Borang Portofolio No. ID dan Nama Peserta : dr. Fajri Marindra No. ID dan Nama Wahana : RSUD RM Pratomo Rohil Topik : Otitis Eksterna Difus Tanggal (kasus) : 19 November 2013 Presenter : dr. Fajri Marindra Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Azizah dr. Lovita Tri Marni Tempat Presentasi :Ruang komite medik RSUD RM Pratomo Rohil Obyektif Presentasi : ◊ Keilmuan ◊ Ketrampilan ◊ Penyegaran ◊ Tinjauan Pustaka ◊ Diagnostik ◊ Manajemen ◊ Masalah ◊ Istimewa ◊ Neonatus ◊ Bayi ◊ Anak ◊ Remaja ◊ Dewasa ◊ Lansia ◊ Bumil ◊ Deskripsi : J, laki-laki, 33 tahun, nyeri telinga kanan ◊ Tujuan : Mengetahui diagnosis otitis eksterna Bahan Bahasan : ◊ Tinjauan Pustaka ◊ Riset ◊ Kasus ◊ Audit Cara Membahas : ◊ Diskusi ◊ Presentasi & Diskusi ◊ E-mail ◊ Pos Data Pasien : ◊ Nama : Tn. J ◊ No.RM : 072636 Nama Klinik : UGD Telp. : Terdaftar sejak : 19 November 2019 Data Utama Untuk Bahasan Diskusi : 1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Otitis eksterna difus, nyeri telinga kanan sejak 1 hari SMRS, riwayat dikorek sebelumnya (+) 2. Riwayat pengobatan : (-) 3. Riwayat kesehatan/penyakit : riwayat kemasukan benda asing ke dalam telinga (-) Riwayat keluar cairan dari telinga (-) 4. Riwayat keluarga : 5. Riwayat pekerjaan : PNS 6. Pemeriksaan fisik auricula dextra: meatus akustikus eksterna dan liang telinga edema(+), hiperemi (+), sekret (-), nyeri tekan tragus (+). Daftar Pustaka : 1. Sosialisman, Hafil AF, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi keenam. Jakarta: FK UI, 2008. Hasil Pembelajaran : 1. Tatalaksana Otitis Eksterna Difus
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio : Subjektif : Sejak 1 hari SMRS pasien merasa nyeri pada telinga kanannya. Sehari sebelumnya telinga kanan terasa gatal dan tidak enak sehingga pasien membersihkan telinganya dengan cotton buds. Tidak terdapat cairan yang keluar dari telinga. Pendengaran telinga kanan agak berkurang dan tidak berdenging. Tidak ada keluhan pusing (rasa berputar-putar) ataupun sakit kepala. Pasien mengaku sebelumnya tidak kemasukan benda asing atau cairan ke dalam telinganya. Tidak ada riwayat berenang sebelumnya. Objektif : Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah mendukung diagnosis otitis eksterna difus. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Assessment (penalaran klinis) : Berdasarkan penilaian klinis pasien di diagnosis dengan otitis eksterna difus. Menurut kepustakaan, penatalaksanaan otitis eksterna difus yaitu : 1. Bila sudah jadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya 2. Berikan antibiotika baik oral maupun topikal, selama ± 5 hari. Antibiotika yang digunakan biasanya sensitif kuman Staphylococcus aureus, yaitu neomycin atau polymixin B yang dikombinasi dengan kortikosteroid. 3. Pemanasan 4. Analgetika (mis : asam mefenamat dan antalgin) Pada kasus belum didapatkan adanya abses, sehingga pada pasien sebaiknya diedukasikan untuk melakukan kompres hangat, dan diberikan obat antibiotik oral yang sensitif stafilokokus seperti cefadroxil serta untuk simtomatiknya dapat diberikan asam mefenamat sebagai analgetik. Plan : Diagnosis : diagnosis pada pasien ini adalah otitis eksterna difus Pengobatan : Non Farmakologis : Kompres hangat Farmakologis : Cefadroxil 2 x 1 Asam mefenamat 3 x 1 Pendidikan : Dilakukan kepada pasien untuk mencegah terjadinya otitis eksterna difus Konsultasi : Konsultasikan ke dokter spesialis THT jika tidak ada perubahan Kontrol : kontrol ke poli THT Kegiatan Kontrol ulang Nasihat
Periode Setiap obat habis Selama perawatan
Hasil yang diharapkan Mengevaluasi keadaan pasien Pasien mendapat edukasi tentang penyakit dan meghindari faktor predisposisi otitis eksterna difus