ANISOMETROPIA PADA DEWASA
Anisometropia merupakan kelainan dimana kekuatan refraksi kedua mata berbeda. Pada keadaan berat anisometropia tertentu otak tidak dapat melihat besarnya benda yang berbeda. Perkembangan selanjutnya mata akan merasa senang melihat dengan satu mata dan melakukan supresi pada mata lainnya (Ilyas, 2009). ipe klinis anisometropia! ". #imple #imple anisometropi anisometropia! a! #atu mata mata normal normal (emetropia) (emetropia) dan dan mata lain lain miopia miopia atau hipermetropia. 2. $ompound $ompound anisometrop anisometropia! ia! %edua %edua mata hipermet hipermetropia ropia atau atau miopia, miopia, tapi satu satu mata memiliki kelainan refraksi lebih tinggi dari mata yang lain. &. 'ied anisome anisometropi tropia! a! #atu mata miopia miopia dan dan mata lain lain hipermet hipermetropia. ropia. %eadaan ini juga disebut dengan antimetropia. . #imple #imple astigmati* astigmati* anisometr anisometropia! opia! #atu #atu mata normal normal dan mata mata lain memili memiliki ki baik miopia atau pun hipermetropia simpel dengan astigmatisme. +. $ompound $ompound astigmati* astigmati* anisomet anisometropia! ropia! %edua %edua mata mata astigmatism astigmatisme, e, tetapi dengan dengan derajat yang berbeda (%hurara, 200). Anisometropia biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada orang deasa, angka kejadiannya sangat ke*il (/onahue, 200+). Patofisiologi
ingga saat ini belum diketahui dengan jelas bagaimana perjalanan penyakit anisometropia. 1ang 1ang dapat diketahui hanyalah anisometropia disebabkan karena adanya perbedaan refraksi antara kedua mata (/onahue, 200+). 'ata tidak dapat berakomodasi se*ara independen dan mata yang hiperopia terus-menerus kabur. al
ini akan mengakibatkan supressi pada satu mata yang disebut dengan ambliopia (hit*her, 20"0). Gambaran klinis
3rang dengan ambliopia akan memiliki penglihatan ganda karna adanya perbedaan refraksi antara mata kanan dan mata kiri. #elain itu juga terjadi kelelahan pada mata. Pemeriksaan penunjang
Pada anisometropia terjadi kelainan refraksi pada salah satu ataupun kedua mata. 4ntuk itu dilakukan pemeriksaan refraksi seperti dengan menggunakan uji pinhole. 5otorefraksi dikatakan berguna untuk menskrinning adanya anisometropia (hit*her, 20"0). Diagnosa an!ing
/iagnosa banding dari anisometropia adalah aniseikonia dan ambliopia. Ambliopia bisa juga merupakan lanjutan dari anisometropia. Penganganan
Anisometropia pada derajat yang ringan bukanlah sebuah masalah. Perbedaan " / pada kedua mata menyebabkan perbedaan ukuran bayangan di kedua retina sebanyak 2 6. Perbedaan bayangan retina di kedua mata hingga + 6 masih dapat ditoleransi dengan baik dan antara 2.+ sampai / dapat ditoleransi tergantung sensiti7itas indi7idu. 8agaimanapun, lebih dari / tidak dapat ditoleransi lagi dan harus menjadi perhatian. ika perbedaannya lebih dari /, bisa menyebabkan diplopia. 'odalitas terapi lain berupa intraokular lensa implantasi untuk uniokular afakia, operasi refraktif kornea untuk yang mengalami unilateral miopia, astigmatisme dan hipermetropia, dan ekstraksi lensa kristalin untuk unilateral miopia derajat tinggi (%hurara, 200).
"omplikasi
Pada aal koreksi ka*a mata dapat terjadi ketidak*o*okan. 4kuran bayangan yang tidak sama, atau aniseikonia dapat terjadi, dan efek prismatik dari ka*amata dapat memi*u anisoforia. Anisoferia biasanya lebih mengganggu dibandingkan aniseikonia bagi pasien dengan anisometropia yang dikoreksi dengan ka*amata (#kuta, 20""). Prognosis
%oreksi dengan ka*amata menghasilkan perbedaan ukuran bayangan di retina sekitar 2+ 6, yang jarang dapat ditoleransi. %oreksi dengan lensa kontak menurunkan perbedaan ukuran bayangan menjadi sekitar : 6, yang dapat ditoleransi. ;ensa intraokular menghasilkan perbedaan kurang dari " 6 (hit*her, 20"0).
Daftar Pustaka
". /onahue, #. P. 200+. he lse7ier. . #kuta, ?. ;. 20"". $lini*al 3pti*s. =e 1ork! Ameri*an A*ademy of 3phtalmology. +. hit*her, . P. 20"0. @aughan and Asbury 3ftalmologi 4mum. akarta! Penerbit %edokteran >?$.
'ariska 090"0"0"0"0