MODUL 8 PERENCANAAN & IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA: PENYULUHAN KESEHATAN
Disusun Oleh DESY INDRA YANI, MNS MAMAT LUKMAN, SKM., S.Kp., M.Si.
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
2013 MODUL 8 PERENCANAAN & IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA: PROMOSI DAN PENYULUHAN KESEHATAN
Pendahuluan Deskripsi singkat singka t
Intervensi adalah suatu proses dengan berbagai segi dalam bekerja dengan keluarga, berbagai intervensi digunakan secara fleksibel dan dinamis. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan di keluarga merupakan salah satu intervensi keperawatan yang paling utama dilakukan pada saaat kunjungan rumah di keluarga. Tujuan utama penyluhan di keluarga adalah untuk merubah perilaku keluarga dalam bidang kesehatan.
Relevansi
Topik ini dapat membantu mahasiswa memahami tentang konsep perencanaan dan implementasi yang spesifiknya penyuluhan kesehatan pada keluarga baik yang sehat maupun yang sakit.
Tujuan instruksional khusus
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar intervensi keperawatan : Penyuluhan kesehatan di keluarga 2. Mahasiswa mampu memahami langkah-langkah dalam kegiatan p enyuluhan di keluarga 3. Mahasiswa mampu merancang kegiatan penyuluhan kesehatan di keluarga 4. Mahasiswa mampu mendemontrasikan kegiatan penyuluhan di keluarga
138
Peta kompetensi
Modul ini merupakan bagian dari kompetensi melakukan asuhan keperawatan keluarga.
Kegiatan belajar
Konsep dasar penyuluhan kesehatan di keluarga Merupakan salah satu intervensi keperawatan utama yang mengajarkan keluarga tentang sistem kesehatan, sakit dan sistem kesehatan dan manusia, dinamika keluarga, pengasuhan anak, perlakuan perawatan kesehatan, dan bidang-bidang terkait lainnya melalui strategi belajar sebagai metode untuk mempermudah proses belajar. Tujuan dari belajar adalah untuk mendukung perilaku-perilaku yang sehat atau mengubah perilaku-perilaku yang tidak sehat, meskipun perubahan perilaku tidak bisa langsung terjadi / Harus terus diobservasi. Tujuan pengajaran kesehatan menurut Steiger dan Lipson (1985): 1. Untuk memberikan informasi sehingga klien mampu membuat keputusankeputusan yang tepat dalam hubungannya dengan kesehatan dan sakit. 2. Untuk membantu klien agar berpartisipasi secara efektif dalam perawatan maupun penyembuhan. 3. Untuk membantu klien beradaptasi terhadap realita penyakit dan pengobatannya. 4. Untuk membantu klien agar mengalami rasa puas dengan usah-usaha mereka sendiri yang menunjang perbaikan kesehatan. Penyuluhan menyediakan informasi bagi klien dam dengan demikian membantu mereka mengatasi perubahan hidup dan kejadian-kejadian dalam hidup secar lebih efektif (Watson, 1985). Memperoleh informasi yang bermakna membantu anggota keluarga merasa 139
memiliki perasaan kontrol dan mengurangi stress serta membuat mereka mampu mendefinisikan pilihan-pilihan mereka sendiri dan pemecahan masalah. Penyuluhan kesehatan sekarang perlu diarahkan untuk membantu p asien dan keluarga agar mereka terlibat dalam perawatan diri dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Anggota keluarga yang dewasa diharapkan dapat memahami bahwa mereka memiliki kapasitas untuk merawat diri mereka sendiri dan keluarga mereka, dan hak untuk mendapatkan informasi yang cukup sehingga mereka dapat membuat keputusan mereka sendiri. Dalam hal ini peran perawat adalah sebagai fasilitator dan nara sumber dari para klien yang akan memutuskan pilihan-pilihan apa yang paling baik bagi mereka. Penyuluhan keterampilan keperawatan untuk memberi asuhan keluarga cukup berkembang seiring dengan banyaknya kebijakan baru yang mengijinkan kepulangan pasien sakit parah dimana perawat-per awat kesehatan keluarga dengan basis di rumah bertanggung jawab dalam mengajarkan pembari asuhan tentang bagaimana merawat anggota keluarga mereka post rawat inap di rumah sakit.
Tipe-tipe belajar dalam Penyuluhan kesehatan Belajar meliputi usaha untuk memperoleh pemikiran-pemikiran, ide-ide (belajar kognitif), sikap (belajar efektif), dan perilaku (akusisi keterampilan psikomotorik) (Bloom, 1956). Pengenalan ketiga jenis tipe balajar tersebut sangat diperlukan, khususnya ketika merencanakan intervensi belajar tersebut sangat diperlukan, khususnya ketika merencanakan intervensi belajar, karena ketiga tipe belajar tersebut penting (Lester, 1986). Lebih jauh lagi ketiga tipe belajar tersebut saling tergantung. Misalnya, jika sikap kita terhadap makanan dan nutrisi berubah, maka sering diikuti oleh perubahan-perubahan perilaku. Usaha untuk memperoleh keterampilan-keterampilan perawatan diri menghasilkan sikap positif terhadap perawatan diri.
140
Pengajaran informal: penyediaan informasi Merupakan perpindahan informasi dalam pertemuan spontan antara perawat dan anggota keluarga dimana informasi dikomunikasikan dengan keluarga dengan cara-cara tidak tersusun. Doherty dan Campbell (1988) merincikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh kaum professional perawatan kesehatan ketika mereka memberikan informasi dan nasihat-nasihat medis yang berkesinambungan kepada keluarga-keluarga. Keterampilan tersebut adalah: 1. Mengkomunikasikan temuan-temuan dalam bidang kesehatan dan pilihan-pilihan pengobatan dengan anggota keluarga. 2. Mendengar dengan penuh perhatian terhadap pertanyaan-pertanyaan dan persoalan persoalan anggota keluarga. 3. Memberi nasihat kepada keluarga bagaimana menangani kesehatan dan kebutuhankebutuhan rehabilitasi dari pasien. Tipe kualitas informasi kesehatan bervariasi tergantung dengan siapa kita berbicara dalam anggota keluarga. Akurasi informasi sangat penting, tetapi siapa yang akan menyampaikan informasi dan materi informasinya harus dikoordinasikan dahulu bila tim perawatan kesehatan dan keperawatan terlibat.
Menyediakan informasi untuk keluarga dengan anggota keluarga sakit kritis Praktik-praktik klinis dan riset keluarga menunjukkan bahwa di semua setting perawatan kesehatan, keluarga lebih banyak mengiginkan informasi ini meninggi ketika anggota keluarga dirawat di rumah sakit dan sakit kritis (Wright dan Leahey,1987). Keluarga mengignginkan agar mereka diberi informas secara teratur tentang kondisi, penanganan kemajuan dari seseorang yang mereka cintai. Satu startegi yang dianjurkan (Bozett dan 141
Gibbons,1983) adalah agar
perawat melakukan hubungan telepon secara teratur dengan
keluarga tersebut. Startegi ini bermanfaat bagi perawat yang sekarang mengontrol penyebaran informasi dan tidak lagi melihat keluarga sebagai pengganggu atau menyusahkan dan keluarga yang merasa bahwa tidak perlu lagi berada di rumah sakit secara konstan dan tidak perlu cemas karena adanya informasi yang bersifat suportif, yang diberikan secara teratur(bozett dan gibbons, 1983).
Pemodelan peran Merupakan modalitas kuat untuk mengajarkan anggota keluarga bagaimana mengubah perilaku mereka. Pendekatan ini secara khusus penting bagi perawat pediatri yang berpusat pada keluarga yang berfungsi sebagai model peran ketika mereka mengajar orang tua, untuk perawat perawatan primer dan komunitas, ketika mereka mengajarkan anggota keluarga bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi lebih fungsional. “tidak ada yang kurang memotivasi daripada seorang pemberi asuhan kesehatan yang mendorong klien untuk berhenti merokok dan mneurunkan berat badan, namun berbadan gemuk dan tercium bau tembakau di badannya” (steiger dan lipson, 1985, hal. 15)
Bimbingan antisipatori Merupakan salah satu tipe intervensi yang paling sentral, namun, kaum tenaga kesehatan perlu mengingat bahwa pengetahuan dalam dan tentang dirinya tidak harus mengubah perilakunya. Seperti yang diulas the Health Belief Model (Rosenstockm 1974; Pender, 1987), perubahan-perubahan dalam perilaku kesehatan karena berbagai faktor. Meta analisa (Sebuah sintesis dari berbagai studi) tentang riset terhadap pengajaran pada pasien menunjukkan bahwa pendidikan terhadap pasien cenderung menjadi positif dan jelasnya lebih baik daripada hasil-hasil yang dicapai oleh pasien-pasien tidak mendapat pengajaran 142
(Mumford et al, 1982). Meta analisa ini juga menegaskan bahwa dalam mengajar, prestasi dari pengetahauan itu sendiri bukanlah pilihan yang paling efektif, misalnya pendekatan yang mengkombinasikan informasi dengan dukungan emosional untuk menghilangkan rasa cemas dalam satu meta-analisa (Mumford et al, 1982) dilaporkan lebih hebat daripada penyedia informasi itu sendiri. Bimbingan antisipatori dilaksanakan dengan mendiskusikan kejadian, perasaan dan situasi dengan keluarga memberikan klarifikasi tentang ide-ide, reduksi ansietas dan kemampuan
mengadaptasi
perubahan
peran
di
masa
mendatang.
Disamping
itu,
mempersiapkan keluarga dalam menghadapi kejadian traumatis sehingga keluarga dapat mengatasi stressor dengan lebih baik.
Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar Men gajar Faktor-faktor klien
-
Motivasi anggota keluarga. Motivasi merupakan kekuatan atau dorongan yang sangat penting, yang mengaktifkan individu tersebut berubah.
-
Usia anggota keluarga.
-
Keadaan psikologis anggota keluarga (misalnya ansietas, tingkat depresi).
-
Persepsi anggota keluarga terhadap m asalah-masalah kesehatan.
Faktor-faktor komunikasi
Komunikasi termasuk pertukaran informasi antara pengirim dan penerima. Rintangan-rintang komunikasi meliputi: -
Kurangnya pemahaman terhadap masalah-masalah.
-
Rintangan-rintangan bahasa d an kebudayaan.
-
Rintangan-rintangan sosioekonomi. 143
-
Ketidakmampuan berkomunikasi secara jelas dengan guru dan satu sama lain.
Faktor-faktor situasional
-
Lingkungan dimana proses b elajar-mengajar berlangsung.
-
Timing belajar.
-
Modalitas pengajaran yang digunakan.
Partisipasi keluarga aktif Partisipasi keluarga aktif adalah suatu pendekatan esensial yang dimasukkan dalam setiap strategi intervensi keperawatan keluarga terkait dengan konsep bahwa keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri. Tujuan dilibatkannya keluarga dalam tahap intervensi agar keluarga terlibat dalam memecahkan masalah, mendiskusikan tentang pendekatan-pendekatan yang paling tepat atau paling mungkin untuk digunakan agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menyertakan keluarga sebanyak mungkin dalam sesi-sesi konseling/ suportif dan pendidikan yang terencanabersifat sangat membantu (doherty dan Campbell, 1988; Drotar, Crawfors dan Bush,
1984).
Cara
ini
memberikan
kesempatankepada
anggota
keluarga
untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri dan mendukung satu sama lain. Selain itu, cara ini juga merangsang diskusi kelompok dan umpan balik yang sangat diperlukan serta menjamin bahwa semua anggota yang hadir memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam keluarga yang memiliki seorang anak penderita penyakit kronis, seringkali hanya melibatkan ibu dalm mengurus anak tersebut. Hal ini mengakibatkan perasaan “diabaikan” yang datangnya dari ayah dan anak-anak lain yang sehat karena perhatian ibu hanya tercurah pada anak yang sakit (Drotter et al, 1984). Keadaan ini menciptakan jarak antar anggota keluarga sehingga menghambat tranformasi informasi tentang masalah 144
kesehatan
dan bagaimana penanggulangan bagi anak yang sakit. Selain itu hilang pula
kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi seluruh anggota keluarga dan tidak tercapainya proses dukungan antara anggota keluarga. Dalam merawat seorang anggota keluarga di rumah sakit atau dirumah, khususnya jika sakit tersebut membahayakan kehidupan, anggota keluarga s ering merasa t idak berdaya, dan stress. Sehingga dibutuhkan intervensi yang dapat mengikutsertakan anggota keluarga dan mengurangi stressnya. Intervensi menurut Wright dan Leahey (1987) meliputi: -
Teknik memberikn perawatan
-
Teknik menyentuh dan memegang pasien ta npa mengganggu perawatan
-
Teknik mendorong anggota keluarga u ntuk menanggung peran-peran perawatan
Keterlibatan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit memberikan keluarga suatu perasaan kompotensi (Powar dan Dell Orto, 1988). Kompotensi adalah konsep empowerment
yaitu memberikan kekuasaan kepada keluarga sehingga mengetahui
kemampuan dan kapasitas untuk memecahkan permasalahan kesehatan mereka sendiri, mengubah hidup mereka sendiri dan mencapai tujuan-tujuan kesehatan mereka sendiri.
Langkah-langkah penyuluhan/pendidikan kesehatan Memiliki langkah-langkah dasar: pengkajian, pernyataan masalah (dalam penyuluhan disebut ‘kebutuhan belajar’), tujuan, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian Pengkajian dilakukan terhadap kesiapan anggota keluarga untuk belajar. Kesiapan ini terdiri dari: 1. Kesiapan emosional meliputi motivasi untuk belajar
145
2. Kesiapan pengalaman meliputi memadainya latar belakang pengetahuan, penguasaan keterampilan tertentu dan pengetahuan, sikap serta nilai-nilai yang berkaitan dengan belajar (Steiger dan Lipson, 1985) Mengkaji kesiapan anggota keluarga untuk belajar cukup sulit karena berbeda-beda tiap anggota keluarga. Kaum dewasa, secara khusus belajar lebih baik ketika mereka siap dan berkeinginan untuk belajar (Knowles, 1973). Perlu adanya penekanan lebih banyak terhadap proses belajar d ari klien (Watson, 1985). Dalam mengkaji kesiapan anggota keluarga, perawat keluarga harus bekerja dalam kerangka kerja dari keluarga agar didapatkan persepsianggota keluarga dan kebutuhan-kebutuhan informasi dan keterampilan.
Identifikasi Masalah Kebutuhan keluarga akan belajar biasanya b erhubungan erat dengan masalah-masalah kesehatan dan sakit yang sifatnya serius dan kompleks. Akan tetapi, kurangnya pengetahuan dalam bidang peningkatan kesehatan keluarga dan semua hal yang
ada didalamnya
hendaknya tidak harus dipandang sebagai pusat perhatian pengajaran.
Perencanaan Merumuskan tuuan jangka panjang dan jangka pendek yang realistis, objektif dengan mempertimbangkan kemampuan dan berorientasi pada tujuan. Selain itu juga menentukan strategi-strategi penyuluhan yang dapat m empermudah proses belajar.
Implementasi Perencanaan Penyuluhan Penyuluhan dalam keperawatan keluarga merupakan penyampaian informasi secara formal (sesuai perencanaan) maupun informal (dalam suasana yang fleksibel, interaktif dan spontan dalam suatu interaksi perawat klien) dan terstruktur sesuai dengan kondisi keluarga. 146
Pengajaran meliputi pemodelan, memperagakan, strategi-strategi yang berkaitan dengan pengalaman yang membantu keluarga mempelajari kompetensi baru atau memperoleh definisi yang lebih positif dalam situasi mereka (disebut reframing).
Dokumentasi dan Evaluasi Merupakan proses pencatatan tentang penyuluhan yang telah dilaksanakan terdiri dari : respon-respon klien selama penyuluhan berlangsung, sejauh mana pencapaian tujuan telah tercapai (menurut keluarga dan perawat) dan bagaimana proses keperawatan yang berlangsung. Apabila tujuan tidak tercapai sepenuhnya, dibuat analisa terhadap hambatanhambatan
secara
berurutan
dalam
mengidentifikasi.
Rintangan-rintangan,
biasanya
modifikasi rencana belajar-mengajar dapat dilakukan (Steiger dan Lipson, 1985).
Promosi Kesehatan pada keluarga Promosi kesehatan keluarga meliputi komponen:
Nutrisi aktivitas fisik pengelolaan dan pembatasan stress
tanggung jawab kesehatan
sumber dan resiliens keluarga
Dukungan keluarga
Aplikasi promosi kesehatan di level keluarga dapat mengaplikasikan teori keluarga dan teori kesehatan keluarga dan promosi kesehatan.
147
Pengkajian kperawatan keluarga Pender memperacayai bahwa keluarga adalah unit logis untuk pengkajian dan intervensi untuk promosi kesehatan, karena keluarga memiliki tanggungjawab: ▫
Mengembangkan self-care dan dependent-care dalam keluarga
▫
Memperkuat r esilience antara anggota keluarga
▫
Menyediakan sumber-sumber
▫
Mempromosikan kesehatan individu ketika memelihara kohesi (kebersamaan) dalam keluaga
Tugas untuk meningkatkan kesehatan dan perilaku sehat seharusnya bagian dari sebuah proses fungsi keluarga (pender, Murdaugh, & Parsons, 2001). Tujuan keperawatan adalah
148
untuk memfasilitasi kesehatan keluarga (Newman, 1995. Pengkajian keluarga yang komprehensif memberikan fondasi untuk promosi kesehatan keluarga (Friedman et al., 2003)
Faktor yang mempengaruhi pengkajian keluarga: ▫
Perawat
Persepsi perawat tentang pembentukan sebuah keluarga
Pengetahuan tentang teori-teori, norma dan standar
Kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada keluarga dengan selama kunjungan
▫
Keluarga
Kerjasama dari anggota keluarga
Kesepakatan yang menguntungkan untuk bekerja mencapai tu juan
Kemampuan keluarga untuk melihat relevansi implementasi rencana-rencana keperawatan
Peran perawat ▫
Untuk menyadari sikap dan perilaku keluarga terhadap promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
▫
Untuk menyediakan role model bagi keluarga
▫
Untuk berkolaborasi dengan keluarga dalam pengkajian, peningkatan, dan evaluasi praktek kesehatan terkini
▫
Membantu keluarga untuk pertumbuhan dan pengembangan perilaku
▫
Membantu keluarga mengidentifikasi perilaku beresiko
▫
Membantu keluarga dalam pengambilan keputusan tentang pilihan gaya hidup
▫
Untuk memberikan penguatan untuk praktek perilaku kesehatan po sitif
149
▫
Untuk membantu keluarga untuk mempelajari perilaku untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
▫
Untuk menyediakan saran komunikasi
untuk rujukan dan kolaborasi antara sumber
komunitas dan keluarga ▫
Untuk menyediakan informasi kesehatan untuk kelu arga
▫
Untuk membantu keluarga dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tentang promosi kesehatan
Keluarga dari perspektif sistem Bekerja dengan keluarga dari perspektif sistem membantu perawat memahami:
cara keluarga berinteraksi
norma dan ekpektasi keluarga
keefekifan komunikasi keluarga
pengmabilan keputusan keluarga koping keluarga terhadap kebutuhan dan ekspektasi Keluarga dapat didefinisikan sebagai kumpulan interkasi individu-individu yang
dihubungkan oleh ikatan darah, perkawinan, tingggal bersama atau adopsi dan yang saling ketergantungan melaksanakan fungsi keluarga yang relevan melalaui peran-peran dalam keluarga. Sistem teori digunakan untuk menjelaskan pola-pola hidup antara individu-individu yang mebentuk sistem keluarga. Dalam teori sistem, perilaku dan respons anggota keluarga mempengaruhi pola dan hidup keluarga. Arti=arti dan nilai-nilai adalah komponen vital dalam sistem keluarga dan meberikan motivasi dan energi. Setiap keluarga memiliki budaya yang unik, struktur nilai dan sejarah. Keluarga melakukan proses pertukaran informasi dan energi melalui nilai-nilai.
150
Keluarga merupakan suatu kesatuan yang utuh dan sistem yang terintegrasi: struktur (peran dan hubungan keluarga), fungsi (proses pertukaran energi dan informasi dengan lingkungan), dan hubungan. Sistem hidup adalah sistem terbuka, keluarga sebagai sistem hidup harus terbuka untuk pertukaran energi dan informasi dengan lingkungan. Semakin terbuka keluarga, semakin besara perubahan terjadi.
Keluarga dari perspektif perkembangan Duvall dan Miller (1985) mengidentifikasi siklus kehidupan keluarga dan tugas perkembangan keluarga. Mengetahui komposisi keluarga, saling berhubungan dan siklus hidup membantu perawat untuk meprediksi pola-pola dalam keluarga. Kegagalan dalam melakukan sebuah tugas akan menimbulkan konsekuensi sosial. Tahap berkeluarga ▪
Beginning child bearing
▪
Family with pre-school-aged children
▪
Family with school-aged children
▪
Family with adolescent
▪
Family with young adults
▪
Family with middle aged adults
▪
Family with older adults
Keluarga dari perspektif factor resiko Faktor resiko keluarga dapat dibagi menjadi: ▪
Gaya Hidup (cth: overeating, drug dependency, smokin, etc)
▪
Faktor biologis
▪
Faktor lingkungan 151
▪
Dimensi psikologis dan sosial
▪
Sistem perawatan kesehatan
Pratt (1976) mengidentifikasi 6 karakteristik kesehatan keluarga ▪
Anggota keluarga memfasilitasi proses interkasi
▪
Anggota keluarga meningkatkan perkembangan individu
▪
Hubungan peran terstruktur secara efektif
▪
Anggota keluarga dapat mengatasi masalah
▪
Anggota keluarga meningkatkan lingkungan hidup dan haya hidup yang sehat
▪
Anggota keluarga mempertahankan hubungan dengan komunitas
Tahapan
Beginning
Factor Resiko
•
childbearing •
•
kurang
Masalah kesehatan
•
Premature baby in family
perencanaan keluarga
•
Birth defects
pernikahan remaja
•
Birth injuries
kurang pengetahuan tentang seksual
•
Accidents
dan
•
SIDS
•
Respiratory
peran
pengetahuan
dalam
tentang
perkawinan
dan
adaptasinya
syndrome
•
infant dengan BBLR
•
kurang perawatan prenatal
•
Sterility
•
nutrisi yang tidak adekuat
•
Pelvic
•
kebiasaan makan yang buruk
•
merokok,
minum
distress
alcohol
penggunaan obata-obatan
inflammatory
disease dan
•
Fetal alcohol syndrome
•
Mental retardation
152
Tahapan
Factor Resiko
Masalah kesehatan
•
status tidak menikah
•
Child abuse
•
kehamilan pertama < 16 atau > 35
•
Injuries
•
riwayat hipertensi dan infeksi dalam
•
Birth defects
kehamilan
•
Underweight or overweight
•
Rubella, syphillis, gonorhea dan AIDS
•
factor genetik
•
level sosioekonomi dan pendidikan rendah
•
kurang keamanan di rumah
•
orang tua pekerja dengan penggunaan
•
Behavior disturbances
school-aged
sumber pengasuhan anak yang tidak
•
Speech
children
tepat
Family
with
•
and
vision
problems
kemiskinan
•
Communicable diseases
•
penganiayaan dan melalaikan anak
•
Dental caries
•
pola generasi penggunaan agensi social
•
School problems
•
Learning disabilities
•
Cancer
sebagai suatu cara hidup •
banyak anak dan jarak yang dekat
•
harga diri keluarga rendah
•
Injuries
•
anak digunakan sebagai pelampisan
•
Chronic diseases
frustasi orangtua
•
Homicide
•
violance
•
infeksi
berulang,
kecelakaan
atau
perawatan di rumah sakit
153
Tahapan
Factor Resiko
•
orangtua
yang
ketergantungan
Masalah kesehatan
tidak dan
dewasa,
tidak
dapat
melaksanakan tanggungjwab •
tidak dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
•
bahan-bahan kimia yang tidak diawasi di rumah
•
keyakinan yang kuat tentang hukuman fisik
Family adolescents
with
•
nutrisi yang buruk
•
rasis
•
gaya
•
•
Violent deaths and injuries
•
Alcohol and drug abuse
menyebabkan penyakit kronik
•
Unwanted and drug abuse
kemampuan pemecahan masalah yang
•
Sexually
hidup
dan
perilaku
yang
kurang •
nilai
diseases keluarga
yang
agresif
dan
berkompetisi •
transmitted
•
Suicide
•
depression
nilai keluarga yang kaku dan tidak felksible
•
•
•
sikap yang berani mengambil resiko perilaku menolak konflik antara orangtua dan anak
154
Tahapan
Factor Resiko
•
Masalah kesehatan
tekanan untuk meningkatkan harapan keluarga
Family
with
•
hipertensi
middle-aged
•
merokok
principally coronary artery
adults
•
level kolesterol yang tinggi
disease and cerebrovascular
•
tidak aktif beraktivitas
accident (stroke)
•
Cardiovascular
•
pemicu genetic
•
Diabetes
•
penggunaan alat kontrasepsi oral
•
Overweight
factor usia, ras dan factor hereditas
•
Cancer
lainnya
•
Accidents
area geografis, usia dan defisisensi
•
Homicide
•
Suicide
•
Abnormal fetus
penggunaan alcohol)
•
Mental illness
penyalhgunaan alcohol
•
Periodontal
•
•
pekerjaan •
•
kebiasaan(diet dengan rendah serat,
disease,
disease
loss of teeth
•
kelas social
•
tempat tinggal
•
depression
•
usia
•
Mental confusion
•
interaksi obat
•
Reduced vision
•
gangguan metabolic
•
Hearing impairment
•
tidak berfungsinya pituitary
•
Hypertension
•
Family older adults
with
155
and
Tahapan
Factor Resiko
Masalah kesehatan
•
Cushing’s syndrome
•
Acute illness
•
Hypercalcemia
•
Infectious disease
•
penyakit kronis
•
Influenza
•
pension
•
Pneumonia
•
Injuries such as burns and
kehilangan pasangan
•
•
gizi yang buruk
•
•
falls
penurunan pendapatan
jarang berolahraga
•
Depression
•
Chronic disease
•
gaya hidup dan lingkungan masa lalu
•
Elder abuse
•
kurang persiapan kematian
•
Death without dignity
Pola fungsi kesehatan 1. Health perception-health management pattern persepsi 2. Nutritional-metabolic pattern 3. Elimination pattern 4. Activity-exercise pattern 5. Sleep-rest pattern 6. Cognitive-perceptual pattern 7. Self-perception-self-concept pattern 8. Roles-relationships pattern 9. Sexual-reproductive pattern 10. Coping-stress tolerance pattern 156
11. Values-beliefs pattern
Kontribusi terhadap kesatuan dan solidaritas keluarga akan mempercepat perkembangan potensial keluarga yang diturunkan (ratliffe, Harrigan, Haley, Tse & Olson, 2002): •
Physical, emotional & spiritual factors
•
Healthy child-rearing practices and discipline
•
Meaningful and clear communication
•
Support, security and encouragement
•
Growth-producing relationships and experiences
•
Responsible community relationships
•
Growth with and through children
•
Self-help and acceptance of help
•
Flexibility in family functions and roles
•
Mutual respect for individuality
•
Crisis as a means for growth
•
Family unity and loyalty and intrafamily cooperation
•
Adaptability of family strengths
Diagnosa keperawatan keluarga terkait promosi kesehatan: 1. Koping keluarga: potensial untuk tumbuh 2. Kesiapan keluarga untuk meningkatkan koping 3. potensial keluarga untuk berubah dan berkembang beruhubungan denagn perubahan kesehatan suatu anggota keluarga
157
Intervensi keperawatan untuk promosi kesehatan keluarga 1. perawatan diri keluarga 2. perubahan gaya hidup 3. kontrak dengan keluarga 4. pemberdayaan kelurga dalam promosi keseharan dan pendidikan kesehatan
Pengaruh kesehatan dapat oleh: 1. Pengaruh agama 2. pengaruh politik 3. pengaruh global
Peran Perawat Tahapan
Couple
Kemungkinan peran perawat
konselor sexual and adapatsi peran guru dan konselor perencanaan keluarga guru kemampuan parenting coordinator untuk konseling genetik
Childbearing family
Monitor perawatan prenatal untuk masalah kehamilan Konselor nutrisi pre natal Konselor kebiasaan maternal prenatal Supporter of amniocentesis Konselor menyusui bayi Coordinator pelayanan pediatric Supervisor imunisasi 158
Tahapan
Kemungkinan peran perawat
Perujuk ke pelayanan social Asisten dalam pengadaptasian peran o rangtua Family
with
preschool
or
school-age children
Monitor of early childhood development; referrer when indicated Teacher of first-aid and emergency measures Coordinator with p ediatric services Counselor on nutrition and exercise Teacher of dental hygiene Counselor on environmental safety in home Facilitator in interpersonal relationships
Family with adolescents
Teacher of risk factors to health Teacher of problem-solving issues regarding alcohol, smoking, diet, and exercise Facilitator of interpersonal skills with adolescents and parents Direct supporter of, counselor on, or referrer to mental health resources Counselor on family planningr referrer for sexually transmitable disease
Family with young or middle
Participant in community organizations involved in disease
age adults
control Teacher of problem-solving issues regarding lifestyle and habits Participant in community organizations involved in environment
159
Tahapan
Kemungkinan peran perawat
control Case finder in the home and community Screener for hypertension, pap smear, breast examination, cancer signs, mental health and dental care Counselor on menopausal transition Family with older adults
•
Facilitator of interpersonal relationships among family members
•
Referrer for work and social activity, nutritional programs, homemakers’ services, and nursing home
•
Monitor of exercise, nutrition, preventive services, and medications,
•
Supervisor of immunization
•
Counselor on safety in the home •
Counselor on breavement
Efektifitas suatu intervesi promosi kesehatan keluarga dipengaruhi oleh (Leavitt, 1982): 1. perubahan pada pola interaksi 2. komunikasi efektif 3. kemampuan mengungkapkan perasaan 4. reson terhadap kebutuhan anggota keluarga 5. kemampuan memecahkan masalah
160
Latihan dan tugas
Jawablah pertanyaan di bawah ini untuk memahami intervensi dan implementasi keperawatan keluarga. 1. Berikan dua contoh dari penyuluhan kesehatan keluarga!
Evaluasi formatif
1. Carilah satu artikel penelitian/ review terkait p enyuluhan kesehatan keluarga
Daftar Pustaka Bomar, P. J. (2004). Promoting health in families: Applying family research and theory to nursing practice, 3rd ed. Philadelphia, PA: Saunders.
Denham, S. (2003). Family health: A framework for nursing. Philadelphia, PA: F. A. Davis. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC. Kaakine, J. R., Gedaly-Duff, V., Coehlo, D.. P., Hanson, S. M. H. (2010). Family health care th
nursing: Theory, practice and research, 4 ed.. Philadelphia: F. A. Davis Company. White, D. A. (2002). Explorations in family nursing. London: Routledge Wright, L. M., & Leahey, M. (2009). Nurses and families: A guide to family assessment and intervention. Philadelphia, PA: F. A. Davis.
161