Bordetella pertussis pada saluran napas sehingga menimbulkan batuk hebat yang khas. Diperkirakan pada tahun 2008 terjadi 1 juta kasus di seluruh dunia! "#$ diantaranya terjadi di negara sedang berkembang. %ngka kematian akibat pertusis men&apai 1"#.000 anak.1 Dahul Dahulu u pertus pertusis is adalah adalah penyak penyakit it yang yang sangat sangat epidem epidemi& i& kar karena menyer menyerang ang bukan bukan hanya hanya 'egara 'egara-ne -negar gara a berke berkemb mbang ang namu namun n bebe bebera rapa pa bagi bagian an dari dari 'ega 'egara ra maju maju sepe sepert rtii amer amerik ika a serikat! italia dan jerman.2 Dalam Dalam bebe bebera rapa pa
deka dekade de
tera terakh khir ir!!
prog progra ram m
imun imunis isas asii
pertus pertusis is pada pada bayi bayi menunj menunjukk ukkan an hasil hasil yang yang mengge menggemb mbira iraka kan n dalam menurunkan kejadian pertusis berat di seluruh dunia. Pada tahun 2008! sekitar 82$ bayi menerima ( dosis )aksin pertusis dan diharapkan mampu menekan angka kematian. *asa inkubasi pertusis "+10 hari ,+20 hari yang terbagi atas ( stadium! yaitu 1 stad stadiu ium m kata katara rall ,2-/ ,2-/ hari hari 2 stad stadiu ium m par paroksi oksism smal al ,1-2 ,1-2 minggu! namun bisa men&apai 8 minggu adalah karakteristik batuk pertusis terutama pasien anak usia bulan s3d # tahun dan dan ( stad stadiu ium m kon)a on)ale lese sens ns.. *asa *asa stad stadiu ium m kata katara rall samp sampai ai kon)alesens dapat berlangsung sampai berbulan-bulan. 4indrom
1
pertusis memberikan tanda dan gejala mirip dengan pertusis! namun manifestasi klinisnya ringan dan tidak memiliki stadium sebagaimana yang disebabkan B. pertussis. Penyebab sindrom pertusis adalah )irus dan bakteri lain diluar B. pertussis.(
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Defnisi Pertusis adalah batuk yang intensif! merupakan penyakit
infeksi saluran pernapasan akut yang dapat menyerang setiap orang yang rentan seperti anak-anak yang tidak diimunisasi atau pada orang de5asa dengan kekebalan menurun. istilah pertusis ,batuk kuat pertama kali diperkenalkan oleh 4ydenham pada tahun 1/0. dimana istilah ini lebih disukai dari batuk rejan ,5hooping &ough. selain itu sebutan untuk pertusis di &ina adalah batuk 100 hari.2 2.2
Etiologi Penyebab
pertusis
adalah
bordetella
pertusis
atau
hemophilus pertusis adeno)irus tipe 1!2!( dan # dapat ditemukan dalam traktus respiratorius! traktus gastrointestinal dan traktus genitourinarius penderita pertusis bersama-sama bordetella pertusis atau tanpa adanya bordetella pertusis. Pula di dapatkan B. Parapertusis dan B. bron&hisepti&a pada penderita pertusis.6 2.3
Epidemiologi
2
7ersebar
di
seluruh
dunia!
di
tempat-tempat
padat
penduduk dapat berupa epidemi& pada anak. Dalam satu keluarga
infeksi
&epat
menjalar
kepada
anggota
keluarga
lainnya. Pertusis dapat mengenai semua golongan umur. 7idak ada kekebalan pasif dari ibu. 7erbanyak terdapat pada umur 1-# tahun. ebih banyak laki-laki daripada 5anita. 9mur penderita termuda ialah 1 hari. :ara penularan ialah kontak dengan penderita pertusis. ;munisasi sangat mengurangi angka kejadian dan kematian yang disebabkan pertusis.
petugas
mendapatkan
rumah
imunisasi
sakit
yang
terhadap
sebelumnya
pertusis
dan
telah
kemudian
mendapat infeksi karena mera5at penderita pertusis. 'atural immunity berlangsung lama dan jarang didapatkan infeksi ulangan pertusis.# 2.
P!tofsiologi =uman
masuk
melalaui
udara
ke
jalan
napas
dan
menempel di sel epithelia saluran napas terutama di area bronkus! di daerah bronkus tersebut kuman menyerang silia atau rambut halus! respon pertama yang terjadi adalah reaksi in>amasi non spesi?k dimana sistem imun akan menyerang bakteri tersebut. 4ilia mengalami akan mengalami degradasi sampai dengan kehan&uran! respon in>amasi akan menghaslikan beberapa sitokain atau mediator in>amasi! respon tersebut akan meningkatkan
hipersekresi
mu&us!
respon
iritatif
terhadap
reseptor batuk sehingga menimbulkan batuk. =uman tersebut memperbanyak diri di lokasi tersebut bisa mengakibatkan darah ketika sudah men&apai submukosa. Dimana bakteri tersebut juga menghasilkan toksin bukan hanya bakteri masuk dan di makan
(
oleh makrofag tetapi juga menghasilkan toksin untuk memi&u reaksi in>amasi dan batuk. 2."
#e$!l! %linis *asa tunas /-16 hari. Penyakit dapat berlangsung sampai
minggu atau lebih dan terbagi dalam ( stadium! yaitu 1.4tadium kataralis amanya 1-2 minggu! pada permulaan hanya berupa batuk-batuk ringan! terutama pada malam hari. Batuk-batuk ini makin lama makin bertambah berat dan terjadi siang dan malam. Gejala lain nya ialah pilek! serak dan anoreksia. 4tadium ini menyerupai in>uen@a. 2. 4tadium spasmodi& ama nya 2-6 minggu. Pada akhir minggu batuk makin bertambah berat dan terjadi paroksimal berupa batuk-batuk khas. Penderita tampak berkeringat! pembuluh darah leher dan muka melebar. Batuk sedemikian berat nya hingga penderita tampak gelisah dengan dengan muka merah dan sianotik. 4erangan batuk panjang. 7idak ada inspirium diantara nya dan diakhiri dengan 5hoop , tarikan napas panjang dan dalam berbunyi melengking. 4ering disertai muntah dan banyak sputum yang kental. %nak dapat terberak-berak dan terken&ingken&ing. =adang-kadang pada penyakit yang berat tampak pula perdarahan
subkonjungti)a
dan
epitaksis
oleh
karena
meningkatnya tekanan pada 5aktu serangan batuk. %kti)itas seperti
terta5a-ta5a
dan
menangis
dapat
menimbulkan
serangan batuk. Dalam bentuk ringan tidak terdapat 5hoop! muntah atau batuk spasmodi&. (. stadium kon)alensi
6
amanya kira-kira 2 minggu sampai sembuh. Pada minggu keempat jumlah dan beratnya serangan batuk berkurang! juga muntah berkurang! nafsu makan pun timbul kembali. Aonki difus yang terdapat pada stadium spasmodi& mulai menghilang. ;nfeksi sema&am &ommon &old dapat menimbulkan serangan batuk lagi. 2.&
Di!gnosis
%namnesis dan Pemeriksaan isik /
=ontak
dengan
penderita
pertusis
dan
belum
diimunisasi3imunisasi tidak adekuat 7anda dan gejala klinis tergantung dari stadium
2. 4tadium paroksismal Batuk paroksismal yang di&etuskan oleh pemberian makan ,bayi dan akti)itas fase inspiratori batuk atau batuk rejan inspiratory
5hooping
post-tussi)e
)omiting.
Dapat
pula
dijumpai muka merah atau sianosis mata menonjol lidah menjulur lakrimasi hipersali)asi distensi )ena leher selama serangan apatis penurunan berat badan
(. 4tadium kon)alesens gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan dapat terjadi petekia pada kepala3leher! perdarahan konjungti)a! dan terdengar &ra&klesdifus. Bayi C
#
bulan gejalanya tidak khas! mungkin berupa tanda dan gejala ipoksia yang terlihat lebih hebat dibandingkan gambaran klinis *untah-muntah sampai menimbulkan dehidrasi =adang hanya menunjukkan tanda dan gejala sianosis dan apnei& spell! tanpa disertai 5hooping.1
2.'
Di!gnosis (!nding Batuk spasmodi& hendaknya dibedakan dengan batuk-
batuk
yang
pneumonia
diakibatkan
interstitial.
trakeobronkitis!
;nfeksi
dengan
B.
bronkiolitis
dan
parapertusis!
B.
bron&hisepti&a dan adeno)irus memperlihatkan gejala klinis seperti pertusis yang disebabkan oleh B pertusis. Perbedaannya hanya
dapat
diketahui dengan biakan dan
kenaikan titer
antibody pada adeno)irus.8 2.)
Kompli%!si
1.alat pernapasan Dapat terjadi otitis media ,sering pada bayi! bron&hitis! bronkopneumonia!
atelektasis
yang
disebabkan
sumbatan
mu&us! em?sema ,dapat juga terjadi em?sema mediastinum! leher! kulit pada kasus yang berat! bronkiektasis! sedangkan tuber&ulosis
yang
sebelumnya
telah
ada
dapat
menjadi
bertambah berat. 2.alat pen&ernaan *untah-muntah yang berat dapat menimbulkan emasiasi! prolapsus re&tum atau hernia yang mungkin timbul karena tinggi nya tekanan! intrabdominal! ulkus pada ujung lidah tergosok pada gigi atau tergigit pada 5aktu serangan batuk! stomatitis.
(.susunan saraf =ejang dapat elektrolit
akibat
timbul karena gangguan keseimbangan
muntah-muntah.
=adang-kadang
terdapat
kongesti dan edema otak! mungkin pula terjadi perdarahan otak. 6. lain-lain Dapat pula terjadi
perdarahan lain seperti epitaksis!
hemoptisis dan perdarahan subkonjungti)a. 2.*
Pen!t!l!%s!n!!n
1.antibiotik a. eritomisin dengan dosis #0 mg3kgbb3hari dibagi dalam 6 dosis.
penyebaran
infeksi.
Eritromisin
juga
menggugurkan atau menyembuhkan pertusis bila diberikan dalam
stadium
pnemunoia
kataralis!
dan
oleh
men&egah
karena
itu
dan
sangat
menyembuhkan penting
dalam
pengobatan pertusis khususnya pada bayi muda. b.ampisilin dengan dosis 100mg3kgbb3hari. Dibagi dalam 6 dosis &.lain-lain ro)amisin! kotrimoksa@ol! kloramfeni&ol dan tetrasiklin. 2.;munoglobulin Belum
ada
persesuaian
imugnolobulin
pada
stadium
mengatakan
pemberian
faham
mengenai
kataralis.
%da
immunoglobulin
pemberian
peneliti
yang
menghasilkan
pengurangan frekuensi episode batuk paroksimal. 7etapi ada pula yang berpendapat bah5a immunoglobulin tidak berfaedah. /
Pemberian immunoglobulin pada stadium paroksimal sama sekali tidak berfaedah. (.ekspektoransi dan mukolitik 6.kodein diberikan bila terdapat batuk-batuk yang hebat sekali #.luminal sebagai sedati)a. 2.1+ P,ognosis •
*ortalitas terutama oleh karena kerusakan otak
•
,ensefalopati! pneumonia! dan penyulit paru lain Pada anak besar FF prognosisnya baik Dapat timbul sekuele berupa Hhee@ing pada saat
•
de5asa.10
2.11 Pen-eg!!n 1. =e5aspadaan penularan melalui droplet • •
4ampai hari ke-# pemberian antibiotik yang efektif 4ampai minggu ke-( setelah timbul batuk paroksismal! apabila tidak diberikan antibioti&
2. ;munisasi 7erdapat 2 tipe )aksin pertusis! yaitu 1 )aksin 5hole-&ell ,5P dengan basis B .pertussis yang dimatikan dan 2 )aksin a&ellular ,aP dengan komponen organisme highly puri?ed.10
8
BAB III KESI/PULAN
Pertusis
adalah
infeksi
akibat
bakteri
Gram-negatif
Bordetella pertussis pada saluran napas sehingga menimbulkan batuk hebat yang khas. Dalam beberapa dekade terakhir! program imunisasi pertusis pada bayi menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam menurunkan kejadian pertusis berat di seluruh dunia. Dahulu pertusis adalah penyakit yang sangat epidemi&