BAB I PENDAHULUAN
Glaukoma Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan ini ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekstravasasi (penggaungancupping! serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan. " Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak . #iperkirakan $$ juta penduduk dunia sampai tahun %&"& akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan . #i 'ndonesia, 'ndonesia, glaukoma diderita oleh ) dari total populasi populasi penduduk. penduduk. *mumnya *mumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia diatas +& tahun, tingkat resiko menderita glaukoma meningkat sekitar "&). " Glauko Glaukoma ma tidak tidak hanya hanya diseba disebabka bkan n oleh oleh tekana tekanan n yang yang tinggi tinggi di dalam dalam mata. Pasien dengan dengan glaukoma glaukoma sudut terbuka terbuka kebanyakan kebanyakan tidak menunjukk menunjukkan an gejala. gejala. Glauko Glaukoma ma dibagi dibagi menjad menjadii Glauko Glaukoma ma primer primer sudut sudut terbuka terbuka (glauk (glaukoma oma kronis!, Glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut!, Glaukoma sekunder, dan glaukoma kongenital (Glaukoma pada bayi!.
%,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I
ANATOMI A. Anato Anatomi mi Korpu Korpuss Siliar Siliaris is
1
Korp Korpus us silia siliaris ris yang yang secara secara kasar kasar berb berben entu tuk k segit segitig igaa pada pada poto potong ngan an melintang, menjembatani segmen anterior dan posterior. embentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar $ mm!. Korpus siliaris terdiri dari suatu -ona anterior yang berombakombak berombakombak (pars plikata! dan -ona posterior posterior yang datar (pars plana!. Korpus siliaris memiliki dua fungsi penting/ membentuk humor akuos dan akomodasi lensa. Processus siliaris berasal dari pars plikata. Process Processus us siliaris siliaris ini terutama terutama terbent terbentuk uk dari dari kapile kapilerk rkapi apiler ler dan vena vena yang yang bermuara ke venavena vorteks. 0da dua lapisan epitel siliaris yaitu satu lapisan epitel tanpa pigmen disebelah dalam, yang merupakan perluasan dari neuroretina ke anterior dan lapisan berpigmen disebelah luar, yang merupakan perluasan dari lapisan lapisan epitel epitel pigmen pigmen retina. retina. uskul uskulus us siliari siliariss memilik memilikii tiga tiga lapisan lapisan fiber/ fiber/ longitudinal, radial, sirkular. +
%.". Gambar Korpus 1iliaris B. Aku Akuus us Hu Humo morr 2ekana ekanan n intraok intraokula ularr ditent ditentuka ukan n oleh oleh kecepa kecepatan tan pemben pembentuk tukan an humor humor akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. 3umor akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. a. Komposisi humor akueus 3umor 3umor akueus akueus adalah adalah suatu suatu cairan cairan jernih jernih yang yang mengis mengisii kamera kamera okuli okuli anterior dan posterior mata, yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen pada korne orneaa
dan dan
lens lensa. a. 4olum lumeny enya
adal adalah ah sek sekitar itar %5& 67, 67,
dan kecep ecepat atan an
pembentukannya yang bervariasi adalah ",5 8 % 67menit. 2ekanan 2ekanan osmotik
2
sedikit lebih tinggi dari pada plasma. Komposisi humor akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan lakta t yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. 2ekanan intraokular normal ratarata yakni "5 mm3g pada dewasa, dimana lebih tinggi dari pada ratarata tekanan jaringan pada organ lain di dalam tubuh. 2ekanan yang tinggi ini penting dalam proses penglihatan dan membantu untuk memastikan 9 ,5
Kurvatura dari permukaan kornea tetap halus dan seragam :arak konstan antara kornea, lensa dan retina Keseragaman barisan fotoreseptor di retina dan epitel berpigmen di memran
;ruch
3
Gambar %.% >isiologi 1irkulasi 3umor 0kueus 3umor akueus akan mengalir keluar dari sudut ?@0 melalui dua jalur, yakni9 @utflow melalui jalur trabekular yang menerima sekitar A5) outflow kemudian akan mengalir kedalam canalis 1chlemm. #ari sini akan dikumpulkan melalui %&& saluran radial ke pleBus vena episcleral
(sistem konvensional! @utflow melalui sistem vaskular uveoscleral yang menerima sekitar "5) outflow, dimana akan bergabung dengan pembuluh darah vena.
4
Gambar %. :alur 0liran 3umor 0kueus II. !LAUKOMA " D#inisi Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai
oleh pencekungan (cupping! diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang (tunnel vision!/ biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler. Penyakit ini sering tapi tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular. 1tadium akhir dari glaukoma adalah kebutaan. $. Epi%miolo&i
"
2erdapat C& juta orang yang menderita glaukoma di seluruh dunia, dan C juta menjadi buta karena penyakit tersebut. Glaukoma merupakan penyakit kedua tersering yang menyebabkan kebutaan pada negara berkembang setelah diabetes mellitus. #imana "5%&) kebutaan mengalami kehilangan pandangan sebagai hasil dari glaukoma. #i negara :erman, sebagai contohnya kurang lebih "&) dari populasi diatas usia +& tahun mengalami peningkatan tekanan intraokular. Kurang lebih "&) pasien yang menemui dokter spesialis mata menderita glaukoma. Pada populasi di negara :erman, A juta penduduk memiliki risiko untuk berkembangnya glaukoma, dimana pada A&&.&&& orang glaukoma tersebut telah berkembang, dan A&.&&& menghadapi kenyataan adanya risiko untuk menjadi buta apabila glaukoma tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada saat itu. #i 'ndonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 5&&.&&& kasus kebutaan di 'ndonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen. ",5 '. Pato#isiolo&i
5
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil. $ 2ekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akueus, hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena episklera. Ketidak seimbangan antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus. " ekanisme utama dari kehilangan penglihatan pada glaukoma yaitu atrofi sel ganglion retinal, penipisan lapisan nuklear bagian dalam dan fiber saraf dari retina dan aksonal pada optik nervus. #iskus optik menjadi atrofi disertai pembesaran cupping optik, diduga disebabkan oleh gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas serabut saraf pada papil saraf optik. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. 0kibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga selsel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. :ika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. ,$ (. Klasi#ikasi Klasifikasi 4aughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut 9 2abel %." Klasifikasi Glaukoma Klasi#ikasi !laukoma Br%asarkan Etiolo&i
6
". Glaukoma Primer a. Glaukoma 1udut 2erbuka 9 Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma simpleks kronik b. Normal - tension Glaucoma ( Low-Tension Glaucoma ! c. Glaukoma 1udut 2ertutup 9 0kut, subakut, kronik, plateau iris %. Glaukoma Kongenital a. Glaukoma kongenital primer b. Glaukoma yang berhubungan dengan abnormalitas perkembangan okuli yang lain c. Glaukoma yang berhubungan dengan abnormalitas perkembangan ekstraokuli . Glaukoma 1ekunder a. Pigmentary glaucoma b. Exfoliation syndrome c. Perubahan pada lensa ( phicogenic ! #islokasi • ntumescence • d. Perubahan pada traktus uveal *veitis • 1inekia posterior ( seclusio pupilae ! • 2umor • Pengbengkakan pada badan siliar • e. !aised episcleral "enous pressure #arotid-ca"ernous fistula • $turge-%eber syndrome • f. $teroid-induced g. Glaukoma neurovaskular #iabetes ellitus • @klusi vena sentral retina • 2umor intraokular • h. Postoperatif i. 2rauma 3ipema • Kontusio sudut • 1inekia anterior perifer • +. Glaukoma 0bsolut
". !laukoma primr a. Su%ut tr)uka * &laukoma simplks +
Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka. . 7esi primer
7
terjadi di jaringan neuroretinal pada nervus optikus sebagai kompresi neuropati dari nervus optik. 5 Penyakit
ini
bersifat
multifaktorial
dan
masih
kurang
dipahami
mekanismenya. Ketidak seimbangan antara tekanan intraokular dan perfusi pembuluh darah dari saraf optik akan menyebabkan atrofi. #emikian juga tekanan mekanis pada akson di tepi neuroretinal dapat mengganggu aliran aBoplasmik dan mengakibatkan degenerasi neuron retrograde.
$
Diwayat keluarga menjadi salah satu faktor risiko, meskipun kelainan genetik tertentu belum diidentifikasi pada kasus yang menyerang orang dewasa. #iduga glaukoma simpleks diturunkan secara dominan atau resesif pada kirakira 5&) penderita, secara genetik penderitanya adalah homo-igot. 2erdapat pada EE) penderita glaukoma primer dengan hambatan pengeluaran cairan air mata (akuos humor! pada saluran trabekulum dan kanal 1chelmm. >aktor resiko pada seseorang untuk mengaalami glaukoma apabila menderita diabetes mellitus dan hipertensi serta miopia. Pengobatan steroid topikal, pada beberapa individu, akan menyebabkan peningkatan tekanan intraokular (responden steroid!.
",$
Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta gejalanya samar seperti9 sakit kepala ringan tajam penglihatan tetap normal, hanya perasaan pedas atau kelilipan saja, tekanan intra okuler terus menerus meningkat hingga merusak saraf penglihatan.
Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata seharihari tinggi atau lebih dari %& mm3g. ata tidak merah atau tidak terdapat keluhan yang mengakibatkan
8
terdapat gangguan sususnan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. 0kibat
tekanan
tinggi
terjadi
atrofi
papil
disertai
dengan
ekskavasio
glaukomatosa. Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang. %, 2ujuan pengobatan pada glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran akuos humor
atau mengurangi produksi cairan mata dan
menurunkan tekanan intraokular
"
Prinsi dasar pengobatan meliputi 9 (glaukoma scien!
edikamentosa 9 pemberian obat topikal yang mengurangi produksi cairan mata dan meningkatkan outflow a=uoeus. Generasi terbaru (prostaglandin
analog! meningkatkan aliran uveoscleral. Pembedahan 9 #apat dilakukan trabekulektomi etode laser 9 meliputi laser trabeculoplasty atau cyclophotocoagulation untuk kasuskasus stadium akhir.
Gambar %.+ Glaukoma Primer 1udut 2erbuka ). Su%ut trtutup Glaukoma primer sudut tertutup ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup. Gejala yang dirasakan oleh pasien, seperti 9 tajam penglihatan kurang (kabur mendadak!, mata merah, bengkak, mata berair, kornea suram karena edema, bilik mata depan dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus terlihat merah dan bengkak, tekanan intra okuler
9
meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea, melihat halo (pelangi di sekitar objek!, nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan mualmuntah. :ika tidak membaik, peningkatan tekanan akan menyebabkan kerusakan permanen pada mata yang mengakibatkan hilangnya penglihatan yang parah dan menjadi kebutaan. ",C >aktorfaktor resiko yang diduga terlibat dalam kondisi ini antara lain9 $ ". Das 9 terutama Fskimo dan 0sia 2imur. %. :enis kelamin 9 lebih sering terjadi pada wanita. . *mur 9 usia pertengahan. +. Kelainan refraksi 9 hipermetropi memiliki bola mata yang lebih kecil. 5. Diwayat keluarga 9 positif. $. Predisposisi anatomi9 mata dengan sudut sempit Glaukoma sudut tertutup akut merupakan keadaan emergensi dalam bidang ophthalmic. Penatalaksanaan langsung ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular. 0ceta-olamide intravena dan oral dengan agen topikal seperti betabloker dan apraclonidine. 1etengah jam setelah treatment, biasanya terjadi reduksi dari iskemia iris dan penurunan tekanan intraokular diikuti spingter pupil yang memberi respon terhadap pengobatan. 1aat tekanan intraokular terkontrol, laser pheriperal iridotomy dapat dilakukan untuk menghubungkan antara kamera okuli anterior dan posterior, dengan demikian mencegah kekambuhan.
10
Gambar %.5 Glaukoma Primer 1udut 2ertutup
$
!laukoma kon&nital
Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan diameter kornea (buftalmos!, kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya membran descemet, fotofobia, peningkatan tekanan intraokular, peningkatan kedalaman kamera anterior, pencekungan diskus optikus. Glaukoma kongenital terbagi menjadi 9 ",
Glaukoma kongenital primer, dimana terjadi perkembangan yang
abnormal, terbatas pada sudut kamera okuli anterior Glaukoma yang berhubungan dengan abnormalitas perkembangan segmen anterior, seperti pada sindrom 0BenfaldDieger, anomali peters, dimana iris dan korneal juga mengalami keabnormalan
perkembangan. Kondisi lain seperti sindrom 1turgeeber, neurofibromatosa", sindrom 7owe, rubella
kongenital yang berhubungan dengan
perkembangan anomali sudut bilik mata.
11
Glaukoma kongenital ditemukan sekitar 5&) bermanifestasi pada saat lahir, di diagnosa saat usia $ bulan pertama sebesar C&) dan di diagnosa pada akhir usia " tahun sebesar A&). Gejala paling awal dan paling sering ditemukan yaitu epiphora. Glaukoma kongenital primer merupakan kelainan autosomal resesif pada anakanak yang diakibatkan perkembangan abnormal dari meshwork dan sudut kamera okuli anterior. #engan onset pada saat lahir hingga infant, prevalensi glaukoma kongenital primer sangat tinggi dalam populasi yang memiliki bakat dan genetik. Kelainan gen pada glaukoma kongenital primer di identifikasi pada kromosomal loci, G7?0, G7?;, G7?? dimana ?YP";" yang terdapat pada G7?0 mengalami mutasi '
A
!laukoma Skun%r
Glaukoma sekunder dapat terjadi akibat adanya gangguan sebagai berikut 9 Perubahan lensa, Kelainan uvea, trauma, bedah, Dubeosis serta penggunaan steroid dan lainnya. a
!laukoma Skun%r Su%ut Tr)uka
Glaukoma sudut terbuka sekunder merupakan hubungan anatomi antara iris dan kelopak, trabekula dan kornea perifer terbatas, dan kornea peripheral dan kongesti kornea yang terganggu . ;entukbentuk Glaukoma sekunder sudut terbuka 9
5
Glaukoma Pigmentary 9 ;erpengaruh pada seseorang dengan miopia. Kelainan memiliki karakteristik oleh pelepasan granula pigmen dari epitelium pigmentary dari iris yang kongesti pada trabekula. - Pseudoexfoliati"e Glaucoma
12
)
Glaukoma akibat kortisone Glaukoma inflamasi Glaukoma Phacolitic !laukoma Skun%r Su%ut Trtutup Glaukoma tipe ini
lebih lanjut diklasifikasikan berdasarkan
patomekanismenya. ;lok pupil menandakan adanya obstruksi trabekular pada iris perifer akibat perpindahan dari a=ueous humor keluar dengan konsekuensi kenaikan yang tekanan di ruang posterior mata. Glaukoma sekunder sudut tertutup dengan konstriksi pupil terjadi pembengkakan lensa, dislokasi lensa anterior, posterior sinekia, tonjolan vitreous di aphakia (0a!, microspherophakia, dan lensa intraokular (0b!. Glaukoma tipe ini sering ditemukan setelah trauma, prosedur bedah, dan peradangan, serta neovaskularisasi glaukoma dan sindrom '?F (iridokornea endotel!. 2rabecular meshwork berpindah oleh jaringan iris atau membran, yang secara bertahap mempersempit sudut ruang dengan kontraksi dan akhirnya menutup itu. (
E
!laukoma A)solut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempitterbuka! dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata, memberikan gangguan
lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa.
. Pmriksaan pnun-an&
a
Pengukuran 2ekanan 'ntraokular Palpasi
13
Perbandingan palpasi dari kedua bola mata merupakan pemeriksaan awal yang dapat mendeteksi peningkatan tekanan intraokular. :ika pemeriksa dapat memasukkan bola mata dimana pada saat palpasi berfluktuasi, tekanan kurang dari %& mm3g. ;ola mata yang tidak berpegas tetapi keras seperti batu merupakan tanda tekanannya sekitar $&C& mm3g (glaukoma akut sudut tertutup!.
",5
Gambar %.$ Pengukuran 2ekanan 'ntraokular dengan Palpasi
2onometri 1chiot-
Pemeriksaan ini mengukur derajat dari kornea yang dapat diindentasi pada posisi pasien supine. 1emakin rendah tekanan intraokular, semakin dalam pin tonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari jarum bergerak. 2onometri indentasi sering memberikan hasil yang tidak tepat. 1ebagai contohnya kekakuan dari sklera berkurang pada mata miop dimana akan menyebabkan pin dari tonometer masuk lebih dalam. @leh karena itu tonometri indentasi telah digantikan oleh tonometri applanasi.
5
14
Gambar %.C Pemeriksaan 2onometri 1chiot2onometri 0pplanasi etode ini merupakan metode yang paling sering dilakukan untuk mengukur tekanan
intraokular. Pemeriksaan ini memungkinkan
pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan pada posisi pasien duduk dalam beberapa detik (metode Goldmann
5
15
Gambar %.A Pemeriksaan 2onometri 0pplanasi Goldmann b
Pemeriksaan 7apang Pandang Perlu dilakukan konfirmasi pada pasien dengan lapang pandang
menurun.
Perubahan
akan
tampak
pada
glaukoma
lebih
lanjut.
#iperkirakan sekitar %&) kehilangan sel ganglion sebelum hilangnya lapang pandang yang terdeteksi dengan alat komputerisasi.
,5
Gambar %.E Pemeriksaan 7apang Pandang dengan etode Komputerisasi c @ftalmoskop
16
#iskus optikus memiliki indentasi yang disebut optic cup. Pada keadaan peningkatan tekanan intraokular yang persisten, optic cup menjadi membesar dan dapat dievaluasi dengan oftalmoskop. @ptic cup dapat diperiksa stereoskop dengan pupil yang dilatasi. Hervus opticus menujukkan Iglaucoma memoryJ. Fvaluasi struktur ini akan memberikan informasi pada pemeriksa keruasakan akibat glaukoma terjadi dan berapa jauh kerusakan tersebut. @ptic cup besar yang normal selalu bulat dan elongasi vertikal dari optic cup didapatkan pada mata dengan glaukoma.
5
Gambar %."& #iskus @ptikus Hormal Perubahan
glaukomatosa
pada
nervus
opticus,
glaukoma
menimbulkan perubahan tipikal pada bentuk dari opticus cup. Kerusakan progresiv dari serabut saraf, jaringan fibrosa dan vaskular, serta jaringan glial akan diobservasi. 0trofi jaringan ini akan menyebabkan peningkatan pada ukuran dari optic cup dan wrna diskus optikus menjadi pucat. Perubahan progresiv dari diskus optikus pada glaukoma berhubungan dekat dengan peningkatan defek dari lapang pandang.
5
17
d
Gambar %. "" 7esi Glaukomatosa pada Hervus @pticus 1lit 7amp Kedalaman sentral dan perifer dari ?@0 harus dievaluasi dengan
ketebalan dari kornea. ?@0 yang memiliki kedalam kurang dari kali ketebalan kornea pada bagian sentral disertai kedalam bagian perifer kurang dari ketebalan kornea memberikan kesan sudut yang sempit. *ntuk evaluasi
kedalaman
dari
?@0
dengan
pemeriksaan
slit
lamp
biomiocroscop, pengaturan cahaya yang sempit dipilih. ?ahaya harus mengenai mata pada sudut penglihatan yang sempit dari garis cahaya pemeriksa.5
e
Gambar %."% Fvaluasi Kedalaman ?@0 dengan 1lit 7amp 'luminasi oblik dari ?@0
18
?@0 diiluminasi dengan sinar dari lampu tangensial menuju bidang iris. Pada mata dengan kedalaman ?@0 yang normal, iris tampak seragam saat diiluminasi. Pada mata dengan ?@0 yang dangkal dan sudut yang tertutup baik sebagian ataupun seluruhnya, iris menonjol ke anterior dan tidak seragam saat diiluminasi.
Gambar %." Pemeriksaan Kedalaman ?@0 . Pn&o)atan Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk mengurangi produksi
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan intra okuler. +
19
Gambar %."+ Pilihan 2erapi edikamentosa untuk Glaukoma a
M%ikamntosa
Suprsi pm)ntukan /umor akuus
Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas digunakan untuk terapi glaukoma. @batobat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. 2imolol maleat &,%5) dan &,5), betaksolol &,%5) dan &,5), levobunolol &,%5) dan &,5) dan metipranolol &,) merupakan preparatpreparat yang sekarang tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obat obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahunterutama asmadan defek
20
hantaran jantung. *ntuk betaksolol, selektivitas relatif reseptor "dan afinitas keseluruhan terhadap semua reseptor yang rendahmenurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. #epresi, kacau pikir dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat penghambat beta topikal. ,+ &praklonidin adalah suatu agonis adrenergik L% baru yang menurunkan pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipi"efrin memiliki efek pada pembentukan humor akueus. ,+ nhibitor karbonat anhidrase sistemikaseta-olamid adalah yang paling banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan meta-olamid digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol. @batobat ini mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar +&$&). 0seta-olamid dapat diberikan per oral dalam dosis "%5 %5& mg sampai tiga kali sehari atau sebagai #iamoB 1e=uels 5&& mg sekali atau dua kali, atau dapat diberikan secara intravena (5&& mg!. 'nhibitor karbonat anhidrase menimbulkan efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obat obat ini untuk terapi jangka panjang. ,+ @batobat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor akueus serta menyebabkan dehidrasi korpus vitreum ,+. 0asilitasi aliran kluar /umor akuus @bat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. @bat pilihan adalah pilokarpin, larutan &,5$) yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel +) yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol &,C5) adalah obat kolinergik alternatif. @batobat antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang bekerja paling lama. @batobat ini adalah demekarium bromide &,"%5 dan &,%5)
21
dan ekotiopat iodide &,&&,%5) yang umumnya dibatasi untuk pasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik. Pr/atian9 obatobat antikolinesterase ireversibel akan memperkuat efek suksinilkolin yang diberikan selama anastesia dan ahli anestesi harus diberitahu sebelum tindakan bedah. @bat obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga harus diberitahu kemungkinan ablasio retina. ,+ 1emua obat
parasimpatomimetik
menimbulkan
miosis
disertai
meredupnya penglihatan terutama pada pasien katarak dan spasme akomodatif yang mungkin mengganggu pada pasien muda. ,+ Epinefrin &,%5%) diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran keluar humor akueus dan disertai sedikit penurunan pembentukan humor akueus. 2erdapat sejumlah efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi konjungtiva reflek, endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis dan reaksi alergi.efek samping intraokular yang dapat tejadi adalah edema makula sistoid pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus. 'ipi"efrin adalah suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya. Fpinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera anterior sempit. ,+ Pnurunan 1olum korpus 1itrum @batobat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. 1elain itu, terjadi penurunan produksi humor akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tetutup akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan (disebabkan oleh
22
perubahan volume korpus vitreum atau koroid! dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder!. ,+ Gliserin (gliserol) oral, " m7kg berat dalam larutan 5&) dingin dicampur sari lemon adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada penderita diabetes harus berhatihati. Pilihan lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena. ,+ Miotik, mi%riatik %an siklop&ik Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. #ilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior. ,+ 0pabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, siklopegik (siklopentolat dan atropine! dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus -onularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang. ,+
)
Trapi )%a/ %an lasr
Iri%ktomi %an iri%otomi pri#r 1umbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi
langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduanya menghilang. 3al ini dapat dicapai dengan laser neodinium9 argon atau dengan tindakan iridektomi perifer. 'ridectomy perifer mencegah penahanan iris difistula "&
23
Gambar %."5. iridektomi perifer Tra)kuloplasti lasr Penggunaan laser (biasanya argon! untuk menimbulkan luka bakar melalui
suatu goniolensa ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor akueus karena efek luka bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis 1chlemm serta terjadinya prosesproses selular yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular. 2eknik ini dapat diterapkan untuk berbagai macam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Penelitianpenelitian terakhir memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk terapi awal glaukoma sudut terbuka primer. 5
24
Gambar %."$ 0rgon 7aser 2rabeculoplasty B%a/ %rainas &alukoma 2indakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase
normal, sehingga terbentuk akses langsung humor akueus dari kamera anterior ke jaringan sub2enon dan ruang sub konjungtiva dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. 2rabekulotomi telah menggantikan tindakantindakan drainase full-thickness (misalnya sklerotomi bibir posterior, sklerostomi termal, trefin!. Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan epikslera. 2erapi ajuvan dengan antimetabolit misalnya fluorourasil dan mitomisin berguna untuk memperkecil risiko kegagaln bleb. % Penanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi humor akueus adalah tindakan alternatif untuk mata yang tidak membaik dengan trabekulektomi atau kecil kemungkinannya berespon terhadap trabekulektomi. Pasien dari kelompok terakhir adalah mereka yang mengidap glaukoma sekunder, terutama glaukoma neovaskular, glaukoma yang berkaitan dengan uveitis dan glaukoma setelah tindakan tandur kornea. % Tin%akan Siklo%strukti# Kegagalan terapi medis dan bedah dapat
menjadi
alasan
mempertimbangkan tindakan destruksi korpous siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokular. Krioterapi, diatermik, ultrasonografi frekuensi tinggi dan yang paling mutakhir terapi laser neodinium9Y0G termalmode, dapat diaplikasikan ke permukaan mata tepat di sebelah posterior limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris di bawahnya. :uga sedang diciptakan energi laser argon yang diberikan secara trasnpupilar dan transvitreal langsung ke prosesus siliaris. 1emua teknik siklodestruktif tersebut dapat
25
menyebabkan ftisis dan harus dicadangkan sebagai terapi untuk glaukoma yang sulit diatasi. 2. Komplikasi
2anpa pengobatan glaukoma sudut terbuka dapat bekembang secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. 5 E. Pro&nosis 0pabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatousa luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut walupun tekanan intraokular telah normal!. 0pabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. ,5 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera ditangani dalam %+ 8 +A jam. :ika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. 2etapi bila terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta permanen.
26
BAB III KESIMPULAN
Glaukoma mencangkup beberapa penyakit dengan etiologi yang berbeda dengan tanda umum adanya neuropathy optik yang memiliki karakteristik adanya kelainan pada nervus optikus dan
gambaran gangguan lapang pandang yang
spesifik. Penyakit ini sering tapi tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular. Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis!, glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut!, glaukoma sekunder, dan glaukoma kongenital (glaukoma pada bayi!. Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat sehingga menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan. Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi akut, subakut, kronik, dan iris plateau. Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera ditangani dalam %+ 8 +A jam. :ika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan
progresif.
2etapi
bila
terlambat
ditangani
dapat
mengakibatkan buta permanen
27
Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan intra okuler sesegera mungkin
DA0TA3 PUSTAKA
28
". 'lyas 1. Glaukoma. #alam 9 'lyas 1, Fditor. lmu Penyakit *ata. Edisi +.
,akarta alai penerbit /012 3454. Page9 %"$%%". %. Khaw, P2. P, 1hah. 0D, Flkington. Glaucoma in 9 &# of Eyes. /ourth Edition. 7ondon. ;: Punlishing Group/ %&&+. Page9 5%5E. . 4aughan #, Fva PD. Glaukoma. 'n 9 General 6ftalmologi. Fdisi "+. 7ondon9 c Graw 3ill 7ange / %&&C. Page9 %"%%%+/ %%5. +. ;lanco 0, ?osta P, ilson P. Glaukoma. 'n9 7andbook of Glaucoma. Philadelpia9 2aylor M >rancis Group/ %&&%. Page9 +5. 5. 7ang GK. Glaukoma. 'n 9 6phtalmology & Pocket Textbook &tlasy . Germany 9 Georg 2hieme 4erlag/ %&&C. Page9 %55%CA. $. 1ehu K, willian D7. Glaucoma. 'n 9 6pthalmic Pathology &n lustraed Guide /or #linicans. Hew York. ;:/ %&&&. Page9 "$"+&. C. ing, 071. ?onstable 'an. Glaucoma. 'n9 #olor &tlas 6phtamology. Third Edition. *10. old 1ience/ %&&5. Page9 5$. A. Gessesse, Girum . Karim >.#, 0dvanced Glaucoma. 'n 9 *anagement Pearls. iddle F%ast 0frican :ournal of @pthalmology/ %&". Page9 "" "E. E. 1cholote 2. Ft.al, Glaucoma. 'n9 Pocket &tlas 6phthalmology. #linical $ciences. HewYork.2hieme/ %&&&. Page9 "$+. "&. orrison ?, Pollack P. 1urgycal 2herapy of Glaucoma. 'n9 Glaucoma $cient and Practice. HewYork. 2hieme/ %&&. Page9 +$"+
%$29