perdarahan post partum pada persalinanFull description
makalah kebidananDeskripsi lengkap
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perdarahan Post Partum Yang dimaksud dengan perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Perdarahan post partum adalah pendarahan yang berlangsung lebih lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Term Termasuk asuk perdarahan karena retensio plasenta. (Pro. !r. "ustam #o$htar% #P&% ')* &aemoragi$ Post Partum (&PP* adalah hilangnya darah lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (+illiams% ')*.
2.2 Klasifikasi Perdarahan post partum terbagi menjadi 2 , a.
Perdarahan post partum primer Perdarahan post partum terjadi dalam 24 jam pertama. Penyeba Penyebabny bnyaa , nton ntonia ia uteri% uteri% retensi retensio o plasen plasenta% ta% sisa plasen plasenta ta dan robeka robekan n jalan jalan lahir% lahir% terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan post partumsekunder Perdarahan post partum terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebabnya , robekan jalan lahir% dan sisa plasenta atau membrane.
2.3
Eidemiolo!i
Perdarahan karena kontraksi rahim yang lemah setelah anak lahir meningkat insidennya pada kehamilan dengan pembesaran rahim yang berlebihan seperti pada kehamilan dengan pembesaran rahim% hidramnion% anak terlalu besar ataupun pada rahim yang melemah daya kontraksinya seperti pada grande multipara% interal kehamilan yang pendek atau pada kehamilan usia lanjut% induksi partus dengan oksitosin% his yang te rlalu kuat sehingga anak dilahirkan terlalu $epat dan sebagainya. Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan plasenta yang ke$il% tetapi plasenta tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir masa nias. /adang-kadang plasenta tidak segera terlepas bidang obstetri$ membuat batas-batas durasi kala se$ara agak ketat sebagai upaya untuk medeinisikan retensio plasenta sehingga
perdarahan
akibat
terlalu
lambatnya
pemindahan
plasenta
dapat
dikurangi.1ombs dan aros meneliti '2.235 persalina peraginam tunggal dan melaporkan median durasi kala adalah 6 menit dan % berlangsung lebih dari 0 menit. eberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan% termasuk kuretase atau tranusi% meningkat pada kala yang mendekati 0 menit atau lebih. (yayanakhyar.$om%200)*. ek perdarahan banyak bergantung pada olume darah pada sebelum hamil dan derajat anemia saat kehamilan. 7ambaran perdarahan postpartum dapat menge$ohkan adalah nadi dan tekanan darah yang masih dalam batas normal sampai terjadi kehilangan darah yang sangat banyak.
2.1 Dia!nosa 8ntuk membuat diagnosis perdarahan postpartum perlu diperhatikan ada perdarahan yang menimbulkan hipotensi dan anemi. pabila hal ini dibiarkan berlangsung terus% pasien akan jatuh dalam keadaan syok. Perdarahan postpartum tidak hanya terjadi pada mereka yang mempunyai predisposisi% tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk terjadinya perdarahan postpartum selalu ada. #enghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal% apalagi telah menyebabkan perubahan tanda ital (seperti kesadaran menurun% pu$at% limbung% berkeringat dingin%
sesak naas% serta tensi 9 0 mm&g dan nadi : '00;menit*% maka penanganan harus segera dilakukan . Perdarahan yang terjadi dapat deras atau merembes. perdarahan yang deras biasanya akan segera menarik perhatian% sehingga $epat ditangani sedangkan perdarahan yang merembes karena kurang nampak sering kali tidak mendapat perhatian. Perdarahan yang bersiat merembes bila berlangsung lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang banyak. 8ntuk menentukan jumlah perdarahan% maka darah yang keluar setelah uri lahir ditampung dan di$atat. /adang-kadang perdarahan terjadi tidak keluar dari agina% tetapi menumpuk di agina dan di dalam uterus. /eadaan ini biasanya diketahui karena adanya kenaikan undus uteri setelahn uri keluar. 8ntuk menentukan etiologi dari perdarahan postpartum diperlukan pemeriksaan lengkap yang meliputi anamnesis% pemeriksaan umum% pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam. Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus% sehingga pada palpasi abdomen uterus didapatkan membesar dan lembek.
2.2 "aktor#"aktor Pen$e%a% Penyebab utama perdarahan baik se$ara primer maupun skunder , '. 7randemultipara 2. =arak persalinan pendek kurang dari 2 tahun . Persalinan yang dilakukan dengan tindakan 4. Pertolongan kala uri sebelum >aktunya
5. Pertolongan persalinan oleh dukun 6. Persalinan dengan tindakan paksa 3. Persalinan dengan narkosa Penyebab utama perdarahan post partum primer , -
tonia uteri 50-60
-
"etensio plasenta '6-'3
-
-
aserasi jalan lahir 4-5
'. tonia uteri a.
/onsep dasar tonia uteri (relaksasi otot uterus* adalah uteri tidak nerkontraksi dalam '5 detik setelah dilakukan pemijatan undus uteri (plasenta telah lahir*. (!epkes =akarta , 2002*. tonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek hal ini merupakan penyebab perdarahan postpartum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. tonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipoolemik. tonia uteri merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan pas$a persalinan. Pada atonia uteri% uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan. ?erdistensi uterus% baik absolute maupun relatie% merupakan aktor resiko mayor terjadinya atonia uteri. ?erdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda% janin makrosomia% polihidramnion atau abnormalitas janin (misal hidrosealus
berat*% kelainan struktur uterus atau kegagalan untuk melahirkan plasenta atau distensi akibat akumulasi darah diuterus baik sebelum maupun sesudah plasenta lahir. emahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari kelelahan karena persalinan normal atau persalinan dengan tenaga besar% terutama bila mendapatkan stimulasi. &al ini dapat pula terjadi sebagai akibat dari inhibisi kontraksi yang disebabkan karena obat-obatan% seperti agent anastesi terhalogenisasi% nitrat% obatobatan anti implantasi nonsteroid% magnesium sulat% beta-simpatomimetik dan niedipin. Penyebab lain yaitu plasenta letak rendah% toksin bakteri (korioamnionitis% endomiometritis% septi$emia*% hipoksia akibat hipoperusi atau uterus 1ouilaire pada abruption plasenta dan hipotermia akibat resusitasi massi. !ata terbaru menyebutkan bah>a grandemultiparitas bukan merupakan aktor resiko independen untuk terjadinya perdarahan postpartum.
b. tiologi Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara lain% -
?erdistensi uterus seperti, gemeli% makrosomia% polihidramnion atau paritas tinggi.
-
8mur yang terlalu muda atau terlalu tua.
-
#ultipara dengan jarak kelahiran pendek.
-
Partus lama atau partus terlantar.
-
#alnutrisi. !apat juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta% sedangkan
sebelumnya belum terlepas dari uterus. 7randemultipara @ uterus yang terlau regang (hidramnion% hamil ganda% anak besar (:4000 gr*% kelainan uterus (uterus bikornis% mioma uteri% bekas oprasi*% partus lama (eAhausted mother*% partus presipitatus% hipertensi dalam kehamilan
(gestosis*% ineksi uterus% anemia berat% penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam persalinan (induksi partus*% ri>ayat perdarahan pas$apersalinan sebelumnya atau ri>ayat plasenta manual% pimpinan kala yang salah% dengan memijit-mijit dan mendorong-dorong uterus sebelum plasenta terlepas% B8C! yang sudah lama% penyakit hati% emboli air ketuban (koagulopati*% tindakan operati dengan anastesi umum yang terlalu dalam. $.
#aniestasi klinis Tanda dan gejala yang khas pada atonia uteri jika kita menemukan, uterus tidak berkontraksi dan lembek% perdarahan segera setelah anak lahir (postpartum primer*.
d. Pen$egahan tonia 8teri Pemberian oksitosin rutin pada kala BBB dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40% dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. #enejemen akti kala BBB dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan%anemia%dan kebutuhan transusi darah. /egunaan utama oksitosin sebagai pen$egahan atonia uteri yaitu onsetnya yang $epat% dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti egometrin. Pemberian oksitosin paling bermanaat untuk men$egah atonia uteri. Pada menejemen kala BBB harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. kti protokol yaitu pemberian '0 unit B#% 5 unit BD bolus atau '0-20 unit per liter BD drip '00-'50 $$;jam. nalog sintenik oksitosin% yaitu karbetosin% saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk men$egah dan mengatasi perdarahan postpartum dini. /arbetosin merupakan obat long-a$ting dan onset kerjanya $epat% mempunyai >aktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-'0 menit. Penelitian di 1anada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus BD dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. /arbetosin ternyata lebih eekti dibandingkan oksitosin.
2. "etensio Plasenta
a.
/onsep dasar "etensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta (habitual retensio plasenta*. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan% ineksi karena sebagai benda mati% dapat terjadi plasenta inkarserata% dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degerasi ganas korio karsinoma. aktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus* tertinggal% maka uterus tidak berkontraksi se$ara eekti dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. 7ejala dan tanda yang bisa ditemui adalah pendarahan segera% uterus berkontraksi tetapi tinggi undus uteri tidak berkurang. (Pra>irohardjo% 2005*. Plasenta tertahan jika tidak dilahirkan dalam 0 menit setelah janin lahir. Plasenta mungkin terlepas tetapi terperangkap oleh seriks% terlepas sebagian% se$ara patologis melekat (plasenta akreta% inkreta% perkreta* (!aid% 2003*. "etensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan menimbulkan hemorrhage yang tidak tampak% dan juga didasari pada lamanya >aktu yang terlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya plasenta yang diharapkan. eberapa ahli klinik menangani setelah 5 menit. /ebanyakan bidan akan menunggu satu setengah jam bagi plasenta untuk keluar sebelum menyebutnya tertahan. (DarneyEs% 2003* b. =enis-=enis "etensio Plasenta '. Plasenta dhesia adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi isiologis. 2. Plasenta kreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium. . Plasenta Bnkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga men$apai ; memasuki miornetrium.
4. Plasenta Perlireta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga men$apai lapisan serosa dinding uterus. 5. Plaserita Bnkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kaum utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri.
.
"obekan =alan ahir "obekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang berariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus diealuasi yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. an atau resiko tinggi% dan mengarahkan pertolongan pada kehamilan dengan resiko rendah. Pertolongan persalinan dengan resiko rendah mempunyai komplikasi ringan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu maupun perinatal. !engan demikian komplikasi robekan jalan lahir yang dapat menimbulkan perdarahan akan semakin berkurang. "obekan jalan lahir bersumber dari berbagai organ diantaranya agina% perineum% porsio% serik dan uterus. 1iri yang khas dari robekan jalan lahir yaitu kontraksi uterus kuat% keras dan menge$il% perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung mengeras tapi perdarahan tidak berkurang. !alam keadaan apapun% robekan jlan lahir harus dapat diminimalkan karena
tak jarang perdarahan terjadi karena robekan dan ini menimbulkan akibat yang atal seperti terjadinya syok. Penanganan rupture perineum dan robekan dinding agina (dilakukan oleh yang sudah berpengalaman terutama dokter /andungan*. a.
"obekan Perineum '.
/onsep dasar "obekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Hamun hal ini dapat dihindarkan atau dukurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan $epat. dan adanya robekan perineum ini dibagi menjadi, robekan perineum derajat '% robekan perineum derajat 2% dan 4.
2.
!eerajat laserasi jalan lahir adalah sebagai berikut, !erajat B , mukosa agina% komisura posterior% kulit perineum. !erajat BB , mukosa agina% komisura posterior% kulit perineum% otot perineum. !erajat BBB , mukosa agina% komisura posterior% kulit perineum% otot perineum% otot spingter ani eksterna. !erajat BD , mukosa agina% komisura posterior% kulit perineum% otot perineum% otot spingter ani eksterna% dinding re$tum anterior.
"obekan perineum yang melebihi derajat satu harus dijahit. &al ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir% tetapi apabila ada kemungkinan plasenta harus dikeluarkan se$ara manual% lebih baik tindakan itu ditunda sampai menunggu plasenta lahir. !engan penderita berbaring se$ara litotomi dilakukan pembersihan luka dengan $airan antisepti$ dan luas robekan ditentukan dengan seksama (
robekan
perineum
derajat
dua
setelah
diberi
anastesi
lo$al
otot-otot
diaragmaurognitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada
agina
dan
kulit
perineum
ditutup
dengan
mengikitsertakan
jaringan-jaringan.
(
b. "obekan Dagina Perlukaan agina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. #ungkin ditemukan setelah persalinan biasa% tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan $unam. Terlebih apabila kepala janin harus diputar. "obekan terdapat pada dinding lateral dan bahu terlihat pada pemeriksaan spe$ulum. Perdarahan biasanya banyak% tetapi mudah diatasi dengan jahitan. /adang-kadang robekan atas agina terjadi sebagai akibat menjalarnya uterine terputus% timbul banyak perdarahan yang membahayakan ji>a penderita. pabila perdarahan itu sukar dikuasai dari ba>ah% terpaksa dilakukan laparatomin dan ligamentum latum dibuka untuk menghentikan perdarahan% jika hal yang terakhir ini tidak berhasil% arteria hipogastrika yang terakhir perlu diikat.
$.
"obekan
'. /onsep dasar Persalinan selalu mengakibatkan robekan seriks sehingga seriks seorang multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan peraginam. "obekan seriks yang luas menimbulakn perdarahan dan dapat menjalar ke segmen ba>ah uterus. pabila terjadi perdarahan yang tidak mau berhenti% meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik% perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir% khususnya robekan seriks uteri. !alam keadaan ini seriks harus diperiksa dengan spe$ulum. Pemeriksaan juga harus dilakukan se$ara rutin setelah tindakan obstetri$ yang sulit. pabila ada robekan serik perlu ditarik keluar dengan beberapa $unam oum% supaya batasan antara robekan dapat dilihat dengan baik. =ahitan pertama dilakukan pada ujung atas luka% baru kemudian dilakukan jahitan uterus keba>ah. pabila seriks kaku dan his kuat% seiks uteri mengalami tekanan kuat oleh kepala janin sedangkan pembukaan sudah maju. kibat tekanan kuat dan lama ialah pelepasan sebagian seriks atau pelepasan seriks se$ara sekuler. Pelepasan ini dapat dihindari dengan tindakan seksio sesarea jika diketahui ada distosia serikalis. pabila sudah terjadi pelepasan seriks biasanya tidak dibutuhkan pengobatan hanya jika ada perdarahan% tempat perdarahan dijahit. =ika bagian seriks yang terlepas masih berhubungan dengan jaringan lain sebaiknya hubungan itu diputuskan (ah rahim dan membuka parametrium. "obekan yang sedemikian dapat membuka pembuluh-pembuluh darah yang besar dan menimbulkan perdarahan yang hebat. "obekan sema$am ini biasanya terjadi pada persalinan buatan% ekstraksi dengan orsep ekstraksi pada letak sunsang% ersi dan ekstraksi%dekapitasi% perorasi% dan kraniokasiterutama jika dilakukan pada pembukaan yang belum lengkap. "obekan ini jika tidak dijahit selain menimbulkan perdarahan juga dapat menjadi penyebab serisitis% parametritis% dan mungkin juga terjadi pembesaran karsinoma serik% kadang-kadang menimbulkan perdarahan nias yang lambat (obstertri patologi 8npad% edisi 2% 2005*.
Perdarahan pas$apersalinan pada uterus yang berkontraksi baik harus memaksa kita untuk memeriksa serik uteri dengan pemeriksaan spe$ulum sebagai proilaksis sebaiknya semua persalinan buatan yang sulit menjadi indikasi untuk pemeriksaan spe$ulum. (obstertri patologi 8npad% edisi 2% 2005*. "obekan serik harus dijahit jika berdarah atau lebih besar dari ' $m. kadangkadang bibir depan serik tertekan antara kepala anak dan simpisis% terjadi nekrosis dan terlepas. (obstertri patologi 8npad% edisi 2% 2005*. dakalanya porsio kesuluruhannya telepas% bagian yang terlepas itu merupakan $in$in ($ir$ular deta$hment* ini terutama terjadi pada primi tua. (obstertri patologi 8npad% edisi 2% 2005*. 2.
!iagnosa =ika perdarahan postpartum pada uterus yang berkontraksi baik harus dilakukan pemeriksaan seriks se$ara inspekulo.
.
tiologi tiologi robekan seriks yaitu partus presipitatus% trauma karena pemakaian alat seperti $unam% akum ekstraktor% melahirkan kepala janin dengan letak sungsang se$ara paksa padahal pembukaan seriks uteri belum lengkap% partus lama dimana telah terjadi seriks oetem sehingga jaringan serik sudah menjadi rapuh dan mudah robek.
d. "obekan 8teri (rupture uteri* '. /onsep dasar Caktor predisposisi yang menyebabkan rupture uteri yaitu multiparitas hal ini disebabkan karena dinding perut yang lembek dengan kedudukan uterus dalam posisi anteleksi sehingga terjadi kelainan letak dan posisi janin% janin sering lebih besar% sehingga dapat menimbulkan 1P!% pemakaian oksitosin untuk
induksi persalinan yang tidak tepat% kelainan letak dan implantasi plasenta umpamanya pada plasenta akreta% plasenta inkreta atau perkreta% kelainan bentuk uterus% hidramnion.
2. =enis =enis-jenis rupture uteri yaitu meliputi, -
"upture uteri spontan , terjadi pada keadaan dimana terdapat rintangan pada >aktu pada >aktu persalinan yaitu pada kelainan letak dan persentasi janin% panggul sempit% kelainan panggul% tumor jalan lahir.
-
"upture uteri traumati$ , terjadi karena ada dorongan pada uterus misalnya undus akibat melahirkan anak peraginam seperti ekstraksi% penggunaan $unam% manual plasenta.
-
"upture uteri jaringan parut , terjadi karena bekas operasi sebelumnya pada uterus seperti bekas <1.
-
Pembagian jenis menurut anatomi$ (rupture uteri kompilt* , dimana dinding uterus robek% lapisan serosa (peritoneum* robek sehingga janin dapat berada dalam rongga perut dan rupture uteri inkomplit ,dinding uterus robek sedangkan lapisan serosa tetap utuh.
. 7ejala &is kuat dan terus menerus% rasa nyeri perut yang hebat diperut bagian ba>ah% nyeri >aktu ditekan% gelisah atau seperti nadi dan pernapasan $epat% $in$in an edl setinggi. ah janin teraba lngsung diba>ah dinding perut dan nyeri tekan dan dibagian
ba>ah teraba bagian uterus kira-kira sebesar kepala bayi. 8mumnya janin sudah meninggal.
4. aktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus* tertinggal% maka uterus tidak dapat berkontraksi se$ara eekti dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. 7ejala dan tanda yang bisa ditemui adalah perdarahan segera% uterus berkontraksi tetapi tinggi undus tidak berkurang. pabila kontraksi uterus jelek atau kembali lembek setelah kompresi bimanual ataupun massase dihentikan% bersamaan pemberian uterotoni$a lakukan eksplorasi. eberapa ahli menganjurkan eksplorasi se$epatnya% akan tetapi hal ini sulitdilakukan tanpa general anestesi ke$uali pasien jatuh dalam syok. =angan hentikan pemberian uterotoni$a selama dilakukan eksplorasi.
Pertama & kelainan %entuk dan %erat lasenta
=ika ditemukan ada plasenta yang beratnya berlebih% biasanya dijumpai pada ibu dengan diabetes mellitus atau ibu yang menderita siilis
=ika lebih ke$il% atau hampir '; berat badan bayi% biasanya dijumpai pada ibu dengan penyakit jantung atau ginjal
Untuk kelainan bentuk dibedakan menjadi ;
'.
!engan beberapa lobus% dapat terjadi pada plasenta dupleks dan plasenta tripartite
2.
Plasenta enestrata% yang memiliki lubang atau jendela
.
&orse shoe plasenta% berbentuk seperti ladam kuda
4.
Plasenta membranasea% dengan bentuk tipis sekali dan lebar
5.
Plasenta anularis% plasenta berbentuk $in$in
6. Plasenta suksenturiata% jika pada plasenta utama terdapat plasenta yang lebih ke$il lagi disamping atau dipisahkan oleh selaput ketuban 3.
Plasenta spuria% jika ada 2 plasenta yang tidak dihubungkan oleh pembuluh darah
). Plasenta sirkumalat% yang memiliki $in$in putih pada pinggir plasenta% akibat desidua yang masuk diantara selaput ketuban
Kedua & en$akit ada lasenta
'. Bnark Plasenta% sebuah plasenta yang memiliki jaringan putih keras berukuran ke$il hingga beberapa $m pada permukaan maternal dan etal 2. /alsiikasi plasenta% terjadi bila plasenta terlalu tua% maka terdapat penimbunan kalsium pada lapisan desidua basalis% terutama di tempat sekitar tertanamnya illi dan tempat yang telah terjedi degenerasi ibrin . Tumor plasenta% dibagi kembali menjadi kista plasenta% ibromata% miksiibromata% hemangioma dan korioangioma
4. Plasentitis atau korioamnionitis% yaitu ineksi pada plasenta% korion% dan amnion yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang 5. Bnsuisiensi plasenta% adalah ketidaksanggupan plasenta dalam men$ukupi kebutuhan oksigenasi% Jat-Jat makanan% ekskresi% dan hormone bagi janin
Keti!a & Kelainan Pada 'ali Pusat
Kelainan insersi tali pusat Hormalnya insersi (penanaman* tali pusat berada di bagian tengah plasenta Plasenta bailedore , insersi tali pusat di tepi plasenta Bnsersi elamentosa , insersi tali pusat berada pada lapisan selaput ketuban
Kelainan panjang tali pusat Panjang tali pusat rata-rata adalah 55 $m% jika terlalu pendek bias menyebabkan solusio plasenta% sedangkan jika terlalu panjang dapat menyebabkan lilitan tali pusat hingga menyebabkan kematian pada janin.