PROPOSAL USAHA PEMBUATAN TELUR ASIN PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup
sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja. Wirausaha
merupakan
salah
satu
usaha
untuk
mengatasi
meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan
yaitu
“SAUYUNAN” karena
pembuatan banyak
orang
telur yang
asin aneka
aroma
mengkonsumsinya. Cara
pembuatannya yang relatif mudah, peralatan yang digunakan cukup simpel dan hasil produksi tidak begitu mahal serta potensi usahanya yang sangat tinggi mendorong saya untuk menekuni usaha ini.
B.
Tujuan
1.
Mengembangkan jiwa kewirausahaan.
2.
Menambah penghasilan / uang saku.
3.
Belajar Mandiri.
C.
Manfaat
1.
Mengembangkan jiwa kewirausahaan.
2.
Menambah penghasilan / uang saku.
3.
Belajar Mandiri.
PEMBAHASAN A.
Profil Usaha Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis industri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukanberdasarkan cara pengolahannya. Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan
yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumenlainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama-asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya.
Perkembangan
industri
telur
asin
akan
mendorong
perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.
B.
Proses Produksi Adapun tahap-tahap pengolahan telur asin beraneka aroma“Sauyunan” adalah sebagai berikut:
1)
Syarat telur itik yang baik untuk di buat menjadi telur asin.
Ø Telur itik tidak cacat atau retak Ø Telur masih segar (1-4 hari) Ø Bentuk telur oval Ø Besar telur rata Ø Warna kulit hijau muda
Ø Telur itik umbaran (bukan kletekan atau yang diternakkan dikandang) 2)
Bahan-bahan (untuk sekali proses produksi)
Ø Telur itik 300 butir Ø Garam yodium 3 kg Ø Serbuk batu bata 3kg (± 15 keping batu bata ) Ø Abu sekam 3kg Ø Bawang putih 3 rumpun (± ¼ kg untuk aroma bawang) Ø Sunlight 1 bungkus Ø Ampelas halus 1 lembar Ø Kayu bakar 1 pikul Ø Air secukupnya Ø Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe) Cabe ½ Kg (untuk aroma cabe) 3)
Alat-alat yang diperlukan
Ø Ember plastik 2 buah Ø Panci atau kuali tanah Ø Pisau Ø Pawon batu Ø Blender Ø Stempel+tinta untuk merek 4)
Proses Pembuatan a.
Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan ampelas halus secara perlahan gunanya agar permukaan telur poriporinya terbuka. Setelah itu cuci dengan air sabun, kemudian dicuci kembali baru ditiriskan.
b.
Buat adonannya terlebih dahulu. Cara-caranya:
1.
Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan selera si pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
2.
Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang) diblender hingga halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.
3.
Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
4.
Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.
c.
Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel pada kulit telur, guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya adonan semakin menempel pada kulit telur.
d.
Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur akan mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam telur akan semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Dengan cara pemeraman ini, sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam semua.
e.
Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran, adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik dan telur yang kurang baik atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan.
f.
Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan air sabun, kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar air dalam panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur dalam panci direbus dengan api kecil dan jangan ditutup, jika airnya telah panas maka api sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan kurang lebih 45menit agar telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur yang sudah masak kemudian ditiriskan kembali.
g.
Setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi atau dijual kepada konsumen.
Catatan: 1)
Proses penambahan jahe, bawang , cabe, atau bahan-bahan lain hanya untuk menambah aroma telur asin saat dimakan saja, sedangkan rasa masih tetap sama dengan yang tidak dikasih tambahan bahan ini.
2)
Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
3)
Telur asin yang baik, akan terlihat jika sudah dibelah. Tandanya, kuningnya berada di tengah, minyaknya hanya di bagian pinggir atau masir, rasa dan aromanya enak.
4)
Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan pembubuhan larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur asin sampai 6 minggu.
C. 1.
Manajemen Pemasaran Kebijakan produk (product) a. Mutu Telur asin aneka aroma “SAUYUNAN” dibuat dengan cara alami namun bermutu tinggi, lebih tahan lama, dan rasa lebih nikmat karena sudah ditambahkan berbagai bahan beraroma tajam didalamnya. Pengendalian terhadap kualitas mutu dilakukan setiap melakukan kegiatan produksi yakni dengan memperhatikan bahan baku adonan sebelum proses produksi supaya mutunya lebih terjaga lagi.
b. Merek Pemberian nama merek dilakukan agar konsumen mudah mengingat produk yang dihasilkan. Merek “SAUYUNAN” ini dibuat secara tidak sengaja, dan hanya asal sebut saja karena keceplosan dalam bicara. Walaupun pemberian namanya hanya asal, tetapi nilai jual dari merek tersebut cukup bagus, karena simpel dan mudah diingat oleh konsumen. c. Tampilan Tampilan telur yang besarnya sama rata dan juga bersih bila dilihat bisa menarik pembeli akan bentuk tersebut, yang menganalogikan kesan higienis dari produk itu hingga bisa lebih meyakinkan konsumen untuk membeli. 2.
Kebijakan harga (price) Kebijakan harga dari produk telur asin “SAUYUNAN” ini adalah sebesar Rp. 2.500 tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang diinginkan.
3.
Pemasaran Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah sekitar kampus STPP Bogor (Cinagara) sendiri. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor.
4.
Promosi Promosi telur asin beraroma “SAUYUNAN” akan dilakukan dengan beberapa media, antara lain; a. Leaflet
Leaflet dibagikan kepada calon yang berada di sekitar tempat produksi. Isi leaflet akan menjelaskan keunggulan dari telur asin beraroma ”007” sehingga diharapkan calon konsumen akan tertarik. b. Kemasan/stempel pada kuit telur Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang menarik sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi. c. Manusia Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan lebih tertarik dan membeli telur asin beraroma “007”. D.
1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
2. a. b.
Analisis Usaha
Pengadaan bahan baku untuk sekali proses produksi Telur itik 300 butir 300 butir@ Rp 1.350 Garam yodium 3 kg 3kg @ Rp 1.500 Serbuk batu bata 3kg (± 15 keping 15 keping @ Rp 700 bata) Abu sekam 3kg 3 kg @ Rp 1500 Bawang putih 3 rumpun (± ¼ kg ¼ kg @ Rp 18.000 untuk aroma bawang) Jahe 1ons (untuk yang aroma 0,1 kg @ Rp 20.000 jahe) Cabe ½ Kg (untuk aroma cabe) ½ kg @ Rp 15.000 Sunlight 1 bungkus 1 buah @ Rp 1.000 Ampelas halus 1 lembar 1 buah @ Rp 8.000 Kayu bakar 1 pikul 1 pikul @ Rp 17.500 Jumlah
Peralatan penunjang (sebagai modal awal) Ember plastik 2 buah 2 buah @ Rp 10.000 Panci besar 1 buah @ Rp 150.000
Rp 405.000 Rp 4.500 Rp 10.500 Rp 4.500 Rp. 4.500 Rp 2.000 Rp 7.500 Rp 1.000 Rp 8.000 Rp 17.500 Rp 465.000
Rp 20.000 Rp 150.000
c. d. e. f.
Pisau Tungku dari batu Blender Stempel untuk merek +tinta
1 buah @ Rp 10.000 1 buah @ Rp 75.000 1 buah @ Rp 200.000 1 buah @ Rp 30.000 Jumlah
Rp 10.000 Rp 75.000 Rp 200.000 Rp 30.000 Rp 485.000
Total Pengeluaran dan Total pemasukan dari penjualan telur asin beraroma
Laba 1x proses produksi Rp 465.000 (Modal untuk 1x proses produksi) Rp 485.000 (Belanja modal awal) Total = Rp 950.000 Laba dari penjualan telur asin aneka aroma adalah 300 x Rp 2.150 = Rp 645.000 Rp 645.000 – Rp 465.000 = Rp 180.000
Keterangan: Modal awal bisa tertutupi laba setelah ± 5x proses produksi. Dalam satu bulan, proses produksi bisa dilakukan 15x (2 hari sekali memproduksi telur asin) Laba bersih dalam satu bulan (misal produksi dilakukan 15x dalam satu bulan) diperkirakan: = 15 kali produksi X laba bersih tiap proses produksi = 15 X Rp 180.000 = Rp 2.700.000
Rencana usaha RENCANA USAHA DAN STUDI KELAYAKAN
USAHA PEMBUATAN TELUR ASIN
OLEH MAISYURAH 10702259041
MIDTES PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN DOSEN PENGAMPU : Prof. DR. ALIYAH RASYID BASWEDAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Kegiatan Usaha yang akan dijalankan adalah usaha pembuatan TELUR ASIN RASA BARU
B. Status Usaha Usaha yang akan dijalani adalah usaha baru sebagai usaha untuk menambah penghasilan keluarga
C. Rasional Kegiatan Usaha TELUR ASIN RASA BARU yang akan didirikan adalah jenis usaha industri rumahan berskala kecil yang khusus hanya memproduksi Telur asin berbahan baku telur Itik (bebek). Usaha ini dibuka dengan alasan : 1. Meningkatkan nilai ekonomis telur itik. Selama ini itik hanya dijual langsung tanpa pengolahan sehingga harganya murah dan tidak tahan lama 2. Banyak peternak itik di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan sehingga bahan baku mudah untuk didapat, selain itu telur itik digunakan karena telur itik memiliki cangkang yang kuat dan memiliki pori-pori yang lebih besar daripada telur ayam sehingga pembuatan telur asin lebih bagus bila menggunakan telur itik, hal lain yang disebabkan karena Telur itik memiliki kandungan protein 13,1% dan lemak 14,3%-17%, vitamin, dan mineral. Nilai kandungan tertinggi terletak pada kuning telur. Kuning telur mengandung asam
lemak termasuk omega-3. Asam lemak Omega-3 merupakan asam lemak jenuh ganda yang sangat baik bagi tubuh. 3. Proses pembuatan yang mudah dan sederhana sehingga bisa menjadi usaha sampingan keluarga D. Tujuan Kegiatan : Tujuan dari didirikannya usaha industri TELUR ASIN RASA BARU ini adalah: a) Untuk memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. b) Untuk menerapkan keterampilan yang dimiliki (pembuatan telur asin) c) Memanfaatkan hasil dan meningkatkan nilai ekonomis hasil peternakan terutama peternakan itik.
BAB II METODE PELAKSANAAN A. Produk : Produk yang dibuat adalah Telur Asin RASA BARU yaitu olahan pengawetan telur melalui proses pengasinan sehingga telur itik bisa tahan lama serta pengolahan dengan menggunakan teknik baru yang dapat menambah rasa nikmat dari telur juga rendah lemak.
B. Bahan Baku : Bahan baku utama Telur Asin adalah telur itik yang banyak dihasilkan dari peternakan di Kecamatan Tabunganen. Selain itu telur itik yang dihasilkan memiliki kualitas bagus yaitu kuning telur yang berwarna kuning kemerahan (orange) dan tidak berbau amis.
C. Proses Produksi :
Proses produksi telur asin akan diproduksi dengan proses sebagai berikut: 1. Yang perlu Anda perhatikan pertama dalam membuat telur asin adalah memilih telur itik yang berkualitas baik, tidak retak atau busuk. Tips memilih telur bermutu baik
:
rendam
dalam
air,
jika
tenggelam
maka
kualitasnya
baik.
Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian keringkan. 2. Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka. 3. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam. 4. Tambahkan sedikit air rebusan daun salam dan akar alang-alang yang sudah didingankan ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta. 5. Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1~2 mm. 6. Simpan telur dalam kuali tanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Tips : - untuk keasinan rendah simpan selama 1 minggu - untuk keasinan sedang simpan selama 2 minggu - untuk keasinan tinggi (masir) simpan selama 3 minggu. 7. Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dalam larutan teh selama 8 hari.
D. Pemasaran : Pemasaran produk ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu penjualan langsung dan melalui agen. Penjualan langsung dilaksanakan dengan cara door to door, dimana penjual akan mendatangi rumah pembeli dan pembeli yang datang ke tempat usaha pemilik, sedangkan melalui agen yaitu dengan menitipkan produk ke warung-warung atau toko-toko. Pemasaran dapat digambarkan dalam diagram berikut ini :
Konsumen
Tahun pertama merupakan tahun perkenalan sedangkan tahun berikutnya diharapkan produk sudah dikenal sehingga pembeli yang akan datang atau melakukan pemesan. Pesanan dalam jumlah besar diharapkan datang dari rumah makan dan orang-orang yang melaksanakan hajatan. E. Tempat Produksi : Tempat produksi mengambil lokasi di rumah sendiri yang beralamat Desa tabunganen muara RT. 9 No. 6 Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Lokasi ini dipilih karena dekat dengan peternakan itik yang menjadi bahan baku dan untuk pemasarannya juga mudah karena lokasinya yang terletak dikawasan penduduk yang berjumlah besar dan dekat dengan pasar sehingga tempat usaha juga bisa berfungsi sebagai tempat penjualan. Segmen pasar yang dituju adalah konsumen langsung dan konsu men tingkat pertama yaitu warung-warung makan atau toko-toko yang membeli untuk dijual kembali. Dengan sasaran konsumen 30% dari jumlah penduduk pada tahun pertama, 40% pada tahun kedua dan 50% pada tahun ketiga. Sedangkan tahun pertama sasaran yang dituju hanya lingkup pada kecamatan Tabunganen, tahun kedua direncanakan mencapai 3 kecamatan yaitu Tabunganen, Tamban dan Mekar Sari, dan tahun ketiga diharpkan dapat mencapai 5 kecamatan yaitu Tabunganen, Tamban dan Mekar Sari. Anjir muara dan Anjir Pasar.
BAB III TARGET LUARAN A. Target produk : Produk yang akan dihasilkan adalah telur asin dengan rasa baru yaitu memunculkan wangi daun salam pada telur . Pada bulan pertama produksi
dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 bulan, setiap kali produksi telur asin yang diproduksi sebanyak 500 butir sehingga tiap bulan akan menghasilkan 2.000 (4 x 500) butir telur asin.
Pada bulan kedua akan ditingkatkan menjadi 750 butir
setiap kali produksi sehingga produksi akan menjadi 3.000 butir. Seiring dengan perluasan tempat usaha maka banyaknya jumlah yang diproduksi juga akan ditingkatkan. B. Target konsumen : Konsumen yang ditargetkan adalah semua lapisan usia. Target tahun pertama 6.300 orang, tahun kedua orang dan tahun ketiga orang D. Target pendapatan : Jumlah pendapatan yang ingin peroleh setiap bulan adalah Rp. 4000.000,-