluh darah koroid peripapilar membentuk siklus :inn)0aller.,; egmen intraorbita saraf optik berukuran panjang 25)* mm, lebih panjang dari jarak antara belakang bola mata dan apeks orbita sehingga dapat bebas bergerak pada pergerakan bola mata. Pada apeks orbita segmen saraf optik dikelilingi oleh anulus :inn sebelum berlanjut ke kanal optik. araf optik berjalan kearah porteromedial dan meninggalkan orbita melalui foramen optik "optic ring) menuju kanal optik. Nervus optikus pars intraorbita diperdarahi oleh cabang)cabang intraneural dan cabang)cabang pial dari arteri retina sentral.,; egmen intrakanalikular yang terdapat di dalam kanalis optik memiliki panjang ) 1 mm.
the optic nerve. A$$r()iations 3 A 6 arachnoid> * 6 choroid> *+A 6 central retinal artery> *ol. Br. 6 /ollateral branches> *+, 6 central retinal vein> D 6 dura> L* 6 lamina cribrosa> NFL 6 surface nerve fiber layer of the disc> D 6 optic disc> N 6 optic nerve> P 6 pia> P*A 6 posterior ciliary artery> P+ and PL+ 6 prelaminar region> + 6 retina> +A 6 retinal arteriole> S 6 sclera> SAS 6 subarachnoid space. 5 4
"http34'''.google.co.id4imageshl6en786optic nerve branch, diakses tanggal 1( +esember 21$
?ika satu ataupun semua serabut saraf mengalami peradangan dan tak berfungsi sebagaimana mestinya maka penglihatan akan menjadi kabur. ?ika terjadi inflamasi ataupun demielinisasi nervus optikus, keadaan ini disebut dengan neuritis optikus. Pada neuritis optikus, serabut saraf menjadi bengkak dan tak berfungsi sebagaimana mestinya. Penglihatan dapat saja normal atau berkurang, tergantung pada jumlah saraf yang mengalami peradangan.,; 2.2. Anatomi dan Fisiologi Jaras ,is-al
ecara fungsional rangsang visual ditangkap oleh retina "sebagai stasiun =$. kemudian diteruskan melalui serabut saraf otak kedua "saraf optik$. araf optik yang berasal dan sisi nasal kedua mata akan menyilang di daerah kiasma opikum sedangkan yang berasal dari sisi temporal tidak bersilangan di daerah kiasmaini. elanjutnya serabut saraf ini akan melanjutkan perjalanannya sebagai traktus optikum. Traktus optikus ini selanjutnya menuju ke thalamus sebagai kumpulan sel)sel saraf yang mengolah dan bertindak sebagai stasiun informasi ke ==. !agian thalamus yang berhubungan dengan fungsi visual disebut Corpus Geniculaturn Laterale "/@A$. tasiun ke == ini bertugas menyampaikan informasi ke korteks serebri bagian oksipital. +engan sampainya
5
informasi ke korteks penglihatan akan hal)hal yang terlihat oleh mata dapat disadari. +ari stasiun ke == ini informasi visual juga disebarkan ke seluruh P yang mempunvai hubungan dengan indera penglihatan ke pusat keseimbangan motorik, medulla spinalis, pendengaran, dan sebagainya.* Corpus geniculatum laterale " /@A $ merupakan terminal dan seluruh serabut saraf aferen jaras visual. /@A merupakan bagian dari thalamus. Pada /@A terjadi rotasi BC dari serabut saraf, sehingga serabut saraf yang berasal dari retina bagian superior akan berada di bagian medial /@A, sedangkan yang berasal dan bagian inferior retina akan berada di bagian lateral. Perputaran akan terjadi lagi serabut meninggalkan /@A sehingga retina bagian superior dan inferior terletak superior dan inferior dalam radiasio optika dan korteks serebri.* -adiasio optika mengandung * kelompok besar serabut yaitu "1$ bagian superior "berisi serabut yang mengurus lapangan pandang inferior$, "2$ bagian inferior "berisi serabut yang mengurus lapang pandang superior$, "*$ bagian sentral "berisi serabut makula$.* ?adi pada radiasio optika "traktus genikulo)kalkarina$ terjadi pemutaran, sehingga posisi serabut penglihatan kembali seperti sebelum memasuki /@A yaitu bagian atas retina berjalan dan diproyeksikan di bagian atas korteks serebri dan sebaliknya.
#am$ar . Perjalanan erabut araf Nervus #ptikus "tampak basal$ *
6
"merican cademy of #phtalmology taff. Neuro)#phtalmology 3 merican cademy of #phtalmology staff, editor. Neuro)#phtalmology. !asic and /linical cience /ourse sec. 5. an fransisco The Doundation of merican cademy of #phtalmology, 2B)21. P 2()*1, 12()1;$
-etina merupakan reseptor permukaan untuk informasi visual. ebagaimana halnya nervus optikus, retina merupakan bagian dari otak meskipun secara fisik terletak di perifer dari sistem saraf pusat "P$.
#am$ar /. Aapisan Neuron pada -etina%
7
" Eardjono Eahar, Neurologi
#am$ar 0. -adiatio #ptika(
"@uyton /, 0all ?. Neurofisiologi penglihatan sentral3 !uku jar Disiologi
menyertai
nervus okulomotorius
"N.===$ ke dalam rongga
orbita
untuk
mengkonstriksikan otot sfingter pupil "gambar ;$.,B
#am$ar . ?aras -efleks Pupil 1
9
"aiful Euhammad, Neuroanatomi Dungsional. !ag. =lmu Penyakit yaraf D<. Hnair. urabaya. 1BB;. 0all 5)5%$
2.. P(m(ri"saan Sist(m ,is-al
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi nervus ==, yaitu3 ,11 1. Pemeriksaan visus Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu nellen pada jarak ; meter. Easing)masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah ;4;. pabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya adalah 14*, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang "cahaya$ maka visusnya 14I. 2. Pemeriksaan refleks pupil Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tidak langsung "konsensual$. -efleks cahya langsung maksudnya adalah mengecilnya pupil "miosis$ pada mata yang disinari cahaya. edangkan refleks cahaya tidak langsung atau konsensual adalah mengecilnya pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.
10
*. Pemeriksaan lapang pandang +ua jenis cara pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar "tes konfrontasi$ dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter. Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Aapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat melihat B J 1 dari titik fiksasi, ke medial ; ,
ke atas 5 J ; dan ke ba'ah ; J %5 .
?ika terdapat lesi di sepanjang lintasan nervus optikus "N.==$ hingga korteks sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandag. Aesi pada nervus optikus akan mengakibatkan kebutaan atau anopsia pada mata yang disarafinya. 0al ini disebabkan karena penyumbatan arteri centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian menjadi arteri centralis retina.
11
#am$ar . Aintasan =mpuls
visual dan @angguan Aapang Pandang kibat !erbagai Aesi di Aintasan Kisual 1
"aiful Euhammad, Neuroanatomi Dungsional. !ag. =lmu Penyakit yaraf D<. Hnair. urabaya. 1BB;. 0all 5)5%$
. Pemeriksaan funduskopi Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai keadaan fundus okuli terutama papil dan retina nervus optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil normal berbentuk bulat, 'arna merah kekuningan, di bagian temporal sedikit pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur serta terdapat lekukan fisiologis "cup fisiologis$. Pembuluh darah keluar dari cup disk danbercabang keatas. ?alannya arteri agak lurus, sedangkan vena berkelok)kelok.
12
#am$ar 3. @ambaran funduskopi normal1
"aiful Euhammad, Neuroanatomi Dungsional. !ag. =lmu Penyakit yaraf D<. Hnair. urabaya. 1BB;. 0all 5)5%$
2./.
N(-ritis !ti"
Neuritis optik adalah peradangan atau demielinisasi saraf optik akibat berbagai macam penyakit1. Neuritis optik adalah peradangan saraf optik dengan visus mendadak menurun1 . Neuritis optik adalah radang nervus optikus, penyakit ini dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk 3 ) )
intrao!ular, yang mengenai bagian saraf bola mata " papillitis$ retro"ul"ar, yang mengenai bagian saraf di belakang bola mata 15,1(, 1B.
=nsidensi neuritis optikus dalam populasi per tahun diperkirakan 5 per 1. sedangkan prevalensinya 115 per 1.. ebagian besar mengenai usia 2 sampai dengan tahun. Fanita lebih umum terkena dari pada pria. !erdasarkan data The Optic Neuritis Treatment Trial "#NTT$ %%& adalah 'anita, (5& kulit putih dan usia rata)rata *2 L % tahun. ebagian besar kasus patogenesisnya disebabkan inflamasi demielinisasi dengan atau tanpa sklerosis multipel. Pada sebagian besar kasus neuritis optikus monosimptomatik merupakan manifestasi a'al sklerosis multipel.*
13
2./.1.
E!id(miologi
tudi epidemiologi menunjukan kejadian neuritis optikus berkisar )5 per 1. populasi, dengan insidensi tertinggi pada populasi yang tinggal di dataran tinggi, seperti merika Htara dan ropa bagian barat, dan terendah pada daerah ekuator. edangkan dari segi ras, ras kaukasian lebih banyak terkena dibanding ras lain. Pada predileksi umur de'asa muda 2)5 tahun, neuritis optikus biasanya bersifat unilateral dan lebih banyak pada 'anita "*31$. edangkan neuritis optik pada anak lebih jarang terjadi, yaitu hanya kurang lebih 5& kasus, biasanya bersifat bilateral, timbul palpitis, dan mempunyai kecenderungan menjadi sklerosis multipel lebih rendah. 2, 21 2./.2. Etiologi
tiologi neuritis optikus termasuk3 ;,12 1.
=nflamasi lokal a. Hveitis dan retinitis b. #ftalmia simpatika c. Eeningitis d. Penyakit sinus dan infeksi orbita
2.
=nflamasi general yaitu3
=nfeksi syaraf pusat #ultiplel s!lerosis +iberbagai kelompok populasi diseluruh dunia, neuritis retrobulbar berkaitan dengan sklerosis multipel pada 1*)(5& pasien "/havis dan 0oyt, 2$. +ata dari Eayo clinic pada tahun 1B** didapatkan dari 255 kasus sebanyak 155 disebabkan oleh sklerosis multipel. Acute disseminated encephalomyelitis Neuromyelitis optic $%evic disease) Eerupakan suatu proses demielinisasi yang mengenai saraf optik. Penyakit ini sering salah didiagnosis dengan dibedakan berdasarkan derajat keparahan, optikus, medulla spinalis$ dan "polymorphonuclear pleocytosis$. a.
yphilis
14
b. Tuberkulosis
&.
Le"er's disease Eerupakan suatu penyakit herediter pada laki)laki muda, manifestasinya sebagai
perubahan mendadak pada penglihatan sentral, pertama kali mengenai satu mata dan selanjutnya kedua mata.
.
Toksin endogen a. Penyakit infeksi akut, seperti influen9a, malaria, measles, mumps, pneumonia b. Dokus septik pada gigi, tonsil, infeksi fokal c. Penyakit metabolik3 diabetes, anemia, kehamilan, avitaminosis22
5. =ntoksikasi racun eksogen seperti tobacco, etil alcohol, metil alkohol.
2./.. Fa"tor +(si"o
Daktor resiko neuritis optikus termasuk3
*,12
1. Hsia Neuritis optikus sering mengenai de'asa muda usia 2 sampai tahun> usia rata) rata terkena sekitar * tahun. Hsia lebih tua atau anak)anak dapat terkena juga tetapi frekuensinya lebih sedikit. 2. ?enis kelamin Fanita lebih mudah terkena neuritis optikus dua kali daripada laki)laki. *. -as Neuritis optikus lebih sering terjadi pada orang kulit putih dari pada ras yang lain.
2././. Klasifi"asi
!erdasarkan klasifikasinya neuritis optik terbagi menjadi dua, yaitu3
a. Pa!ilitis 15
Papilitis adalah pembengkakan diskus yang disebabkan oleh peradangan lokal di nervus saraf optik dan dapat terlihat dengan pemeriksaan funduskopi.2
#am$ar 4. @amabaran Dunduskopi pada Papilitis
"aiful Euhammad, Neuroanatomi Dungsional. !ag. =lmu Penyakit yaraf D<. Hnair. urabaya. 1BB;. 0all 5)5%$
Patog(n(sis
Nervus optikus mengandung serabut)serabut syaraf yang mengantarkan informasi visual dari sel)sel nervus retina ke dalam sel)sel nervus di otak. -etina mengandung sel fotoreseptor, merupakan suatu sel yang diaktivasi oleh cahaya dan menghubungkan ke sel)sel retina lain disebut sel ganglion.
etambutol bisa menyebabkan neuropati optik, sehingga kalau terjadi gejala kerusakan dari nervus optikus, etambutol harus segera dihentikan.25 Proses lain yang berhubungan dengan terjadinya neuritis optik adalah vaksinasi. Kaksin yang diduga berhubungan dengan terjadinya neuritis optik adalah vaksin untuk meningitis. Kaksin tersebut memiliki dua bentuk, yang pertama adalah bentuk vaksin bivalen yang merupakan bentuk non)konjugasi dari polisakarida bakterial kapsular dari serogrup dan / Niesseria meningitidis. !entuk yang kedua adalah yang berkonjugasi atau yang disebut vis)a)vis Niesseria meningitidis yang berasal dari serotipe /. !entuk ini akan mengalami konjugasi dengan oligosakarida dari kapsul N.meningitidis membentuk ikatan kovalen dengan protein karier untuk meningkatkan kapasitas imunitas dari vaksin.
#(5ala dan Tanda
+alam 'aktu yang cepat visus akan sangat menurun, kadang)kadang sampai buta.
#am$ar 16 . Tanda pupil Earcus @unn
17
"Eisbach ?usuf. Neuro)#ftalmologi Pemeriksaan
Neuritis retrobulbarmerupakan peradangan saraf optik yang terdapat dibelakang bola mata sehingga tidak menimbulkan kelainan fundus mata.1,2
#(5ala dan Tanda
Kisus sangat terganggu dan disertai dengan amaurosis fuga pasien juga mengeluhkan bola mata bila digerakkan akan terasa berat dibagian belakang bola mata. -asa sakit akan bertambah bila bola mata ditekan yang disertai dengan sakit kepala.2 Pada neuritis gambaran fundus normal pada a'al, namun lama kelamaan akan terlihat kekaburan batas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik akibat degenerasi serabut saraf, disertai atrofi desenden akan terlihat papil pucat deng an batas tegas.2 18
@angguan lapang pandang pada neuritis retrobulbar dapat terjadi sepanjang segmen intraorbita sampai segmen intracranial dan sesuai dengan lokasinya. @angguan tersebut dapat berupa skotoma sentral, skotoma sentral unilateral, skotoma sentral bilateral, skotoma sentral pada mata homolateral dan defek superior temporal pada kampus kontralateral dan hemiopia bitemporal bila mengenai kiasma optika.*,
2./.0. Diagnosis
+iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, tanda dan gejala klinis, namun pada neuritis retrobulbar yang kelainannya cukup jauh di belakang diskus optik dan pada pemeriksaan oftalmoskopi tidak ditemukan apa)apa, maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti E-=, analisis cairan serebrospinal, (isually vo!ed *otensials Test "KP$ dan serologi. 12 +asar perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang diatas pada kasus neuritis optik adalah3 1.
Hntuk menentukan penyebabnya apakah suatu proses inflamasi atau non inflamasi, idiopatik, dan infeksi.
2.
Hntuk
menentukan
prognosisnya,
apakah
akan
berkembang secara klinis menjadi multipel sklerosis.
a.
#agnetic +esonance maging "E-=$ E-= penting untuk memutuskan apakah daerah di otak telah terjadi kerusakan
myelin, yang mengindikasikan resiko tinggi berkembangnya sklerosis multipel. E-= juga dapat membantu menyingkirkan kemungkinan tumor atau kondisi lain. Pada pasien yang dicurigai menderita neuritis optikus, pemeriksaan E-= otak dan orbita dengan fat suppression dan gadolinium sebaiknya dilakukan dengan tujuan untuk konfirmasi diagnosis dan menilai lesi white matter . E-= dilakukan dalam dua minggu setelah gejala timbul. Pada pemeriksaan E-= otak dan orbita dengan fat suppression dan gadolinium menunjukkan peningkatan dan pelebaran nervus optikus. Aebih penting lagi, E-= dipakai dengan tujuan untuk memutuskan apakah terdapat lesi ke arah sklerosis multipel. /iri)ciri resiko tinggi mengarah ke sklerosis multipel adalah terdapat lesi white matter dengan diameter * atau lebih, bulat, lokasinya di area periventrikular dan menyebar ke ruangan ventrikular. 19
#am$ar 11. Aesi white matter pada E-=1*
"http344'''.djo.harvard.edu4site.phpurl64physicians4oa4*B diakses tanggal 1( +esember 21$ b.
Pemeriksaan cairan serebrospinal Protein ologinal banding pada cairan serebrospinal merupakan penentu sklerosis
multipel. Terutama dilakukan terhadap pasien)pasien dengan pemeriksaan E-= normal.
c.
Test (isually vo!ed *otentials Test (isually evo!ed potentials adalah suatu test yang merekam sistem visual,
auditorius dan sensoris yang dapat mengidentifikasi lesi subklinis. Test (isually evo!ed potentials menstimulasi retina dengan pola papan catur, dapat mendeteksi konduksi sinyal elektrik yang lambat sebagai hasil dari kerusakan daerah nervus.
d.
Pemeriksaan darah Pemeriksaan tes darah NE#)=g@ untuk memeriksa antibodi neuromyelitis optica.
Pasien dengan neuritis optikus berat sebaiknya menjalani pemeriksan ini untuk mendeteksi apakah berkembang menjadi neuromyelitis optica. Pemeriksaan tingkat sedimen eritrosit "erythrocyte sedimentation rate "-$$ dipakai untuk mendeteksi inflamasi pada tubuh, tes ini dapat menentukan apakah neuritis optikus disebabkan oleh inflamasi arteri kranialis. 2.4.6.Diagnosis
Banding 20
+iagnosis banding mata tenang visus turun mendadak, adalah32,* -. Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy Terdapatnya nyeri terutama pada pergerakan mata "meskipun tidak mutlak$ secara klinis dapat membedakan neuritis optikus dengan nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy. . /yndrom viral dan post viral *arainfectious optic neuritis umumnya mengikuti onset infeksi virus selama 1)* minggu, tetapi dapat juga sebagai fenomena post vaksinasi. Hmumnya mengenai anak) anak daripada de'asa dan terjadi karena proses imunologi yang menghasilkan demielinisasi nervus optikus. *ost viral atau parainfeksius neuritis optikus dapat terjadi unilateral tetapi sering bilateral. +iskus optikus dapat normal atau terjadi pembengkakan. *. blasio -etina
21
+iagnosis banding neuritis optik dengan beberapa penyakit dapat dilihat dari tabel berikut ini15, 1;. Tabel 1. +iagnosis !anding Neuritis #ptik 15
@ejala Kisus
Aain
akit bergerak !ilateral
N(-ritis !ti"
Pa!il(d(ma
Kisus sentral hilang
Is"(mi" Kisus tidak hilang>
+efek akut lapang
cepat, progresif,
kegelapan yang
pandang>
jarang ketajaman
transien
ketajaman
dipelihara
bervariasi J turun
!ola mata pegal>
akit kepala, mual,
akut !iasanya nihil>
sakit bila
muntah, tanda fokal
digerakkan> sakit
neurologis lain
alis atau orbita da ?arang pada orang
Tidak ada elalu bilateral
de'asa> sering @ejala Pupil
N(-ro!ati !ti"
pada anak)anak Tidak ada isokoria> -eaksi sinar
Tidak ada
Tidak ada isokoria> -eaksi normal
Tidak ada isokoria> -eaksi sinar
menurun pada sisi
menurun pada sisi infark disk
Penglihatan 'arna
neuritis Turun !iasanya menurun
Normal Normal
!ervariasi
Aapang pandang
kotoma sentral
Eembesar> ada
kotoma sentral
blind spot el badan kaca Dunduskopi
da -etrobulbar 3
Tidak ada
Tidak ada
!ening
!ening
Eerah
Pucat
nomal. Papilitis 3 ) Eedia ) Farna diskus ) Pinggir diskus
22
) dema diskus ) dema peripapillary ) Perdarahan retina ) -etinal
!iasanya tidak
2 J ; diopter
!engkak
da
da
da
!iasanya tidak ada
?elas
?elas
angat jelas
?elas
Eacular fan bisa
Eacular star bisa
Tidak ada
ada Kisus biasanya
ada !aik dengan
Prognosis buruk
kembali normal
menghilangkan
untuk kembali,
atau tingkat
kausa tekanan
mata kedua lama)
fungsional
intra)kranial
lama terlibat dalam
melebihi * diopter
eGudate ) Eakula
Prognosis visus
0luorescein
Kertical oval pool
14* kasus idiopatik da kebocoran 9at
angiography
kontras sedikit
9at kontras akibat
kontras di
kebocoran peripapillary "=lyas idharta, =lmu Penyakit Eata, Dakultas
1.
Terapi jangka pendek The Optic Neuritis Treatment Trial "#NTT$ telah meneliti secara komprehensif
tentang
penatalaksanaan neuritis optikus dengan
menggunakan steroid. +alam
penelitiannya #NTT melibatkan sebanyak 5% pasien, usia 1(); tahun dengan neuritis optikus akut unilateral. +ata follo' up didapatkan dari kohort #NTT " Longitudinal Optic Neuritis /tudy "A#N$$ menghasilkan informasi
penting tentang gejala klinis,
penglihatan jangka panjang, penglihatan yang berkaitan dengan kualitas hidup dan peranan E-= otak dalam memutuskan resiko berkembang menjadi Clinically %efinite #ultiple /clerosis "/+E$.12
23
Pasien yang terlibat pada penelitian ini diacak menjadi * kelompok perlakuan terapi, yaitu312 a. Eendapatkan terapi prednison oral "1 mg4 kg !!4 hari$ selama 1 hari dengan hari tappering off " 2 mg hari l, 1 mg hari ke 2 dan $ "kelompok terapi oral$. b. Eendapatkan terapi dengan metilprednisolon sodium suksinat =K 25 mg tiap ; jam selama * hari, diikuti dengan prednison oral "1 mg4kg !!4 hari$ selama 11 hari dengan hari tappering off "kelompok terapi dengan metilprednisolon =K$. c. Eendapatkan terapi dengan placebo selama 1 hari. +alam penelitian ini yang dinilai terutama tajam penglihatan dan sensitifitas terhadap kontras sedangkan berkembangnya menjadi /+E adalah hal kedua yang dinilai. E-= otak dan orbita dengan menggunakan gadolinium telah dilakukan untuk semua pasien. 0asil yang didapatkan dari penelitian ini adalah3 12 a.
Terapi dengan menggunakan metilprednisolon =K mempercepat pulihnya penglihatan tetapi tidak untuk jangka panjang setelah ; bulan sampai dengan 5 tahun bila dibandingkan dengan terapi menggunakan placebo atau prednison oral.
b.
Pasien yang mendapatkan terapi dengan menggunakan prednison oral saja didapatkan terjadi resiko rekurensi neuritis optiknya "*& setelah 2 tahun dibandingkan dengan kelompok placebo 1;& dan kelompok yang mendapatkan steroid =K 1*&$ sampai dengan follow up 5 tahun.
c.
Pasien dengan monosymptomatik yang mendapatkan terapi dengan menggunakan
metilprednisolon
intra
vena
didapatkan
penurunan
tingkat
perkembangan ke arah /+E selama 2 tahun pertama follow up, tetapi tidak bermanfaat setelah 2 tahun karena persentase perkembangan menjadi /+E hampir sama dengan kelompok prednison oral dan placebo.
2.
Terapi jangka panjang
24
+i antara pasien dengan resiko tinggi berkembang menjadi /+E yang ditetapkan dengan kriteria E-= oleh #NTT "dua atau lebih lesi white matter $, telah dilakukan penelitian *(* pasien oleh "The Controlled 1igh2+is! Avone #/ *revention /tudy "/0EP$$ menunjukkan terapi dengan interferon M 1a pada pasien acute monosymptomatic demyelinating optic neuritis berkurang secara signifikan dalam * tahun dibandingkan dengan kelompok placebo, juga terdapat pengurangan tingkat lesi baru pada E-= otak. 0asil yang sama juga didapatkan pada pasien dengan neuritis optikus. emua pasien kelompok terapi dengan interferon M)1a dan kelompok placebo juga mendapatkan terapi dengan metilprednisolon =K selama * hari diikuti dengan prednison oral selama 11 hari sesuai dengan protokol #NTT. Eeskipun terapi dengan interferon M) 1a pada pasien neuritis optikus dan pada pasien yang beresiko menurut pemeriksaan E-= manfaat jangka panjangnya tidak diketahui, tetapi hasil dari /0EP memberikan suatu terapi a'al yang rasional. =ni didukung oleh hasil penelitian dari arly Treatment of #ultiple /clerosis /tudy, "T#E$$ yang menghasilkan selama 2 tahun follow up terjadi penurunan yang signifikan jumlah pasien yang berkembang menjadi /+E dengan terapi a'al interferon 1*)1a "*&$ bila dibandingkan dengan kelompok placebo "5&$.* Pada model eksperimen sklerosis multipel, dengan menggunakan terapi immunoglobulin intravena telah menunjukan terjadinya remielinisasi pada sistem syaraf sentral. Penelitian lain "1BB2$ menyarankan bah'a terapi dengan immunoglobulin bermanfaat pada pasien neuritis optikus dengan penurunan penglihatan yang bermakna. kan tetapi dalam penelitian terbaru tentang immunoglobulin intravena dengan placebo pada 55 pasien sklerosis multipel dengan kehilangan penglihatan tetap "24 atau lebih rendah$ yang disertai neuritis optikus tidak menunjukkan pemulihan yang signifikan terhadap tajam penglihatan. ?ika pada pemeriksaan dengan E-= ditemukan lesi white matter dua atau lebih "diameter * atau lebih$ diterapi berdasarkan rekomendasi dari #NTT, /0EP, dan T#E, yaitu3* 1. Eetilprednisolon =K "1 g per hari, dosis tunggal atau dosis terbagi selama * hari$ diikuti dengan prednison oral "1 mg4 kg !!4 hari selama 11 hari kemudian hari tappering off $. 2. =nterferon M)1a intramuskular satu kali seminggu. 25
Pada pasien monosymptomatik dengan lesi white matter pada E-= kurang dari 2, dan yang telah didiagnosis /+E, diberikan terapi metilprednisolon "diikuti prednison oral$ dapat dipertimbangkan untuk memulihkan penglihatan, tetapi ini tidak memperbaiki untuk jangka panjang. !erdasarkan hasil penelitian dari #NTT, penggunaan prednison oral saja "sebelumnya tidak diterapi dengan metilprednisolon =K $ dapat meningkatkan resiko rekurensi. Pasien tanpa ri'ayat Eultiple clerosis atau Neuritis optikus, dari hasil E-= bila terdapat minimum 1 lesi demielinasi tipikal 3 -egimen selama 2 minggu 3 a. b. c.
* hari pertama diberikan Eethylprednisolone 1kg4kg4hari i.v 11 hari setelahnya dilanjutkan dengan Prednisolone 1mg4kg4hari or al Tapering off dengan cara 2 mg prednisone oral untuk hari pertama "hari ke 15 sejak
pemberian obat$ dan 1 mg prednisone oral pada hari ke)2 sampai ke) d. +apat diberikan -anitidine 15 mg oral untuk profilaksis gastritis21, 2*, 2 Eenurut Neuritis optikus Treatment Trial "#NTT$ pengobatan dengan steroid dapat menurunkan progresivitas Eultiple sclerosis selama * tahun. Terapi steroid hanya mempercepatkan pemulihan visual tapi tidak meningkatkan hasil pemulihan pandangan visual. 2 2./.3. Prognosis
ebagian besar pasien sembuh sempurna atau mendekati sempurna setelah ;)12 minggu. embilan puluh lima persen penglihatan pasien pulih mencapai visus 24 atau lebih baik. +an sebagian besar pasien mencapai perbaikan maksimal dalam 1)2 bulan, meskipun pemulihan dalam 1 tahun juga memungkinan. +erajat keparahan kehilangan penglihatan a'al menjadi penentu terhadap prognosis penglihatan. Eeskipun peng lihatan dapat pulih menjadi 242 atau bahkan lebih baik, banyak pasien dengan acute demyelinating optic neuritis berlanjut menjadi kelainan pada penglihatan yang mempengaruhi fungsi harian dan kualitas hidupnya.
26
BAB III. KESI7PULAN
Neuritis optik adalah peradangan atau demielinisasi saraf optikus akibat berbagai macam penyakit. Neuritis optik diklasifikasikan menjadi dua yaitu papilitis dan neuritis retrobulbar. Papilitis adalah pembengkakan diskus yang disebabkan oleh peradangan lokal di kepala saraf "saraf optikus intraokular$ dan dapat terlihat dengan pemeriksaan funduskopi. edangkan neuritis retrobulbar adalah suatu neuritis optikus yang terjadi cukup jauh di belakang diskus optikus.
27
Pasien pada neuritis optik memiliki keluhan penurunan ketajaman penglihatan secara mendadak, kadang)kadang bisa sampai buta. elain itu keluhan disertai rasa sakit di mata terutama pada saat penekanan. Pada papilitis pada funduskopi didapati papil merah, batasnya tidak tegas dan terjadi papil edema. Namun, pada neuritis retrobulbar tidak didapat kelainan pada funduskopi oleh karena kerusakkan yang cukup jauh di belakang diskus optik. #leh karenanya dilakukanlah pemeriksaan penunjang seperti E-=, analisis cairan serebrospinal dan serologi. Penatalaksanaan pada papilitis dan neuritis retrobulbar adalah sama, yaitu kortikosteroid atau /T0 " Adrenocorticotropic hormone$ dalam jangka pendek maupun jangka panjang. !ersama)sama dengan kortikosteroid diberikan juga antibiotik untuk menahan infeksi sebagai penyebab. elain daripada itu diberikan juga vasodilatasi dan vitamin.
DAFTA+ PUSTAKA
1.
Kaughan 7 sbury. Oftalmologi 3mum, disi -4, ?akarta3 Fidya Eedika, 2. 0all 2%)2(%.
2.
=lyas idharta, =lmu Penyakit Eata, Dakultas
28
*.
merican cademy of #phtalmology taff. Neuro)#phtalmology 3 merican cademy of #phtalmology staff, editor. Neuro)#phtalmology. !asic and /linical cience /ourse sec. 5. an fransisco The
Doundation of merican cademy
of#phtalmology, 2B)21. P 2()*1, 12()1;.
.
Eisbach ?usuf. Neuro)#ftalmologi Pemeriksaan
5.
http34'''.google.co.id4imageshl6en786optic nerve branch "diakses tanggal 1( +esember 21$.
;.
Fijana Nana ,+, =lmu Penyakit Eata, /etakan ke ;, bdi Tegal.?akarta 1BB*. 0all **2)*2.
%.
Eardjono Eahar, Neurologi
(.
#ptic Nerve. umber3 http344'''.thebrain.mcgill.ca4splash4jpg. +iakses tanggal B ?uni 21.
B.
@uyton /, 0all ?. Neurofisiologi penglihatan sentral3 !uku jar Disiologi
1.
aiful Euhammad, Neuroanatomi Dungsional. !ag. =lmu Penyakit yaraf D<. Hnair. urabaya. 1BB;. 0all 5)5%.
11.
Aumbantobing , Neurologi
29
12.
http344medlinuG.blogspot.com42%4(4neuritis)retrobulbar.html "diakses tanggal 1( +esember 21$.
1*.
http344'''.djo.harvard.edu4site.phpurl64physicians4oa4*B "diakses tanggal 1( +esember 21$.
1.
Nur'asis, dkk. 2;. Pedoman +iagnosis dan Terapi !ag4ED =lmu Penyakit Eata disi ===. urabaya3 -H+ dr. oetomo
15.
=lyas idharta, =lmu Penyakit Eata, Dakultas
1;.
.<.
1%.
merican cademy of #pthalmology. ection 5 Neuro)#pthalmology. an Dransisco 3 A#. 2()2B. Page 25)2;.
1(.
Kaughan 7 sbury. #ftalmologi Hmum, disi 1, ?akarta3 Fidya Eedika,2.0al 2;(, 2%)2(%.
1B. 2.
+orland, F. Ne'man. 22. 5amus 5edo!teran %orland disi 6. ?akarta 3 @/ .<.
21.
rhan
rgene,
E+.
dult
#ptic
Neuritis.
+iunduh
dari
http344emedicine.medscape.com4article4121%(* tanggal 1( +esember 21. 22.
Perhimpunan +okter hli Eata =ndonesia 3 Neuritis #ptikO dalam =lmu Penyakit Eata, irlangga Hniversitas Press, 1B(, hal 3 1()11.
2*.
merican cademy of #phtalmology taff. Neuro)#phtalmology 3 merican cademy of #phtalmology staff, editor. Neuro)#phtalmology. !asic and /linical
30