IV PROGRAM NASIONAL
PROGRAM NASIONAL
GAMBARAN UMUM Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Pemerintah menetapkan menetapkan beberapa beberapa program nasional nasional yang menjadi prioritas. prioritas. Program Program prioritas tersebut meliputi: a) menurunkan menurunkan angka kematia kematian n ibu dan bayi bayi serta serta meningkatkan meningkatkan angka angka kesehatan ibu dan bayi b) menurun menurunkan kan angka angka kesaki kesakitan tan HIV/A HIV/AIDS IDS c) menurun menurunkan kan angka angka kesaki kesakitan tan tuberku tuberkulos losis is d) pengend pengendali alian an resisten resistensi si antimikr antimikroba oba e) pela pelaya yana nan n geri geriat atri ri Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa penetapan regulasi, pembentukan organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial finansial untuk mendukung mendukung pelaksanaan pelaksanaan program.
SASARAN, STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, SERTA ELEMEN PENILAIAN PENILAIAN
SASARAN I: PENURU PENURUNAN NAN ANGK ANGKA A KEMAT KEMATIAN IAN IBU DAN DAN BAYI BAYI SERTA SERTA PENING PENINGKA KATAN TAN KESEHATAN KESEHATAN IBU IBU DAN BAYI BAYI Standar 1 Rumah sakit sakit melaksa melaksanakan nakan program program PONEK PONEK 24 jam jam di rumah rumah sakit sakit beserta beserta monitoring dan evaluasinya. Standar 1.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK. Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan melaksanakan pelayanan pelayanan rawat gabung, gabung, mendorong mendorong pemberian pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Maksud dan Tujuan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar Standar 1.2 Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu hamil hamil dan melahirkan, melahirkan, maka proses proses antenatal antenatal care, persalinan persalinan dan perawatan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Neonatal Emergens Emergensii Komprehensi Komprehensiff (PONEK) (PONEK) di Rumah Rumah Sakit dan Pelaya Pelayanan nan Obstetri Neonatal Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal maternal dan neonatal, yang yang sangat berperan dalam dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal. Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK PONEK sesuai dengan pedoman pedoman PONEK yang berlaku, dengan dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: a) melaksanak melaksanakan an dan menerapk menerapkan an standar standar pelayanan pelayanan perlindung perlindungan an ibu dan dan bayi secara terpadu terpadu dan paripurna paripurna.. b) mengem mengemban bangka gkan n kebijak kebijakan an dan SPO pelaya pelayanan nan sesuai sesuai denga dengan n standar standar c) meningkatk meningkatkan an kualitas kualitas pelayanan pelayanan kesehat kesehatan an ibu dan bayi bayi termasuk termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi. d) meningkatk meningkatkan an kesiapan kesiapan rumah sakit dalam dalam melaksanaka melaksanakan n fungsi pelayana pelayanan n obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam) e) meningkatk meningkatkan an fungsi rumah rumah sakit sebagai sebagai model dan pembina pembina teknis teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif f) meningkatk meningkatkan an fungsi fungsi rumah sakit sakit sebagai sebagai pusat pusat rujukan rujukan pelayana pelayanan n kesehatan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya. g) meningkatk meningkatkan an fungsi fungsi rumah sakit dalam dalam Perawa Perawatan tan Metode Metode Kangguru Kangguru (PMK) (PMK) pada BBLR. h) melaksanak melaksanakan an sistem sistem monitoring monitoring dan evaluasi evaluasi pelaksan pelaksanaan aan program RSSIB RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu i) ada regulasi regulasi rumah rumah sakit sakit yang yang menjami menjamin n pelaksana pelaksanaan an PONEK PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SP O Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), (Renstr a), rencana kerja anggaran anggara n (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan PONEK 24 jam k) tersedia tersedia ruang ruang pelayanan pelayanan yang yang memen memenuhi uhi persyarata persyaratan n untuk untuk PONEK PONEK antara antara lain rawat gabung l) pemb pemben entu tuka kan n tim tim PO PONEK NEK m) tim PONEK mempunyai program kerja kerja dan bukti pelaksanaannya n) terselengg terselenggara ara pelatihan pelatihan untuk meningkat meningkatan an kemampuan kemampuan pelayanan pelayanan PONEK PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan o) pelaksanaa pelaksanaan n rujukan rujukan sesuai sesuai peratura peraturan n perundangan perundangan p) pelapo pelaporan ran dan dan analisi analisis s meliput meliputii : angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit) angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit) angka kematian ibu dan bayi kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir •
•
•
•
Elemen Penilaian Standar 1 1. Ada regulasi regulasi rumah rumah sakit sakit tentang tentang pelaksanaan pelaksanaan PONEK PONEK 24 jam di rumah rumah sakit sakit dan ada rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan rumah sakit. (R) 2. Ada bukti keterli keterlibatan batan pimpinan pimpinan rumah rumah sakit di dalam dalam menyusun menyusun kegiatan kegiatan PONEK. (D,W) 3. Ada bukti bukti upaya peningk peningkatan atan kesiapan kesiapan rumah rumah sakit sakit dalam melaksanakan melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam). (D,W) 4. Ada bukti pelaksanaan pelaksanaan rujukan dalam rangka PONEK (lihat (lihat juga ARK.5). ARK.5). (D,W) 5. Ada bukti bukti pelaksanaan pelaksanaan sistem sistem monitori monitoring ng dan dan evaluasi evaluasi program rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). (D,W) 6. Ada bukti bukti pelaporan pelaporan dan analisi analisis s yang meliputi meliputi 1 sampai dengan 4 di maksud maksud dan tujuan. (D,W) Elemen Penilaian Penilaian Standar Standar 1.1 1.1 1. Ada bukti bukti terbentukn terbentuknya ya tim tim PONEK PONEK dan program program kerjany kerjanya. a. (R) 2. Ada bukti pelatihan pelatihan pelayanan pelayanan PONEK. PONEK. (D,W) (D,W) 3. Ada bukti bukti pelaksanaan pelaksanaan program tim PONEK. PONEK. (D,W) (D,W) 4. Tersedia Tersedia ruang pelayanan pelayanan yang yang memenuhi memenuhi persyarat persyaratan an untuk PONEK. PONEK. (D,O,W) Elemen Penilaian Standar 1.2 1. Terlaks Terlaksana ananya nya rawa rawatt gabung gabung.. (O,W) (O,W) 2. Ada bukti bukti RS RS melak melaksan sanaka akan n IMD dan mendor mendorong ong pemberi pemberian an ASI Ekslus Ekslusif. if. (O,W)
3. Ada bukti bukti pela pelaksa ksanaan naan eduk edukasi asi dan dan perawata perawatan n metode metode kanggu kangguru ru (PMK) (PMK) pada pada bayi berat badan badan lahir rendah rendah (BBLR). (D,O,W) (D,O,W)
SASARAN II: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS (Standar 2) Standar 2 Rumah sakit sakit melaksanakan melaksanakan penanggulang penanggulangan an HIV/AIDS HIV/AIDS sesuai dengan dengan peraturan peraturan perundang-undangan. Maksud dan Tujuan Standar 2 Dalam waktu yang singkat virus human immunodeficiency virus (HIV) telah mengubah keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global. global. Saat ini, ini, Pemerinta Pemerintah h telah telah mengeluarka mengeluarkan n kebijakan kebijakan dengan melakukan melakukan peningk peningkatan atan fungsi pelayanan kesehatan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS HIV/AIDS (ODHA). Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang memperoleh pelayanan yang berkualitas. Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar standar pelayanan pelayanan bagi rujukan rujukan orang dengan dengan HIV/AID HIV/AIDS S (ODHA) (ODHA) dan sateli satelitnya tnya dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: • meni mening ngka katk tkan an fung fungsi si pela pelaya yana nan n Voluntary Counseling and Testing (VCT); • meni mening ngka katk tkan an fung fungsi si pelay pelayan anan an Preven Preventi tion on Mot Mother her to Child Child Transm Transmisi ision on (PMTCT); • meni mening ngka katk tkan an fung fungsi si pelay pelayan anan an Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerjasama bekerjasama dengan dengan RS yang ditunjuk; ditunjuk; • mening meningkat katkan kan fung fungsi si pelay pelayana anan n Infeksi Infeksi Opor Oportun tunis istik tik (IO); (IO); • mening meningkat katkan kan fung fungsi si pelaya pelayanan nan pada pada ODHA ODHA dengan dengan fakt faktor or risiko risiko Injection Drug Use (IDU); dan • meningkatk meningkatkan an fungsi fungsi pelayanan pelayanan penunj penunjang, ang, yang meliputi: meliputi: pelayanan pelayanan gizi, gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
Elemen Penilaian Standar 2 1. Adan Adanya ya reg regul ulas asii ruma rumah h saki sakitt dan dan duku dukung ngan an penu penuh h mana manaje jeme men n dala dalam m pelayanan pelayanan penanggulangan penanggulangan HIV/AIDS. HIV/AIDS. (R) 2. Pimp Pimpin inan an ruma rumah h saki sakitt berpa berpart rtis isip ipasi asi dal dalam am meny menyusu usun n rencan rencana a pelay pelayan anan an penanggulanga penanggulangan n HIV/AIDS. HIV/AIDS. (D,W) (D,W)
3. Pimp Pimpin inan an ruma rumah h sakit sakit berpa berpart rtis isip ipasi asi dala dalam m mene meneta tapka pkan n kesel keseluru uruha han n proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelapor pelaporann annya. ya. (D,W) (D,W) 4. Terbe Terbent ntuk uk dan dan berf berfun ungs gsin inya ya Tim Tim HIV/ HIV/AI AIDS DS ruma rumah h saki sakitt ( D,W D,W ) 5. Terl Terlak aksa sana nany nya a pela pelati tiha han n untu untuk k men menin ingk gkat atka kan n kema kemamp mpua uan n tekn teknis is Ti Tim HIV/AIDS sesuai standar. (D,W) 6. Terlaks Terlaksana ananya nya fungs fungsii rujuka rujukan n HIV/AID HIV/AIDS S pada pada rumah rumah sakit sakit sesuai sesuai denga dengan n kebijakan yang berlaku. (D) 7. Terlaks Terlaksana ananya nya pelayan pelayanan an VCT, VCT, ART, ART, PMTC PMTCT, T, IO, ODHA ODHA dengan dengan faktor faktor risiko risiko IDU, IDU, penunj penunjang ang sesuai sesuai dengan dengan kebi kebijak jakan. an. (D) (D)
SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS Standar 3 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan: a) prom promos osii keseh kesehat atan an;; b) survei surveilan lans s tuber tuberkul kulosi osis; s; c) pengen pengendal dalian ian faktor faktor ris risiko iko;; d) penemuan penemuan dan dan penangana penanganan n kasus kasus tuberkul tuberkulosis; osis; e) pember pemberia ian n kekeb kekebala alan; n; dan dan f) pemb pemberi erian an oba obatt penc penceg egah ahan an..
Standar 3.1 Rumah sakit sakit menyiapkan menyiapkan sumber sumber daya untuk untuk penyelenggara penyelenggaraan an pelayanan pelayanan dan penanggulanga penanggulangan n tuberkulosis tuberkulosis..
Standar 3.2 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.
Standar 3.3 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis tuberkulosis sesuai peraturan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 3 sampai dengan Standar 3.3
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat , menurunkan angka kesakitan , kecatatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tubekulosis. Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi: a) Promosi Promosi kesehatan kesehatan yang diarahkan diarahkan untuk meningkat meningkatkan kan pengetahua pengetahuan n yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan p enularan, penobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistensi obat. c) Pengendali Pengendalian an faktor risiko risiko tuberkulosi tuberkulosis, s, ditujukan ditujukan untuk untuk mencegah, mencegah, mengur mengurang angii penul penulara aran n dan keja kejadia dian n penyak penyakit it tube tuberku rkulos losis, is, yang yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit p engendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit d) Penemuan Penemuan dan penanganan penanganan kasus kasus tuberk tuberkulosi ulosis. s. Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturanperundangundangan. e) Pember Pemberian ian kekeba kekebalan lan Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan. f) Pemb Pember eria ian n obat obat penc penceg egah ahan an.. Pemberian obat obat pencegahan pencegahan selama selama 6 (enam) bulan bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Kunc Kuncii keberh berhas asiilan pena penang ngg gulan ulang gan tuber uberku kullosi osis di ruma rumah h saki sakitt adal adala ah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Elemen Penilaian Standar 3 1. Ada regulasi regulasi rumah sakit sakit tentang pelaksa pelaksanaan naan penanggula penanggulangan ngan tuberkulos tuberkulosis is di rumah sakit dan ada rencana kegiatan penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam perencanaan rumah sakit. (R) 2. Pimp Pimpin inan an ruma rumah h saki sakitt berpa berpart rtis isip ipas asii dala dalam m mene meneta tapk pkan an kese keselu luru ruha han n proses/ proses/mek mekani anisme sme dalam dalam progra program m pelaya pelayanan nan tuberk tuberkulo ulosis sis termas termasuk uk pelaporanny pelaporannya. a. (D,W) (D,W) 3. Ada bukti bukti upaya upaya pelaksanaa pelaksanaan n promosi promosi kesehata kesehatan n tentang tentang tuberkul tuberkulosis. osis. (D,W) (D,W) 4. Ada bukti bukti pelaks pelaksana anaan an survei surveilan lans s tuberku tuberkulo losis sis dan pelapo pelaporan rannya nya.. (D,W) (D,W) 5. Ada bukti bukti pelaksanaa pelaksanaan n upaya upaya pencegahan pencegahan tuberkulos tuberkulosis is melalui melalui pemberian pemberian kekebalan dengan dengan vaksinasi atau obat pencegahan. (D,W) (D,W)
Elemen Penilaian Standar 3.1 1. 2. 3. 4.
Ada bukti bukti terbentukn terbentuknya ya tim tim DOTS dan program program kerjanya kerjanya.. (R) Ada bukti pelati pelatihan han pelayanan pelayanan dan upaya upaya penanggulanga penanggulangan n tuberkulosis. tuberkulosis. (D,W) (D,W) Ada bukti bukti pelaksanaan pelaksanaan program tim DOTS. (D,W) Ada bukti bukti pelaksanaan pelaksanaan sistem sistem monitorin monitoring g dan evaluasi evaluasi program penanggulanga penanggulangan n tuberkulosis. tuberkulosis. (D,W) 5. Ada bukti pelapor pelaporan an dan analisis analisis yang meliput meliputii a) sampai dengan dengan f) di maksud dan tujuan. (D,W)
Elemen Penilaian Standar 3.2 1. Tersedia Tersedia ruang ruang pelayanan pelayanan rawat rawat jalan yang memenuhi memenuhi pedoman pedoman pencegah pencegahan an dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W) 2. Bila rumah rumah sakit memberik memberikan an pelayanan pelayanan rawat rawat inap bagi pasien pasien tuberkulosi tuberkulosis s paru dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W) 3. Tersedia Tersedia ruang pengambil pengambilan an specimen specimen sputum sputum yang memenuhi memenuhi pedoman pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W) 4. Tersedia Tersedia ruang laborat laboratorariu orarium m tuberkulosi tuberkulosis s yang memenuhi memenuhi pedoman pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
Elemen Penilaian Standar 3.3 1. Rumah sakit sakit memilik memilikii panduan panduan praktek praktek klinis klinis tuberkulosi tuberkulosis. s. (R)
2. Ada bukti kepatuh kepatuhan an staf medis medis terhadap terhadap panduan panduan praktek praktek klinis klinis tuberkulosis. tuberkulosis. (D,O,W) 3. Terlaksana Terlaksana proses proses skrining skrining pasien pasien tuberkulosi tuberkulosis s saat pendafta pendaftaran. ran. (D,O,W) (D,O,W) 4. Ada bukti staf mematuh mematuhii penggunaan penggunaan alat alat pelindung pelindung diri diri (APD) saat saat kontak kontak dengan pasien atau specimen. (O,W) 5. Ada bukti bukti pengunjung pengunjung mematuhi mematuhi penggunaan penggunaan alat alat pelindung pelindung diri diri (APD) saat saat kontak dengan pasien. (O,W)
SASARAN IV: PENGENDALIA PENGENDALIAN N RESISTENSI RESISTENSI ANTIMIKR ANTIMIKROBA OBA
Gambaran Umum Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba, dalam bahasa Inggris antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, mendunia, dengan berbagai berbagai dampak merugikan merugikan yang dapat menurunkan menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan khususnya biaya dan keselamatan pasien. Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif efektif lagi. Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkung lingkunganny annya a karena tidak tidak dilaksa dilaksanaka nakanny nnya a praktik praktik pengen pengendal dalian ian dan pencegahan infeksi dengan baik. Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit. Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten. Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional telah dibentuk Komite Pengendalian Antimikroba yang selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO. Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna p aripurna di fasilitas pelayanan kesehatan. Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa penetapan regulasi
pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanaan PPRA. Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien. Oleh sebab itu diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap antimikroba. Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya. Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik.
Standar 4 Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 4 Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit yang meliputi: a. Pengend Pengendali alian an resisten resistensi si antimik antimikrob roba. a. b. Panduan pengguna penggunaan an antibiotik antibiotik untuk untuk terapi terapi dan profilaksi profilaksis s pembedahan. pembedahan. c. Organisasi Organisasi pelaksana, pelaksana, Tim/ Tim/ Komite Komite PPRA terdiri terdiri dari dari tenaga tenaga kesehatan kesehatan yang kompeten dari unsur: Staf Medis Staf Keperawatan Staf Instalasi Farmasi Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinik Komite Farmasi dan Terapi Komite PPIT Komite Farmasi dan Terapi Komite PPI Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat sertifikat pelatihan PPRA. Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit terdiri dari: a) peningkatan peningkatan pemahaman pemahaman dan dan kesadaran kesadaran seluruh staf,pas staf,pasien ien dan keluarga keluarga tentang masalah resistensi anti mikroba; b) pengendalian pengendalian penggunaan penggunaan antibiotik antibiotik di rumah rumah sakit; c) surveilans surveilans pola pola penggunaa penggunaan n antibioti antibiotik k di rumah sakit; sakit; d) surveilans surveilans pola pola resistensi resistensi antimi antimikroba kroba di rumah sakit sakit e) forum kajian penyakit penyakit infeksi infeksi terinte terintegrasi grasi •
•
•
•
•
•
•
•
Elemen Penilaian Standar 4 1. Ada regulasi regulasi dan program program tentang tentang pengendal pengendalian ian resiste resistensi nsi antimikroba antimikroba di rumah sakit sesuai peraturan peraturan perundangperundang-undang undangan.(R) an.(R) 2. Ada bukti pimpin pimpinan an rumah sakit sakit terlibat terlibat dalam dalam menyusun menyusun program. program. (D,W) (D,W) 3. Ada bukti dukungan dukungan anggara anggaran n operasional, operasional, kesekretar kesekretariatan iatan,, sarana prasarana prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA. (D,O,W) 4. Ada bukti pelaksanaan pelaksanaan pengendalian pengendalian penggunaan penggunaan antibiotik antibiotik terapi dan profilaksis profilaksis pembedahan pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien. (D,O,W) (D,O,W) 5. Direktur Direktur melaporkan melaporkan kegiata kegiatan n PPRA secara secara berkala berkala kepada kepada KPRA. KPRA. (D,W) (D,W)
Standar 4.1 Rumah sakit (Tim/Komi (Tim/Komite te PPRA) melaksanakan melaksanakan kegiatan kegiatan pengendalian pengendalian resistensi resistensi antimikroba.
Maksud dan Tujuan Standar 4.1 Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatan PRA meliputi: a) kegiatan kegiatan sosialisasi sosialisasi dan pelatihan pelatihan staf tenaga tenaga kesehatan kesehatan tentang pengendal pengendalian ian resistensi antimikroba b) surveilans surveilans pola penggunaan penggunaan antibioti antibiotik k di RS (termasuklap (termasuklaporan oran pelaksanaan pelaksanaan pengendalian antibiotik) c) surveil surveilans ans pola pola resiste resistensi nsi antimi antimikrob kroba a d) forum kajian penyakit penyakit infeksi infeksi terinte terintegrasi grasi Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu PPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi: a) perbaikan perbaikan kuantit kuantitas as penggunaan penggunaan antibiotik antibiotik b) perbaikan perbaikan kualitas kualitas penggunaan penggunaan antibiotik antibiotik c) peningkatan peningkatan mutu mutu penanganan penanganan kasus kasus infeksi infeksi secara secara multidisip multidisiplin lin dan terintegrasi d) penurunan penurunan angka infeksi infeksi rumah rumah sakit yang yang disebabkan disebabkan oleh mikroba mikroba resisten resisten e) indikator indikator mutu mutu PPRA terinteg terintegrasi rasi pada pada indikator indikator mutu mutu PMKP Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri bakteri pan-resisten pan-resisten lainnyA (Lihat juga PPI.6). PPI.6).
Elemen Penilaian Standar 4.1 1. Ada organisasi organisasi yang mengelol mengelola a kegiatan kegiatan pengendalian pengendalian resistensi resistensi antimik antimikroba roba dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan. (R) 2. Ada bukti kegiatan kegiatan organisa organisasi si yang meliputi meliputi a) sampai sampai dengan dengan d) di maksud maksud dan tujuan. (D,W) 3. Ada penetapan penetapan indikator indikator mutu mutu yang yang meliputi meliputi a) sampai sampai dengan dengan e) di maksud maksud dan tujuan. (D,W) 4. Ada monitoring monitoring dan dan evaluasi evaluasi terhadap terhadap program program pengendalia pengendalian n resistensi resistensi antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba (D,W) 5. Ada bukti pelapora pelaporan n kegiatan kegiatan PPRA secara secara berkala berkala dan meliputi meliputi butir butir a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)
SASARAN V: PELAYANAN GERIATRI Standar 5 Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis pelayanan. Standar 5.1 Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit ( Hospital Based ). Community Geriatric Service ). Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1 Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup h idup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri: a) ting tingkat kat sederh sederhan ana a b) ting tingka katt leng lengka kap p c) ting tingka katt semp sempur urna na d) ting tingkat kat parip paripurn urna a Elemen Penilaian Standar 5 1. Ada regulasi regulasi tentang tentang penyelengg penyelenggaraan araan pelayana pelayanan n geriatri geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis layanan. (R)
2. Terbentuk Terbentuk dan berfungsin berfungsinya ya tim terpadu terpadu geriatri geriatri sesuai tingkat tingkat jenis jenis layanan. layanan. (R,D,W) 3. Terlaksananya Terlaksananya proses pemantauan pemantauan dan dan evaluasi evaluasi kegiatan. kegiatan. (D,O,W) (D,O,W) 4. Ada pelaporan pelaporan penyeleng penyelenggaraan garaan pelayan pelayanan an geriatri geriatri di rumah rumah sakit. sakit. (D,W) (D,W)
Elemen Penilaian Standar 5.1 1. Ada regulasi regulasi tentang tentang edukasi edukasi sebagai sebagai bagian bagian dari Pelayanan Pelayanan Kesehat Kesehatan an Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit ( Hospital Based Community Geriatric Service ). ). (R) 2. Ada program program PPRS terkait terkait Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Warga Lanjut Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit ( Hospital Based Community Geriatric Service ). ). (D,W) 3. Ada leaflet leaflet atau atau alat bantu bantu kegiatan kegiatan (brosur, (brosur, leaflet leaflet dll). dll). (D,W) (D,W) 4. Ada bukti bukti pelaks pelaksana anaan an kegiat kegiatan. an. (D,O, (D,O,W) W) 5. Ada evaluasi evaluasi dan laporan laporan kegiatan kegiatan pelayana pelayanan. n. (D,W) (D,W)