TUGAS ILMU KESEHATAN ANAK PENYAKIT MORBILI
\
p
Disusun Oleh
Nama : Rizka Nadanti Ridwan NIM : 2014 – 11 – 152 Kelas : C
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) Jakarta 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang penyakit morbili untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kesehatan anak. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 11 juni 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….. DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………….. 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….. 1.3. Tujuan ……………………………………………………….. 1.4. Manfaat ……………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian ……………………………………………………….. 2.2. Etiologi ……………………………………………………….. 2.3. Manifestasi Klinis …………………………………………….. 2.4. Pengobatan ……………………………………………………….. 2.5. Komplikasi ……………………………………………………….. 2.6. Pencegahan ……………………………………………………….. BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 3.2 Saran ………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...
ii iii 1 2 2 2 3 3 4 5 7 8 9 9 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Morbili merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius. Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara berkembang akan terserang penyakit ini, sedangkan di negara maju biasanya menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi. Penyakit morbili sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang anak-anak yang sehat dan bergizi baik. Tetapi apabila di negara di mana anak yang menderita kurang gizi sangat banyak, morbili merupakan penyakit yang berakibat fatal dan menyebabkan angka kematian meningkat sampai 512% Anak-anak yang bergizi kurang dan terserang morbili, biasanya akan diikuti dengan keadaan yang disebut kwashiorkor. Keadaan ini dapat diterangkan oleh karena meningkatnya kebutuhan kalori dan protein semasa proses infeksi yang disertai dengan demam, nafsu makan menurun dan gangguan pada mulut anak yang rnenyebabkan kesulitan menelan. Di samping itu terjadi perubahan pada mukosa usus yang menyebabkan timbulnya protein losing enteropathy. Untuk itu sangat perlu diadakan tindakan pencegahan. Salah satu tindakan yang dinilai paling efektif adalah dengan cara imunisasi. Hal ini dapat memungkinkan basil yang diinginkan sama dengan bila suatu infeksi alamiah terjadi, dan tanpa pengaruh berat seperti bila terinfeksi dengan penyakit itu sendiri. Di Indonesia sudah sejak tahun 1982 program imunisasi morbili dilaksanakan. adapun tujuan imunisasi sendiri adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, bila mungkin mengeradikasi penyakit tersebut. Untuk mengeradikasi penyakit menular yang mikroorganismenya dapat menginfeksi lebih dari satu hospes, atau pun dapat hidup dalam lingkungan yang kurang menguntungkan merupakan hal yang mustahil. Tetapi bila mikroorganisme tersebut secara total bergantung kepada manusia, maka eradikasi penyakit tersebut dapat dilakukan, sebab kedua virus tersebut banyak persamaannya.
1
1.2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari penyakit morbili? 2. Apa etiologi dari penyakit morbili? 3. Apa saja manifestasi Klinis dari penyakit morbili? 4. Bagaimana pengobatan dari penyakit morbili? 5. Apa saja komplikasi dari penyakit morbili? 6. Bagaimana pencegahan terjadinya penyakit morbili?
1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit morbili 2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit morbili 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit morbili 4. Untuk mengetahui pengobatan dari penyakit morbili 5. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit morbili 6. Untuk mengetahui cara pencegahan terjarinya penyakit morbili
1.4. Manfaat 1. Dapat mengetahui pengertian dari penyakit morbili 2. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit morbili 3. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit morbili 4. Dapat mengetahui pengobatan dari penyakit morbili 5. Dapat mengetahui komplikasi dari penyakit morbili 6. Dapat mengetahui cara pencegahan terjarinya penyakit morbili
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Campak (Morbili) adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah beberapa hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher. 2.2. Etiologi Penyebab
campak
adalah measles
virus (MV),
genus
virus
morbili,
famili paramyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata. Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar
pada
otak.
Kolonisasi
dan
penyebaran
pada
epitel
dan
kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan. Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan
3
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.
2.3. Manifestasi Klinis 1. Inkubasi Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.
2. Prodromal Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,40– 40,60C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi eritema hampir selalu didapatkan pada akhir stadium prodromal. Bercak Koplik ini muncul pada 1-2 hari sebelum muncul rash (hari ke-3 – 4) dan menghilang setelah 1-2 hari munculnya rash. Cenderung terjadi berhadapan dengan molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain.
3. Ruam (Rash) Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 °C. Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik. Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula 4
disertai muntah dan anoreksia. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejalagejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Dapat pula terjadi sedikit splenomegali. Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas (hiperpigmentasi)
yang
akan
menghilang
setelah
1-2
minggu.
Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili.
2.4. Pengobatan Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari: 1. pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam. 2. kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi 3. suplemen nutrisi 4. antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder 5. anti konvulsi apabila terjadi kejang 6. anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen. 7. pemberian vitamin A 8. Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas. Dosis 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal > 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A 9. antivirus 10. Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan secara in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita campak berat
dan
penderita
dewasa
yang immunocompromissed.
Namun 5
penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap penelitian dan belum digunakan untuk penderita anak. 11. pengobatan komplikasi
Sistem kekebalan tubuh pada manusia secara alami dapat melawan infeksi virus campak, tetapi jika komplikasi yang terjadi ataupun infeksi campak sangat parah, maka perlu perawatan serta pengobatan di rumah sakit. Agar mempercepat proses pemulihan, maka adat beberapa hal yang dapat membantu: a. Meningkatkan Asupan Cairan Berikan banyak air minum pada anak untuk menghindari dehidrasi. Konsumsi air juga bisa melegakan tenggorokan yang gatal akibat batuk. Ingatlah bahwa ketika tubuh sedang demam, kebutuhan akan cairan pun meningkat. b. Mengendalikan Demam dan Mengurangi Rasa Sakit Umumnya bagi orang dewasa yang mengalami demam dan rasa sakit, konsumsi parasetamol atau ibuprofen bisa dilakukan. Anda juga bisa memberikan parasetamol dalam bentuk cair untuk anak Anda. c. Obat-obatan Saat dan Setelah Campak Menyerang Obat-obatan seperti Vitamin A dan antibiotik mungkin akan diresepkan oleh dokter setelah gejala muncul. Selain itu, pilihan vaksinasi campak juga tersedia. Misalnya suntikan pencegahan campak yang dapat diberikan 72 jam setelah gejala muncul atau suntikan serum globulin imun untuk bayi atau ibu hamil setelah 6 hari terpapar virus. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui pengobatan yang tepat untuk Anda atau anak. d. Mengatasi Sakit Mata Gunakan kain katun yang direndam air untuk membersihkan kotoran mata semasa infeksi campak. Mata penderita campak akan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Untuk mengatasi ini, tutup jendela dengan tirai atau mengganti lampu yang lebih redup saat malam hari. e. Mengobati Gejala Lainnya Ada kemungkinan akan muncul gejala yang mirip seperti pilek seperti hidung berair atau batuk. Anda bisa mengonsumsi minuman hangat untuk meredakan gejala ini. Selain itu, Anda bisa melakukan terapi menghirup 6
uap. Untuk anak kecil, Anda bisa memandikannya dengan air hangat. Minuman hangat mengandung jeruk limun dan madu bisa diberikan pada anak kecil. Perlu diingat bahwa pemberian madu tidak disarankan bagi anak-anak di bawah satu tahun. f. Mewaspadai Kemunculan Penyakit Serius Waspadailah kemungkinan munculnya komplikasi ketika tubuh sedang berperang melawan infeksi ini. Tanda-tanda munculnya kondisi yang lebih serius adalah:
Kesadaran menurun, yang ditandai salah satunya dengan terusmenerus merasa mengantuk
Gejala dehidrasi, seperti mulut kering atau frekuensi buang air kecil berkurang
Batuk darah
Kejang-kejang
Kebingungan
Sesak Nafas
Sakit pada bagian dada, terutama saat bernapas.
2.5. Komplikasi Meski jarang terjadi, campak bisa saja mengakibatkan komplikasi yang cukup serius. Bayi dan anak-anak dengan gizi buruk menjadi kelompok yang paling rentan tertular campak. Selain mereka, orang-orang kekebalan tubuhnya rendah (misalnya penderita AIDS, penderita kanker yang menjalani kemoterapi, atau penderita penyakit kronis) dan ibu hamil juga rentan tertular. Di bawah ini adalah komplikasi campak yang bisa terjadi:
Kejang-kejang akibat demam. Infeksi mata. Infeksi telinga bagian tengah. Infeksi saluran pernapasan dan paru-paru (misalnya pneumonia dan bronkitis). Dehidrasi. Radang pita suara.
Sedangkan untuk komplikasi campak yang jarang terjadi adalah:
Meningitis (radang selaput otak dan saraf tulang belakang) 7
Ensefalitis (infeksi otak). Mata juling akibat dampak virus pada saraf dan otot dari mata. Hepatitis atau infeksi hati. Masalah pada sistem saraf dan jantung. Optik neuritis atau inflamasi saraf mata yang bisa menyebabkan buta permanen. Trombositopenia atau penurunan jumlah platelet yang befungsi membekukan darah.
Anak-anak usia di atas 1 tahun dengan kondisi tubuh yang sehat jarang sekali mengalami komplikasi.
2.6. Pencegahan Cara terbaik mencegah terkena campak adalah dengan imunisasi sejak kecil. Terdapat dua pilihan vaksinasi campak. Yang pertama adalah vaksin khusus campak yang dimasukkan oleh pemerintah ke dalam program imunisasi wajib. Vaksin ini diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun, dan 6 tahun. Jenis vaksin yang kedua adalah MMR yang merupakan vaksin gabungan untuk penyakit campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksin ini diberikan pada umur 12-13 bulan dan pada umur 3-5 tahun. Seorang bayi yang baru lahir akan memiliki antibodi terhadap campak jika sang ibu pernah menderita campak atau telah menerima vaksinasi campak sebelum hamil. Antibodi ini akan memberi perlindungan untuk beberapa bulan pertama. Oleh karena itu vaksin khusus campak atau MMR sebaiknya diberikan ketika bayi berusia di atas setengah tahun. Kedua jenis vaksinasi campak di atas tidak direkomendasikan untuk wanita hamil yang belum terlindungi dari campak. Namun bagi wanita yang ingin hamil dan belum pernah terkena campak, dia bisa diberi vaksinasi campak. Temui dokter untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang campak dan dampaknya pada wanita hamil. Campak sangat mudah menular. Jika Anda menderita campak, hindari pusat keramaian setidaknya empat hari setelah kemunculan ruam campak untuk pertama kalinya. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi penyebaran infeksi kepada orang lain. Hindari kontak langsung dengan orang-orang yang rentan terhadap infeksi virus ini seperti balita, anak kecil, dan wanita hamil.
8
BAB III PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan Morbili merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius seperti Kejang-kejang akibat demam, Infeksi mata, Infeksi telinga bagian tengah, Infeksi saluran pernapasan dan paru-paru (misalnya pneumonia dan bronkitis), Dehidrasi, Radang pita suara, Meningitis (radang selaput otak dan saraf tulang belakang), Ensefalitis (infeksi otak), Mata juling akibat dampak virus pada saraf dan otot dari mata, Hepatitis atau infeksi hati, Masalah pada sistem saraf dan jantung, Optik neuritis atau inflamasi saraf mata yang bisa menyebabkan buta permanen, Trombositopenia atau penurunan jumlah platelet yang befungsi membekukan darah. Manifestasi klinis dari penyakit morbili atau campak ialah inkubasi, biasanya berlangsung 10-12 hari. Prodromal yang biasanya berlangsung 2-5 hari, gejalanya adalah demam yang terus meningkat hingga mencapai 40,6 0C, biasanya disertai munculnya ruam, batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Selanjutnya diikuti dengan tahapan munculnya ruam.
3.2. Saran 1. Diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui apa saja gejala dari penyakit morbili dan waspada akan komplikasi yang dapat terjadi 2. Diharapkan agar orang tua dapat mencegah penyakit morbili agar tidak terjadi pada anak – anak dengan melakukan vaksin.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.alodokter.com/campak 2. http://www.pusatmedik.org/2016/08/morbili-atau-campak-definisi-penyebabdan-pengobatan-serta-gejala-klinis-penyakit-campak-menurut-ilmukedokteran.html 3. https://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measlesrubeola/ 4. http://www.emedicine.com/PED/topic1388.htm 5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 6. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 2006. Pedoman Diagnosis & Terapi. Surabaya: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo 7. Soegijanto, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
10