PRESENTASI KASUS “PURPURA SENILIS”
Pembimbing: dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK
oleh : Sri Nurhayati G4A016045
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2017
LEMBAR PENGESAHAN Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus yang berjudul: “PURPURA SENILIS”
Disusun oleh : Sri Nurhayati G4A016045 Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu tugas di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Purwokerto,
Agustus 2017
Pembimbing,
dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK NIP. 19790622 201012 2 001
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, nikmat, serta kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga presentasi kasus yang berjudul “Purpura Senilis” ini dapat diselesaikan. Laporan presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas di Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
2
Purwokerto. Penulisan presentasi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK selaku dosen pembimbing; 2. Dokter-dokter spesialis kulit dan kelamin di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto; 3. Orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan yang tidak pernah henti diberikan kepada penulis; 4. Rekan-rekan co-assisten Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dari FK Unsoed. 5. Seluruh pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini. Dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan datang. Semoga laporan presentasi kasus ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam maupun di luar lingkungan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Purwokerto,
Agustus 2017
Sri Nurhayati
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. KATA PENGANTAR.......................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................ II. LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien............................................................................................... B. Anamnesis...................................................................................................... C. Pemeriksaan Fisik........................................................................................... D. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. F. Resume...........................................................................................................
2 3 4 5 5 6 7 8 3
G. Diagnosis Banding......................................................................................... 8 H. Diagnosis Kerja.............................................................................................. 8 I. Terapi.............................................................................................................. 8 J. Prognosis........................................................................................................ 9 III. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi........................................................................................................... 10 B. Epidemiologi.................................................................................................. 10 C. Etiopatogenesis............................................................................................... 10 D. Manifestasi Klinis........................................................................................... 11 F. Diagnosis Banding......................................................................................... 12 G. Penatalaksanaan.............................................................................................. 12 H. Prognosis........................................................................................................ 13 IV. PEMBAHASAN............................................................................................. 14 V. KESIMPULAN................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18
4
II. LAPORAN KASUS A. Identitas Nama Usia Jenis Kelamin Agama Alamat Tanggal Periksa No Jaminan
: Tn. F : 61 tahun : Laki-Laki : Islam : Kalierang RT 04/01, Bumiayu, Kab. Brebes : 12 Agustus 2017 : 02017774
B. Anamnesis Keluhan Utama: Muncul bercak merah kehitaman di daerah tangan kanan dan kiri. Keluhan Tambahan: Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10 Agustus 2017 dengan kondisi tidak sadar sejak 1 hari yang lalu dan susp. SNH. Pasien datang dengan keluhan muncul bercak merah kehitaman di daerah tangan kanan dan kaki. Keluhan awalnya muncul sudah sejak 6 bulan yang lalu dan hanya terdapat 1-2 buah bercak merah kehitaman namun semakin hari semakin meluas dan menyebar ke seluruh tangan kanan dan kiri. Bercak merah kehitaman semakin memberat saat pasien berada di rumah sakit dan diberikan obat-obatan steroid. Pasien belum pernah melakukan pengobatan untuk keluhan kulitnya tersebut sebelumnya. Riwayat Penyakit Dahulu : - Riwayat keluhan serupa belum pernah dialami pasien. - Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal - Riwayat alergi baik pada makanan ataupun obat-obatan disangkal. - Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal - Riwayat DM dan kolesterol tinggi diakui. - Riwayat kontak bahan-bahan iritatif disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) - Penyakit serupa pada anggota keluarga disangkal. - Riwayat alergi pada anggota keluarga disangkal. - Riwayat penyakit sistemik pada anggota keluarga disangkal. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal bersama dengan istrinya dalam rumah berukuran 7x10 m2. Pasien adalah seorang petani dan istrinya adalah ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS non PBI. C. Pemeriksaan Fisik
5
Keadaan umum Kesadaran Vital sign Tekanan Darah Nadi Respiratory Rate Suhu Status generalis
: Jelek : Sopor/E3M4V2
Kepala
: Mesochepal, rambut hitam, dengan distribusi merata
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
: 120/ 70 mmHg : 58 x/menit, regular, isi tegangan cukup : 16 x/menit, kedalaman cukup, reguler : 36, 4oC peraksila
kelopak mata edema (-/-) Hidung
: Simetris, deviasi septum nasi (-), Sekret (-)
Telinga
: Bentuk daun telingan normal, secret (-)
Mulut
: Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Thorax
: Simetris, Retraksi (-), Ketertinggalan Gerak (-) Paru {Vesikuler (+/+), Rbk (-/-), Rbh (-/-), Wh (-/-)} Jantung {BJ I dan II reguler, Gallop (-), Murmur (-)}
Abdomen
: Datar, BU (+) normal, timpani, supel, nyeri tekan (-)
Extremitas
: Akral hangat, sianosis (-), kelemahan (-), edema (-), capillary refill time < 2 detik
Status dermatologis
Lokasi
: Regio antebrachii dextra et sinistra
6
Efloresensi
: Makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat.
D. Pemeriksaan Penunjang Hasil laboratorium tanggl 9 Agustus 2017 Hemoglobin
: 11.4
Hematokrit
: 31% (L)
Eritrosit
: 3.2 (L)
Leukosit
: 6370
Trombosit
: 583000 (H)
Albumin
: 3.3 (L)
Globulin
: 4.4 (H)
SGOT
: 54 (H)
SGPT
: 18
Ureum
: 60.2 (H)
Creatinin
: 2.21 (H)
Hasil laboratorium tanggal 5 Agustus 2017 Total protein
: 6.49
Albumin
: 2.42 (L)
Globulin
: 4.07 (H)
Kesimpulan
:
Hasil
laboratorium
menunjukkan
trombositosis
dan
hipoalbumin. E. Resume Pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10 Agustus 2017 dengan kondisi tidak sadar sejak 1 hari yang lalu dan susp. SNH. Pasien datang dengan keluhan muncul bercak merah kehitaman di daerah tangan kanan dan kaki. Keluhan awalnya muncul sudah sejak 6 bulan yang lalu dan hanya terdapat 1-2 buah bercak merah kehitaman namun semakin hari semakin meluas dan menyebar ke seluruh tangan kanan dan kiri. Bercak merah kehitaman semakin memberat saat pasien berada di rumah
7
sakit dan diberikan obat-obatan steroid. Pasien belum pernah melakukan pengobatan untuk keluhan kulitnya tersebut sebelumnya. Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan pasien dalam keadaan umum jelek, kesadaran sopor, status generalis dalam batas normal. Status dermatologis didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di regio antebrachii dextra et sinistra F. Diagnosis Banding - Purpura thrombocytopenic idiopatik - Vaskulitis alergik - Dermatitis medikamentosa G. Diagnosis Kerja Purpura Senilis H. Penatalaksanaan 1. Non medikamentosa a. Anjurkan pasien untuk selalu berhati-hati dalam meminum obat. b. Anjurkan pasien untuk menggunakan perlindungan sinar matahari saat berada di luar ruangan. c. Anjurkan pasien untuk memakai pelembab kulit untuk membantu melindungi kulit. d. Motivasi pasien untuk diet lunak dan banyak minum. e. Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. 2. Medikamentosa a. O2 4 lpm NK b. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm c. Inj Ceftriaxon 2x1 g IV d. Inj Citicolin 4x250 mg e. Inj Ranitidin 2x1 amp f. KCL 25 meq/12jam g. KSR 2x1 tab h. Aspilet 1x80 i. Aspirin 2x250mg per hari j. Salep (desoksimetason cream II + Asam salisilat 3% + LCD 5% + Soft U Derm II) 2x1 dioleskn pada lesi I. Prognosis 1. Quo Ad vitam : ad bonam 2. Quo Ad fungsionam : ad bonam 3. Quo Ad sanationam : Dubia ad bonam 4. Quo Ad cosmeticam : Dubia ad bonam 8
9
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan orang yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah yang telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma ringan (Marie etal., 2017). B. Epidemiologi
Purpura senilis merupakan suatu penyakit yang umum. Biasanya ditemukan pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical kortikoteroid serta antikoagulan (Braun etal., 2000). Pada individu dengan usia lebih dari 50 tahun memiliki kemungkinan terkena purpura senilis sebesar 10 %, presentase tersebut sebanding antara lakilaki dan perempuan. Sumber lain mengatakan insiden bervariasi sehubungan dengan usia. Sekitar 2% dari mereka yang berusia 60-70 tahun dan sebanyak 25% dari mereka yang berusia 90-100 tahun dapat memiliki lesi purpura (Ken, 2014 & Schwartz, 2017). C. Etiopatogenesis
Paparan sinar matahari terus menerus merupakan suatu faktor utama terjadinya purpura senilis yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat pada kulit sehingga menahan aliran darah menuju kedalam matrix kulit akibatnya jaringan kulit semakin tipis dan dinding pembuluh darah akan semakin mudah pecah, diperparah jika adanya trauma mekanis yang merupakan suatu pencetus sehingga mempercepat terjadi pecahnya pembuluh darah. Pada individu dengan pemakaian kortikosteroid sistemik maupun topikal dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan dinding pembuluh darah mudah pecah, karena obat-obatan tersebut dapat menghambat sintesis kolagen sehingga dapat menimbulkan suatu kerusakan kulit (Ken, 2014). Penyebab lainnya yaitu akibat dari trombositopenia atau jumlah trombosit rendah dibawah normal, adanya penyakit atau kelainan pada jaringan ikat dan defisiensi vitamin C. Diabetes mellitus juga berpengaruh terhadap terjadinya
10
purpura senilis, karena berkaitan dengan adanya level gula darah yang tinggi pada tubuh dalam jangka waktu yang lama (Bel Marra, 2017). D. Manifestasi Klinis Diagnosis purpura senilis dapat ditegakkan dengan melihat kenampakan klinis yaitu adanya ujud kelainan kulit berupa makula eritem hingga berwarna ungu kehitaman dengan batas tegas biasanya memiliki diameter 1-4 cm. Lesi tidak mengalami perubahan warna pada memar dan biasanya membaik dalam waktu tiga minggu. Biasanya timbul pada kulit yang tipis dan sudah tidak elastis akibat dari efek penuaan pada kulit. Umumnya ditemukan pada individu berusia lebih dari 60 tahun. Kriteria diagnosis purpura senilis, yaitu (Ken, 2017) : 1. Umumnya pada individu berusia lebih dari 60 tahun baik laki-laki maupun 2. 3. 4. 5.
perempuan Jumlah hitung trombosit normal Purpura pada kulit timbul pada tempat yang mudah terlihat Hemostasis normal Atrofi pada kulit yang terkena
Gambar 2.1 Purpura Senilis pada lengan atas dan lengan bawah Tempat tersering timbulnya purpura pada kulit yaitu pada daerah punggung tangan, lengan bawah, permukaan ekstensor lengan atas, terkadang pada wajah dan leher. Dapat pula terjadi akibat adanya riwayat trauma tumpul ringan pada kulit sebelum munculnya lesi. Seringkali pasien menyadari bahwa sebelumnya pernah beberapakali muncul beberapa lesi serupa di masa lalu namun saat ini sudah membaik. Untuk membedakan antara purpura senilis dengan memar biasa yaitu pada memar yang biasa cenderung berubah warna, sedangkan pada memar yang merupakan hasil dari purpura senilis tidak berubah warna. Memar pada purpura senilis akan menetap sampai hilang. Dalam beberapa kasus, warna kuning dan cokelat menggantikan warna ungu
11
pada memar untuk waktu yang singkat, sementara pada kasus selain purpura senilis warna kekuningan akan permanen (Bel Marra, 2017). E. Diagnosis Banding Purpura yang
disebabkan
oleh
penggunaan
obat-obatan
seperti
glukokortikoid topikal atau sistemik dan penggunaan antikoagulan seperti aspirin dan warfarin. Obat-obatan seperti levofloxacin dapat menghasilkan fototoksisitas dengan purpuric pruritic dari petechiae konfluen yang terbatas pada daerah yang terpapar sinar matahari dan disertai pruritus. Purpura senilis dengan perubahan inflamasi dapat mensimulasikan vaskulitis leukositoklastik atau dermatosis neutrofilik (Schwartz, 2017). Pada pseudovaskulitis kulit atau sekumpulan kelainan heterogen yang terlihat sebagai purpura. Dapat disebabkan oleh deposisi dinding pembuluh darah dari zat metabolik (amiloid, kalsium), kekurangan nutrisi, purpura inflamasi nonvaskulitis (dermatitis purpurik berpigmen, reaksi arthropoda, reaksi virus dan obat-obatan), degenerasi dinding pembuluh darah. dan trauma dinding pembuluh. Penyakit lain seperti hemofilia, kekurangan vitamin K, koagulasi intravaskular diseminata, purpura thrombocytopenic idiopatik dan Purpura psikogenik, dan trauma fisik memiliki ujud jelainan kulit yang serupa dengan purpura senilis (Schwartz, 2017). F. Penatalaksanaan
Purpura senilis tidak memerlukan pengobatan apapun. Lesi atau memar biasanya akan hilang sendiri tanpa menimbulkan komplikasi serius pada kesehatan, namun penyakit ini bersifat kronik dan rekuren atau berulang sehingga penyakit ini dapat menetap sepanjang hidup. Meskipun merupakan bidang penelitian baru, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Drugs in Dermatology menunjukkan bahwa dosis dua kali sehari dari bioflavonoid sitrus merupakan obat alami yang baik untuk purpura senilis. Studi tersebut menunjukkan penurunan lesi purpura sebesar 50 persen pada kelompok 70 lansia yang menggunakan campuran "citrus bioflavonoid." Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan, termasuk penyelidikan tentang bagaimana suplemen lain dapat mempengaruhi purpura senilis. Sementara itu, orang-orang yang menderita kondisi tersebut didorong untuk menggunakan
12
perlindungan sinar matahari saat berada di luar ruangan dan memakai pelembab kulit untuk membantu melindungi kulit. Serta dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin C sebagai antioksidan. Bagi banyak orang, purpura senilis adalah kondisi yang datang seiring bertambahnya usia. Jumlah lansia di negara-negara industri terus meningkat, sehingga kejadian purpura senilis dan kondisi kulit terkait usia diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang, maka dari itu dianjurkan agar melindungi kulit serta menghidari faktor pencetus purpura senilis kita sejak usia dini. G. Prognosis
Walaupun jika dilihat dari segi kosmetik kenampakan kulit pada individu dengan purpura senilis kurang baik, namun purpura senilis bersifat jinak dan tidak terkait dengan penyakit sistemik atau diskrasia darah. Lesi purpura sembuh selama satu sampai tiga minggu dan dapat meninggalkan hasil residu berupa pigmentasi coklat pada kulit. Purpura senilis sifatnya berulang dan terkait dengan munculnya kembali lesi baru seumur hidup.
13
IV. PEMBAHASAN A. Penegakkan Diagnosis Penegakan diagnosis penyakit purpura senilis pada kasus ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. 1. Anamnesis Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10 Agustus 2017 dengan kondisi tidak sadar sejak 1 hari yang lalu dan susp. SNH. Pasien datang dengan keluhan muncul bercak merah kehitaman di daerah tangan kanan dan kaki. Keluhan awalnya muncul sudah sejak 6 bulan yang lalu dan hanya terdapat 1-2 buah bercak merah kehitaman namun semakin hari semakin meluas dan menyebar ke seluruh tangan kanan dan kiri. Bercak merah kehitaman semakin memberat saat pasien berada di rumah sakit dan diberikan obatobatan steroid. Pasien belum pernah melakukan pengobatan untuk keluhan kulitnya tersebut sebelumnya. Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang serupa. Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal. Riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kolesterol tinggi dan DM diakui. Pasien juga mengaku keluarga tidak ada yang pernah mengalami hal serupa, riwayat alergi pada anggota keluarga, riwayat penyakit sistemik pada keluarga. Pasien tinggal bersama dengan istrinya dalam rumah berukuran 7x10 m2. Pasien adalah seorang petani dan istrinya adalah ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS non PBI. Purpura senilis merupakan suatu penyakit yang umum. Biasanya ditemukan pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical kortikoteroid serta antikoagulan (Braun et al., 2000). Paparan sinar matahari terus menerus merupakan suatu faktor utama terjadinya purpura senilis yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat pada kulit sehingga menahan aliran darah menuju kedalam matrix kulit akibatnya jaringan kulit semakin tipis dan dinding pembuluh darah akan semakin mudah pecah. Pada individu dengan pemakaian kortikosteroid sistemik maupun topikal dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan dinding
14
pembuluh darah mudah pecah, karena obat-obatan tersebut dapat menghambat sintesis kolagen sehingga dapat menimbulkan suatu 2.
kerusakan kulit (Ken, 2014). Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan pasien dalam keadaan umum jelek, kesadaran sopor, status generalis dalam batas normal. Status dermatologis didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di regio antebrachii dextra et sinistra Sesuai dengan studi pustaka didapatkan bahwa diagnosis purpura senilis dapat ditegakkan dengan melihat kenampakan klinis yaitu adanya ujud kelainan kulit berupa makula eritem hingga berwarna ungu kehitaman dengan batas tegas biasanya memiliki diameter 1-4 cm. Lesi tidak mengalami perubahan warna pada memar dan biasanya membaik dalam waktu tiga minggu. Biasanya timbul pada kulit yang tipis dan sudah tidak elastis akibat dari efek penuaan pada kulit. Umumnya ditemukan pada individu berusia lebih dari 60 tahun (Ken, 2017). Tempat tersering timbulnya purpura pada kulit yaitu pada daerah punggung tangan, lengan bawah, permukaan ekstensor lengan atas, terkadang pada wajah dan leher (Bel Marra, 2017).
B. Tatalaksana Pasien ini dilakukan rawat inap karena kondisi pasien yang tidak sadar susp. SNH. Pada pasien dilakukan stabilisasi dengan diberikan O2 4 lpm NK dan mencegah dehidrasi dengan diberikan infus NaCl 0.9% 20 tetes per menit. Pengobatan sistemik yang diberikan adalah Inj Ceftriaxon 2x1 g IV, Inj Citicolin 4x250 mg, Inj Ranitidin 2x1 amp, KCL 25 meq/12jam, KSR 2x1 tab, Aspilet 1x80, Aspirin 2x250mg per hari. Untuk pengobatan topikal pasien diberikan salep dari campuran desoksimetason cream II + Acdat + Soft U Derm II + Asam salisilat 1%+ Vaselin album. Salep tersebut diberikan 2 kali sehari dioleskan pada lesi. Desoksimethason cream dimasukan dalam campuran salep sebagai antiinflamasi. Pasien diberikan edukasi faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan purpura senilis sehingga pasien harus menghindari faktor risiko tersebut, salah satunya yaitu karena alergi obat
15
sehingga pasien harus menghentikan konsumsi obat tersebut. Pasien disarankan untuk menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. C. Prognosis Pada kasus ini prognosis quo ad vitam, functionam adalah bonam karena pada pasien tidak terjadi komplikasi ke organ lain sehingga fungsi vitalnya masih normal sehingga pasien masih mampu menjalankan fungsinya sebagai individu. Untuk prognosis quo ad sanationam dan qou ad kosmetikum adalah dubia ad bonam karena mungkin terjadi kekambuhan jika pasien mengonsumsi obat pencetus alergi dan luka bekas lesi sulit untuk kembali seperti kulit normal.
16
V. KESIMPULAN 1. Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan orang yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah yang telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma ringan. 2. Purpura Senilis umumnya ditemukan pada individu berusia lebih dari 60 tahun, pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical kortikoteroid serta antikoagulan. 3. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di regio antebrachii dextra et sinistra. 4. Penatalaksanaan purpura senilis terdiri dari non medikamentosa dan medikamentosa. Non medikamentosa dengan memberikan anjuran untuk lebih berhati-hati dalam minum obat, menggunakan perlindungan sinar matahari saat berada di luar ruangan dan memakai pelembab kulit untuk membantu melindungi kulit. Sedangkan terapi medikamentosa menggunakan salep yang berisi desoksimetason cream II + Asam salisilat 3% + LCD 5% + Soft U Derm II diberikan secara topical dengan cara dioleskan 2x1 pada lesi dan berikan aspirin 2x250mg tab dalam sehari.
17
DAFTAR PUSTAKA Djuanda A. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : FKUI. Katzung BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: EGC. Ken Hiu-Kan Ip. Senile purpura. University of Auckland. Hamlton New Zealand. 2014. Marie T, Davis H, Adkins D., etal. Mosby Medical Dictionary Tenth Edition. St Louis. Elsevier. 2017. Marra, Bel. What Is Senile Purpura? Causes, Symptoms, Diagnosis, and Treatment Tips. Aging Skin Bel Mara Health. 2017. Schwarts, Robert. Actinic Purpura Differential Diagnosis. Medscape. 2017.
18