BAB I PENDAHULUAN
Selama beberapa abad tuberkulosis merupakan salah satu penyakit terpar terparah ah pada pada manusi manusia. a. Dari Dari semua semua penyak penyakit it infeks infeksi, i, tuberk tuberkulo ulosis sis masih masih merupakan merupakan penyebab penyebab kemati kematian an tersering tersering.. WHO mempre memprediksik diksikan an insidensi insidensi penyakit tuberkulosis ini akan terus meningkat, dimana akan terdapat 12 juta kasus baru dan 3 juta kematian akibat penyakit tuberkulosis setiap tahu tahun. n. Sepe Sepert rtig iga a dari dari peni peningk ngkat atan an juml jumlah ah kasu kasus s baru baru dise disebab babka kan n oleh oleh epidemi H!, dimana tuberkulosis menyebabkan kematian pada satu orang dari tujuh orang yang menderita "DS #oa$him, 2%%&'. ndonesia pada tahun 2%%& menempati peringkat kelima negara dengan insidensi () tertinggi di dunia sebanyak %,3*%,*2 juta setelah ndia #1,+2,- juta', ina #1,11,* juta', "frika "frika Selatan #%,-%%,* #%,-%%,*& & juta', juta', dan /igeria /igeria #%,30%, #%,30%,** ** juta' #WHO, 2%1%'. 2%1%'. Surei Surei esehat esehatan an umah umah (angga angga #S #S(' tahun tahun 1& 1&&* &* menem menempat patkan kan () sebagai penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit kardioaskular dan penyak penyakit it salura saluran n pernap pernapasan asan,, dan merup merupak akan an nomor nomor satu satu terbes terbesar ar dala dalam m kelom elompo pok k
peny penyaki akitt infe infeks ksii #Dep #Depk kes, es,
2%%0 2% %0'. '. (uber uberku kulo losi sis s
dapat dapat
melibatkan berbagai sistem organ di tubuh. 4eskipun () pulmoner adalah yang paling banyak, () ekstrapulmoner juga merupakan salah satu masalah klinis yang penting. stilah () ekstrapulmoner digunakan pada tuberkulosis yang terjadi selain pada paruparu. 1,2 )erdasarkan epidemiologi () ekstrapulmoner merupakan 1*2%5 dari semua kasus () pada pasien H!negatif, dimana limfadenitis () merupakan bentuk terbanyak #3*5 dari semua () ekstrapulmoner'. Sedangkan pada pasien dengan H!positif () ekstrapulmoner adalah lebih dari *%5 kasus (),
dimana
limfadenitis
tetap
yang
terbanyak
yaitu
3*5
dari
()
ekstrapulmoner #Sharma, 2%%-'. 6imfadenitis () lebih sering terjadi pada 7ani 7anita ta
dari daripa pada da
pria pria
deng dengan an
perb perban andi ding ngan an
1,28 1,281 1
#Dan #Danda dapa pat, t, 1& 1&&% &%'. '. 1
)erdasarkan penelitian terhadap data demogra9k +% pasien limfadenitis () didapat -1 orang 7anita dan 1& orang pria dengan rentang umur -%,& : 1+,& #13 ; <<' #=eldma$her, 2%%2'. 3
BAB II PEMBAHASAN
". elenjar =etah )ening elenjar elenjar getah bening terbungkus kapsul 9brosa yg berisi kumpulan sel pemb pemben entu tuk k
pert pertah ahan anan an tubu tubuh h
dan dan
temp tempat at peny penyar arin inga gan n
anti antige gen n
dari dari
pembuluh getah bening yang mele7atinya. >ungsinya adalah sebagai 9lter berb berbaga agaii mikr mikroo oorg rgan anis isme me asing asing dan dan part partik ikel el hasil hasil degr degrad adas asii sel sel atau atau metabolisme.
2
(erdapat kurang lebih +%% =), namun ada daerah yang teraba normal pada orang sehat, yaitu submandibular, a?illary, dan inguinal. *%5 terdapat di kepala @ leher.
3
). De9nisi 6imfadenitis merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening, sedangkan limfadenitis tuber$ulosis #()' merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening yang
disebabkan oleh basil
tuber$ulosis. "pabila peradangan terjadi pada kelenjar limfe di leher disebut dengan s$rofula. 6imfadenitis pada kelenjar limfe di leher inilah yang biasanya paling sering terjadi. stilah s$rofula diambil dari bahasa latin yang berarti pembengkakan kelenjar. nfeksi 4. tuber$ulosis pada kulit disebabkan oleh perluasan langsung tuber$ulosis ke kulit dari struktur dasarnya atau terpajan langsung melalui kontak dengan 4. tuber$ulosis yang disebut dengan s$rofuloderma. 1 -
. Atiologi 6imfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh
infeksi
4y$oba$terium
tuber$ulosis. 4y$oba$terium tergolong dalam family 4y$oba$teri$eae dan ordo "$tinomy$eales. Spesies patogen yang termasuk dalam 4y$oba$terium kompleks, yang merupakan agen penyebab penyakit yang tersering dan terpenting adalah
4y$oba$terium
tuber$ulosis.
Bang tergolong
dalam
4y$oba$terium tuber$ulosis $omple? adalah 4.tuber$ulosae, 4. bois, 4. $aprae, 4. afri$anum, 4. mi$roti, 4. pinnipedii, 4. $anettii. Cembagian tersebut berdasarkan perbedaan epidemiologi.
-
)asil () adalah bakteri aerobi$ obligat berbentuk batang tipis lurus berukuran %,- ? 3 m dan tidak berspora. Cada media buatan berbentuk kokoid dan 9lamentous tampak berariasi dari satu spesies ke spesies lain. 4y$oba$teria
termasuk
4.tuber$ulosis
tidak
dapat
di7arnai
dengan
pe7arnaan gram dan hanya dapat di7arnai dengan pe7arnaan khusus yang sangat kuat mengikat Eat 7arna tersebut sehingga tidak dapat dilunturkan 7alaupun menggunakan asam alkohol, sehingga dijuluki bakteri tahan asam. 4. tuber$ulosis mudah mengikat pe7arna Fiehl/eelsen atau karbol fu$hsin.Dinding bakteri 4y$oba$teria kaya akan lipid yang terdiri dari asam mikolat, lilin, dan fosfat. 4uramil dipeptida yang membuat kompleks dengan asam mikolat dapat menyebabkan pembentukan granuloma. 6ipid inilah yang bertanggung ja7ab pada sifat tahan asam bakteri 4y$oba$teria.-
*
D. Cenularan (uberkulosis Cenularan tuberkulosis melalui berbagai $ara, yaitu le7at udaraG droplet nu$lei dengan diameter 3* m #&%5' dengan jarak 1* meter, dapat juga #jarang' melalui kontak langsung kulitG lukaG le$et, dan kongenital, minum susu terkontaminasi basil #4. bois'. )asil tetap hidup dan irulen dalam keadaan kering beberapa minggu, mati dalam $airan dengan suhu +%o selama 1*2% menit. )asil tidak membentuk toksin. Cenularan pada umumnya berasal dari () de7asa dengan )(" #I'.3,-
>aktor yang berpengaruh dalam penularan () menurut )eyers et al #2%%-' adalah8 DosisG jumlah paparan onsentrasi kuman di udara !irulensi kuman DurasiG lama pajanan eadaan imunitas host
+
A. Catogenesis Se$ara umum penyakit tuberkulosis dapat diklasi9kasikan menjadi () pulmoner dan (b ekstrapulmoner. () pulmoner dapat diklasi9kasikan menjadi () pulmoner primer dan () pulmoner postprimer #sekunder'. )asil tuber$ulosis juga dapat menginfeksi organ lain selain paru, yang disebut sebagai () ekstrapulmoner. Organ ekstrapulmoner yang sering diinfeksi oleh basil tuberkulosis adalah kelanjar getah bening, pleura, saluran kemih, tulang, menigens, peritoneum, dan peri$ardium.
*
() primer terjadi pada saat seseorang pertama kali terpapar terhadap basil tuberkulosis. )asil () ini masuk ke paru dengan $ara inhalasi droplet. Sampai di paru, basil () ini akan difagosit oleh makrofag dan akan mengalami dua kemungkinan. Certama, basil () akan mati difagosit oleh makrofag. edua, basil () akan dapat bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag sehingga basil () akan dapat menyebar se$ara limfogen, perkontinuitatum, bronkogen, bahkan hematogen. Cenyebaran basil () ini pertama sekali se$ara limfogen menuju kelenjar limfe regional di hilus, di mana penyebaran basil () tersebut akan menimbulkan reaksi inJamasi di sepanjang
saluran
limfe
#limfangitis'
dan
kelenjar
limfe
regional
#limfadenitis'. Cada orang yang mempunyai imunitas baik, dalam 7aktu 3minggu setelah ineksi akan terbentuk imunitas seluler. munitas seluler ini akan membatasi penyebaran basil () dengan $ara menginaktiasi basil () 0
dalam makrofag membentuk suatu fo$us primer yang disebut fo$us =hon. >okus =hon bersamasama dengan limfnagitis dan limfadenitis regional disebut dengan komplek =hon. (erbentuknya fo$us =hon mengimplikasikan dua hal penting. Certama, fo$us =hon berarti dalam tubuh seseorang sudah terdapat imunitas seluler yang spesi9k terhadap basil (). edua, fo$us =hon merupakan suatu lesi penyembuhan yang didalamnya berisi basil () dalam keadaan laten yang dapat bertahan hidup dalam beberapa tahun dan bisa tereaktiasi kembali menimbulkan penyakit.
*
Kika terjadi reaktiasi atau reinfeksi basil () pada orang yang sudah memiliki imunitas seluler, hal ini disebut dengan ()post primer. "danya imunitas seluler akan mebatasi penyebaran basil () lebih $epat daripada () primer disertai dengan pembentukan jaringan keju #kaseosa'. Sama seperti pada (b primer, basi$ () pada () postprimer dapat menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe lalu ke semua organ. elenjar limfe hilus, mediastinal, dan paratrakeal merupakan tempat penyebaran pertama dari infeksi () pada parenkim paru. * )asil () juga dapat menginfeksi kelenjar limfe tanpa terlebih dahulu menginfeksi paru. )asil () ini akan berdiam di mukosa orofaring setelah basil () masuk melalui inhalasi droplet. Di mukosa orofaring basil () akan difagosit oleh makrofag dan di ba7a ke tonsil, selanjutnya akan di ba7a ke kelenjar limfe di leher.
*
<
>. 4anifestasi linis 6imfadenitis
adalah
presentasi
klinis
paling
sering
dari
()
ekstrapulmoner. 6imfadenitis () juga dapat merupakan manifestasi lokal dari penyakit sistemik. Casien biasanya datang dengan keluhan pembesaran kelenjar getah bening yang lambat. Cada pasien limfadenitis () dengan H! negatif, limfadenopati leher terisolasi adalah manifestasi yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 2G3 pasien. Oleh karena itu, infeksi mikobakterium harus menjadi salah satu diagnosis banding dari pembengkakan kelenjar getah bening, terutama pada daerah yang endemis. Durasi gejala sebelum diagnosis berkisar dari beberapa minggu sampai beberapa bulan.* 6imfadenitis () paling sering melibatkan kelenjar getah bening serikalis,
kemudian
diikuti
berdasarkan
frekuensinya
oleh
kelenjar
mediastinal, aksilaris, mesenterikus, portal hepatikus, perihepatik dan kelenjar inguinalis.
*
6okasi limfadenitis meliputi8 1. 6imfadenitis daerah kepala dan leher elenjar getah bening serikal teraba pada sebagian besar anak, tetapi ditemukan juga pada *+5 orang de7asa. Cenyebab utama limfadenopati serikal adalah infeksiL pada anak, umumnya berupa infeksi irus akut yang s7asirna.
Cada
infeksi
mikobakterium
atipikal,
$ats$rat$h
disease,
toksoplasmosis, limfadenitis iku$hi, sarkoidosis, dan penyakit a7asaki, limfadenitis
dapat
berlangsung
selama
beberapa
bulan.
6imfadenitis
supraklaikula kemungkinan besar #*-5<*5' disebabkan oleh keganasan.3 elenjar getah bening serikal yang mengalami inJamasi dalam beberapa hari,
kemudian
berJuktuasi
#terutama
pada
anakanak'
khas
untuk
limfadenitis akibat infeksi sta9lokokus dan streptokokus.1 elenjar getah bening serikal yang berJuktuasi dalam beberapa minggu sampai beberapa &
bulan tanpa tandatanda inJamasi atau nyeri yang signi9kan merupakan petunjuk infeksi mikobakterium, mikobakterium atipikal atau )artonella henselae #penyebab $at s$rat$h disease'.1 elenjar getah bening serikal yang keras, terutama pada orang usia lanjut dan perokok menunjukkan metastasis keganasan kepala dan leher #orofaring, nasofaring, laring, tiroid, dan esofagus'. 6imfadenitis serikal merupakan manifestasi limfadenitis tuberkulosa yang paling sering #+3005 kasus', disebut skrofula. elainan ini dapat juga disebabkan oleh mikobakterium nontuberkulosa.2 2. 6imfadenitis epitroklear (erabanya
kelenjar
getah
bening
epitroklear
selalu
patologis.
Cenyebabnya meliputi infeksi di lengan ba7ah atau tangan, limfoma, sarkoidosis, tularemia, dan si9lis sekunder.1 3. 6imfadenitis aksila Sebagian besar limfadenitis aksila disebabkan oleh infeksi atau jejas pada ekstremitas atas. "denokarsinoma payudara sering bermetastasis ke kelenjar getah bening aksila anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum ditemukannya tumor primer. 6imfoma jarang bermanifestasi sejak a7al atau, kalaupun bermanifestasi, hanya di kelenjar getah bening aksila. 6imfadenitis antekubital atau epitroklear dapat disebabkan oleh limfoma atau melanoma di ekstremitas, yang bermetastasis ke kelenjar getah bening ipsilateral. 3 -. 6imfadenitis supraklaikula 6imfadenitis
supraklaikula
mempunyai
keterkaitan
erat
dengan
keganasan. Cada penelitian, keganasan ditemukan pada 3-5 dan *%5 penderita. isiko paling tinggi ditemukan pada penderita di atas usia -% tahun.1 6imfadenitis supraklaikula kanan berhubungan dengan keganasan di mediastinum, paru, atau esofagus. 6imfadenitis supraklaikula kiri #nodus !ir$ho7' berhubungan dengan keganasan abdominal #lambung, kandung empedu, pankreas, testis, oarium, prostat'.1%
*. 6imfadenitis inguinal 6imfadenitis inguinal sering ditemukan dengan ukuran 12 $m pada orang normal, terutama yang bekerja tanpa alas kaki. 6imfadenitis reaktif yang jinak dan infeksi merupakan penyebab tersering limfadenitis inguinal. 6imfadenitis inguinal jarang disebabkan oleh keganasan. arsinoma sel skuamosa pada penis dan ula, limfoma, serta melanoma dapat disertai limfadenitis inguinal. 6imfadenitis inguinal ditemukan pada *<5 penderita karsinoma penis atau uretra.* +. 6imfadenitis generalisata 6imfadenitis generalisata lebih sering disebabkan oleh infeksi serius, penyakit autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan limfadenitis lokalisata. Cenyebab jinak pada anak adalah infeksi adenoirus. 6imfadenitis generalisata dapat disebabkan oleh leukemia, limfoma, atau penyebaran kanker padat stadium lanjut. 6imfadenitis generalisata pada penderita "DS dapat terjadi karena tahap a7al infeksi H!, tuberkulosis, kriptokokosis, sitomegaloirus, toksoplasmosis, dan sarkoma aposi.3 6okasi kelenjar getah bening daerah leher dapat dibagi menjadi + leel. Cembagian ini berguna untuk
memperkirakan
sumber
keganasan
primer
yang
mungkin
bermetastasis ke kelenjar getah bening tersebut dan tindakan diseksi leher.+ 4enurut Sharma #2%%&', pada pasien dengan H!negatif maupun H!positif, kelenjar limfe serikalis adalah yang paling sering terkena, diikuti oleh kelenjar limfe aksilaris dan inguinalis.
+
Cembekakan kelenjar limfe dapat terjadi se$ara unilateral atau bilateral, tunggal maupun multiple, di mana benjolan ini biasanya tidak nyeri dan berkembang se$ara lambat dalam hitungan minggu sampai bulan, dan paling sering berlokasi di region serikalis posterior dan yang lebih jarang di region supraklaikular.
*
11
eterlibatan multifokal ditemukan pada 3&5 pasien H!negatif dan pada &%5 H!positif. Cada pasien H!positif, keterlibatan multifokal, limfadenopati intratorakalis dan intraabdominal serta () paru adalah sering ditemukan. + )eberapa pasien dengan limfadenitis () dapat menunjukkan gejala sistemik yaitu seperti demam, penurunan berat badan, fatigue dan keringat malam. 6ebih dari *05 pasien tidak menunjukkan gejala sistemik.
*
4enurut Kones dan ampbell dalam 4ohapatra #2%%&' limfadenopati tuberkulosis perifer dapat diklasi9kasikan ke dalam lima stadium yaitu8 1. Stadium 1, pembesaran kelenjar berbatas tegas, mobile dan diskret 2. Stadium 2, pembesaran kelenjar yang kenyal serta ter9ksir ke jaringan sekitar oleh karena adanya periadenitis 3. Stdium 3, perlunakan di bagian tengah kelenjar #$entral softening' akibat pembentukan abses -. Stadium -, pembentukan $ollarstud abs$ess *. Stadium *, pembentukan traktus sinus =ambaran klinis limfadenitis () bergantung pada stadium penyakit. elenjar limfe yang terkena biasanya tidak nyeri ke$uali, terjadi infeksi sekunder bakteri, pembesaran kelenjar yang $epat atau koinsidensi dengan infeksi H!. "bses kelenjar limfe dapat pe$ah, dan kemudian kadangkadang dapat terjadi sinus yang tidak menyembuh se$ara kronis dan pembentukan ulkus. Cembentukan 9stula terjadi pada 1%5 dari limfadentis () serikalis. *
12
Skrofuloderma adalah infeksi mikobakterial pada kulit yang disebabkan oleh perluasan langsung infeksi () ke kulit dari struktur diba7ahnya atau oleh paparan langsung terhadap basil (). * 6imfadenitis mediastinal lebih sering terjadi pada anakanak. Cada de7asa limfadenitis mediastinal jarang menunjukkan gejala. 4anifestasi yang jarang terjadi pada pasien dengan keterlibatan
kelenjar
oesophagomediastinal,
limfe dan
mediastinal 9stula
termasuk
disfagia,
tra$heooesophageal.
9stula
Cembengkakan
kelenjar limfe mediastinal dan abdomen atas juga dapat menyebabkan obstruksi duktus torasikus dan $hylothora?, $hylous as$ites ataupun $hyluria. Cada keadaan tertentu, obstruksi biliaris akibat pembesaran kelenjar limfe dapat menyebabkan obstru$tie jaundi$e. (amponade jantung juga pernah dilaporkan terjadi akibat limfadenitis mediastinal.
*
Cembengkakan kelenjar getah bening yang berukuran 2 $m biasanya disebabkan oleh 4. tuber$ulosis. Cembengkakan yang berukuran M 2 $m biasanya disebabkan oleh mikobakterium atipik, tetapi tidak menutup kemungkinan pembengkakan tersebut disebabkan oleh 4. tuber$ulosis. * =. Diagnosis Nntuk mendiagnosa limfadenitis () dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan 9sik yang lengkap. Selain itu ditunjang oleh pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan mikrobiologi, tes tuber$ulin, pemeriksaan sitologi, dan pemeriksaan radiologis. Cemeriksaanpemeriksaan tersebut penting untuk membantu dalam membuat diagnosis a7al yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan pengobatan sebelum diagnosis akhir dapat dibuat berdasarkan biopsi dan kultur. Selain itu, juga penting
untuk
membedakan
jenis
penyebab
infeksi
apakah
karena
mikobakterium tuberkulosis atau nontuberkulosis. )eberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa limfadenitis () 8 a. Cemeriksaan 4ikrobiologi
13
Cemeriksaan
mikrobiologi
yang
meliputi
pemeriksaan
mikroskopis dan kultur. Cemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pe7arnaan Fiehl /eelsen. Spesimen untuk pe7arnaan dapat diperoleh dari sinus atau biopsy aspirasi. Dengan pemeriksaan ini kita dapat memastikan adanya basil mikobakterium pada spesimen, diperlukan minimal 1%.%%% basil () agar per7arnaan dapat positif.
*
ultur juga dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis limfadenitis (). "danya 1%1%% basilGmm3 $ukup untuk membuat hasil kultur positif. Hasil kultur positif hanya pada 1%+&5 kasus. )erbagai media dapat digunakan seperti Cetregnani, (rudeau, 4iddlebrook, dan)a$te$ (). Diperlukan 7aktu beberapa minggu untuk mendapatkan hasil kultur. Cada adenitis tuberkulosa, 4.tuber$ulosis adalah penyebab tersering,diikuti oleh 4.bois.
*
b. (es (uberkulin (uberkulin adalah komponen protein kuman () yang mempunyai sifat antigenik yang kuat. Kika disuntikkan se$ara intrakutan kepada seseorang yang telah terinfeksi () #telah ada kompleks primer dalam tubuhnya dan telah terbentuk imunitas selular terhadap ()', maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan. ndurasi ini terjadi
karena
asodilatasi
lokal,
edema,
endapan
9brin
dan
terakumulasinya selsel inJamasi di daerah suntikan.Se$ara umum, hasil uji tuberkulin dengan diameter indurasi 1% mm dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya. Hasil positif ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi () alamiah, tetapi masih mungkin disebabkan oleh imunisasi )a$ille almette=uerin #)=' atau infeksi 4. atipik. )= merupakan infeksi () buatan dengan kuman 4. bois
yang
dilemahkan,
sehingga
kemampuannya
dalam
menyebabkan reaksi tuberkulin menjadi positif, tidak sekuat infeksi alamiah.-,* 1-
$. Nji nterferon Cemeriksaan =" #interferon gamma release assay' didasarkan pada adanya pelepasan sitokin inJamasi yang dihasilkan oleh sel ( limfosit
yang
sebelumnya
telah
tersensitisasi
oleh
antigen
4.
tuber$ulosis. Cada uji >/P, limfosit darah tepi distimulasi se$ara in itro dan kadar >/P yang dihasilkan oleh sel limfosit ( yang telah tersensitisasi oleh antigen protein spesi9k 4. tuber$ulosis yaitu early se$retory antigeni$ target+ #AS"(+' dan $ulture 9ltrate protein1% #>C1%'. Hasil pemeriksaan ini belum dapat membedakan infeksi saja atau ada penyakit ().Cemeriksaan =" ini memiliki spesi9tas lebih tinggi daripada uji tuberkulin karena tidak ada reaksi silang dengan aksinasi )= dan infeksi mikobakterium atipik. "da 2 ma$am pemeriksaan =", yaitu Quantiferon () gold dan (spot(). Ruantiferon ()gold mengukur jumlah >/P dengan A6S" yang dinyatakan dalam pgGml atau NGml. ( spot() menghitung jumlah >/P se$reting ($ell berupa titiktitik #spot foaming $ells'. Cemeriksaan =" belum dibuktikan hasilnya pada anakanak.d. Serologi )erbagai penelitian dan pengembangan pemeriksaan imunologi antigenantibodi
spesi9k
untuk
4.
tuber$ulosis
A6S"
dengan
menggunakan CCD, "+%, 3
pemeriksaan
serologis
yang
ada8
C"C
(),
my$odot,
immuno$hromatographi$ test #(', dan lainlain masih belum bisa membedakan antara infeksi () dan sakit (). (es serologis ini memiliki sensitiitas 1&+<5 dan spesi9tas -%&<5. -,*
1*
d. Pemeriksaan Radiologis Foto toraks, USG, CT scan dan MRI leher dapat dilakukan untuk membantu diagnosis limadenitis T!. Foto toraks dapat menun"ukkan kelainan #ang konsisten dengan T! paru pada $%&'() kasus. *esi T! pada oto toraks lebih sering ter"adi pada anak&anak dibandingkan de+asa, #aitu sekitar $) kasus. USG kelen"ar dapat menun"ukkan adan#a lesi kistik multilokular singular atau multipel hipoekhoik #ang dikelilingi oleh kapsul tebal -!a#ait, '((%/. Pemeriksaan dengan USG "uga dapat dilakukan untuk membedakan pen#ebab pembesaran kelen"ar -ineksi T!, metastatik, l#mphoma, atau reakti hiperplasia/. Pada pembesaran kelen"ar #ang disebabkan oleh ineksi T! biasan#a ditandai dengan usion tendenc#, peripheral halo, dan internal echoes. Pada CT scan, adan#a massa nodus konglumerasi dengan lusensi sentral, adan#a cincin irregular pada contrast enhancement serta nodularitas didalamn#a, dera"at homogenitas #ang ber0ariasi, adan#a maniestasi inlamasi pada lapisan dermal dan subkutan mengarahkan pada limadenitis T!. Pada MRI didapatkan adan#a massa #ang diskret, konglumerasi, dan konluens. Fokus nekrotik, "ika ada, lebih sering ter"adi pada daerah perier dibandingkan sentral, dan hal ini bersama&sama dengan edema "aringan lunak membedakann#a dengan kelen"ar metastatik .%
e. Catologi "natomi Cemeriksaan C" dapat menunjukkan gambaran granuloma yang ukurannya ke$il, terbentuk dari agregasi sel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. =ranuloma tersebut mempunyai karakteristik perkijuan atau area nekrosis kaseosa di tengah granuloma. =ambaran khas lainnya adalah ditemukannya multinu$leated giant $ell #sel datia 6anghans'.
Diagnosis
histopatologi
dapat
ditegakkan
dengan
menemukan perkijuan #kaseosa', sel epiteloid, limfosit, dan sel datia 6anghans. adang dapat ditemukan juga )(".-,+
1+
endala pemeriksaan C" adalah sulitnya didapatkan spesimen yang representatif. Spesimen yang paling mudah dan paling sering diperiksa adalah limfadenopati kolli. dealnya kelenjar diambil se$ara utuh
agar
gambaran
histopatologi
yang
khas
dapat
terlihat.
Cemeriksaan C" kelenjar limfe ini mempunyai peran$u, yaitu infeksi 4. atipik dan limfadenitis )= yang se$ara histopatologi sulit dibedakan dengan ().-,+ H. Cenatalaksanaan Cenatalaksanaan limfadenitis () se$ara umum dibagi menjadi dua bagian, yakni se$ara farmakologis dan non farmakologis. (erapi non farmakologis adalah dengan pembedahan, sedangkan terapi farmakologis memiliki prinsip dan regimen obatnya yang sama dengan tuberkulosis paru.
0
a. (erapi /on >armakologis Cembedahan
bukan
pilihan
terapi
yang
pembedahan yang dapat dilakukan adalah dengan8
utama.
Crosedur
0
1. )iopsi eksisional 8 6imfadenitis yang disebabkan oleh karena atypi$al my$oba$teria 2. "spirasi 3. nsisi dan drainase ndikasi pembedahan pada limfadenitis adalah ketika pusat radang tuberkulosis sudah terdiri dari pengejuan dan dikelilingi jaringan 9brosa. "danya jaringan nekrosis akan menghambat penetrasi antibiotik ke daerah radang sehingga pembasmian kuman tidak efektif. Oleh karena itu sarang infeksi di berbagai organ misalnya kaerne di paru dan debris di tulang harus dibuang. Kadi, tindak bedah menjadi
10
syarat mutlak untuk hasil baik terapi medis. Selain itu tindak bedah juga diperlukan untuk mengatasi penyulit, misalnya pada tuberkulosis paru
yang
menyebabkan
destruksi
luas
dan
empiema,
pada
tuberkulosis usus yang menimbulkan obstruksi atau perforasi, dan osteitis atau artritis tuberkulosa yang menimbulkan $a$at. 0 b. (erapi >armakologis Cerhimpunan
Dokter
Caru
ndonesia
#CDC'
#2%11'
mengklasi9kasikan limfadenitis () ke dalam () ekstra paru dan mendapat terapi Obat "nti (uberkulosis #O"(' ategori . egimen obat yang digunakan adalah 2HFAG-H33. Obat yang digunakan adalah ifampisin, soniaEid, CiraEinamid, dan Atambutol. <
Crinsipprinsip
yang
digunakan
efekti9tas pengobatan () adalah8
dalam
rangka
memperoleh
<
1. 4enghindari penggunaan monoterapi. Obat "nti (uberkulosis #O"(' diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dengan jumlah dan dosis yang tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk men$egah timbulnya kekebalan terhadap O"(. 2. Nntuk
menjamin kepatuhan penderita
dalam
menelan
obat,
pengobatan dilakukan dengan penga7asan langsung #DO(
1<
Dire$tly Obsered (reatment' oleh seorang Cenga7as 4enelan Obat #C4O'. 3. Cengobatan () diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. #a'. (ahap ntensif
<
#1'. Cada tahap intensif #a7al' penderita mendapat obat setiap hari dan perlu dia7asi se$ara langsung untuk men$egah terjadinya kekebalan obat. #2'. )ila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan se$ara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun 7aktu 2 minggu. #3'. Sebagian besar penderita () )(" positif menjadi )(" negatif #konersi' dalam 2 bulan #b'. (ahap 6anjutan < #1'. Cada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka 7aktu yang lebih lama #2'. (ahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
#dormant'
sehingga
men$egah
terjadinya
kekambuhan egimen pengobatan yang digunakan adalah8 #1'. ategori 1 #2HFAG-H33' (ahap intensif terdiri dari ifampisin, soniaEid, CiraEinamid, dan Atambutol diberikan setiap hari selama 2 bulan. emudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri
1&
dari ifampisin dan soniaEid diberikan tiga kali dalam seminggu selama - bulan. Caduan O"( ini diberikan untuk pasien baru8 Casien baru () paru )(" positif Casien () paru )(" negatif foto toraks positif Casien (b ekstra paru
#2'. ategori 2 #2HFAS G HFA G *H33A3' (ahap intensif terdiri dari ifampisin, soniaEid, CiraEinamid, Atambutol,dan Streptomisin. Obat ini diberikan setiap hari selama 2 bulan dengan diikuti pengobatan dengan regimen yang sama, tanpa disertai Streptomisin selama satu bulan. emudian diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari ifampisin, soniaEid, dan Atambutol selama * bulan diberikan 3 kali seminggu. Obat ini diberikan untuk 8 Casien kambuh
2%
Caien gagal
Casien
dengan
pengobatan
setelah
putus
berobat
#default'
Nntuk pasien yang berumur +% tahun ke atas dosis maksimal
untuk
Streptomisin
adalah
*%%
mg
tanpa
memperhatikan berat badan Nntuk perempuan hamil lihat pengobatan () dalam keadaan khusus ara melarutkan streptomisin ial 1 gram yaitu dengan menambahkan aQuabidest sebanyak 3,0
ml sehingga
menjadi - ml #1 ml 2*% mg' 21
K. Afek Samping Obat "nti (uberkulosis
Kika seorang pasien dalam pengobatan O"( mulai mengeluh gatal gatal singkirkan dulu kemungkinan penyebab lain Casien diberikan terlebih dahulu antihistmin, sambil meneruskan O"( dengan penga7asan ketat 22
"pabila gatalgatal tersebut terjadi pada sebagian pasien hilang, namun pada sebagian pasien malahan terjadi suatu kemerahan kulit, hentikan semua O"( dan tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang Kika gejala efek samping ini bertambah berat, pasien perlu dirujuk.
. Crognosis Crognosis dipengaruhi oleh beberapa hal seperti apakah pasien merupakan pasien imunokompeten, usia, serta ri7ayat pengobatan sebelumnya. ndeks massa tubuh yang melambangkan status giEi juga menjadi faktor yang mempengaruhi prognosis.<
23
DAFTAR PUSTAKA
1. "maylia O. Cendekatan Diagnosis 6imfadenopati. Kakarta8 ermin Dunia edokteran2%%&, ol -%, no. -%. 2%13. 2. >let$her H. Aaluation of peripheral lymphadenitis in adults TnternetU. 2%1% Sep T$ited 2%1- Kune 20U. "ailable from8 777.uptodate.$om. 3. >errer . 6ymphadenitis8 DiVerential diagnosis and ealuation. "m >am Chysi$ian. 2%13L*<8131*. -. )aEemore "W. Smu$ker D. 6ymphadenitis and malignan$y. "m >am Chysi$ian. 2%12L++821%31%. *. Spelman D. (uber$ulous lymphadenitis. 2%13 Sep T$ited 2%1- Kune 20U. "ailable from8 777.uptodate.$om. +. obbins (, layman =, 6eine C", 4edina K, Sessions . /e$k dissetion $lasi9$ation update. eision proposed by the "meri$an Head and /e$k So$iety and the "meri$an "$ademy of OtolaryngologyHead and /e$k Surgery. "r$h Otolaryngol Head /e$k Surg. 2%12L12<80*1<. 0. umar, !inary, otran, amEi S., obbins, Stanley 6. 6imfadenitis (uberkulosis. Dalam 8 )uku "jar Catologi Adisi !ol.2. Kakarta 8 A=, 2%118 31+*3. <. World Health OrganiEation. =lobal (uber$ulosis ontrol. =enea 8 World Health OrganiEation. 2%13.
2-