Cara Mengawetkan Telur Asin
Dalam dunia veteriner, khususnya bidang peternakan. Telur adalah produk peternakan mengandung nilai asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Kendati memiliki kandungan gizi tinggi, telur mudah rusak akibat bakteri, antara lain salmonella, bahan kimia dari imbah, dan benturan atau gesekan. Menurut http://peternakandody.blogspot.com, Telur segar dengan mutu baik disimpan tidak lebih dari dua minggu. Bila disimpan lebih dari aktu itu, telur akan rusak. Kerusakan ter!adi dikarenakan keluarnya gas"karbon d ioksida dari telur sehingga menaikan dera!at keasaman produk tersebut. #enyimpanan telur dalam aktu lama tanpa pengaetan dapat menyebaban penguapan sehingga bobot telur menurun dan putih telur men!adi encer. Telur yang diaetkan dapat memperpan!ang daya simpan menimal seminggu tanpa mengurangi nilai gizi di dalamnya. Memilih mengaetkan telur dengan mengunakan bubur dari campuran tanah liat, bubuk batu bata, abu gosok, dan garam dengan komposisi tertentu. #engaet telur dapat dilakukan dengan penurun suhu, yakni maksukan dalam lemari es pada suhu $ dera!atcelsius, ini buat telur tahan %& hari. h ari. #engaetan lain dengan mengunakan minyak sayur atau lilin encer yang dioleskan pada telur. #engaetan ini membuat telur sampai 'bulan. Telur !uga dapat diaetkan dengan cara pengasinan, dengan cara memasukan cairan pengaetan garam mengunakan !arum suntik kedalam telur. (ubang kemudian ditutup dengan selotip atau lilin. (alu direbus, tapi ini tahan % dan ) hari. *ara pengasinan lainya adalah dengan merendam dalam campuran air dan garam selama lima hari samapai +& hari. Telur dengan cara ini tahannya sampai seminggu.
Meningkatkan Nilai Tambah Ikan Lewat Pengolahan dan Pengawetan
#otensi hasil laut ndonesia, khususnya ikan cukup besar. Diperkirakan mencapai -&.&&& ton per tahun. ntuk memberikan nilai tambah terhadap hasil ikan, mengingat ikan mudah busuk, perlu dibuat alternati pengolahan atau pengaetan guna memperpan!ang masa simpan dan masa distribusinya. Bisa dengan cara pembekuan, pengalengan, pengasinan, pemindangan, atau pengasapan. ntuk ndustri Kecil Menengah umumnya melakukan pengolahan dan pengaetan berupa ikan asin, ikan pindang dan ikan asap. Disamping cara pembuatannya mudah peralatannyapun sederhana. kan !uga dapat diolah melalui pengasapan. 0al ini merupakan salah satu inovasi mengaetkan ikan tanpa menggunakan bahan pengaet buatan atau kimia, yakni melalui pengasapan dengan bahan bakar kayu atau sabut kelapa. kan yang diasapkan umumnya ikan tongkol, ikan kerapu, ikan patin dan ikan nila. #roses pengolahannya, ikan segar dibelah dari bagian punggung disiangi 1dikeluarkan insang dan isi perut 2. (alu dicuci dengan air garam. Kemudian direndam dengan air garam dicampur !eruk nipis selama %& 3 )& menit, agar aet dan kering. ntuk memudahkan pengasapan, ikan ditusuk dengan bambu. #engasapan atau pemanggangan dilakukan selama + !am atau +,%& menit, dengan api kecil agar p roses pematangannya sempurna. 4etelah pengasapan dianggap merata ikan diangkat dan didinginkan. kan presto 1duri lunak2, #embuatan ikan presto hampir sama dengan proses pembuatan ikan pindang. Bedanya pada proses perebusan, untuk bande ng presto menggunakan panci vacuum stainlless steel. kan presto banyak ditemukan di 5aa Tengah, menggunakan ikan bandeng 1Bandeng #resto 2 #roses pengolahannya, ikan bandeng yang berukuran sedang atau besar dibersihkan sisik dan isi perutnya, lalu dicuci. (antas tambahkan bumbu baang putih, kunyit, garam yang sudah dihaluskan daun salam, disesuaikan dengan !umlah ikan yang diolah. 4elan!utnya
diletakkan kedalam emberember plastik selama %& 3+ !am agar bumbunya menyerap. Baru kemudian dimasukkan dalam ketel pengukus, lapis demi lapis diselingi plastik. Kemudian dikukus pada suhu +'- dera!at celcius dengan tekanan ' atm selama '6% !am. 4etelah masak, diangkat, lalu didinginkan dalam baskom dan dibiarkan tanpa dikipas. ntuk pengemasan sebaiknya menggunakan plastik !enis #7* yang ood grade. 4edang kemasan luarnya menggunakan karton dupleks. ni dimaksudkan saat pengiriman, bandeng tidak mudah rusak atau hancur 4elain pengolahan dan pengaetan yang disebutkan diatas, masih ada pengolahan lain yang biasa dilakukan dalam skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga seperti abon ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, dan lain6lain. 0anya sa!a pengolahannya masih terbatas pada penggunaan ikan yang tidak laku di!ual atau sisa pen!ualan dari nelayan. ntuk itu pembinaan kepada pelaku usaha yang bergerak dalam usaha ikan 1ikan laut 8 ikan darat2 lebih ditingkatkan, khususnya pelatihan teknis yang dapat langsung diterapkan sebagai suatu kegiatan usaha. 9ang selan!utnya dapat memberikan nilai tambah pada ikan. Lusiana Mohi
ama Kelas omor
: ;ahyu <elina : = #< : %-