A. CONTOH STUDI KASUS MENGENAI ISSU ETIK MORAL :
Pada tanggal 13 november 2010 jam 07.00 WIB, Ny”X” datang ke BPS Bdan !S” dengan dengan kel"#an kel"#an $er"t $er"t ken%eng ken%eng&k &ken%en en%eng, g, m"le'&m" m"le'&m"le', le', 'erta menge engel" l"ar ark kan
dar dara#
'eg 'egar
$ada ada
jala jalan n
la# la#rr.
Setel etela# a#
dla dlak k"kan
$emerk'aan ternyata Ny”X” '"da# mengalam $emb"kaan 7 dan bagan terend terenda# a# jann jann adala# adala# letak letak ke$al ke$ala. a. Bd Bdan an menda mendagno gno'a 'a ba#(a ba#(a Ny”X Ny”X” ” meng mengal alam am
$la' $la'en enta ta
$rev $reva a..
Sege Segera ra
bda bdan n
mela melak k"kan "kan
$ert $ertol olon onga gan n
$ert $ertam ama a $ada $ada Ny)X Ny)X” ” dan dan bay bayny nya. a. *al" *al" Bda Bdan n memb member er 'ara 'aran n $ada $ada kel"ar el"arga ga Ny”X Ny”X” ” "nt"k "nt"k mer"j mer"j"k "k Ny”X Ny”X”. kare karena na kond kond' ' ba#aya ba#aya N+)X) N+)X).. el"rga menyet"j", dan ak#rnya 'egera Bdan mer"j"k Ny”-” dengan mengg"nak mengg"nakan an mobl mobl Bdan. Bdan. $erjalana $erjalanan n Ny”X” Ny”X” mengalam mengalam $emb"ka $emb"kaan an lengka$. 'e#ngga ma" tdak ma" bdan #ar"' melak"kan $ertolongan $er'alnan "nt"k Ny”X” dalam mobl. bebera$a 'aat kem"dan bay Ny”X” da$a da$att la# la#rr teta teta$ $ Ny”X Ny”X” ” meng mengal alam am /P /PP P. Bda Bdan n '" '"da da# # melak elak"k "kan an $ertolongan $ada Ny”X” ta$ Ny”X” tdak da$at d'elamatkan. el"arga Ny”-” memnta $ertangg"ng ja(aban Bdan karena nya(a Ny”X” tdak b'a d'elamatkan. el"arga Ny !X” mengangga$ Bdan tdak mem$"nya kea#lan kea#lan d dalam bdang kebdanan kebdanan.. endengar endengar #al n, (arga (arga d'ektar d'ektar BPS Bd Bdan an !S !S” ” men"nt men"nt"t "t agar agar bdan bdan !S”d !S”d $nda# $nda#ka kan n dar dar lngk lngk"ng "ngan an mereka '"$aya tdak terjad #al yang 'ama "nt"k ke d"a kalnya. $ara (arga ter'eb"t '"da# tdak mem$"nya ke$er%ayaan lag $ada bdan !S” "nt"k menolong $er'alnan. an $ada ak#rnya ka'"' n d ba(a ke meja #ja" ole# kel"arga Ny ”X”. Pada ka'"' n, ke'ala#an tdak 'e$en"#nya terlet terletak ak $ada $ada Bd Bdan an !S !S” ” kare karena na Bd Bdan an tela# tela# member memberk kan an $ertol $ertolong ongan an 'emak'mal m"ngkn $ada Ny”X” dan baynya. el"arga Ny”-” $"n tdak terlal" terlal" tangga$ tangga$ dengan dengan keadaan keadaan Ny”-”. ereka ereka telat memba(a memba(a Ny”-” Ny”-” "nt"k ke BPS. B. CONTOH STUDI KASUS MENGENAI DILEMA MORAL:
Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnese dia menyatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masih tebal dan kaku. Keadaan ini di jelaskan je laskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jatung janin menunjukan keadaan fetal distres dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan
berharap bayinya selamat, sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan di hadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga ini merupakan gambaran dari dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien, bagaimana ditinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?
C. CONTOH STUDI KASUS MENGENAI KONFLIK MORAL : Kasus 1
Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat praktiknya. Status obstetrik pasien adalah !"#A#. $asil pemeriksaan penapisan awal menunjukan persentasi bokong dengan tafsiran berat janin %# gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. 'aka bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. (amun pasien dan keluarganya bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan tersebut, karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainnya. 'elihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik moral yang bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan pada kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes )epublik Indonesia #*menkes*sk*+II*## tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigra-ida dengan persentasi bokong di sisi lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien. aitu ketidakmampuan se/ara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagaimana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan. Kasus 2
'eb"a# de'a ter$en%l 'eorang b" mengalam $endara#an $o't$art"m 'etela# mela#rkan baynya yang $ertama d r"ma#. Ib" ter'eb"t menolak "nt"k dberkan '"ntkkan "terotonka. Bla dtnja" dar #ak $a'en ata' ke$"t"'an yang menyangk"t drnya maka bdan b'a 'aja tdak memberkan '"ntkkan karena kema"an $a'en. eta$ bdan akan ber#ada$an dengan ma'ala# yang leb# r"mt bla terjad $endara#an #ebat dan #ar"' d"$ayakan $ertolongan "nt"k mer"j"k $a'en, dan yang leb# $atal lag bla $a'en ak#rnya mennggal karena $endara#an. alam #al n b'a dkatakan tdak melak'anakan t"ga'nya dengan bak. Wala$"n bdan #ar"' memak'a $a'ennya "nt"k d'"ntk "ngkn t"la# ke$"t"'an yang terbak yang #ar"' a lak"kan dentology.
PENYELESAIAN MASALAH ISSU, DILEMA DAN KONFLIK MORAL:
I''"4
Para 5l'"6 tela# men%oba mengembangkan lma $endekatan berbeda dalam #"b"ngan dengan $enyele'aan '"&'" moral 1. 2. 3. 8. 9.
Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan elma
tltaran /ak dan e#endak Beba' eadlan e$entngan Ber'ama ebakan:ebajkan
$endekatan
d
ata'
menyarankan
ba#(a
$ada
'aat
kta
d$er#ada$kan dengan 6akta yang ddent;ka' menjad ma'ala# moral, kta #ar"' menanyakan lma #al dalam dr 'ebel"m men%oba "nt"k meme%a#kan ma'ala# t". ent" 'aja, metode n tdak menjad 'ol"' otomat' bag ma'ala#& ma'ala# moral. emam$"an mengdent;ka' #alal $entng, kem"dan mengkrt'nya, t"la# yang d'eb"t 'ebaga !Ber$kr 'e%ara et'”.
ta
#ar"' teta$ memb"ka mata dan telnga, #at dan $kran ter#ada$ 'em"a #al yang terjad d 'ekellng kta, agar teta$ $eka dengan kenyataan dan da$at memberkan kontrb"' yang $o't6 bak bag $rbad ma"$"n ma'yarakat.
lema4
•
o
o
0mpat tingkatan kerja pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema etik 1
Tingkatan I Keputusan dan tindakan 1 Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman
rekan kerja. Tingkat II "eraturan 1 berdasarkan kaidah kejujuran 2 berkata benar 3, pri-asi , kerahasiaan dan kesetiaan 2 menepati janji 3. Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik dan panduan praktek
profesi. o Tingkat III Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan 1 !. Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan indi-idu. . Beneti/en/e, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
%. (on maleti/en/e, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain. 4. 5usti/e, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. 2 Beau/amo 6 7hildrens !&8& dan )i/hard, !&&93 o Tingkat I+ Teori pengambilan keputusan yaitu1 !. teori utilitarisme Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi keper/ayaan adanya kegunaan. :iper/aya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. "rinsip umum dari utilitarisme adalah didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan jumlah atau angka yang besar . . teori deontology
en"r"t
Imman"el
'e'"ngg"#nya
adala#
ant4
'e'"at"
ke#endak
yang
dkatakan bak,
bak
dalam
ke'e#atan,
art
kekayaan,
ke$andaan adala# bak. <ka dg"nakan dengan bak ole# ke#endak man"'a, teta$ jka dg"nakan dengan ke#endak yang ja#at akan menjad jelek 'ekal. e#endak menjad bak jka bertndak karena ke(ajban . ala" 'e'eorang bertndak karena mot6 tertent" ata" kengnan tertent" berart d'eb"t tndakan yang tdak bak. Bertndak 'e'"a ke(ajban d'eb"t legalta'. 3. teor #edon'me en"r"t =r't$$o' 833&399 S 'e'"a kodratnya 'eta$ man"'a men%ar ke'enangan dan meng#ndar ketdak'enangan. =kan teta$, ada bata' "nt"k men%ar ke'enangan. /al yang $entng adala# mengg"nakan ke'enangan dengan bak dan tdak terba(a ole# ke'enangan 8. teor e"demon'me en"r"t =r't$$o' 833&399 S 'e'"a kodratnya 'eta$ man"'a men%ar ke'enangan dan meng#ndar ketdak'enangan. =kan teta$, ada bata' "nt"k men%ar ke'enangan. /al yang $entng adala# mengg"nakan ke'enangan dengan bak dan tdak terba(a ole# ke'enangan
•
Bdan ada dalam $o'' bak yat" mem6a'lta' $l#an klen dan memb"t"#kan $enngkatan $engeta#"an tentang etka "nt"k meneta$kan dalam 'trateg $raktk kebdanan.
on>k4
•
ember n6orma' yang lengka$ $ada b", n6orma' yang j"j"r, tdak ba' dan da$at d$a#am ole# b", mengg"nakan alternat6 media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.
•
Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.
•
$al ini dapat diterima se/ara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informsi yang lengkap tentang dampak dari keputusan mereka.
•
'enjaga fokus asuhan pada ibu dan e-iden/e based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin.
•
Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai s uatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan