PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS DI RUANG PALEM I RSU Dr. SOETOMO SURABAYA PERIODE 15 Oktober – 17 November 2012
OLEH :
OLEH : KELOMPOK 3
Heri Kusnaidi, S. Kep M. Hartono, S. Kep Jehan Eka P, S. Kep Denny Agus S, S. Kep Evi Desnauli T, S. Kep Wahyu Widiyati,S. Kep Etri Taviane,S. Kep Gayuh Kurniasari, S. Kep Yanti M Ataupah, S. Kep Silvia Risti, S. Kep
131131109 131131152 131131174 131131180 131131114 131131133 131131158 131131167 131131169 131131177
PROGRAM PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan pelayanan keperawatan. keperawatan. Melihat fenomena tersebut mendorong mendorong perawat untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan keperawatan denga dengann belaja belajarr bany banyak ak tentan tentangg konsep konsep pengel pengelola olaan an kepera keperawa watan tan dan langk langkahahlangkah langkah konkrit konkrit dalam dalam pelaksan pelaksanaann aannya. ya. Langkah Langkah-lan -langkah gkah tersebut tersebut dapat dapat berupa berupa penataan sistem model asuhan keperawatan keperawatan professional professional (MAKP) mulai dari ketenaga ketenagaan/p an/pasie asien, n, penetap penetapan an MAKP dan perbaika perbaikann dokumen dokumentasi tasi keperawa keperawatan. tan. Peme Pemenu nuhan han tingk tingkat at kepua kepuasan san pasien pasien ini dapat dapat dimula dimulaii dengan dengan upay upayaa mengg menggali ali kebutuhan pasien demi tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan mela melaksa ksana nakan kan ronde ronde kepera keperawat watan. an. Dengan Dengan melak melaksan sanaka akann ronde ronde kepera keperawa watan tan diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas masal masalah ah kepera keperawat watan an denga dengann melib melibat atkan kan klien klien dan dan seluru seluruhh tim kepera keperawat watan, an, konsu konsulta ltann keper keperawa awatan tan,, serta serta tim keseh kesehata atann lain lain (dokte (dokter, r, ahli ahli gizi, gizi, rehabi rehabilit litasi asi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemamp kemampuan uan kognitif, kognitif, afektif afektif dan psikomot psikomotor. or. Kepekaan Kepekaan dan cara berpikir berpikir kritis kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan pengetahuan dan pengaplikasian pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde ronde kepera keperawat watan an yang yang berkes berkesina inamb mbun ungan gan dihara diharapka pkann dapat dapat menin meningka gkatka tkann kema kemamp mpuan uan peraw perawat at ruanga ruangann untuk untuk berpi berpiki kirr secara secara kritis kritis dalam dalam penin peningka gkatan tan perawatan perawatan secara professional. professional. Dalam pelaksanaan pelaksanaan ronde juga akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien (Nursalam,2007). Di Ruang Ruang Palem Palem I RSUD RSUD Dr.Soetom Dr.Soetomoo Surabay Surabaya, a, ronde ronde keperawa keperawatan tan sudah sudah pernah dilaksanakan dilaksanakan pada saat diadakannya diadakannya program praktik manajemen manajemen keperawatan mahasiswa PSIK FKp UNAIR angkatan sebelumnya. Hal tersebut dapat dija dijadi dika kann seba sebaga gaii pend pendor oron ongg untu untukk pros proses es tind tindak ak lanj lanjut ut pela pelaks ksan anaa aann rond rondee keperawatan di ruangan Palem I secara berkesinambungan.
2
Berda rdasark sarkaan pertim rtimba bang ngaan terse rsebut maka kam kami mahasis asisw wa Faku akulta ltas Keper Keperawa awatan tan Univ Univers ersita itass Airla Airlangg nggaa progra program m B angkat angkatan an tahun tahun 2010 2010 akan akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan di Ruang Palem I selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan. 1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan pendekatan berpikir kritis. 1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu: 1).
Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2).
Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3).
Meningkatkan
kemampuan
menentukan
diagnosis keperawatan. 4).
Meningkatkan
kemampuan
untuk
memodifikasi rencana keperawatan 5).
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
6).
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7).
Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
1.3
Manfaat 1.
Bagi Pa Pasien
1).
Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan.
2).
Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3). 2.
Memenuhi kebutuhan pasien
Bagi Perawat
1).
Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
2).
Meningkatkan kesehatan. 3
kerjasama
antar
tim
3).
Menciptakan
komunitas
profesional. profesional. 3.
Bagi ru rumah sakit
1). Meningka Meningkatkan tkan mutu mutu pelay pelayanan anan di ruma rumahh sakit. sakit. 2). Menurunk Menurunkan an lama lama hari perawat perawatan an pasien pasien..
4
keperawatan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ronde onde Kepera erawat watan
2.1.1 Pengertian Pengertian Ronde Keperawatan Keperawatan
Rond Rondee kepe kepera rawa wata tann adal adalah ah suat suatuu kegi kegiat atan an yang ang bert bertuj ujua uann untu untuk k mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011) 2.1.2 2.1.2 Manfaa Manfaatt
1. Masalah Masalah pasien pasien dapa dapatt teratasi teratasi 2. Kebutuha Kebutuhann pasien pasien dapat terpen terpenuhi uhi 3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional 4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat Perawat dapat melaksana melaksanakan kan model asuhan keperawat keperawatan an dengan dengan tepat dan benar. 2.1.3 Kriteri Kriteria a klien klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Mempun Mempunya yaii masal masalah ah kepera keperawat watan an yang yang belum belum terata teratasi si meski meskipu punn sudah sudah dilakukan tindakan keperawatan 2. Klien Klien dengan dengan kasus kasus baru atau atau langka langka 2.1.4 Peran masing-masing masing-masing anggota tim
1. Pera Perawa watt Prim Primer er (PP (PP)) dan dan Pera Perawa watt Associate (PA) a. Menjel Menjelask askan an data data klien klien yang yang men menduk dukung ung masa masalah lah klie klienn b. Menjelaskan diagnosis keperawatan keperawatan c. Menjel Menjelask askan an inter interven vensi si yang yang dilak dilakuka ukann d. Menj Menjel elas aska kann hasi hasill yang yang did didap apat at e. Menjelask Menjelaskan an rasional rasional (alasan (alasan ilmiah) ilmiah) tinda tindakan kan yang yang diambi diambill f.
Mengg Menggali ali masa masalah lah-ma -masal salah ah klien klien yang yang bel belum um terka terkaji ji
2. Per Perawa awat Konse nselor a. Mem Memberi berika kann just justif ifik ikas asii b. Memberikan reinforcement
c. Memvali Memvalidasi dasi kebena kebenaran ran dari dari masala masalahh dan interv intervensi ensi keper keperawat awatan an serta serta rasional tindakan d. Meng Mengar arah ahka kann dan dan kore koreks ksii 5
e. Menginte Mengintegras grasikan ikan konsep konsep dan dan teori teori yang yang telah telah dipela dipelajari jari 2.1.5 Alur Pelaksanaan Pelaksanaan Ronde Ronde Keperawatan Keperawatan
2
TAHAP PRA RONDE
PP
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Informed
Concent
TAHAP PRA
3 4 5 6 7 8
RONDE
TAHAP PELAKSANAA PROPOSAL N DI NURSE STATION
TAHAP RONDE DI BED KLIEN
Hasil
PP
Membuat janjii dengan dokter, & diagnosis Apa masalah ahlii gizi, rehab keperawatan? PENETAPAN Penyajia medik, apa yang Data PASIEN n farmasi,&Peraw mendukung? atintervensi yang Bagaimana PERSIAPAN PASIEN : sudah dilakukan? Primer lain INFORMED CONCENT HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI Validasi data
Diskusi PP,
TAHAP RONDE PENYAJIAN MASALAH
9 10
TAHAP PASCA
APA YANG MENJADI MASALAH Konselor, CROSS CEK DATA YANG ADAKARU, APA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUT BAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)
Lanjutan diskusi di
Simpulan dan
TAHAP RONDE
VALIDASI DATA rekomendasi
solusi masalah
Aplikasi Hasil analisis dan diskusi
DISKUSI KARU, PP-PP, PERAWAT KONSELOR dan tim kesehatan lain
TAHAP RONDE
Masalah teratasi
TAHAP PASCA RONDE
EVALUASI
2.1.6 Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur :
a. Ronde Ronde keperaw keperawatan atan dilaksan dilaksanakan akan di di DI
NURSE
STATION
DI BED PASIEN
6
Kesimpulan dan Rekomendasi Ruang Ruang masalah Palem Palem I RSU Dr.
Soeto Soetomo mo
Surabaya, Surabaya, persyaratan persyaratan administratif administratif sudah lengkap (Informed (Informed consent, alat, dan lainnya) b. Peserta ronde keperawatan keperawatan hadir ditempat pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan c. Pers Persia iapa pann dilak dilakuk ukan an sebe sebelu lumn mnya ya.. 2.
Evaluasi Proses :
a. Pesert Pesertaa mengik mengikuti uti kegi kegiata atann dari awal awal hing hingga ga akhir akhir.. b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan 3.
Evaluasi Hasil :
a. Klie Klienn puas puas den denga gann hasi hasill kegi kegiat atan an.. b. Masalah klien klien dapat teratasi. teratasi. c. Perawat dapat : 1) Menum Menumbuh buhka kann cara cara berfik berfikir ir yang yang krit kritis. is. 2) Menu Menumb mbuh uhka kann pemi pemiki kira rann tent tentan angg tind tindak akan an kepe kepera rawa wata tann yang ang berorientasi berorientasi pada masalah masalah pasien. 3) Mening Meningkat katkan kan cara cara berf berfik ikir ir yang yang sistem sistemati atiss 4) Meningka Meningkatkan tkan kemampu kemampuan an validita validitass data data pasien. pasien. 5) Meningka Meningkatkan tkan kemam kemampuan puan menen menentuka tukann diagnosa diagnosa keper keperawa awatan. tan. 6) Mening Meningkat katkan kan kemam kemampua puann justi justifik fikasi asi 7) Mening Meningkat katkan kan kema kemamp mpua uann menilai menilai hasil hasil kerja kerja.. 8) Men Meningka ngkattkan kan kem kemampu ampuan an memod emodiifika fikasi si renc encana asuh asuhaan keperawatan 2.2 Asuh suhan Kepe eperawa awatan tan pada Nn.I Nn.I dengan ngan diag diagno nosa sa med medis Tumor mor Medi Medias asti tinu num m + Efus Efusii pleu pleura ra Bil Bil + Hipo Hipoal albu bumi min n deng dengan an masa masala lah h keperawatan utama Pola nafas tidak efektif.
2.2.1 Tumor mediastinum 1.
Pengertian
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu yaitu rongga rongga yang berada berada di antara antara paru kanan kanan dan kiri. kiri. Mediastin Mediastinum um berisi berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, ikat, kelenjar getah getah bening dan salurannya. salurannya. Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat diperluas, maka pembesaran tumor dapat menekan organ di dekatnya dan dapat menimbulkan menimbulkan
7
kegawatan yang mengancam jiwa. Kebanyakan tumor mediastinum tumbuh lambat sehingga pasien sering datang setelah tumor cukup besar, disertai keluhan dan tanda akibat penekanan tumor terhadap organ sekitarnya. 2.
Pembag mbagiian Tu Tumo morr Med Mediiast astinum inum
1. Mediastin Mediastinum um superior superior,, mulai mulai pintu pintu atas rongga rongga dada sampai sampai ke
vertebra torakal ke-5 dan bagian bawah sternum 2. Mediastin Mediastinum um anterior, anterior, dari garis garis batas batas mediasti mediastinum num superior superior ke
diafargma di depan jantung. 3. Mediastinum posterior, dari garis batas mediastinum superior ke
diafragma diafragma di belakang jantung. 4. Mediastinum medial (tengah), dari garis batas mediastinum superior
ke diafragma di
antara mediastinum anterior
dan
posterior. 3.
DIAGNOSIS
Untuk melakukan prosedur diagnostik tumor mediastinum perlu dilihat apakah pasien datang dengan dengan kegawatan kegawatan (napas, kardiovaskular kardiovaskular atau saluran cerna). cerna). Pasien yang datang dengan kegawatan napas sering membutuhkan tindakan emergensi atau semieme semiemergens rgensii untuk untuk mengatas mengatasii kegawata kegawatanny nnya. a. Akibatn Akibatnya ya prosedur prosedur diagnostik harus ditunda dahulu sampai masalah kegawatan teratasi. Hal penting yang harus harus diingat diingat adalah adalah jangan jangan sampai sampai tindakan tindakan emergens emergensii tersebut tersebut menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan jenis sel tumor yang dibutuhkan untuk memutuskan terapi yang tepat. Lihat alur prosedur diagnosis dengan kegawatan dan tanpa kegawatan atau kegawatan telah dapat diatasi. Secara umum diagnosis tumor mediastinum ditegakkan sebagai berikut: A. 1.
Gambaran Klinis
Anamnesis Tumor mediastinum sering tidak memberi gejala dan terdeteksi pada saat dilakukan foto toraks. Untuk tumor jinak, keluhan biasanya biasanya mulai mulai timbul timbul bila terjadi peningka peningkatan tan ukuran ukuran tumor tumor yang menyebabkan terjadinya penekanan struktur mediastinum, sedangkan tumor ganas dapat menimbulkan gejala akibat penekatan atau invasi ke struktur mediastinum.
8
Gejala dan tanda yang timbul tergantung pada organ yang terlibat, - batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea dan/atau bronkus utama, - disfag disfagia ia muncu muncull bila bila terjad terjadii pene peneka kanan nan atau atau invasi ke esofagus - sindrom vena kava superior (SVKS) lebih sering terjadi pada tumor mediastinum yang ganas dibandingkan dengan tumor jinak, - suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis diafragma timbul timbul apabila penekanan penekanan nervus frenikus - nyer nyerii dind dindin ingg dada dada muncu muncull pada pada tumor tumor neuro neuroge geni nikk atau atau pada pada penekanan sistem sistem syaraf. syaraf. 2.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik akan memberikan informasi sesuai dengan lokasi, ukuran dan keterbatasan organ lain, misalnya telah terjadi penekanan ke organ organ sekitarny sekitarnya. a. Kemungk Kemungkinan inan tumor tumor
mediasti mediastinum num dapat dapat
dipikirka dipikirkann atau atau dikaitka dikaitkann dengan dengan beberap beberapaa keadaan keadaan klinis klinis lain, lain, misalnya: - miastenia gravis mungkin menandakan timoma - lim limfade adenopa nopatti
mun mungkin gkin
menandakan limfoma B. Prosedur Radiologi
1.
Foto toraks Dari foto toraks PA/ lateral sudah dapat ditentukan lokasi tumor, anterior anterior,, medial medial atau posterior, posterior, tetapi tetapi pada kasus dengan dengan ukuran ukuran tumor yang besar sulit ditentukan lokasi yang pasti.
2.
Tomografi Selain dapat menentukan lokasi tumor, juga dapat mendeteksi 9
klasifik klasifikasi asi pada lesi, yang yang sering sering ditemukan ditemukan pada kista dermoid, dermoid, tumor tiroid dan kadang-kadang timoma. Tehnik ini semakin jarang digunakan. 3.
CT-Sc -Scan tor toraks de denga ngan kont kontrras Selain dapat mendeskripsi lokasi juga dapat mendeskripsi kelainan tumor secara lebih baik dan dengan kemungkinan untuk menentukan perkiraan jenis tumor, misalnya teratoma dan timoma. CT-Scan juga dapat menentukan stage pada kasus timoma dengan cara mencari apakah telah terjadi invasi atau belum. Perkembangan alat bantu ini mem memper permuda udah pela elaksa ksanaan
penga ngambi mbilan lan
baha ahan
untuk tuk
pemeriksaan sitologi. Untuk menentukan menentukan luas radiasi beberapa jenis tumor mediastinum sebaiknya dilakukan CT-Scan toraks dan CT- Scan abdomen. 4.
Flouroskopi Prosedur
ini
dilakukan
untuk
meliha ihat
kemungkinan aneurisma aorta. 5.
Ekokardiografi Pemeriks Pemeriksaan aan ini berguna berguna untuk untuk mendetek mendeteksi si pulsasi pulsasi pada tumor tumor yang diduga aneurisma.
6.
Angiografi Tekn Teknik ik
ini ini
lebi lebihh
sens sensit itif if
untu untukk
mend mendet etek eksi si
aneu aneuri rism smaa
dibandingkan flouroskopi dan ekokardiogram. ekokardiogr am. 7.
Esofagografi Pemeriks Pemeriksaan aan ini dianjurka dianjurkann bila ada dugaan dugaan invasi invasi atau penekanan ke ke esofagus.
8.
USG, MR MRI dan dan Ked Kedokt oktera eran Nu Nuklir klir Meski Meski
jarang jarang dilakuka dilakukan, n,
pemeriks pemeriksaanaan-pem pemerik eriksaan saan terkadan terkadangg
harus dilakukan untuk beberapa kasus tumor mediastinum.
C.
Prosedur Endoskopi
1.
Bronk Bronkosk oskopi opi harus harus dilak dilakuka ukann bil bilaa ada ada indika indikasi si operas operasi.i. Tindakan bronkoskopi dapat memberikan informasi tentang pendorongan pendorongan atau penekanan tumor terhadap saluran napas dan lokasinya. Di samping itu melalui bronkoskopi juga dapat dilihat apakah apakah telah telah terjadi terjadi invasi invasi tumor tumor ke saluran saluran napas. napas. Bronkosk Bronkoskopi opi
10
sering sering dapat dapat membe membeda dakan kan tumor tumor media mediasti stinum num dari dari kanke kankerr paru paru primer.
2.
Mediastinokopi. TIndakan ini lebih dipilih untuk tumor yang berlokasi di mediastinum anterior.
D.
3.
Esofagoskopi
4.
Torakoskopi di diagnostik tik
Prosedur Patologi Anatomik
Beberap Beberapaa tindakan tindakan,, dari yang yang sederhan sederhanaa sampai sampai yang yang komplek komplekss perlu dilakukan untuk mendapatkan mendapatkan jenis jenis tumor. 1.
Pemerik riksaan sitologi Prosedur diagnostik untuk memperoleh bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan sitologi ialah: ialah: - biopsi, jarum halus (BJH atau fine needle aspiration biopsy, FNAB), dilakukan bila ditemukan ditemukan pembesaran pembesaran KGB atau atau tumor supervisial. -
punk punksi si ple pleur uraa bil bilaa ada ada efus efusii ple pleur uraa
-
bilas bilasan an atau atau sika sikatan tan bron bronku kuss pada pada saat saat bronko bronkosko skopi pi
- biopsi biopsi aspirasi aspirasi jarum, jarum, yaitu yaitu pengamb pengambilan ilan bahan bahan dengan dengan jarum yang yang dilakuka dilakukann bila bila terlihat terlihat masa intrabro intrabronkia nkiall pada saat prosedur bronkoskopi bronkoskopi yang amat mudah berdarah, sehingga biopsi amat amat berbahaya berbahaya - biopsi transtorakal transtorakal atau transthoracal biopsy (TTB) dilakukan bila massa dapat dicapai dengan jarum yang ditusukkan di dinding dada dan
lokasi lokasi tumor tumor tidak tidak dekat pembu pembuluh luh darah darah atau atau tidak ada ada
kecurigaan aneurisma. Untuk tumor yang kecil (<3cm>, memiliki banyak pembuluh darah dan dekat organ yang berisiko dapat dilakukan TTB dengan tuntunan flouroskopi atau USG atau CT Scan. 2.
Pemerik riksaan histologi Bila BJH tidak berhasil menetapkan jenis histologis, perlu dilakukan prosedur di bawah bawah ini: - biopsi KGB yang teraba di leher atau supraklavikula. supraklavikula. Bila tidak
11
ada KGB yang teraba, dapat dilakukan pengangkatan jaringan KGB yang mungkin ada di sana. Prosedur inidisebut biopsi Daniels. - biop biopsi si media mediast stin inal al,, dila dilaku kuka kann bila bila deng dengan an tinda tindaka kann di atas hasil hasil belum didapat. didapat. - biopsi biopsi eksis eksision ional al pada pada massa massa tumor tumor yang yang besa besar r - tora torako kosk skop opii diag diagno nost stic ic Video-assiste sistedd thoracic thoracic surgery surgery (VATS), (VATS), dilakuka dilakukann untuk untuk - Video-as tumor di semua lokasi, terutama tumor di bagian posterior. E.
Pemeriksaan Laboratorium
·
Hasil pemeriksaan laboratorium rutin sering tidak memberikan informasi yang berkaitan dengan tumor. LED kadang meningkatkan pada limfoma limfoma dan TB mediastinum. mediastinum.
·
Uji Uji tube tuberk rkul ulin in dib dibut utuh uhka kann bila bila ada ada kec kecur urig igaa aann limf limfad aden enit itis is TB TB
·
Peme Pemerik riksa saan an kada kadarr T3 T3 dan dan T4 dibu dibutu tuhk hkan an untu untukk tum tumor or tiro tiroid id..
.
Pemeriksaan a-fetoprotein dan b-HCG dilakukan untuk tumor mediastinum yang termasuk kelompok tumor sel germinal, yakni jika ada keraguan antara seminoma atau non- seminoma. Kadar a-fetoprotein dan b-HCG tinggi pada golongan nonseminoma.
F.
Tindakan Bedah
Torakotomi eksplorasi untuk diagnostik bila semua upaya diagnostik tidak berhasil memberikan diagnosis histologis. G.
Pemeriksaan Lain
EMG adalah pemeriksaan penunjang untuk tumor mediastinum jenis timoma atau tumor- tumor lainnya. Kegunaan pemeriksaan pemeriksaan ini adalah mencari kemungkinan miestenia gravis atau myesthenic reaction.
12
KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM
Klasifikasi tumor mediastinum didasarkan atas organ/jaringan asal tumor atau jenis histologisnya, seperti dikemukakan dikemukakan oleh Rosenberg Rosenberg (tabel (tabel 1).
III. PENATALAKSANAAN
Pena Penata tala laks ksan anaa aann
untu untukk
tum tumor
media ediast stin inum um
yang ang
jina jinakk
adal adalah ah
pembedahan pembedahan sedangkan untuk tumor ganas, tindakan berdasarkan jenis sel kanker. Tumor mediastinum jenis limfoma Hodgkin's maupun non Hondgkin's diobati sesuai dengan protokol untuk limfoma dengan memperhatikan masalah respirasi selama dan setelah pengobatan. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tumor mediastinum nonlimfoma nonlimfoma secara umu adalah multimodality multimodality meski sebagian besar membutuhkan tindakan bedah saja, karena resisten terhadap radiasi dan kemoterapi tetapi banyak tumor jenis lain membutuh membutuhkan kan tindakan tindakan bedah, bedah, radiasi radiasi dan kemotera kemoterapi, pi, sebagai sebagai terapi adjuvant atau neoadjuvan.
13
Syarat untuk tindakan bedah elektif adalah syarat umum, yaitu pengukuran toleransi berdasarkan fungsi paru, yang diukur dengan spirometri dan jika mungkin dengan body box. Bila nilai spirometri spirometri tidak sesuai dengan klinis maka harus dikonfirmasi dengan analis gas darah. Tekanan O2 arteri dan Saturasi O2 darah arteri harus >90%.
Syarat untuk radioterapi dan kemoterapi adalah: Hb > 10 gr% leukosit > 4.000/dl trombosit > 100.000/dl
Jika digunakan obat antikanker yang bersifat radiosensitaizer maka radio kemoterapi dapat diberikan secara berbarengan (konkuren). Jika keadaan tidak mengizinkan, maka kombinasi radiasi dan kemoterapi diberikan secara bergantian (alternating: (alternating: radiasi diberikan di antara siklus kemoterapi) kemoterapi) atau sekuensial (kemoterapi > 2 siklus, lalu dilanjutkan dengan radiasi, atau radiasi lalu dilanjutkan dengan kemoterapi). Selama pemberian kemoterapi atau radiasi perlu diawasi terjadinya melosupresi dan efek samping obat atau toksisiti akibat tindakan lainnya. A. Tu mo r Tin us
1. Klasifika si histologis a.
Tim Timoma oma (kla (klasi sifi fika kasi si Mul Mulle lerr Herm Hermel elin ink) k) ·
Tipe medular
·
Tipe ca campuran
14
·
Tipe Tipe kort kortik ikal al pred predom omin inan an
·
Tipe ko kortikal
Karsinoma timik
b. 2.
·
Dera Deraja jatt rend rendah ah (Low (Low grad grade) e)
·
Dera Deraja jatt tin tingg ggii (Hi (High gh grad grade) e)
Karsinoma Karsinoma timik dan Oat Cell Carcinoma
Staging berdasarkan
sistem Masanoka Stage Stage 1 : Makro Makrosko skopik pik berkaps berkapsul, ul, secara secara Mikros Mikroskop kopik ik tidak tidak tampak tampak invasi invasi ke kapsul Stage II : Invasi secara makroskopik ke jaringan lemak sekitar pleura mediastinal atau invasi ke kapsul secara mikroskopik Stage III : Invasi secara makroskopik ke organ sekitarnya Stage : Penyebaran ke pleura atau perikard
IV.A Stage
: Metastasis limfogen atau hematogen
IV.B 3. Penatalaksanaa n Timoma
Stage 1 :
Extended
thymecthomy (ETT)
thymo
saja
Stage II : ETT, dilanjutkan dengan radiasi, untuk radiasi harus diperhatikan batas-batas tumor seperti terlihat pada CT sebelum pembedahan Stage Stage III III
: ETT ETT dan dan exte extende ndedd rese resecti ction on dila dilanju njutka tkann
radioterapi dan kemoterapi S t a g e IV.A
: Debulking dila dilanj njut utka kann 15
deng dengan an
kemoterapi dan radioterapi S t a g e IV.B
:
kem kemote oterapi
dan
rad radiot iotera erapi
dilanjutkan dengan debulking
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage IV.A dapat diberikan kemoradioterapi kemoradioterapi adjuvant 2 siklus dilanjutkan radiasi radiasi 4000 cGy, diikuti debulking dan kemoterapi siklus berikutnya. Penatalaksanaan timoma tipe medular stage IV.B bersifat paliatif, yaitu kemoterapi dan radioterapi paliatif. Penatalaksanaan timoma tipe medular stage I - II lebih dahulu dibedah, selanj selanjutn utnya ya kemote kemoterap rapi.i. Pada Pada stage stage III diber diberika ikann kemo/ kemo/radi radiote oterap rapii neoadjuvant. Pada timoma timoma tipe campuran campuran,, penatala penatalaksan ksanaan aan disesuai disesuaikan kan dengan dengan tipe histologik yang dominan. 4.
Pena Penata tala laks ksan anaa aann kar karsi sino noma ma tim timik Penatalaksanaan untuk tumor ini adalah multi-modaliti sama dengan penatalaksanaan penatalaksanaan untuk kanker di paru.
5.
Pena Penata tala laks ksan anaa aann kars karsin inoi oidd timi timikk dan dan oat cell carcinoma Penatalaksaan untuk tumor ini adalah pembedahan dan karena sering invasif maka direkomendasikan radiasi pascabedah untuk kontrol lokal, tetapi tetapi karena karena tingginy tingginyaa kekerapa kekerapann metastas metastasis is
maka maka
kemotera kemoterapi pi
diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan angka ketahanan hidup. Kemoterapi Kemoterapi yang diberikan hampir sama dengan kemoterapi untuk kanker paru jenis karsin karsinom omaa sel kecil kecil (KPKS (KPKSK), K), yakni yakni antara antara lain lain sispl sisplati atinn + etopos etoposid id sebanyak 6 siklus. 16
Oat cell carcinoma
di mediastinum mempunyai prognosis lebih baik
dibandingkan dengan oat cell carcinoma di paru. Pada setiap kasus timoma, sebelum bedah harus terlebih dahulu dicari tanda miesteni miesteniaa gravis gravis atau myestenic myestenic reaction reaction.. Apabila Apabila sebelum sebelum tindakan tindakan bedah bedah ditemukan maka dilakukan terlebih dahulu plasmaferesis plasmaferesis dengan tujuan mencuci antibody pada plasma darah penderita, paling cepat seminggu sebelum operasi. Kesan yang menampakkan menampakkan myesthenic reaction sebelum pembedahan harus terlebih dahulu diobati sebagai miestenia gravis. B.
Tumor Sel Germinal
1.
Klasifikasi histologi
·Seminoma ·Nonseminoma -
Karsinoma emb embrional
-
Koriokarsinoma
-
Yolk sac carcinoma
·Teratoma -
Jinak (benign)
-
Ganas (malignant) 2.
Penat natalak alaksa sannaan sem seminom noma Seminoma Seminoma adalah tumor yang sensitif terhadap radiasi dan kemoterapi. kemoterapi. Tidak ada indikasi bedah untuk tumor jenis ini. Kemoterapi diberikan setelah radiasi selesai tetapi respons terapi akan lebih lebih baik dengan cara komb kombina inasi si radio radio-ke -kemo moter terapi api.. Bila Bila ada kegaw kegawata atann napas, napas, radia radiasi si diberikan secara cito, dilanjutkan dengan kemoterapi sisplatin based .
3.
Pena Penata tala laks ksan anaa aann Tumo Tumorr Medi Medist stin inum um Non Nonse semi mino noma ma Tumor-tumor Tumor-tumor yang termasuk kedalam kelompok nonseminoma bersifat radioresisten, radioresisten, sehingga tidak direkomendasikan direkomendasikan untuk radiasi. Pilihan terapi adalah kemoterapi 6 siklus. Evaluasi dilakukan setelah 3 - 4 siklus menggunakan menggunakan petanda tumor b-HCG dan a-fetoprotein serta foto toraks PA dan lateral, selanjutnya menurut algoritma
4.
Pena Penata tala laks ksan anaa aann Tera Terato toma ma jina jinak k Penatalaksanaan teratoma jinak adalah pembedahan, tanpa adjuvant. Pemeriksaan Pemeriksaan batas reseksi harus harus menyeluruh, menyeluruh, agar tidak ada tumor tumor yang
17
tertinggal dan kemungkinan akan berkembang menjadi ganas.
5.
Pena Penata tala laks ksan anaa aann Ter Terat atom omaa Gana Ganass Karena teratoma ganas terkadang mengandung unsur lain maka terapi multimodaliti (bedah + kemoterapi + radioterapi) memberikan hasil yang lebih baik. Pemilihan terapi didasarkan pada unsur yang terkandung di dalamnya dalamnya dan kondisi penderita. Penatalaksanaan Penatalaksanaan teratoma ganas dengan unsur germinal sama dengan penatalaksanaan seminoma.
Pada teratoma, perlu diingat beberapa hal penting: 1. Teratoma matur pada orang tua tidak selalu berarti jinak 2. Teratoma immatur pada anak-anak tidak selalu ganas 3. Teratoma matur pada anak-anak sudah pasti jinak 4. Teratoma imatur pada orang tua sudah pasti ganas
Penatalaksanaan Tumor Sel Germinal Nonseminoma Mediastinum
18
C.
Tumor Neurogenik
1.
Klasifikasi Histologik Berasal dari saraf tepi (peripheral nerves) ·
Neurofibroma
·
Neurilemoma (Sc (Schwannoma)
·
Neurosarkoma
Berasal dari ganglion simpatik (symphatetic ganglia) ·
Ganglioneuroma
·
Ganglioneuroblastoma
·
Neuroblastoma
Berasal dari jaringan paraganglionik ·
Fakreomasitoma
·
Kemodektoma (pa (paraganglioma)
Penatalaksanaan untuk semua tumor neurogenik adalah pembedahan, kecuali neuroblastoma. neuroblastoma. Tumor ini radisensitif radisensitif sehingga pemberian kombinasi radio kemoterapi akan memberikan hasil yang baik. Pada neurilemona (Schwannoma), mungkin perlu diberikan kemoterapi adjuvan, untuk mencegah rekurensi.Tumor jenis ini jarang jarang ditemukan sehingga sehingga penatalaksanaanny penatalaksanaannyaa sangat spesifik. Catatan:
Pada Pada semu semuaa tind tindak akan an debulking , tumor mediastinum harus disiapkan
pemasangan pemasangan stent trakeobronkial , untuk untuk mence mencega gahh terjad terjadiny inyaa kolap kolapss bronku bronkuss setelah pembedah selesai. IV. EVALUASI PENGOBATAN TUMOR MEDIATINUM
Evaluasi efek samping kemoterapi dilakukan setiap akan memberikan siklus kemoterapi berikut dan/atau setiap 5 fraksi radiasi (1000 cGy). Evaluasi untuk respons terapi dilakukan setelah pemberian 2 siklus kemoterapi pada hari pertama siklus ke-3 atau setelah radiasi 10 fraksi (200 cGy) dengan atau foto toraks. Jika ada respons sebagian (partial respons atau PR) atau stable disease (SD), kemoterapi dan radiasi masih dapat dilanjutkan. Pengobatan dihentikan bila terjadi progressive disease (PD).
2.2.2 EFUSI PLEURA 2.1. Pengertian
Efusi Pleura adalah terkumpulnya cairan abnormal dalam cavum pleura (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
19
2.2. Etiologi
Jenis Efusi Pleura ada 2, yaitu: a)
Efus Efusii pleur pleuraa trans transud udat ativ iva, a, biasa biasany nyaa dise diseba babk bkan an oleh oleh suat suatuu kelai kelaina nann
pada tekanan normal di dalam paru-paru. Contohnya: Contohnya: Gagal Jantung Kongestif. b)
Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan peradangan pada pleura, yang
seringkali disebabkan oleh penyakit paru-paru. Contohnya: Ca Paru, TBC, reaksi obat.
Penyebab lain: 1.
Pleu leuriti ritis: s: bakt akteri eri pat pathoge hogennic
2.
Pleuritis Tu Tuberculosis.
3.
Kelain Kelainan an Intra Intra Abdom Abdomina inal: l: sirosi sirosis, s, abses abses ginjal ginjal dan abses abses hati. hati.
4.
Gang anggua guan sirku irkula lasi si
: Decom comp Cordi ordis, s, embol boli pulmon lmonaal,
hipoalbuminemia 5.
Neop eoplasm lasma: a: Meso Mesoli liom oma, a, Ca Ca Bro Bronc nchhus. us.
6.
Trau Trauma ma:: rup ruptu ture re esop esopha hagu gus, s, luka luka tusu tusukk pad padaa dada dada..
7.
Gang Ganggu guan an abdo abdome men: n: Pank Pankre reat atit itis is,, acit acites es,, abse abses. s.
8.
LSE, Urem remia, Sin Sindrom drom Nefrot frotiik.
Faktor Predisposisi : Faktor predisposisi terjadinya effusi pleura dengan berbagai penyebab belum diketahu diketahuii secara secara pasti, pasti, hanya hanya kadang-k kadang-kadan adangg dilapork dilaporkan an adanya adanya predispo predisposisi sisi familial (Price and Wilson, 2005). Faktor Pencetus : Faktor Faktor pencetus pencetus terjadin terjadinya ya efusi efusi pleura pleura dapat dapat terjadi terjadi akibat akibat peningka peningkatan tan tekanan vena pulmonalis dan juga pada kondisi hipoproteinemia. 2.3. Manifestasi Klinik
1. Batuk 2. Disp Dispne neaa ber berva vari rias asii 3. Adanya Adanya keluh keluhan an nyeri nyeri dada dada (nyer (nyerii pleurit pleuritik) ik) 4. Pada efusi efusi yang yang berat berat terjadi terjadi penonj penonjolan olan ruang ruang interk interkosta osta.. 5. Pergerak Pergerakan an dada berkura berkurang ng dan terhamba terhambatt pada bagian bagian yang mengala mengalami mi efusi. 20
6. Perkusi Perkusi meredup meredup diatas diatas efusi efusi pleur pleura. a. 7. Egofoni Egofoni diata diatass paru paru yang yang terteka tertekann dekat dekat efusi. efusi. 8. Suara Suara nafas nafas berku berkurang rang diatas diatas efusi efusi pleur pleura. a. 9. Fremi Fremitus tus foka fokall dan raba raba berku berkuran rang. g. 10. Jari tabuh merupakan merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma karsinoma bronkogenik, bronkiektasis, bronkiektasis, abses dan TB TB paru. 2.4. Penatalaksanaan
Pada efusi yang yang terinfek terinfeksi si perlu perlu segera segera dikeluar dikeluarkan kan dengan dengan memakai memakai pipa intubasi melalui selang iga. Bila cairan pusnya kental sehingga sulit keluar atau bila empiemanya empiemanya multiokuler, perlu tindakan tindakan operatif. Mungkin sebelumnya sebelumnya dapat dibantu dengan irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik. Pengobatan secara sistemik hendaknya segera dilakukan, tetapi terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang adequate. Untuk mencegah terjadinya terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi dapat dilakukan pleurodesis pleurodesis yakni melengketkan melengketkan pleura viseralis viseralis dan pleura parietalis. parietalis. Zat-zat yang yang dipakai adalah tetrasiklin, Bleomicin, Corynecbaterium parvum dll. 1.
Peng Pengel elua uara rann efus efusii yan yangg teri terinf nfek eksi si mem memak akai ai pip pipaa int intub ubas asii mel melal alui ui sel selaa
iga. 2.
Irig Irigas asii cair cairan an gar garam am fis fisio iolo logi giss atau atau lar larut utan an ant antis isep epti tikk (Bet (Betad adin ine) e)..
3.
Pleu leurode rodesi siss (peny penyat atua uann pariet rietaalis lis dan dan vise visera rallis): is): unt untuk mence ncegah
terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi. 4.
Torak rakose osentesi tesis: s: untuk tuk membu embuaang cairan, ran, menda ndapat patkan spesi pesim men
(analisis), menghilangkan dispnea. Indikasinya:
5.
-
Mehi Mehila lang ngka kann sesa sesakk yang yang dit ditim imbu bulk lkan an
-
Bila Bila tera terapi pi spesi spesifik fik pada pada pri prime merny rnyaa tidak tidak efe efekti ktif f
-
Bila Bila terj terjad adii rea reaku kumu mula lasi si cair cairan an Water seal drainage (WSD)
Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika efusi menimbulkan gejala subyektif seperti nyeri, dispnea, dll. Cairan efusi sebanyak 1-1,2 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya meningkatnya edema paru, jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka maka pengeluaran pengeluaran cairan berikutya berikutya baru dapat dapat dilakukan dilakukan 1 jam kemudian. kemudian. 6.
Antibiotika jika terdapat empiema.
7.
Operatif.
2.5. Komplikasi
21
a) Pneumot Pneumotorak orakss (karena (karena udara udara masuk masuk melalui melalui jarum) jarum).. b) Hemotoraks Hemotoraks (Trauma pada pada pembuluh pembuluh darah intercostalis). intercostalis). c) Emboli Emboli udara (Lasera (Laserasi si yang cukup cukup dalam menyebabk menyebabkan an udara dari dari alveoli alveoli masuk ke vena pulmonalis). d) Atalektasis Atalektasis (Ekspansi (Ekspansi paru menurun, terjadi akumulasi akumulasi cairan). cairan). e) Fibr Fibros osis is Paru Paru.. f) Kolaps Pa Paru. 1
1
22
BAB 3 KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
3.1 Pelak Pelaksan sanaan aan Ke Kegia giatan tan
Topi To pikk : Asuh Asuhan an kepe kepera rawa wata tann klie klienn deng dengan an Tu Tumo morr Medi Medias asti tinu num m + Efus Efusii Pleura Bil Hipoalbumin dengan masalah keperawatan utama Pola nafas tidak efektif Sasaran
: Tn I den dengan dia diagnosa medis Tumor Mediastinum + Efusi Pleura Bil Hipoalbumin
Hari/Ta Hari/Tangga nggall : Selasa, Selasa, 05 Novem November ber 2012 2012 Waktu
: 60 menit (Pukul 09.00-10.00)
Tempat
: Ru Ruang Palem I RSU Dr. SO SOETOMO Surabaya
3.2 3.2 Peng Pengor orga gani nisa sasi sian an
Kepala Ru Ruangan
: Sje Sjennie F. F. Ar Areros , SST
Konselor
:
PP 1
:
PP 2
:
PA 1
:
PA2
:
Dokter
: dr.
Ahli gizi
:
Supervisor
: 1. Dr. Nursal Nursalam am,, M.Nur M.Nurss (Hon (Hons) s) 2. Kush Kushar arti tina nah, h, S.Ke S.Kep. p.,, Ns 3. Lilik, SST 4. Kape Kaperr IRNA IRNA Medik Medik RSU RSU Dr Sutom Sutomoo (Obe (Obett Sugiono,SKM) 5. Kaper IRNA Bedah RSU Dr Sutomo (Bambang (Bambang S,S.Kep.,Ns,MM.Kes) S,S.Kep.,Ns,MM.Kes) 6. Komite
Mutu
(
Arie
S.Kep.Ns.,MM.Kes) 7. Ek Ekaa Misba Misbahat hatul, ul,S.K S.Kep. ep.,Ns ,Ns.,M .,M.Ke .Kep. p. Pembimbing
: 1.
Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
2.
Eka Misbahatul,S.Kep.,Ns.,M.Kep Misbahatul,S.Kep.,Ns.,M.Kep
3.
Sjenie F. Areros , SST 1
Sunarno,
3.3 Materi
:
Pap Paparan ran asuha suhann kepera peraw watan tan Tn I denga ngan dia diagno gnosa medis dis Tumo umor Mediasti Mediastinum num + Efusi Efusi Pleura Pleura Bil Hipoalbu Hipoalbumin min di Ruang Ruang Palem Palem I RSU Dr Soetomo Surabaya. 3.4 Metode
1. Rond Rondee Kepe Kepera rawa wata tann 2. Disk Diskus usii dan dan tany tanyaa jawa jawabb 3.5 Media
Dokumentasi klien (status) Informed consent
Sarana diskusi : a. LCD b. Alat tulis : kertas dan bollpoin 3.6 3.6 Meka Mekani nism smee kegi kegiat atan an
TAHAP Pra Ronde
KEGIATAN Pra Ronde a) Mene Meneta tapk pkan an kasu kasuss dan topik b) Menentukan tim ronde. c) Mencari sumber dan literatur. d) Membuat Membuat proposal proposal e) Mempe Mempersi rsiap apkan kan klien f) Informed
TEMPAT
PELAKSANA
KEGIATAN KLIEN
Ruang Palem II
PP 1, PA1
-
consent
kepada keluarga
2
WAKTU Dua hari sebelum pelaksan aan ronde
Ronde
Ronde I. Pembukaan: a) Salam Salam pembu pembukaa kaann b) Memperkenalkan Memperkenalkan klien dan tim ronde c) Menj Menjel elas aska kann tuju tujuan an kegiatan ronde d) Mempers Mempersilah ilahkan kan PP1 menyampaikan kasusnya II. Penyajian data/masalah a) Meny Menyam ampa paik ikan an dasa dasar r pertimbangan pertimbangan dilakukan ronde b) Menjelaskan riwayat penyakit c) Menjel Menjelask askan an masalah masalah klien yang belum terselesaikan dan tind tindak akan an yang ang tela telahh dilaksanakan e) Menyampaikan evaluasi evaluasi keberhas keberhasilan ilan intervensi f) Klar Klarif ifik ikas asii data data yang yang telah disampaikan
Nurse Station
Kepala Ruangan
Nurse Station
PP1
Mendengarkan
5 Me Menit
20 Menit
PP2
II. II. Vali Valida dasi si Data Data a) Mem Memberi sala salam m dan Bed Klien Karu Memberi 20 Menit memperk memperkenal enalkan kan tim respon dan rond rondee kepa kepada da klie klienn menjawab dan keluarga. pertanyaan pertanyaan b) Mem Memvali alidasi asi data PP2, PA yang telah disampaikan dengan melibatkan keluarga . Nurse c) Karu membuka dan Station memimpin diskusi. d) Disk Diskus usii antar antar angg anggot otaa Karu tim dan klien tentang PP2, PA, masalah keperawatan keperawatan Konselor, Dokter, yang belum ahli Gizi, ters tersel eleesaik saikaan dar dari Fisioterapis validasi data antar tim Tim ronde ronde e) Pem Pemberi berian an just justif ifik ikas asii oleh konselor tentang masalah masalah pasien pasien serta serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3
Pasca Ronde
Pasca Ronde a) Menyimpulkan hasil diskusi dan merekomendasikan solusi yang ang dila dilaku kuka kann dala dalam m mengatasi masalah. b) Reward dan Salam penutup 3.7
Krite riterria Ev Evalua luasi
a.
Evaluasi Struktur
Karu
Nurse Station
-
10 menit
Tim ronde Karu
1) Persiapan Persiapan dilakukan dua hari sebelum sebelum pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan keperawatan 2) Penyusunan Penyusunan proposal proposal ronde ronde keperawata keperawatann 3) Koordinasi Koordinasi dengan pembimbing pembimbing klinik klinik dan akademik akademik 4) Konsult Konsultasi asi dengan dengan pembim pembimbing bing dilaksan dilaksanakan akan sehari sehari sebelum sebelum pelaksan pelaksanaan aan ronde keperawatan 5) Penentuan Penentuan pasien dan kasus kasus yang akan akan dilaksanakan dilaksanakan ronde 6) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
b.
Evaluasi Proses Proses Pelaksanaan ronde keperawatan berjalan dengan lancar. Masing-masing dapat
menjalankan perannya dengan baik. c.
Evaluasi Hasil Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan permasalahan
pasien.
4
RESUME KEPERAWATAN
Data Umum
Nama Pasien Pasien : Tn I Usia
: 45 tahun
No RM
: 12.18.15.25
Alamat
: Bluru permai AL-18 Sidoarjo
Tgl MRS
:
Keluhan Utama
:
Sesak dirasakan semakin berat.
Riwayat Riwayat Penyaki Penyakitt Sek Sekaran arang g :
Klien batuk berdahak dan sesak sejak 2 bulan
sebe se belu lum m ma masu sukk ru ruma mahh sa saki kit,t, se sesa sakk di dira rasa saka kann se sepa panj njan angg ha hari ri ti tidu durr de deng ngan an menggun men ggunakan akan 1 bant bantal, al, klie klienn mal malam am terb terbangu angunn kare karena na sesa sesak.Se k.Sebelu belumny mnyaa klie klienn sempat sem pat MRS sela selama ma di RSUD Sidoarjo,de Sidoarjo,denga ngann diag diagnose nose tum tumor or paru kem kemudia udiann dirujuk ke RSDS. Klien semakin sesak saat dalam perjalanan Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit keluarga :
tidak terdapat penyakit keluarga.
Perkembangan vital sign
RataRata-rat rataa tensi tensi pasie pasienn dari dari tangg tanggal al 18 Oktob Oktober er sampai sampai 3 Novem November ber 2012, 2012, sistole sistole
110 mmHg mmHg dan diasto diastole le 70 mmHg. mmHg. Nadi Nadi antara antara 80-86 80-86 x/menit. x/menit. Selam Selamaa
perawatan perawatan
suhu pasien rata rata (36°-37,5°C), (36°-37,5°C), dan respiratory respiratory rate rata-rata
24x/menit Pemeriksaan Fisik B1
: Keluhan Keluhan sesak nafas nafas RR 30x/meni 30x/menit,de t,dengan ngan O2 nasal 4 lpm, lpm, posisi posisi duduk bersandar pada tempat tidur dan bantal. Keluhan batuk produktif, sekret warna putih bercampur dengan liur. Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada asimetris (bagian kiri lebih tertinggal), terpasang WSD pada dada kanan, terdapat krepitasi pada dada kanan dan hampir seluruh tubuh bagian atas (emfisema subcutis). Tidak terdapat retraksi otot bantu nafas intercostae.
B2
rhonci - +
wheezing - -
perkusi sonor hipersonor
- +
- -
sonor hipersonor hipersonor
-
-
sonor
: Irama Irama jantung jantung reguler, reguler, CRT <3 detik, detik, S1S2 tunggal, tunggal, tidak terdapat terdapat keluhan keluhan nyeri dada, akral hangat dan basah, terdapat konjungtiva anemia
5
B3
: GCS GCS = 456, 456, kesad kesadara arann comp composm osmen entis tis,, pupil pupil isoko isokor, r, tidak tidak ada ganggu gangguan an penciuman, penciuman, penglihatan, penglihatan,
dan pendengaran. pendengaran. Terdapat keluhan nyeri pada
dada kanan pada area pemasangan WSD suction B4
: BAK spontan, tidak terdapat pembesaran kandung kemih.
B5
: Mulut bersih, mukosa lembab, abdomen supel, nafsu makan baik, peristaltik usus 16x/menit nilai laboratorium albumin 3.0 g/dl, Hemoglobin 13,5 mg/dl. :Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot tidak terdapat kelainan
B6
ekstremitas, pada integumen terdapat luka insersi pada pemasangan WSD, kondisi luka terdapat kemerahan dan sedikit merembes cairan dari sebelah luar selang WSD, pada luka terasa nyeri dengan skala 6.
Endokrin :
Sistem Sistem endokrin endokrin tidak terdapat terdapat hiperglikem hiperglikemia, ia,
hipoglik hipoglikemi emia, a, pembesar pembesaran an
kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar getah bening. Pengkajian Psikososial :
Eksp Ek spre resi si klie klienn terh terhad adap ap peny penyak akit itny nyaa klie klienn terl terlih ihat at agak agak muru murung ng.. Klie Klienn kooperatif ketika diajak berkomunikasi. Personal Hygiene Hygiene dan kebiasaan :
Klien mandi sehari 2x. Klien berganti pakaian setiap hari. Daftar Masalah Keperawatan :
1.
Pola nafas tidak efektif
2.
Bers Bersih ihan an jala jalann naf nafas as tida tidakk efe efekt ktif if
3.
Gangg ngguan uan rasa rasa nya nyaman nye nyeri
4.
Ketid Ketidaks aksei eimb mbang angan an nutri nutrisi si kurang kurang dari dari kebu kebutuh tuhan an tubuh tubuh Masalah keperawatan yang muncul
No 1
2
Tanggal ditemukan ditemukan
Masalah Tanggal teratasi teratasi 1. Pola nafas Belum Teratasi tidak efektif 2. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif 3. Gangguan rasa nyaman nyeri 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pola nafas tidak efektif Belum teratasi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Bers Bersih ihan an jala jalann nafa nafass tida tidak k efektif 6
Riwayat pemberian terapi
TERAPI O2 nasal 4 lpm PZ:Kalbamin= evelip/24 jam Lasix Dexa Codein 6x1 KSR curcuma Posisi fowler Pragesol drip Antrain drip transfusi Albu Al bumi minn 20 20% % 100 cc (s/d alb > 3) Rawat luka WSD Continues suction WSD
PZ: kalbamin 1:1
PZ : kalbamin 2:1
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ -
√ -
√ √
PZ : D5 :kalbamin : 1:2:1 √ √ √ √ √ √ -
-
-
√
√
PZ 1000 cc √
√ √
√
7
√
√ √ √ √ √ √ √
√
HEMATOLOGI
Hemoglobin
TANGGAL
NILAI NORMAL
8/5/12 8,5
L 13-18 / P 12-16 gr/dl L 45-52 / P 37-47%
Hematokrit L ED
10/05/12
14/-5/12 10,7
2,1
1,6
25
L 0-15 / P 0-20 mm/jam 4,8-10,8 x 103 /Ul
Lekosit Hitung jenis Eosinofil
14,4
1-4%
Basofil Stab
0-2% 3-5%
Segment
54-62%
Limfosit Monosit
25-35% 3-7%
11,6
Platelet
150-450x103
597
Eritrosit
2,9
MCV
L 4,7-6,1 / P 4,2-5,4 x106 /uL L 80-94 / P 81-99 fL
86,3
MCH
27-31 pg
29,3
MCHC
30-34 g/dL
34,0
Hapusan Darah Anisopoikilositosis
+
Hipokrom
+
Kesimpulan : anemia hipokrom inisopoikilositosis Faal Hati
Bilirubin direk Bilirubin total Alkali Fosfatase SGOT SGPT Albumin Globulin Total Protein
0,10-0,40 mg/dl s/d 1,10 mg/dl 40-190 an anak s/ s/d 72 7 20 u/L 2-19 u/L 3-17 u/L 3,5-5 g/dl 2,6-3,6 g/dl 6,28-8,7 g/dl
0,41 0,7
10-20 mg/dl 0,6-1,5 mg/dl
7,4 0,48 102
30 24 2,25 6,92
Faal Ginjal
BUN Creatinin Glukosa Acak Elektrolit
Natrium Kalium Chlorida
133 – 155 mEq/L 3,6 – 5,1 mEq/L 9 7 – 1 1 3 m Eq /L
132,3 3,09 99,8
URINE LENGKAP
Bilirubin Sediment Eri Leko E p ith Torak Kristal
Negative
negatif
0 – 3 pLp <5 pLp 5 – 15 pLp Negative
0-2 2-5 Sedikit Negatif
CAIRAN PLEURA ACITES
Rivalta Glukosa Total protein
Negative
8 Positif 5,4 1688
Ket :
(√)
: Terapi diberikan
( -)
: Terapi tidak diberikan
Hasil Lab BGA
pH pCO2 pO2 HCO3 TCO2 BeEcf SO2
Nilai normal normal 7.35-7.45 (35-45) mmHg mmHg (80-107)mmHg (80-107)m mHg (21-25)mmol/l (-3.5 ± 2.0) mmol/l
8/5/2012 7,538
9/5/2012 7,393
12/5/2012 7,41
35,8
49,3
33
47,4 30,7
31,8
90,5 30,3 31,9
110 20,9 21,9
8
5,2
-3,7
87,8
96,8
98
9
BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN
5.1
Pelaksanaan Kegiatan
Hari
: Kamis
Tanggal
: 08 November 2012
Waktu
: 09.00 – 10.00 WIB
Pelak Pelaksan sanaa
: Kepal Kepalaa ruang ruangan, an, Peraw Perawat at Prim Primer er dan dan Peraw Perawat at Associate
Tempat
: Ru Ruang ang Pa Palem lem I RSU Dr. Soet oetomo omo Sur Suraabay baya
Pembimbing Pembimbing : 1. Dr. Nursalam, Nursalam, M.Nurs (Hons) 2. Eka Misbahatul,S.Kep.,Ns.,M.Kep Misbahatul,S.Kep.,Ns.,M.Kep Supervisor : Acara dihadiri oleh
:
1. Pembim Pembimbin bingg Akade Akademi mikk seban sebanya yakk 1 oran orang. g. 2. Pembim Pembimbin bingg Klin Klinik ik sebany sebanyak ak 1 orang. orang. 3. Supe Superv rvis isor or seba sebany nyak ak 1 oran orang. g. 4. Mahasisw Mahasiswaa Fakulta Fakultass Keperaw Keperawatan atan UNAIR UNAIR angkat angkatan an 2010 2010 sebany sebanyak ak 10 orang. 5.2 5.2
Stru Strukt ktur ur Peng Pengor orga gani nisa sasi sian an
Kepal Kepalaa ruanga ruangann :
5.3
Konselor
:
PP1
:
PA1
:
PP2
:
PA2
:
Dokter
:
Materi :
Asuhan keperawatan keperawatan Tn I dengan diagnosa medis Tumor Mediastinum + Efusi Pleura Bil Hipoalbumin di Ruang Palem I RSU Dr Soetomo Surabaya 5.4
Metode
1. Presentasi 2. Disk Diskus usii dan dan tany tanyaa jawa jawabb 5.5
Media
1. Dokumentasi klien (status) 2. Info Inforrmed Con Conse sennt. 3. Sarana diskusi :
a. LCD 1
b. Alat tulis: kertas kertas dan bollpoint bollpoint 5.6
Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada minggu keempat. Persiapa Persiapann kasus kasus dilakuka dilakukann 2 hari sebelum sebelum pelaksan pelaksanaan aan,, dengan dengan uraian uraian sebagai sebagai berikut: a.
Menyu Menyusun sun prop proposa osall kegiat kegiatan an rond rondee keper keperawa awatan tan deng dengan an men meneta etapka pkann pasien pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
b.
Penanggung Penanggung jawab kegiatan kegiatan menyusun menyusun resume kasus kasus ronde keperawatan keperawatan
c.
Meny Menyia iapk pkan an resu resume me kep keper eraw awat atan an pas pasie ienn sela selama ma dir diraw awat at
d.
Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai resume kasus ronde keperawatan.
e.
Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus.
5.7
Pelaksanaan
Topik
: Ronde Keperawatan
Sasaran
:Pasien dan keluarga pasien Tn I dengan diagnosa medis Tumor Tumor Mediasti Mediastinum num + Efusi Efusi Pleura Pleura Bil Hipoalbu Hipoalbumin min di Ruang Palem I RSU Dr Soetomo Surabaya.
Hari Hari/t /tan angg ggal al
: Kam Kamis is 08 Nove Novem mber ber 201 20122
Waktu
: 09.00- 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Palem I RSUD Dr. Soetomo
Acara dihadiri oleh
:
1.
Pembimbing Akademik sebanyak 1 orang
2.
Pembimbing Klinik sebanyak 1 orang
3.
Supervisor sebanyak 1 orang
4.
Dokter PPDS Paru 1 orang Pengorganisaasian
:
Penanggung jawab
:
Kepala Ruangan
:
Konselor
:
PP 1
:
PA 1
:
PP 2
:
PA 2
:
Dokter
:
Masal Masalah ah kepera keperawat watan an yang yang belum belum dapat dapat diatas diatasii dan dan dibaha dibahass dalam dalam ronde ronde keperawatan adalah pola nafas tidak efektif, dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2
5.8
Hambatan dan Dukungan
Selama pelaksanaan role play, semua kegiatan berjalan sesuai dengan alur yang sudah direncanakan, waktu pelaksanaan tepat sesuai jadwal, undangan yang datang juga sudah sesuai yang diharapkan diharapkan yaitu ada pembimbing pembimbing klinik, pembimbing pembimbing akademi akademikk dan juga supervis supervisor, or, Ruangan Ruangan sangat sangat menduku mendukung ng dilakuka dilakukanny nnyaa ronde ronde keperawa keperawatan, tan, karena karena sampai sampai saat ini belum belum bisa dilakukan dilakukan ronde ronde keperawa keperawatan tan di ruangan. Dukungan diberikan dalam bentuk pemberian pemberian fasilitas kepada mahasiswa untuk melakukan praktek ronde keperawatan di ruang Palem I. Selain itu dukungan juga diperoleh diperoleh dari tim kesehatan kesehatan lain seperti seperti dokter PPDS 5.9
Hasil Evaluasi
a.
Evaluasi Struktur
Pelaksanaan Role Play Ronde Keperawatan yang dilakukan kelompok, tela telahh dipe dipers rsia iapk pkan an sebe sebelu lum mnya nya yang ang melip eliput utii pene peneta tapa pann kasu kasuss rond rondee informed consent yang keperawa keperawatan, tan, pembuat pembuatan an proposal proposal kegiatan kegiatan,, informed yang telah telah
disetujui dan ditanda tangani oleh ayah klien , pembagian peran sebagai PP1, PA1, PA1, PP PP2, 2, PA2, PA2, Karu, Karu, serta serta telah telah meny menyam ampai paika kann undan undangan gan,, dan dan propos proposal al kepada kepada perawat perawat konselor konselor dan dokter dokter yang menangani menangani klien. klien. Pasien Pasien yang diangkat sebagai kasus ronde keperawatan keperawatan adalah pasien kelolaan yang telah menjala menjalani ni perawata perawatann di Ruang Palem Palem I dengan dengan kasus kasus yang yang unik dan sukar sukar untuk untuk ditang ditangani ani.. Sebelu Sebelum m pelak pelaksan sanaa aan, n, pasie pasienn dan keluar keluarga gany nyaa telah telah diberitahukan dan bersedia untuk menjadi pasien ronde keperawatan. b.
c.
Evaluasi Proses Ronde Keperawatan No
WAKTU
1 2
09.15 – 10.00 WIB 10.0 10.000 – 10.00 .00 WIB WIB
KEGIATAN Proses pelaksanaan Role Play
Evalua luasi dari dari pembim bimbing bing dan Su Supervis rvisoor
Evaluasi Hasil Ronde Keperawatan
1) Kegi Kegiat atan an rond rondee diha dihadi diri ri oleh oleh 1 oran orangg pem pembimb bimbin ingg klin klinik ik,, 1 oran orangg pembimbing pembimbing akademik, akademik, 1 orang supervisor, supervisor, 1 orang dokter. dokter. 3
2) Selama Selama kegiatan kegiatan setiap setiap mahasi mahasiswa swa yang yang berperan berperan bekerja bekerja sesua sesuaii tugasnya tugasnya masing – masing. 3) Acar Acaraa dim dimulai ulai tepa tepatt deng dengan an jadw jadwal al yang ang tela telahh dite ditent ntuk ukan an,, acar acaraa berlangsung berlangsung selama 60 menit. menit. 4) Kegi Kegiat atan an berj berjal alan an lanc lancar ar dan dan maha mahasi sisw swaa dapa dapatt menc mencap apai ai tuju tujuan an yang yang diharapkan meskipun terdapat beberapa kekurangan, antara lain PP1 yang kuran urangg
akt aktif dal dalam
mengk ngklari lariffika ikasi dan kuran urangg
ker keras dalam lam
menyampaikan presentasi, karu kurang bisa mengontrol fase klarifikasi sehi sehing ngga ga terd terdap apat at solu solusi si dari dari pera perawa watt kons konsel elor or,,
karu karu lupa lupa untu untuk k
memperk memperkenal enalkan kan tim ronde ronde kepada kepada pasien pasien ketika ketika validasi validasi,, dan ketika ketika memberikan kesimpulan kurang lengkap, belum mengakomodir saran dan solusi yang diberikan dokter dan perawat konselor. PA1 dan PA2 samasama tidak aktif dalam kegiatan.
4
Daftar Pustaka
Alsagaff, H, et all. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya. Carpenito, L inda Jual (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta Doenges et al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta Doeng Doengoes oes,, M, et all, all, (2000) (2000),, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I
Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta. Engram, B, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter Soetomo, Surabaya Phipps, Wilma. et al, (1991), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto.
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Ed.4, EGC, Jakarta Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi, Lab. Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Soeparman & Waspadji (1990 ), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta. Tucker, M et all (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih, volume 4, edisi V, EGC, Jakarta. Wilson Wilson,, S and Th Thom ompso pson, n, J(1990 J(1990), ), Respiratory Disorders, Mosby Year Book, Toronto.
5
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PALEM II RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ………………………………….. Umur : ………………………………….. Alamat : ………………………………….. Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU Untuk Untuk dilakukan dilakukan ronde ronde keperawatan keperawatan terhadap terhadap diri saya sendiri/ sendiri/ suami/ suami/ istri/ orang tua/ anak/ ayah/ ibu/ nenek/ kakek, dengan : Nama : ………………………………….. Umur : ………………………………….. Jeni Jeniss Kel Kelam amin in : .... ....... .............. .......... .......... .............. .......... .......... .......... .............. ..... Alamat : ………………………………….. Ruang : Palem I (Paru laki) RSUD Dr Soetomo Surabaya. No. RM. : ………………………………….. Dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam ronde keperawatan 2) Pasien da d an ke k eluarga te t elah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukan ronde keperawatan 3) Pasien dan keluarga menerima untuk dilakukan ronde keperawatan 4) Pasien da dan ke keluarga me memberikan pe persetujuan un untuk dilakukan ronde keperawatan Ketentuan ronde keperawatan tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya telah mengerti dengan sepenuhnya. Demi Demikia kianla nlahh perset persetuju ujuan an ini saya saya buat buat denga dengann sebena sebenar-b r-bena enarny rnyaa untuk untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 06 November 2012 Yang membuat pernyataan Perawat Primer Pasien
Saksi-saksi : 1. …………………………….. 2. ……………………………..
(……………………) (..…………………..)
6
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN I.
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien Klien
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Ruangan / Bed
:
Rekam Medis No.
:
Diagnosa Medis
:
II. MASAL MASALAH AH-MA -MASAL SALAH AH KEPERAW KEPERAWAT ATAN AN
1.................................................................................................. 2................................................................................................. 3................................................................................................. 4................................................................................................. 5................................................................................................. 6................................................................................................. III. III. SARA SARAN N ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................
Surabaya, 08 November 2012 Kepala Ruangan
(
Perawat Primer
)
(
7
)
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui untuk dilakukan ronde keperawatan Hari
: kamis
Tanggal
: 08 08 No November 20 2012
Waktu
: 12.00 WIB
Tem Tempat pat
: Ruan Ruangg Pale Palem m I RSU RSU Dr. Dr. Soe Soeto tom mo Sur Surab abay ayaa
Surabaya, 15 Mei 2012 Mengetahui Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Sjenie F. Areros , SST
Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
8