ii
Permasalahan Pada Masa Dewasa Madya
Disusun Oleh:
1
M. Rezky Wahyu Mahendra
2014.08.0.0086
2
Nadinda Purbasari
2015.08.1.0081
3
Nur Azizah Yunara Safitri
2015.08.1.0088
4
Putri Mega Wijayanti
2015.08.1.0095
5
Sri Hardiyanti K
2015.08.1.0109
6
Suci Wulandari
2015.08.1.0112
7
Surya Dewi Sagita
2015.08.1.0113
8
Tia Resti Anggraini
2015.08.1.0115
Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya
Tahun Ajaran 2015-2016
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Permasalahan Pada Masa Dewasa Madya".
Makalah yang kami susun merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan telah membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Untuk menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.
Kami akhirin dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.
Surabaya, 30 April 2016
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar...................... i
Daftar Isi............. ii
BAB I Pendahuluan............... 1
Latar Belakang............. 1
Rumusan Masalah................. 1
Tujuan................. 1
BAB II Pembahasan............ 2
Peembangan Masa Dewasa Madya................. 2
Karakteristik pada Masa Dewasa Madya............... 5
Permasalahan pada Perkembangan Masa Dewasa Madya............... 10
Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya 12
BAB III Penutup............. 16
Kesimpulan dan Saran........... 16
Daftar Pustaka................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan fisik, mental serta perubahan minat (Hurlock,1990). Perubahan fisik yang dialami pada usia madya antara lain; perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kemampuan indera, perubahan pada keberfungsian fisiologis, perubahan pada kesehatan dan perubahan seksual. Sedangkan perubahan minat yang dialami pada usia madya salah satunya adalah perubahan dalam minat keagamaan. Banyak orang yang berusia madya baik pria maupun wanita yang tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu masih muda.
Keinginan untuk lebih terlibat dengan keagamaan biasanya dikarenakan mereka mempunyai banyak waktu luang sehingga kegiatan tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhannya dan keinginan tersebut akan semakin besar setelah seseorang kehilangan anggota keluarga atau teman dekatnya. Individu pada usia madya juga menemukan bahwa agama merupakan sumber kesenangan dan kebahagiaan yang lebih besar daripada yang pernah diperoleh dulu sewaktu usianya masih muda (Hurlock,1990). Hal itu dapat dikategorikan sebagai sebuah permasalahan yang terjadi di dewasa madya, namun tidak hanya itu saja permasalahan yang terjadi di dewasa madya masih banyak permasalahan-permasalahan yang dapat muncul karena adanya kelemahan dalam karakteristik di usia madya
Rusuman Masalah
Bagaimana perkembangan dan perubahan pada masa dewasa madya ?
Apakah karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya ?
Apa saja permasalahan yang terjadi pada dewasa madya ?
Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya ?
Tujuan
Dapat mengetahui perkembangan dan perubahan pada masa dewasa madya, dan karakteristik pada masa dewasa madya yang dapat menimbukan permasalahan yang terjadi pada masa dewasa madya serta mengetahui tugas-tugasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Dewasa Madya
Perkembangan Fisik
Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar antara usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:320).
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas muda-tua dan semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika individu berusaha meneruskan suatu yang berarti pada generasi berikutnya.
Perkembangan Fisik
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negative terhadap penampilan fisiknya.
Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa madya telah datang.
Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain:
Timbulnya Uban.
Kulit mulai keriput.
Gigi yang menguning.
Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.
Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami penurunan.
Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50 tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.
Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon ekstrogen oleh indung telur.
Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.
Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget pada masa dewasa madya ini termasuk ptahap ke empat pada tahap perkembangan kognitifnya yaitu tahap Formal Operasional:
Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Perkembangan SosioEmosi
Pada tahap ini perkembangan sosial juga sangat nampak, yang bisa dipengaruhi oleh kehidupan sosial individu dengan sekitarnya, ada beberapa kategori hubungan sosial yang mempengaruhi perkembangan sosial pada masa dewasa madya, sebagai berikut:
Cinta dan pernikahan pada paruh kehidupan pada masa dewasa tengah rasa aman, kesetiaan dan daya tarik emosionalnya antara satu dengan yang lainnya lebih penting seiring menjadi dewasanya hubungan, terutama pada masa dewasa tengah ini.
Pada masa dewasa tengah, pasangan mungkin akan mengalami lebih sedikit kekhawatiran financial, lebih sedikit tugas dan pekerjaan rumah tangga, dan semakin banyak waktu untuk mereka habiskan bersama. Seiring dengan semakin tuanya pasangan pernikahan, banyak dari ketidaksesuaian sebelumnya yang disebabkan oleh perbedaan agama, etnisitas, kelas social, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga , dan pola-pola kepribadian telah diatasi dan mengalami penyesuaian ataupun telah ikut berkontribusi menyebabkan pecahnya penikahan.
Sarang yang kosong dan pengisiannya kembali orang tua menghadapi penyesuaian baru karena ketidakseimbangan akibat ketidakadaan anak. Sindrom sarang kosong(empty nest syndrome) yang menyatakan bahwa kepuasan akan mengalami penurunan karena orang tua memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh karena itu, kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan perasan kosong. Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku bagi beberapa orang tua yang hidup melalui anak-anaknya, sarang yang kosong tersebut biasanya tidak menurunkan kepuasan pernikahan. Melainkan, sebaliknya yang terjadi : kepuasan pernikahan meningkatkan pada tahun-tahun pasca membesarkan anak.
Salah satu keluhan yang paling umum di suarakan oleh anak-anak yang sudah dewasa maupun orang tuanya adalah hilangnya privasi. Anak-anak dewasa mengeluh bahwa orang tuanya membatasi kebebasannya, mengekang kehidupan seksnya, mengurangi mereka dalam mendengarkan music rock dan memperlakukan mereka seperti anak-anak dari pada orang dewasa.
Hubungan saudara dan persahabatan hubungan saudara kandung juga berlangsung sepanjang siklus kehidupan bagi sebagian besar orang dewasa . hubungan saudara kandung pada masa dewasa mungkin sangat dekat , tidak acuh, atau sangat bersaing. Saudara kandung secara psiokologis dekat satu sama lain pada masa dewasa cenderung pada masa kanak-kanak memang seperti itu sementara kedekatan saudara kandung pada masa dewasa awal jarang ditemukan. Persahabatan terus menjadi pentinga dalam masa dewasa tangah sama halnya dengan persahabatan pasa masa dewasa awal.
Hubungan Antargenersi orang dewasa usia tengah baya memainkan peran penting dalam hubungan antargenerasi . mereka telah digambarkan sebagai generasi "sandwich" situasi mereka telah dinamai "generation squeeze" (tekanan generasi) atau "generation overload" (beban generasi yang terlalu berat). Tuntutan yang dihadapinya , baik sebagai anak maupun orang tua yang sudah tua dan orang tua dari remaja atau dewasa muda, memiliki implikasi bagi perkembangan jalan hidup individu dan bagi system keluarga dimana mereka merupakan bagiannya.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi / mandeg => ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.
Karakteristik pada Masa Dewasa Madya
Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu.
Pria dan wanita mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Beberapa diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan. Semua ini memberi pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap sikap orang dewasa pada saat memasuki usia madya dalam kehidupan mereka. Kebanyakan orang dewasa menjadi rindu pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa itu.
Usia Madya Merupakan Masa Transisi
Seperti halnya masa pubertas, yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa di mana pria dan wanita meninggalkan cirri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhdap minat, nilai, dan pola perilaku yang baru. Pada usia madya, cepat atau lambat, semua orang dewasa harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal.
Setiap perubahan peran yang penting mungkin mengakibatkan suatu krisis kekerasan yang besar atau kecil. Kimmel telah mengidentifikasi tiga bentuk krisis pengembangan yang umum dan hampir universal, diantaranya:
Pertama, krisis sebagai masa orangtua "dimana kesalahan kami?". Krisis ini terjadi apabila anak-anak gagal memenuhi harapan orangtua dan orangtua bertanya apakah mereka telah menggunakan metode yang tepat dalam mendidik anak dan menyalahkan diri mereka sendiri karena kegagalan anak-anak untuk memenuhi harapan mereka.
Kedua, krisis yang timbul karena orangtua berusia lanjut, sehingga sering timbul reaksi dari anak-anaknya: "Saya benci menempatkan ibu/ayah disitu". Akibatnya banyak orangtua berusia madya yang berusaha memecahkan permasalahan mereka tentang lanjut usia, merasa bersalah ketika anak-anak mereka tidak dapat atau tidak mau menerima orangtua mereka yang berusia lanjut tinggal bersama dalam rumah mereka.
Ketiga, krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya pada suami-istri. Menurut Kimmel hal ini ditandai dengan sikap "Bagaimana saya dapat terus hidup?", yang mewarnai penyesuaian pribadi dan sosial mereka, yang tidak menyenangkan sampai krisis tersebut dapat dipecahkan menjadi kepuasan individu.
Usia Madya adalah Masa Stres
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeostatis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stres, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka.
Marmor membagi sumber-sumber umum stress selama usia madya yang mengarah pada ketidakseimbangan, yaitu:
Stres somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
Stres budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan, dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.
Stres ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan status symbol bagi seluruh anggota keluarga.
Stres psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami/istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan mendekati ambang kematian.
Usia Madya adalah "Usia yang Berbahaya"
Saat ini merupakan masa di mana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di kalangan pria dan wanita, gangguan ini berpuncak pada suisid (bunuh diri), khususnya di kalangan pria.
Ancaman terhadap penyesuaian yang baik yang membuat usia madya berbahaya semakin dibuat itensif oleh perbedaan jenis kelamin pada masa tersebut apabila timbul kekecewaan pada homeostatis fisik dan psikologis. "gerakan revolusi" yang dilakukan pria ini biasanya berbarengan dengan kebingungan dalam homeostatis yang disebabkan oleh menopause pada wanita. Hal ini tidak hanya mengganggu hubungan suami-istri, yang kadang-kadang menuju pada perpisahan atau perceraian, tetapi juga lambat laun membawa pria maupun wanita kepada gangguan jiwa, alkohol, pecandu obat, dan bunuh diri.
Usia Madya adalah "Usia Canggung"
Franzblau mengatakan bahwa "orang yang berusia madyaseolah-olah berdiri di antara Generasi Pemberontak yang lebih muda dan Generasi Warga Senior". Mereka secara terus menerus menjadi sorotan dan menderita karena hal-hal yang tidak menyenangkan dan memalukan yang disebabkan oleh kedua generasi tersebut.
Merasa bahwa keberadaan mereka dalam masyarakat tidak dianggap, orang-orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain. Keinginan untuk tidak dikenal bagi pria dan wanita berusia madya nampak dalam cara mereka berpakaian. Sikap konservatif ini memengaruhi cara mereka memilih macam materi yang dimiliki, seperti rumah dan kendaraan, serta pola perilaku, baik dalam cara mereka menghibur atau menari. Semakin mereka kurang menarik perhatian, semakin mereka meraa di luar masyarakat yang memuja kaum muda.
Usia Madya adalah Masa Berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis di mana baik "generaktivitas (kecenderungan untuk menghasilkan)" maupun stagnansi (kecenderungan untuk berhenti) akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apalagi orang berusia madya mempunyai kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerka keras yang dilakukan sebelumnya.
Usia madya seyogianya menjadi masa tidak hanya untuk keberhasilan keuangan dan sosial tetapi juga untuk kekuasaan dan prestise. Usia madya merupakan masa di mana peran kepemimpinan pada pria dan wanita dalam pekerjaan, perindustrian, dan organisasi masyarakat merupakan imbalan atas prestasi yang dicapai.
Usia Madya Merupakan Masa Evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi dan harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman. Archer menyatakan: "pada usia dua puluhan kita mengikat diri pada perkerjaan atau perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut."
Sebagai hasil evaluasi diri, Archer mengatakan, "usia madya nampaknya menuntut perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain. Dalam perkembangan setiap orang memiliki fantasi atau ilusi mengenai apa dan bagaimana dirinya. Tanggung jawab lain pada usia madya menyangkut hal fantasi dan ilusi tersebut.
Usia Madya Dievaluasi dengan Standar Ganda
Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini memengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi, ada dua aspek khusus yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Contohnya ketika rambut pria menjadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput di wajah, dan terjadinya beberapa bagian otot yang mengendur terutama otot di sekitar pinggang.
Bidang kedua di mana standar ganda dapat terlihat nyata pada cara mereka menyatakan sikap terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya. Pertama, mereka harus tetap merasa muda dan aktif, kedua mereka harus menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati, dan menjalani hidup dengan nyaman.
Usia Madya Merupakan Masa Sepi
Masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua, kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah lebih lambat dibandingkan usia rata-rata, ataupun menunda kelahiran anak hingga mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai keluarga besar sepanjang masa sepi dalam kehidupan perkawinan.
Setelah bertahun-tahun hidup dalam sebuah rumah yang berpusat pada keluarga (family centered home), umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan rumah yang berpusat pada pasangan suami-istri (pair centered home). Keadaan ini terjadi karena selama masa-masa mengasuh anak, suami dan istri selalu berkembang terpisah dan mengembangkan minat masing-masing. Akhirnya, mereka hanya memiliki sedikit persamaan setelah minat mereka terhadap anak-anak berkurang dan ketika mereka harus saling menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya.
Usia Madya Merupakan Masa Jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tiga puluhan dan empat puluhan. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anaknya.
Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia manapun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup.
Permasalahan pada Masa Dewasa Madya
Permasalahan yang terjadi pada masa dewasa madya tidak semata-mata terjadi begitu saja, permasalahan yang terjadi karna adanya kelemahan yang terjadi pada perkembangan dan karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya sehinggu meninmbulkan suatu masalah yang harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.
Permasalahan pada Masa Perkembangan Fisik
Dari karakteristik perubahan fisik tersebut terlihat jelas kelemahan atau menurunya penampilan pada usia paruh baya ini. hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha keras agar terlihat lebih muda, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut, mengenakan wig, dan mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukan bagi usia paruh baya ini, dimana hal ini mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses penuaan dan merupakan permasalahan yang terjadi di usia madya.
Kelebihan berat tubuh dapat membahayakan kesehatan di usia paruh baya, meningkatkan peluang individu untuk menderita sejumlah penyakit, seperti hipertensi dan gangguan pencernaan. Sebagai contoh, obesitas meningkatkan kemungkinan individu menderita sejumlah penyakit diantaranya, hipertensi (tekanan darah tinggi diluar batas normal), diabetes, dan gangguan pencernaan (Bazzano & kawan-kawan, 2010; Bloomgarden, 2010). Kelebihan berat tubuh memiliki resiko depresi dan kematian pada usia ini.
Kekurangan tidur pada tahap ini juga banyak terjadi dimana individu akan merasakan kurangnya istirahat pada pagi hari. Hal ini kebanyakan terjadi pada individu yang sering mengkonsumsi obat-obatan yang diberi dokter ataupun tidak, misalnya individu yang mengalami penyakit kardiovaskular, atau depresi.
Permasalahan pada Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa madya individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan momori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa sebelumnya, namun kemampuan memori ini dapat teroragnisir jika menggunakan pemilahan informasi yang secara efektif dilakukan.
Pada masa ini individu terkadang memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya sendiri yaitu dengan melihat pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tida sesuai dengan yang diinginkan individu akan memikirkan lagi bagaimana pemecahan masalah yang efetif.
Permasalahan pada Perkembangan SosioEmosi
Pria tengah baya mulai memikirkan hubungan yang telah hilang selama mengejar karir, kini saatnya ia mulai memikirkan anak-anak. Sedangkan bagi wanita ini saatnya untuk menyibukkan dirinya di luar rumah. Sekian tahun telah membesarkan anak-anak, sekarang ia siap menghadapi tantangan baru di luar rumah. Masalah keintiman: Pria ingin agar isterinya berperilaku sebagai seorang pacar yang mesra bukan hanya pengelola rumah tangga. Bagi wanita ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila isteri sibuk di luar rumah sepanjang hari, maka bila malam tiba sudah kecapean dan suami terbaikan.
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang gembira, bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan tawar, sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan, dll. Bagi seorang wanita tengah baya sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan suaminya, kesepian dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi wanita yang tidak siap akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa menopause. Paling berat bagi mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.
Tugas-Tugas Perkembangan Usia Madya
Penyesuaian Diri terhadap Perubahan Fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya.
Perubahan dalam Penampilan Penampilan seseorang memegang peranan penting terutama dalam penilaian sosial, sambutan sosial, dan kepemimpinan. Mereka yang berusia madya, memberontak terhadap penilaian status tersebut yang mereka takuti ketika penampilan mereka menurun. Bagi pria, terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang-orang yang lebih muda, lebih kuat, dan lebih enerjik, yang lebih cenderung untuk menilai kemampuannya dalam mempertahankan pekerjaannya dalam kaitannya dengan penampilan. Bagi pria maupun wanita, selalu terdapat ketakutan bahwa penampilan usia madya mereka akan menghambat kemampuan mereka untuk mempertahankan pasangan, ataupun mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Perubahan dalam Kemampuan Indera Perubahan yang paling nampak dan merepotkan terdapat pada mata dan telinga. Perubahan fungsional dan generative pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman mata akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak, dan tumor. Kebanyakan orang berusia madya menderita presbiopi atau kesulitan melihat sesuatu dari jarak jauh. Kemampuan mendengar juga melemah, akibatnya harus mendengarkan sesuatu secara lebih sungguh-sungguh daripada yang mereka melakukan pada masa lalu. Disamping menurunnya kemampuan mendengar, penurunan daya cium juga terjadi karena jumlah rambut hidung yang bertambah, sehingga mempengaruhi rangsangan daya cium.
Perubahan dalam Keberfungsian Fisiologis Perubahan ini, sebagian besar bagian tubuh, langsung atau tidak langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh. Seperti gelang karet yang tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh denan bertambahnya usia. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi, meningkatnya tekanan darah, khususnya orang gemuk dapat menyebabkan komplikasi jantung. Fungsi kelenjar tubuh menjadi lembam. Pori-pori dan kelenjar-kelenjar pada kulit yang membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan, sehingga bau badan bertambah. Berbagai kelenjar yang dihubungkan dengan proses pencernaan berfungsi lebih lambat, sehingga mengalami masalah karena pencernaan menjadi lebih sering bekerja.
Perubahan pada Kesehatan Masalah kesehatan mencakup kecenderungan untuk mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing, sakit pada lambung (konstipasi, asam lambung, dan sendawa), kehilangan selera makan, dan insomnia. Bagaimana usia madya mempengaruhi kesehatan individu, tergantung pada banyak faktor, seperti faktor keturunan, riwayat kesehatan, tekanan ekonomi dalam hidup, dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup untuk mengubah kondisi jasmani.
Perubahan Seksual Wanita memasuki masa menopause, dimana masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa klimaterik.
Penyesaian Diri terhadap Peruahan Mental
Suatu studi yang dilaporkan oleh Kangas dan Bradway menyimpulkan bahwa kecerdasan dapat sedikit meningkat pada masa usia madya, terutama pada mereka yang tingkat kecerdasannya tinggi. Pria menunjukkan peningkatan nilai IQ pada saat mereka menjadi semakin tua, sedang wanita menunjukkan sedikit penurunan. Karena pria secara mental harus lebih waspada dan siap untuk bersaing dalam kerja daripada wanita bersaing untuk membawakan peran sebagai pengatur rumah.
Penyesuaian Diri terhadap Minat yang Berubah
Perubahan minat yang ada pada usia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja sedangkan wanita jauh lebih tegas dan konkrit pada usia madya dibanding pria, konsekuensinya, perubahan keinginan ini lebih berkesan.
Penampilan dan Pakaian Minat dalam penampilan, yang mulai berkurang setelah menikah dan khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orang tua semakin nampak pada waktu perubahan fisik yang terjadi, yang dibarengi dengan semakin bertambahnya usia. Pria semakin sadar terhadap pernanan pakaian daripada yang biasa ia pakai pada masa muda dulu atau pada waktu status kepegawaiannya masih rendah karena pada masa ini mereka dapat mencapau puncak karier. Pada wanita, kesadaran tentang peranan pakaian lebih kecil dibandingkan dengan pria atau pada masa remaja, tetapi mereka juga sepakat bahwa peranan pakaian dan dandadan penting agar usaha dan dunia sosialnya berhasil.
Uang Bagi pria yang berasal dari kelompok yang tidak memiliki ketrampilan atau setengah-setengah, selama mereka berusia madya pekerjaannya kurang mantap. Terlebih, kecepatan menurunnya sebanding dengan kesulitan yang mereka peroleh dalam mempelajari teknik baru, yang memaksa mereka untuk menerima perkerjaan dengan upah yang lebih rendah dibandingkan dengan upah mereka pada awal masa puncak kariernya. Akibat dari kesehatan yang buruk, utang yang dibawa atau tanggung jawab ekonomi dari keluarga cenderung beban uang bagi pria dari semua kelompok pekerja , kecuali mereka yang pendapatannya lebih banyak dari tuntutan kebutuhannya. Wanita usia madya lebih tertarik pada uang daripada pria, baik dalam bentuk harta benda sebagai alat pembanding dengan teman-temannya maupun dalam bentuk keamanan bagi dirinya seperti kesinambungan nafkah apabila ia sakit atau meninggal, atau kalau terjadi perceraian.
Symbol Status Karena orang usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai generasi pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan paling besar, mereka ingin memiliki harta benda yang dapat digunakan untuk menyatakan status mereka kepada orang atau kelompok lain
Agama Banyak orang usia madya tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu muda walaupun keinginannya ini mungkin bukan karena alasan keagamaan. Contohnya karena mereka memiliki banyak waktu luang dan menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk lebih terlibat dengan kegiatan keagamaan akan semakin besar setelah seseorang kehilangan keluarga atau teman dekatnya.
Urusan Kemasyarakatan Pria dan wanita berusia madya, yang merasa diri mereka sebagai pemimpin dalam kehidupan sosial seperti terjadi di rumah dan pekerjaanya, juga merasa bahwa masa madya merupakan saat untuk melayani. Orang yang berusia madya sudah mempunyai perkerjaan yang mantap, dan bagi ibu rumah tangga, tugas rumah tangganya sudah berkurang. Dengan demikian mereka dapat lebih banyak memanfaatkan waktu untuk kegiatan masyarakat, melayani masyarakat, gereja, dan lembaga professional, atau berperan dalam kepemimpina organisasi.
Rekreasi salah satu tugas perkembangan pokok selama masa usia madya adalah belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini merupakan tugas yang sulit karena baik pria maupun wanita pada usia ini mempunyai waktu luang yang lebih banyak, dibandingkan dengan awal masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka meningkatkan jumlah kegiatan yang bersifat rekreasional.
Penyesuaian Sosial
Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial. Sebagai pasangan yang tanggung jawab keluarganya berkurang dan status ekonomi mereka meningkat, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan kegiatan sosial dibanding semasa mudanya. Banyak orang yang berusia madya terutama kaum wanitanya, menyadari bahwa kegiatan sosial dapat menghilankan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa semua dan mulai berkeluarga.
Selama usia madya, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman dalam bentuk acara makan malam, pesta dan pada umumna kehidupan sosial mereka senang berkumpul dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian bila seseorang mulai memasuki masa pension, dengan berkurangnya pendapatan kegiatan dalam masyarakat mulai berkurang. Akibatnya, mereka cenderung menghabiskan waktunya dengan anggota keluarga. Kegiatan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh status kelas sosial seseorang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar antara usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:320). Menurut Piaget pada masa dewasa madya ini termasuk ptahap ke empat pada tahap perkembangan kognitifnya yaitu tahap Formal Operasional. Pada tahap ini perkembangan sosial juga sangat nampak, yang bisa dipengaruhi oleh kehidupan sosial individu dengan sekitarnya, ada beberapa kategori hubungan sosial yang mempengaruhi perkembangan sosial pada masa dewasa madya, cinta dan pernikahan pada paruh kehidupan, sarang yang kosong dan pengisiannya kembali, hubungan saudara dan persahabatan, dan hubungan antargenersi. Karakteristik pada masa dewasa madya; usia madya adalah "usia yang berbahaya", usia madya adalah masa stres, usia madya merupakan masa transisi, usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti, usia madya adalah "usia canggung", usia madya adalah masa berprestasi, usia madya merupakan masa evaluasi, usia madya dievaluasi dengan standar ganda, usia madya merupakan masa sepi, danusia madya merupakan masa jenuh. Dalam setiap perkembangan memiliki permasalahannya sendiri-sendiri namun tetap bisa saling mempengaruhi. Dalam permasalahan pasti ada penyelesaian dan dalam menyelesaikannya dengan tugas-tugas yang harus dikembangkan oleh individu pada tahap ini.
Daftar Pustaka
Papilia E. Diane, dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Prenada Media Group
Santrock J.W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Hurlock B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan). Jakarta: Erlangga