Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan yag telah disusun perawat bersama keluarga. Inti pelaksanaan pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan keperawatan keluarga yaitu perhatian. Jika peraawat tidak memiliki falsafah untuk memberi perhatian, maka tidak mungkin perawat dapat melibatkan diri bekerja dengan kelurga. Perawat pada tahap ini menghadapi kenyataan dimana kelurga mencoba segala daya cipta dalam mengadakan perubahan versus frustasi sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. apa-apa. Peraawat Peraawat harus membangkitka membangkitkan n keinginan keinginan untuk bekerja bekerja sama melaksanaka melaksanakan n tindakan keperawatan keperawatan.. Pada pelaksanaan implementasai keluarga hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (Friedman, 2004): 1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat dengan cara: a. Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan b. Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah-langkah serta sumber yang dibutuhkan c. Diakui tentang konsekuensi tiap alternatif tindakan 2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara: a. Memperluas informasi keluarga b. Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yag ada c. Hubungan kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga d. Dorong sikap emosi yang sehat menghadapi masalah 3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit, dengan cara: a. Mendemonstrasikan cara perawatan b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis: 1
a. Meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat: meningkatkan pola komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan tanggungjawab. b. Memilih intervensi keperawatan yang tepat c. Meilih metode kontak yang tepat: kunjungan rumah, konferensi di klinik/puskesmas, pendekatan kelompok 5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara: a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin 6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara: a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga b. Membantu keluardga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2
Tabel Implementasi Keperawatan Keluarga No.
1.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Implemenatasi
Keterangan
Intervensi mandiri: a. Primer :
1. Menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien memenuhi kebutuhan gizi 2. Membantu pasien dalam menentukan piramida makanan yang paling cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi 3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi b. Sekunder :
4. Memastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi c. Tersier :
5. Mengatur diet yang diperlukan
Intervensi kolaborasi: a. Primer :
1. Mengkonsulkan dengan ahli gizi mengenai cara mengatur diet makanan yang tinggi serat 3
(DM)
2.
Keletihan
Intervensi mandiri: a. Primer :
1. Mengkaji status pasien yang menyebabkan keletihan
(DM)
2. Menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami 3. Menentukan jenis aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan 4. Memonitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat b. Sekunder:
5. Menentukan persepsi orang terdekat dengan pasien mengenia penyebab keletihan
Intervensi kolaborasi: a. Primer :
1. mengkonsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi dari makanan 3.
Defisiensi pengetahuan
Intervensi mandiri: a. Primer:
4
1. Memberikan informasi pada keluarga untuk
(DM)
membantu mereka dalam mengidentifikasi keterbatasan dan kemajuan pasien serta implikasinya untuk perawatan pasien. 2. Membantu anggota keluarga untuk mengidentifikasi layanan kesehatan dan sumber daya masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan status kesehatan 3. Memberikan informasi secara tertulis maupun lisan pada pasien sesuai dengan bahasanya 4. Menggunakan strategi untuk meningkatkan pemahaman b. Sekunder:
5. Memotivasi individu untuk mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan c. Tersier :
6. Memberikan pendidikan kesehatan satu persatu atau konseling 4.
Ketidakmampuan menjadi orang tua
Intervensi mandiri : a. Primer :
1.
Mengkaji tingkat pengetahuan caregiver
5
(DM)
2.
Memonitor interaksi keluarga dalam permasalahan berkaitan dengan pasien
3.
Mendukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistik terhadap adanya perubahan dalam peran
4.
Mendukung sikap pasien terkait dengan harapan yang realistik sebagai upaya untuk mengatasi perasaan ketidakberdayaan
5.
Membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola kebutuha gaya hidup maupun perubahan peran b. Sekunder :
6.
Mendukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya sendiri
5.
Ketidakmampuan koping keluarga
Intervensi mandiri: a. Primer :
1.
Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk dapat terlibat dalam perawatan pasien
2.
Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang
6
(DM)
diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan. 3.
Mengidentifikasi kesulitan koping pasien dengan anggota keluargnya. b. Sekunder :
4.
Mendorong anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan hubungan keluarga yang sesuai.
5.
Mengidentifikasi dan hormati mekanisme koping yang digunakan oleh anggota keluarga.
6.
Resiko keterlambatan perkembangan
Intervensi mandiri:
a. Primer : 1.
Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi dengan cara yang tepat
2.
Mengajarkan orang tua mengeni tingkat perkembangan normal dari anak dan perlaku yang berhubungan
3.
Mendemonstrasikan kepada orang tua mengenai kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak b. Sekunder :
7
(DM)
4.
Mendukung anak untuk berinteraksi dengan teman-temannnya melalui keterampilan bermain peran.
5.
Memfasilitasi bermain peran dan aktivitas sehari-hari orang dewasa dalam dunia anak. c. Tersier :
6.
Mendampingi aktivitas anak
Evaluasi keperawatan Keluarga
Evaluasi keperawatan merupakan suatu langkah dalam menilai hasil asuhan yang dilakukan dengan membandingkan hasil yang sicapai berupa respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan dengan indikator yang ditetapkan. Hasil asuhan keperawatan dapat diukur melalui: 1. Keadaan fisik 2. Sikap/psikologis 3. Pengetahuan atau kekakuan belajar, dan 4. Perilaku kesehatan Hasi evaluasi keperawatan keluarga akan menetukan apakah keuarga sudah dapat dilepaskan dari pembinaan/ asuhan pada tingkat kunjungan berkelanjutan maka perlu dibuat catatan perkembangannya. Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dilihat: 1. Apakah tujuan terealisasi, 2. Apakah tindakan sudah tepat, dan 8
3. Bagaimana fakto lingkungan yang tidak dapat diatasi