PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) UPTD PUSKESMAS DAREK
DIGIGIT ULAR
1.
Pengertian (D (Definisi)
!.
"namnesis
%.
Pemeriksaan #isik
Tergi ergigit git Ular mer merupa upakan kan sala salah h sat satu u kea keadaa daan n yang yan g har harus us diw diwasp aspadai adai di Ind Indone onesia. sia. Pug Puguta utan n ular berbisa menyebabkan terjadinya sekump sek umpula ulan n gej gejala ala sep seperti erti nek nekrosi rosiss jari jaringa ngan n perdarahan gagal organ sampai kematian. #rekuensi napas dapat meningkat tangan dan tungkai dapat menjadi kaku pusing. Dapat juga terjadi sinkop $aso$agal pada beberapa orang dapat juga timbul agitasi sehingga menyamarkan gejala yang sebenarnya. &ejala dan tanda'tanda gigitan ular berbisa akan ber$ariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban. Gejala Lokal &ejala dan tanda'tanda lokal antara lain adalah 1.yeri gigitan taring !.yeri lokal %.Perdarahan lokal *.+emar ,.-imfangitis .Pembengkakakn kelenjar getah bening /.+elepuh infeksi lokal 0."bses nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili iperidae). Gejala edema kemerahan nekrosis pada tempat pagutan disebabkan juga oleh pengaruh en2im proteolitik seperti metalloproteinase hideolase dan sitotoksin. Gejala Sistemik &ejala sistemik yang sering dijumpai adalah mual muntah nyeri perut pusing dan lemah badan. "kibat bisa ular $iperidae terjadi kelainan yang melibatkan sistem kardio$askular seperti gangguan penglihatan pusing mengantuk pingsan syok hipotensi aritmia jantung edema paru dan edema konjungti$a. Terjadi pula gangguan perdarahan berupa perdarahan pada luka pagutan perdarahan gusi epistaksis peradarahan mata perdarahan intrkranial hemoptisis hematemensis dan melena perdarahan mukosa dan kulit perdarahn $agina perdarahaan antepartum pada wanita
hamil dan bentuk perdarhan lainnya. Trombosis arteri serebral sering ditemukan pada pagutan Dobola russel sehingga terjadi stroke aprestesia gangguan penge3ap ptosis berat. 4elainan neurologi lain yang dapat dijumpai adalah oftalmoplegi eksternal paralisis fisialis afpnia kesulitan menelan paralisis otot pernapasan. 4elainan ginjal dapat berupa hematuri hemoglobinuri mioglobinuri sampai anuri dan gagal ginjal akut. 4elainan endokrinoun mungkin terjadi berupa insufi'siensi adrenal syok hipoglikemi. 4elainan endokrin ini dapat berlangsung kronis berupa kelelahan kronik kerontokan rambut seksual sekunder penurunan libido amenore atrofi testis dan hipotiroidisme. *.
4riteria Diagnosis
1. Identifikasi ular penyebab. Deskripsi yang disampaikan saksi foto ular atau jika memungkinkan ular dapat dibawa ke I&D 5umah 6akit !. 7ika ular yang dimaksud berbisa atau tidak yakin pasien dapat dirawat inap untuk obser$asi ketat %. Pertolongan pertama imobilisasi dengan pembidaian dan elasti3 bandage (tidak dianjurkan menggunakan tenso3repe). *. 8ebaskan airway dan breathing terutama pada gigitan ular dengan bisa yang mengandung neuroto9in penyebab paralisis. ,. "mbil sampel darah pasien untuk Pemeriksaan Darah lengkap Pemeriksaan #aal hemostasis (aPTT PPT I5 !: min whole blood 3lotting time) tiap jam #ungsi ginjal ;lektrolit . Periksa ;4& untuk mendeteksi kelainan jantung /. 4asih tanda luas pembengkakan jaringan tiap ! jam (5PPT) 0. Indikasi pemberian 6erum "nti'8isa Ular (6"8U)
8
tergigit) atau bengkak yang 3epat membesar -imfadenitis di sistem limfatik regional bekas gigitan A. Terapi suportif lainnya seperti 3airan neostigmin atropin hingga $entilator untuk yang gagal nafas
,.
Diagnosis 8anding
.
Pemeriksaan Penunjang
/.
Terapi
-aboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi biasanya hitung lekosit dapat meningkat hemoglobin menurun akibat adanya perdarahan hitung trombosit dapat menurun. Pemeriksaan faal hemostasis dan yang sederhana serta dapat dengan 3epat dilakukan adalah dengan pemerksaan whole blood 3lotting test(>8
pendinginan daerah tempat pagutan pemberian antihistamin dan kortikosteroid pemakaian obat' obat tradisional dan pemasangan torniket harus dihindari karena tidak terbukti manfaatnya. 8ahkan dapat meningkatkan risiko kematian dan disabilitas. Terapi !armakolo"ik Pasien Ter"i"it Ular Pen"o#atan S$porti% Di rumah sakit status penderita die$aluasi lagi dilakukan tindakan "8< ("irway 8reathing arna gelap urin akibat mioglobinuria atau hemoglobinuri menghilang dalam beberapa jam. Penting untuk menanyakan riwayat atopi berat (asma dll). Pada pasien dengan riwayat atopi berat boleh diberikan epinephrine injeksi sebagai profilaksis sebanyak :!, mg (dewasa) atau ::1 mg@kg (anak) se3ara subkutan sebelum 6"8U diberikan. Perlu diwaspadai bila ditemukan perburukan gejala seperti pembengkakan tungkai lebih dari setengahnya pembengkakan yang timbul segera setelah pagutan pada jari'jari (kaki terutama tangan) pembengkakan yang progresif atau pembengkakan kelenjar getah bening di area ekstremitas tempat pagutan. 5eaksi yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi adalah reaksi anafilaksis 3epat reaksi pirogenikm dan reaksi anflaktik lambat. "nti bisa ular tidak dianjurkan untuk diberikan sebagai profilaksis.
Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. 8.
Edukasi
-
(Hospital Health Promotion) 9.
Prognosis
Tergantung beratnya gejala
10.
Kepustakaan
EIMED PAPDI (BIRU) halaman 739747.