BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma
berasal
dari
bahasa
Latin/Yunani,
paradigma
yang
berartimodel/pola.Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu/profesi paradigm.Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berpikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi
pelayanan.
Keberhasilan
bidan
dalam
bekerja/memberikan
pelayanan
berpegang pada paradigma,pandangan terhadap manusia/wanita,lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidan atau hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan. Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian. Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi untuk
Indonesia
baru
telah
terjadi
perubahan
pola
pikirdan
konsep
dasar
sdtrategispembangunan kesehatan dal;am bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan kesehata n cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia. Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah kesehatan di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas dn penekanan program dalam upaya upa ya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan menjadi pelaku utama dan mempertahankan kesinambungan kesinambungan pembangunan. Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian paradigma ? 2. Bagaimana perubahan paradigma ? 3. Apa strategi dan sasaran utama pembangunan kesehatan ? 1
4. Apa saja faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat ? 5. Bagaimana strategi pembangunan kesehatan ? 6. Apa saja indikator utama indonesia sehat ? 7. Apa saja komponen paradigma kebidanan ? 8. Bagaimana bentuk asuhan kebidanan ? 9. Bagaimana kaitan paradigma dan asuhan kebidanan ? 10. Bagaimana perubahan paradigma yang terjadi seiring perkembangan zaman ?
C. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui pengertian paradigma
2.
Untuk mengetahui perubahan paradigma
3.
Untuk mengetahui strategi dan sasaran utama pembangunan kesehatan
4.
Untuk mengetahui faktor yang mendorong perlu adanya paradigma s ehat
5.
Untuk mengetahui strategi pembangunan kesehatan
6.
Untuk mengetahui indikator utama indonesia sehat
7.
Untuk mengetahui komponen paradigma kebidanan
8.
Untuk mengetahui bentuk asuhan kebidanan
9.
Untuk mengetahui kaitan paradigma dan asuhan kebidanan
10. Untuk mengetahui perubahan paradigma yang terjadi seiring perkembangan zaman
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengetian Paradigma
Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang berartimodel/pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplinilmu / profesi paradigm. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan.
Keberhasilan
pelayanan berpegang
bidan
pada paradigma,
dalam
bekerja/memberikan
berupa pandangan
terhadap
manusia/perempuan,lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidanatauhubungan
timbal
balik
antara
manusia,
lingkungan,
perilaku,
pelayanankebidanan dan keturunan.
B. Perubahan Paradigma
Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat – sakit serta makin layanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit, sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta
tidak
jatuh
sakit
karena
adanya
upaya preventif.
Sehingga perlu diupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi “Pembangunan Berwawasan Kesehatan” masyarakat yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan sebagai
suatu
komitmengerakan
nasional
segenap
masyarakat
sehingga
betul-
betul kesehatan menjadi tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan ( partner ship). Menggunakan paradigma sehat maka segenap
masyarakat
bersama pemerintah
menyelenggarakan
pembangunan
berwawasan kesehatan agar terwujud “ INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”. 1. Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat 3
yang
Paradigma sakit merupakan kerangka berpikir dan cara pandang dalam pembangunan kesehatan yang berfokus pada upaya kesehatan kuratif dan rehabilitative. Dalam paradigma sakit, fokus pelayanannya ditujukan pada pelayanan dan pengobatan orang sakit. Dalam pembangunan kesehatan berperspektif paradigma sakit, segala perhatian dan dana dicurahkan pada pengadaan obat -obatan, alat-alat medis, penanganan pasien, balai pengobatan dan lain sebagainya. Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumtif. Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does Sampoerna, 1998). Paradigma
sakit
dicirikan
dengan
kebijakan
kesehatan
yang
lebih
mengutamakan aspek pengobatan (kuratif) dan rehabilitasi penyakit. Secara kasat mata, bisa dilihat dari lebih banyaknya anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk dua prioritas itu. Paradigma sakit merupakan kebijakan yang boros anggaran.
2. Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative. a) Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistic b) Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sector c)
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
d) Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. 1. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
4
2. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Paradigma sehat dengan sebutan :”Gerakan Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1999. Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan.
Paradigma
sehat
adalah
perubahan
mental
dan
watak
dalam
pembangunan.
C. Strategi dan Sasaran Utama Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya. Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan beberapa strategi utama, antara lain: 1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi. 2) Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap desa. 3) Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan. Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat 4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan. Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin. 5
D. Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat
1) Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif 2) Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis. 3) Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative 4) Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus 5) Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
E. Strategi Pembangunan Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan memiliki strategi : 1. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Semua kebijakan nasional yang diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberi kontribusi positif terhadap pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. 2. Profesionalisme. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung dengan penerapan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilainilai agama, moral, dan etika. 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Penataan sistem pembiayaan kesehatan yang menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat luas. 4. Desentralisasi. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus didasarkan pada masalah dan potensi spesifik daerah tertentu, yaitu pengaturannya disesuaikan dengan rumah tangga masing-masing daerah.
F. Tiga Pilar Indonesia Sehat
Tiga pilar Indonesia sehat, antara lain : 1. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat, perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai-nilai budaya bangsa. 2. Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan (contih: aktifitas fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh: tidak merokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan sabuk pengaman, JPKM), berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh: aktif di posyandu).
6
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika profesi, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada pengguna jasa.
G. Indikator Utama Indonesia Sehat
Indikator utama Indonesia sehat, yaitu : 1. Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85% keluarga menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat. 2. Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi baik, dan tidak merokok); 80% tatanan keluarga sehat. 3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau: Setiap kecamatan memiliki 1,5 puskesmas; pemanfaatan sarana yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan pelayanan kesehatan; rasio desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah satunya purnama/mandiri); 100% balita telah diimunisasi. 4. Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar 7,5 per 1000 penduduk. H. Komponen paradigma kebidanan
a) Wanita Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat secara jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Ibu adalah pendidik pertama utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan seorang ibu dalam keluarga.Para wanita di masyarakat adalah pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga. b) Lingkungan Lingkungan merupakan semua aspek yang terlibat dalam interaksi individu ketika melakukan aktivitas.Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komunitas, maupun masyarakat.Masyarakat adalah kelompok yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial.Ibu/wanita merupakan bagian anggota keluarga dan unit komunitas. c) Perilaku Perilaku profesional bidan mencakup: 7
1.
Berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
3.
Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala.
4.
Menggunakan tindakan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan penyakit dan startegi pengendalian infeksi.
5.
Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberi asuhan kebidanan.
6.
Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat dalam kaitannya dengan praktik kesehatan,kehamilan,pelahiran,periode pasca melahirkan,bayi barulahir, dan balita.
7.
Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan wanita atau ibu(clien) agar klien dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi mengenai semua aspek asuhan. Meminta persetujuan secara tertulis agar klien juga bertanggung jawab atas keswehatannya sendiri.
8.
Menggunakan keterampilan komunikasi.
9.
Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga.
10. Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
d) Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi: 1. Layanan kebidanan primer/mandiri,adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. 2. Layanan kolaborasi, adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan beban tanggung jawab bersama dari semua pemberi layanan yang terlibat mengcakup, bidan, dokter dan/atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim. 3. Layanan rujukan adalah asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli dan/atau tenaga kesehatan profesional 8
lainya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.
e) Keturunan Kualitas manusia diantaranya ditentukan keturunan.Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Walaupun kehamilan, kelahiran, dan nifas adalah proses fisiologis, namun bila tidak ditangani secara akurat dan benar keadaan fisiologis dapat menjadi patologis, sehingga berpengaruh pada bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu, layanan praperkawinan, prakehamilan, kehamilan, kelahiran, dan nifas sangat penting serta memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan semua ini adalah tugas utama bidan.
I. Bentuk Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan mencakup asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada ibu bersalin, asuhan kebidanan bayi baru lahir dan asuhan kebidanan pada ibu nifas. 1) Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkandiagosis dan rencana tindakan, serta melaksanakanya untuk menjamin keamanan dan keputusan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
2) Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data, menginterpretasikan
data
untuk
menentukan
dianosis
persalinan
dan
mengidentifikasi masalah/kebutuhan, membuat rencana, dan melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan keputusan ibu selama periode persalinan.
3) Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari kondisi bayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, memfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menentukan kelainan serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan.
9
4) Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
J. Kaitan Paradigma dan Asuhan Kebidanan
Bidan adalah praktisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan terhadap kasus gangguan sistem reproduksi wanita serta gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya. Tugas bidan adalah memberi pelayanan
dan
asuhan
kebidanan.
Pelayanan/asuhan
kebidanan
mencakup
pra
perkawinan, kehamilan, melahirkan, menyusui dan nifas, serta pelayanan/asuhan kebidanan pada bayi, balita, remaja, dan wanita usia subur. Setiap kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan ibu dan an ak sesuai dengan kewenangannya dilakukan melalui asuhan/pelayanan kebidanan. Kebidanan merupakan sintesis berbagai ilmu pengetahuan mencakup ilmu obstetri , ilmu perilaku, ilmu mengenai kebutuhan manusia, dan ilmu sosial yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Ibu sebagai individu juga memberi kontribusi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga di masyarakat. Dengan demikian fenomena kebidanan di Indonesia adalah masyarakat (Ibu) yang berperilaku sehat, mau, dan mampu memanfaatkan pelayanan/asuhan kebidanan yang tersedia sehingga meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita.Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi, dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan.Dalam memberi pelayanan kebidanan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan, serta lingkungan yang mencakup lingkungan sosial dan ekonomi.
K. Perubahan Paradigma Yang Terjadi Seiring Perkembangan Zaman Paradigma tentang makna sehat Paradigma Lama
Sehat apabila tidak mengalami difungsi organ/alat tubuh
Paradigma tentang makna sehat Paradigma Baru
Sehat Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan spritual tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemhan.
10
Penyembuhan penyakit dalam jangka panjang
Prog.Kes yang lebih efektif dg model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model)
Kebijakan Kes.lama upaya kuratif dan rehabilitatif
Kebijakan Kes.Baru meningkatkan upaya promotif preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif
Pendekatan maslah kesehatan sulit cenderung individual
Pendekatan mas.kes pendekatan holistic yang lebih luas menyeluruh terhadap masyarakat secara kolektif
Sektor kesehatan merupakan sektor konsutif
Sektor kesehatan merupakan sektor produktif
Paradigma Kebidanan pada persalinan Paradigma Lama
Paradigma Kebidanan pada persalinan Paradigma Baru
Pertolongan persalinan dialukukan oleh dukun bayi
Pertolongan persalinan tidak boleh dilakukan oleh dukun bayi,namun bidan merangkul para dukun bayi untuk bermitra
Pertolongan persalinan normal 58 Langkah
Pertolongan persalinan normal dengan 60 langkah melalui pelatihan APN
Paradigma Kebidanan pada Bayi Paradigma Lama
Bayi lahir langsung dimandikan Bayi lahir setelah dimandikan langsung dibedong Bayi tidak diberikan injeksi vitamin K1, salep mata antibiotik dan imunisasi Hb 0. Pemasangan gurita karena dianggap mencegah perut buncit dan terjadinya pusar bodong Dengan dibedong, dengan kuat tidak longgar agar tidak masuk angin dan tidur nyenyak
Menjemur bayi dipagi hari untuk menghilangkan kuning
Paradigma Kebidanan pada Bayi Paradigma Baru
Menilai kondisi bayi, antara lain : - Mengkondisikan suasana nan hangat - Memberikan ASI langsung setelah bayi lahir Memastikan bayi diberikan injeksi vitamin K1, salep mata antibiotik dan imunisasi Hb 0. Tidak boleh penggunaan gurita karena akan membahyakan kesehatan bayi terutama organ dada dan perut bayi Boleh dibedong asalkan longgar bedong tak akan jadi masalah. Jika membedongnya terlalu kuat, hal itu akan menghambat gerakan bayi dan membuatnya susah bernapas karena tertekan. Cukup punggungnya saja yang sudah ditelanjangi untuk dijemur. Waktunya pun sebaiknya sebelum jam 9 pagi, di mana sinar biru yang terdapat pada sinar matahari masih ada. Sinar biru ini bisa membantu lever menurunkan kadar bilirubin. Namun, jangan sampai sinar matahari menerpa langsung mata anak, karena bisa merusak retinanya.jika bayi tidak kuning tidak perlu dijemur
11
Perawatan tali pusat dilakukan sebagai berikut
Perawatan tali pusat bayi harus diberikan antiseptik (Bethadine) atau alkhoholdan dibungkus dengan kain kasa dan dilakukan terus menerus sampai tali pusat puput
Paradigma memisahkan ibu setelah bayi lahir sekarang sudah ditinggalkan dan dialihkan ke Rooming In untuk menjalin keakrabran batiniah antara ibu dan bayi
Mandikan bayi, gosok tali pusat dengan sabun. Keringkan dan bersihkan dengan alkohol 70%. Biarkan dalam keadaan terbuka, tidak usah dibungkus-bungkus, kecuali infeksi. Jangan pakaikan bedak, abu gosok, atau dikunyahkan sirih dan sebagainya, nanti malah jadi tetanus dan sarang kuman.
Pemberian ASI harus dimulai di meja persalinan. Ibu dari bayi harus diselimuti agar tetap hangat. Biarkan ibu mendekap bayinya dan bayi mengisap payudara. Tindakan Rooming In untuk menjalin keakrabran batiniah antara ibu dan bayi melalui Iisiasi menyusui dini (IMD) pada BBL Dalam 60 langkah pesalinan normal dipaparkan sebagai berikut : Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lansung dipotong setelah dimandikan dengan benang atau gunting
Bayi kedinginan dibedong dan dibawah pulang
Bayi yang dilahirkan prematur memang membutuhkan perawatan intensif maupun semi intensif di rumah sakit. Namun jika keadaan memungkinkan, bayi prematur juga bisa dirawat di rumah.
Bayi baru lahir dipisahkan dari ibu untuk dimandika dan dibedong untuk meminimalisir kedinginan
Inkubator bukan satu-satunya solusi bagi perawatan bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menempelkan bayi pada dada telanjang ibu dan ayahnya juga bisa menjadi inkubator alami. Perawatan semacam ini disebut skin to skin care, atau Metode Kanguru. Memang perlu adaptasi, namun bisa dilatih dan berdampak positif bagi bayi.
Paradigma tentang Keluarga Berencana Paradigma Lama
Paradigma tentang Keluarga Berencana Paradigma Baru
Norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS)
Keluarga berkualitas tahun 2010 Keluarga berkualitas sesuai dengan MDG’s 2015
Pemaksaan pilihan wanita dalam memakai kb dan alat kb yang dipilih
Pendekatan secara kemitraan antara bidan dan ibu dalam pengambilan keputusan memakai dan aseptor KB yang digunakan
Memberikan tindakan yang dipilih ibu tanpa informasi lebih lanjut
Konseling yang bermutu dan terpadu dalam pemberian informasi serta advokasi pada pilihan ibu 12
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia. Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat : a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis. c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk
B. Saran Sebaiknya paradigma benar-benar dijunjung tinggi oleh seluruh bidan di Indonesia. Dikarenakan paradigma sangat berpengaruh terhadap sudut pandang cara kerja bidan. Seiring kemajuan IPTEK, diharapkan paradigma ini meningkat sesuai perubahan perilaku masyarakat di lingkungan dan wilayah kerja masing-masing dengan meningkatkan pelayanan/asuhan kebidanan yang sesuai dengan kewenangannya.
13