PROTOKOL UJI BIOEKIVALENSI “Determination “Determination of Phenytoin in Human Plasma by a Validated Liquid Chromatography Method and its Application to a Bioequivalence Study”
I.
Latar Belakang
Fenitoin (5,5-diphenyl-imidazolin-2,4-dione) adalah salah satu obat yang paling banyak digunakan sebagai obat antikonvulsan untuk pengobatan epilepsi (kejang-kejang), dan biasanya diberikan secara oral dalam dosis mulai dari 200 sampai 600 mg/hari. Obat ini terikat pada protein pembawa albumin dalam darah dan sebagian besar diekskresikan dalam empedu sebagai metabolit tidak aktif, yang kemudian diserap dari saluran usus dan diekskresikan dalam urin. Fenitoin memiliki tiga karakteristik farmakologis yang berkaitan dengan bioekivalensi setelah digunakan sebagai obat generik yaitu kelarutan yang rendah dalam air, mengikuti farmakokinetik non-linear, dan indeks terapi yang sempit. Fenitoin memiliki farmakokinetik non-linear, dimana parameter farmakokinetika akan berubah jika dosis berbeda atau dosis ganda diberikan. Menurut peraturan kepala BPOM RI nomor HK.03.1.23.12.11.10217 tahun 2011 tentang obat wajib uji ekivalensi terlampir bahwa fenitoin termasuk produk copy yang wajib melakukan uji bioekivalensi yang bertujuan
untuk
menjamin
standar
mutu
sebagai
produk
pembanding/referensi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian pada fenitoin/produk copy (produk uji).
II.
Tujuan 1.
Tujuan Umum
Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu produk obat copy yang mengandung fenitoin.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk menjamin produk copy dengan kandungan Fenitoin (T) yang akan mendapat ijin edar bioekivalen dengan produk inovatornya (R).
b.
Untuk membangun bioekivalensi antara Produk uji Fenitoin (Itapira, SP, Brazil) sebagai (T) dengan produk referensi Fenitoin (Suzano, SP, Brazil) sebagai (R).
III.
Penelitian
Penelitian ini bersifat terbuka (open label), acak dan menggunakan rancangan uji cross over design dengan jumlah total subyek sebanyak 28 orang pria sehat berusia antara 18 dan 45 tahun dan dalam 15% dipilih dari berat badan ideal oleh evaluasi dan tes laboratorium klinis. Tiap subyek mendapatkan 2 kali perlakuan yaitu untuk produk pembanding/referensi dan produk uji, diantara 2 periode tersebut dipisahkan oleh periode washout yang cukup untuk menunggu sampai seluruh obat yang pertama diberikan telah tereliminasi dengan sempurna sehingga tidak mempengaruhi hasil dari perlakuan yang selanjutnya. Jadi untuk membandingkan 2 produk obat, dilakukan studi menyilang 2 way (2 periode untuk pemberian 2 produk obat pada setiap subyek). Pemberian produk obat yang pertama harus dilakukan secara acak agar efek urutan (order effect ) maupun efek waktu ( period effect), bila ada, dibuat seimbang. Peneliti memilih cross over design karena pada cross over terdapat beberapa keuntungan : 1.
Tiap subyek akan menerima produk obat hanya satu kali, dengan waktu eliminasi yang cukup antar perlakuan.
2.
Tiap subyek menjadi control bagi diri sendiri dan perbedaan antar subyek dapat dikurangi.
3.
Perbedaan karena urutan, waktu dan perlakuan (formulasi) diturunkan, sehingga semua pasien tidak menerima produk obat yang sama pada hari yang sama dan dalam urutan yang sama.
Tabel 1. Rancang Bangun Crossover Untuk Penelitan Dua Produk Obat pada Dua Puluh Delapan Pria Sukarelawan Subyek
Produk obat Waktu Percobaan 1
Waktu washout
Produk obat Waktu Percobaan 1
1
T
R
2
R
T
3
T
R
4
R
T
5
T
R
6
R
T
7
T
R
8
R
T
9
T
R
10
R
T
11
T
R
12
R
T
13
T
R
14
R
T
15
T 1
M
NI
G
G
U
R
16
R
T
17
T
R
18
R
T
19
T
R
20
R
T
21
T
R
22
R
T
23
T
R
24
R
T
25
T
R
26
R
T
27
T
R
28
R
T
Keterangan
:
T
: Produk Uji
R
: Produk Pembanding/referensi Sampel darah dikumpulkan dari semua subyek pada 0 jam (pra-dosis),
0,5; 1,0; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 12; 24; 48; dan 72 setelah pemberian obat. Sampel darah segera disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama °
5 menit pada suhu 4 C, kemudian plasma dipisahkan dan dibekukan segara °
atau pada suhu -80 C. Metode Bioanalitik yang digunakan untuk menetapkan kadar obat atau metobiltnya dalam plasma atau serum, darah atau urin harus memenuhi persyaratan: 1.
Spesifisitas untuk obat yang diteliti, sehingga hasilnya valid ( sahih) dan dapat dipercaya
2.
Akurasi (ketepatan)
3.
Presisi (ketelitian)
4.
Linearitas
5.
Limit Of Quantification (LOQ)
6.
Stabilitas dalam sampel biologik pada kondisi analisis dan selama waktu penyimpanan
IV.
Rancangan Penelitian 1. Kriteria Pemilihan Subyek
a. Asal/Golongan Subyek Subyek penelitian dapat diperoleh dari semua golongan yang berasal dari Indonesia. Namun dalam pemilihan subyek harus ada spesifikasinya. b. Kriteria 1) Kriteria seleksi
a) Sukarelawan yang sehat berdasarkan uji laboratorium klinis yang baku (hematologi rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis), riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik). b) Sedapat mungkin pria c) Berumur 18-45 tahun d) Berat badan dalam kisaran normal: 18 - 25kg/m2 e) Sebaiknya bukan perokok. Jika perokok sedang (kurang dari 10 batang per hari) diikutsertakan, tetapi harus disebutkan dan efek pada hasil harus didiskusikan f) Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol ataupun penyalahgunaan obat g) Tidak kontraindikasi atau hipersensitifitas terhadap obat yang di uji (fenitoin) h) Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada sukarelawan sehat (misal: sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan indikasi yang sesuai i) Uji serologi terhadap hepatitis B, hepatitis C, dan HIV optional. Sebelum studi dilakukan setiap subyek yang ikut serta menandatangani informed consent setelah mendapat penjelasan tentang detail penelitian mulai dari tujuan, manfaat, larangan, cara pengambilan sampel, dan penanganan kondisi yang tidak dinginkan. 2)
Kriteria Inklusi Subyek berusia 18-45 tahun dengan indeks massa tubuh 18- 25 kg / m2. Kesehatan pra-pendaftaran penilaian untuk setiap peserta termasuk sejarah medis yang lengkap, pemeriksaan fisik, tandatanda
vital,
electrocardiograms
12-lead
(EKG)
dan
tes
laboratorium klinis hematologi rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis.
3)
Kriteria Eklusi a.
Subyek
yang
memiliki
gangguan
klinis
berdasarkan
screening, hipertensi b.
Memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas (fenitoin)
c.
Subyek baru saja melalukan donor darah baru atau partisipasi dalam uji klinis lainnya, dan pengobatan baru dengan resep atau obat non prescription dengan waktu paruh >24 jam
d.
Subyek yang mengkonsumsi alkohol, obat-obatan atau tembakau
c. Penyakit Dimana pasien digunakan sebagai subyek penelitian, seharusnya ada pertimbangan dan penyakit penyakit tersebut dapat mengacaukan atau membingungkan kondisi kondisi yang diperlukan untuk pengujian obat atau obat obatan lain yang diminum. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi uji ini antara lain: hipersensitifitas, gangguan ginjal, dan gagguan jantung. d. Obat-obat yang diminum Subyek tidak boleh minum obat atau harus terbebas dari obat selama 10 hari sebelum penelitian dan selama penelitian. Subyek tidak boleh meminum obat yang mirip atau memiliki efek yang sama dengan obat yang akan diuji selama 20 hari sebelum penelitian.
2.
Prosedur
a. Perlakuan terhadap subyek 1) Selama 12 jam subyek dirawat, mulai jam 20.00 pada hari sebelum pengambilan sampel hingga pukul 08.00 (pada saat pengambilan sampel waktu ke 0). 2) Pasien dipuaskan selama semalam selama 10 jam mulai pukul 22.00 – 08.00 3) Keesokan harinya pada pukul 08.00 – 09.00 masing-masing subyek diberikan obat sesuai dengan rancangan tabel (tabel 1)
4) Volume air yang diminum bersama obat harus konstan yaitu 300 ml karena dapat mempengaruhi pengosongan lambung 5) Subyek diberikan makan siang 4 jam setelah pemberian obat dan diberikan makan malam 10 jam setelah pemberian obat 6) Subyek tidak boleh makan diluar jadwal yang telah ditetapkan 7) Subyek diperbolehkan minum kapan saja kecuali 1 jam sebelum pemberian obat dan 2 jam setelah pemberian obat 8) Subyek tidak boleh mengkonsumsi minuman yang mengandung xantin (seperti teh, kopi, dan kola), jus buah, coklat, dan tidak boleh merokok selama 24 jam sebelum penelitian dan selama periode pengambilan sampel darah. b. Detail Bahan Penelitian 1) Jadwal Pengamatan Sampel darah dikumpulkan dari semua subyek pada 0 jam (pradosis), 0,5; 1,0; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 12; 24; 48; dan 72 setelah pemberian obat. 2) Pengumpulan Sampel Setelah puasa semalam selama 10 jam subyek diberikan Fenitoin produk uji dan pembanding pada posisi duduk pada pukul 8 hingga 9 pagi. (waktu titik ke-0). Sampel darah dikumpulkan dari semua subyek 15 menit sebelum pemberian (sebagai t0), dan pada 0,5; 1,0; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 12; 24; 48; dan 72 setelah pemberian obat. Sampel darah disentrifugasi 2500 rpm selama 5 menit pada suhu 4°C. Plasma dipisahkan dan dibekukan segera atau pada suhu di bawah 80°C. c. Efek Samping Efek samping yang mungkin dirasakan subyek : 1) Vertigo 2) Ataksia 3) Tremor
4) Kantuk 5) Mual dan muntah 6) Gangguan mental yang sifatnya berat yaitu ilusi, halusinasi sampai psikotik d. Kriteria Pengeluaran Sampel 1) Jika pada t nol ditemukan obat dengan kadar ≤5% Cmax maka
data dari subyek ini dapat dimasukkan dalam analisis tanpa penyesuaian. Namun jika Co ≥ 5% Cmax, maka subyek harus dikeluarkan dari analisis. 2) Jika subyek muntah pada/sebelum 2x median tmax pada studi
BE maka data subyek ini harus dikeluarkan dari analisis. e. Kriteria dan prosedur penhentian atau perluasan uji Jika
terdapat
10
subyek
yang
mengalami
mual
sampai
menyebabkan muntah atau sakit kepala berat atau batuk yang termasuk dalam katagorikan berat.
3. Analisis Data
Tujuan utama penilaian bioekivalensi adalah untuk menghitung perbedaan bioavailabilitas antara produk uji dan produk pembanding, dan untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna secara klinik. Analisis statistik Dari data darah
a. Parameter bioavailabilitas. yang dibandinqkan untuk penilaian bioekivalensi adalah AUC, Cmax dan tmax b. Menghitung AUC0-t ; AUC0-∞, t1/2 c. Data yang bergantung pada kadar, yakni AUC dan Cmax, harus ditransformasi logaritmik (ln) terlebih dulu sebelum dilakukan analisis statistik karena kinetik obat mengikuti kinetik first order sehingga dalam skala logaritmik akan diperoleh distribusi yang normal dan varians yang homogen. Selanjutnya nilai- nilai ln AUC
ke-2 produk dibandingkan menggunakan analisis varians (ANOVA) untuk desain menyilang 2-way yang memperhitungkan sumbersumber variasi berikut : produk obat yang dibandingkan (Test dan Reference), periode pemberian obat (I dan II), subyek, dan urutan (TR dan RT). Demikian juga nilai-nilai ln Cmax ke-2 produk dibandingkan dengan cara yang sama (BPOM, 2004). Kriteria Bioekivalen
Produk uji (test = T) dan produk pembanding (reference = R) dikatakan bioekivalen jika : a. Rasio nilai rata-rata geometrik (AUC)T/(AUC)R=1.00 dengan 90% CI=80-125%' Untuk obat- obat dengan indeks terapi yang sempit, interval ini mungkin perlu dipersempit (90-111%). Interval yang lebih lebar mungkin dapat diterima jika didasari pertimbangan klinik yang jelas. b. Rasio nilai rata-rata geometrik (Cmax)T(Cmax)Rjuga = 1.00 dengan 90% CI = 80-125%. Oleh karena Cmax, lebih bervariasi disbanding AUC, maka interval yang lebih lebar mungkin cocok. Interval ini harus ditetapkan sebelumnya, misal 75-133% atau 70- 143%, dan harus diberikan alasan dengan mempertimbangkan efikasi dan keamanannya/ terutama bagi penderita yang berganti-ganti produk. Perbandingan tmax dilakukan hanya jika ada claim yang relevan secara klinik mengenai pelepasan atau kerja yang cepat atau adanya tanda-tanda yang berhubungan dengan efek samping obat, 90% CI dari perbedaan t max harus terletak dalam interval yang relevan secara klinik (BPOM, 2014).
4. Pertimbangan Etik Formulir persetujuan dari subyek:
Anda dengan sepenuh hati berpartisipasi dalam penelitian ini. Sewaktu-waktu anda bisa menarik diri untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika ada pertanyaan anda dapat menanyakan kepada peneliti. Fotokopi dari surat persetujuan ini akan menjadi milik anda untuk disimpan. Berikut pertanyaan dari subjek: Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Menyatakan bahwa
:
Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian: Determination of Phenytoin in Human Plasma by a Validated Liquid Chromatography Method and its Application to a Bioequivalence Study Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi : a.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b.
Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar/tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini dan harus menyampaikan alasan apapun. Saya
memahami
semua
Saya telah menjelaskan
informasi diatas dan dengan
penelitian
ini
kepada
ini menyatakan kesediaan
partisipan diatas sebelum
untuk berpartisipasi dalam
meminta persetujuannya
penelitian.
dalam penelitian
Surabaya,…………………
Surabaya,..........................
Partisipan,
Partisipan,
(……………….............….)
(.......................................)
Tindakan darurat Jika mengalami keadaan darurat dalam penelitihan ini, segera di bawa ke UGD terdekat