OTITIS EKSTERNA Nomor
DINKES KAB. KEBUMEN
Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kebumen III 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
SOP
: SOP /K3/067/VI/2016 Terbit ke :1 No.Revisi :0 Tgl.Diberlaku : 1 Juni 2016 kan Halaman :1-3
UPTD PUSKESMAS KEBUMEN III H.Tri Tunggal E.S.,SKM.MPH NIP. 197201051994031006
Otitis eksterna adalah radang pada liang telinga luar. Penyakit ini banyak ditemukan di layanan kesehatan tingkat pertama sehingga dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama harus memiliki kemampuan mendiagnosis dan menatalaksana secara komprehensif. Sebagai acuan petugas dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus otitis eksterna. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 189.4/223/KAPUS/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Unit Pelaksana Teknis Daerah Unit Puskesmas Kebumen III Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. Pemeriksa menerima rekam medis dari petugas yang melaksanakan pengkajian klinis awal. 2. Pemeriksa membaca data pengkajian awal klinis. 3. Pemeriksa memanggil pasien ke ruang periksa. 4. Pemeriksa memeriksa kesesuaian identitas pasien dengan data pada rekam medis. 5. Petugas mendapatkan hasil anamnesis berupa: a. Keluhan: 1. Rasa sakit pada telinga (otalgia), yang bervariasi dari ringan hingga hebat, terutama saat daun telinga disentuh dan mengunyah 2. Rasa penuh pada telinga 3. Pendengaran dapat berkurang 4. Terdengar suara mendengung (tinnitus) 5. Keluhan biasanya dialami pada satu telinga dan sangat jarang mengenai kedua telinga dalam waktu bersamaan 6. Keluhan penyerta lain yang dapat timbul: demam atau meriang, telinga terasa basah b. Faktor Risiko: 1. Riwayat sering beraktifitas di air, misalnya: berenang, berselancar, mendayung. 2. Riwayat trauma yang mendahului keluhan, misalnya: membersihkan liang telinga dengan alat tertentu, memasukkan cotton bud, memasukkan air ke dalam telinga. 3. Riwayat penyakit sistemik, seperti: diabetes mellitus, psoriasis, dermatitis atopik, SLE, HIV. 6. Petugas mendapatkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective) a. Pemeriksaan Fisik: 1. Nyeri tekan pada tragus 2. Nyeri tarik daun telinga 3. Otoskopi: a. OE akut difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas, dan dapat ditemukan sekret minimal. b. OE akut sirkumskripta: furunkel pada liang telinga luar 4. Tes garputala: Normal atau tuli konduktif
OTITIS EKSTERNA
UPTD PUSKESMAS KEBUMEN III
DINKES KAB. KEBUMEN Nomor
SOP
: SOP /K3/067 /VI/2016 Terbit ke :1 No.Revisi :0 Tgl.Diberlaku : 1 Juni 2016 kan Halaman :2-3
7. Petugas melakukan Diagnosis Klinis dan Diagnosis Banding Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding Perikondritis yang berulang, Kondritis, Otomikosis Komplikasi Jika pengobatan tidak adekuat, dapat timbul abses, infeksi kronik liang telinga, jaringan parut, dan stenosisliang telinga. 8. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan) berupa: Penatalaksanaan 1. Non-medikamentosa: a. Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap atau kapas yang dibasahi dengan H2O2 3%. b. Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase. 2. Medikamentosa: a. Topikal • Larutan antiseptik povidon iodine • OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat: − Salep ikhtiol, atau − Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin. • OE akut difus: Tampon yang telah diberi campuran Polimyxin-B, Neomycin, Hidrocortisone, dan anestesi topikal. b. Sistemik • Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat. • Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan. 9. Pemeriksa melakukan Konseling dan Edukasi Pasien dan keluarga perlu diberi penjelasan, di antaranya: 1. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya 2. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang 3. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak lembab 10.Pemeriksa melakukan kriteria rujukan sebagai berikut: 1. Otitis eksterna dengan komplikasi 2. Otitis eksterna maligna 11.Petugas melakukan dokumentasi Petugas mendokumentasikan data hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, kesimpulan diagnosa, rencana terapi, serta konseling dan edukasi di dalam rekam medis.
OTITIS EKSTERNA
UPTD PUSKESMAS KEBUMEN III
DINKES KAB. KEBUMEN Nomor
SOP
6. Unit terkait
7.
: SOP /K3/067 /VI/2016 Terbit ke :1 No.Revisi :0 Tgl.Diberlaku : 1 Juni 2016 kan Halaman :3-3
Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medis Ruangan Pemeriksaan Umum Ruangan Konsultasi Gizi Ruangan Konsultasi Sanitasi Laboratorium Ruang Farmasi
REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN
No
Yang Dirubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai Diberlakukan
1.
Unit
: ………………………………………………….
Auditee
: ………………………………………………….
Tanggal audit
: ………………………………………………….
N o
KEGIATAN
YA
1. 2.
Apakah pemeriksa menerima rekam medis dari petugas yang melaksanakan pengkajian klinis awal? Apakah pemeriksa membaca data pengkajian awal klinis?
3.
Apakah pemeriksa memanggil pasien ke ruang periksa?
4.
Apakah pemeriksa memeriksa kesesuaian identitas pasien dengan data pada rekam medis?
5.
Apakah pemeriksa melakukan anamnesa?
6.
Apakah pemeriksa melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang sederhana sesuai indikasi? 7. 8.
Apakah pemeriksa melakukan Diagnosis Klinis dan Diagnosis Banding? Apakah pemeriksa melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan) sesuai dengan standar yang ditetapkan?
9.
Apakah
pemeriksa
melakukan
Konseling
dan
Edukasi
TIDA K
TIDAK BERLAKU
OTITIS EKSTERNA
UPTD PUSKESMAS KEBUMEN III
DINKES KAB. KEBUMEN Nomor
SOP
: SOP /K3/067 /VI/2016 Terbit ke :1 No.Revisi :0 Tgl.Diberlaku : 1 Juni 2016 kan Halaman :4-3
kepada pasien dan atau keluarga? 10 Apakah pemeriksa indikasi? . 11 .
melakukan
kriteria
rujukan
sesuai
Apakah pemeriksa melakukan dokumentasi data hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, kesimpulan diagnosa, rencana terapi, serta konseling dan edukasi di dalam rekam medis? Jumlah
Compliance rate (CR) =
YA X 100 YA +TIDAK
= ………………………………………………..
……………………………… Pelaksana/ Auditor