1
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
AKUNTANSI MANAJEMEN
Sutardi, SE, MM
Disusun oleh :
Nanda Aprilia 14020123
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAJEMEN BISNIS INDONESIA (STIE-MBI)
Jl.Komjen Pol.M.Jasin (Akses UI) No.89 Kelapa Dua, Cimanggis Depok 16951
021-8771 6339 / 021-8771 6556
2014-2015
2
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur yang yang dalam kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat rahmat dan kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas Pengukuran Produktivitas.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan Pengukran Produktivitas Produktivit as Parsial dan Pengukuran Produktivitas Total dimana hal tersebut sangat diperlukan untuk memeperluas pengetahuan mahasiswa tentang Pengukuran Ptoduktivitas.
Saya menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan sangat saya harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Pada akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Depok, 11 Juli 2016
Nanda Aprilia
3
Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi Bab I: Pendahuluan I.I Latar Belakang Pengukuran Produktivitas I.2 Tujuan Penulisan
Bab II: Pembahasan 2.1 Pengertian Pengukuran Produktivitas 2.2 Pengukuran Produktiviras Parsial 2.3 Pengukuran Produktivitas Total
Bab III: Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengukuran Produktivitas Produktivitas Pengukuran Produktivitas
Salah satu tantangan bagi organisasi atau perusahaan dalam pencapaian tujuannya adalah bagaimana memanfaatkan dan mengorganisir sumber daya yang ada pada tingkat operasi yang produktif, atau dengan kata lain dapat memberikan kontribusi nyata pada kegiatan operasi organisasi atau perusahaan tersebut. Konsep siklus produktivitas atau kinerja menunjukkan peningkatan atau penurunan, hal ini dapat dianalisa dengan melakukan pengukuran-pengukuran.
Mengingat sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan faktor penggerak dari faktor-faktor lainnya, maka suatu organisasi atau perusahaan sangat penting untuk melakukan pengukuran pengukuran produktivitas produkti vitas kerja karyawannya. karyawann ya. Pengukuran mengenai produktivitas produ ktivitas pada umumnya bersifat kuantitatif. Produktivitas Prod uktivitas berkaitan dengan den gan efisiensi penggunaan input i nput dalam memperoleh output. Dengan demikian produktivitas merupakan kombinasi efektivitas output dan efisiensi input, sehingga dapat diukur berdasarkan rumus, sebagai berikut:
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian dan Tujuan Pengukuran Produktivitas 2. Mengetahui Pengukuran Produktivitas Parsial dan Pengukuran Produktivitas Total 3. Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan dari Pengukuran Produktivitas dn Pengukuran Produktivitas Total
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Produktivitas
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk memproduksi output. Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efesiensi produksi total adalah suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi : 1.
Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output.
2.
Atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis dan, karena itu, disebut sebagai efesiensi teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input, maka kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input dan, karena itu, disebut efesiensi trade-off Input (input trade-off efficiency). Harga input menentukan proporsi relatif masing-masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade-off input yang tidak efisien. Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efesiensi produktif total. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan input relatif lebih sedikit. Sebagai contoh, pada tahun 1992, Lantech, produsen mesin pengepakan, memproduksi delapan mesin pengepakan dalam sehari dengan 50 pekerja rata-rata 0,16 mesin per pekerja. Pada tahun 1998, output meningkat menjadi 14 mesin perhari dengan menggunakan 20 pekerja rata-rata 0,7 mesin per pekerja. Menurut standar produktivitas pada tahun tah un 1992, diperlukan sekitar sek itar 87,5 pekerja untuk memproduksi memp roduksi 14 mesin. Jadi, output meningkat, dan lebih sedikit pekerja yang diperlukan.
6
2.2 Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas ( productivity productivity measurement ) adalah penilain kuantitatif atas perubahan produktivitas. produktiv itas. Tujuan pengukuran ini adalah a dalah untuk menilai apakah apak ah efesiensi produktif telah t elah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual aktua l memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan. p erubahan. Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement). measurement ). Definisi pengukuran prodktivitas prod ktivitas parsial adalah produktivitas p roduktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Rasio produktivitas = output/input
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut pengukuran produktivitas produktiv itas parsial. Jika output ou tput dan input diukur diuku r dalam kuantitas fisik, maka kita kit a memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan financial (financial productivity measure). Sebagai contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company memproduksi
120.000 mesin untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 mesin per jam (120.000/40.000). ini adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap mesin adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam bentuk keuangan, adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).
7
Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan perus ahaan telah meningkat atau menurun. me nurun. Namun, dapat juga dibuat laporan l aporan mengenai peningkatan atau penurunan. penu runan. Efesiensi produktivitas produktiv itas melalui pengukuran pengukur an perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur menguku r perubahan dalam produktivitas, prod uktivitas, ukuran prroduktivitas prrod uktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan d engan ukuran produktivitas produk tivitas periode sebelumnya. sebelu mnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya. Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan standar produktivitas tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya, anggaplah bahwa pada akhir tahun 2005, kankul memutuskan untuk mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit mesin dengan harapan bahwa prosedur baru itu akan menggunakan men ggunakan lebih sedikit sed ikit tenaga kerja. Pada tahun 2006, 2 006, terdapat 150.000 mesin yang diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam (150.000/37.500). perubahan yang terjadi merupakan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi bukti keefektifan prosedur baru tersebut.
Keunggulan Ukuran Parsial
Unggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, perusahaa n, sehingga ukuran tersebut terseb ut mudah digunakan untuk untu k menilai kinerja produktivitas dari kar yawan operasional. Tenaga kerja, misalnya, misaln ya, dapat dihubungkan dengan den gan unit yang diproduksi per jam atau unit yang di produksi per pon (0,5 kilogram) bahan. Jadi, ukuran operasional parsial menyediakan umpan ump an balik yang dapat berhubungan berhu bungan dengan dan dipahami dipa hami oleh karyawan operasional, ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input tertentu yang berada dalam kendali mereka. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran operasional parsial ini bias diterima oleh personil operasional. Bahkan, Bah kan, untuk pengendalian operasional, standar kinerja kin erja seringkali berjangka berjan gka sangat pendek. Misalnya, standar kinerja dapat berupa rasio produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
8
Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu Trade-off seperti di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktuuntuk merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi produks i sementara output totalnya tidak tid ak berubah. Dalam hal ini, produktivitas prod uktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa bahan baku dan limbah produksi produks i melebihi penghematan dari pengurangan p engurangan tenaga kerja, k erja, maka produktivitas secara keseluruhan
9
2.3 Pengukuran Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas dariu seluruh input disebut pengukuran produktivitas total (total productivity measurement). measurement ). Dalam praktiknya, mengukur pengaruh pen garuh dari seluruh input inpu t mungkin tidak diperlukan. Banyak perusahaan hanya mengukur produktivitas dari factor faktor yang dianggap sebagai indicator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, dalam istilah praktis, pengukuran produktivitas total dapat d apat didefinisikan sebagai seba gai pemfokusan perhatian pada p ada beberapa input yang, yan g, secara total. Menunjukkan keberhasilan perusahaan. Pada setiap kasus pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan pengukuran multifactor. Pendekatan multifactor yang umum disarankan dalam literartur produktivitas (tetapi jarang ditemukan di dalam praktik) adalah menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks dan sulit di interpretasikan serta belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran pen gukuran profil profil ( profil measurement ) dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba ( profit-linked ). profit-linked productivity measurement ).
Pengukuran Pengukuran Profil Produktivitas
Pembuatan sebuah produk melibatkan beberapa input utama utama seperti tenaga kerja, bahan, modal, dan energy. Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vector ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai perubahan produktivitas. Untuk mengilustrasikan pendekatan ini, kita hanya akan menggunakan dua input : tenaga kerja dan bahan. Sebagai ilustrasi, lihat kembali contoh Ladd Lighting. Seperti sebelumnya, Ladd Ladd menerapkan proses produksi dan perakitan baru pada tahun 2008. Sekarang anggaplah bahwa proses baru tersebut mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan bahan. Pada awalnya, mari kita lihat kasus dimana produktivitas dari kedua input bergerak dalam arah yang sama. Berikut ini adalah data untuk tahun 2007 dan 2008 : 2007
2008
Jumlah mesin yang diproduksi
120.000
150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan
40.000
37.500
Bahan yang digunakan (pon ‘0,5 kg)
1.200.000
1.428.571
Tampilan 15-11 menyajikan profil rasio produktivitas untuk masing-masing tahun, prodil tahun 2007 adalah (3;0,100) dan profil tahun 2008 adalah (4;0,105). Dengan membaningkan profil kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa produktivitas meningkat baik untuk tenaga kerja maupun bahan (dari 3 menjadi 4 untuk tenaga kerja dan dari 0,100 menjadi0,105 untuk bahan). Perbandingan profil ini menyediakan cukup informasi sehingga manajer dapat menyimpulkan bahwa proses perakitan baru
10
secara nyata telah memperbaiki produktivitas secara keseluruhan. Akan tetapi, nilai peningkatan peroduktivitas ini tidak ti dak diungkapkan oleh rasio-rasio. rasi o-rasio. Rasio Produktivitas Parsial
Profil 2007a
Profil 2008b
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000
4,000
Rasio Produktivitas bahan baku
0,100
0,105
a)Tenaga kerja : 120.000/40.000 ; bahan baku : 120.000/1.200.000 b)Tenaga kerja : 150.000/37.500 150.000/3 7.500 ; bahan baku : 150.000/1.428.571 150.00 0/1.428.571
Seperti yang baru diperlihatkan, analisis profil dapat menyediakan pengetahuan tentang perubahan produktivitas yangbermanfaat yangb ermanfaat bagi manajer. Namun, membandingkan membandin gkan berbagai profil produktivitas pro duktivitas selalu mengungkapkan sifatdari keseluruhan perubahan efesiensi produktif. Dalam beberapa kasus, analisis profil tidak mampu memberikan indikasi yang jelas mengenai apakah perubahan produktivitas membawa hasil yang baik atau buruk. Untuk mengilustrasikan hal ini, mari kita ubah data Ladd untuk memungkinkan terjadinya trade-off di antara dua input. Anggaplah seluruh data adalah sama kecuali untuk bahan yang digunakan pada tahun 2008. Misalkan bahan yang digunakan pada tahun 2008 adalah 1.700.000 pon. Dengan menggunakan jumlah ini, profil produktivitas produkt ivitas untuk tahun 2007 20 07 dan 2006 disajikan dalam dal am tampilan 11-12. Profil produktivitas untuk untu k tahun 2007 masih tetap (3; 0,100) 0 ,100) tetapi untuk tahun tah un 2008 berubah menjadi (4; (4 ; 0,088). Pembandingan profil produktivitas sekarang memberikan isyarat yang berbeda. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 3 menjadi 4, tetapi produktivitas turun dan 0, 100 menjadi 0,088. Proses baru telah menciptakan trade-off tr ade-off dalam produktivitas produktivi tas dari kedua ukuran. Lebih Le bih lanjut, meskipun analisis profil mampu menunjukkan adanya trade-off, namun analisis profil tidak mampu mengungkapkan apakah trade-off tersebut baik atau buruk. Jika pengaruh ekonomis dari perubahan produktivitas adalah positif. p ositif. Maka trade-off adalah baik; jika tidak, maka perubahan produktivitas harus dipandang buruk, keputusan mengubah proses perakitan. Selain itu, dengan menilai perubahan produktivitas, akan diperoleh dip eroleh sebuah ukuran produktivitas p roduktivitas total. tot al.
11
Pengukuran Pengukuran Produktivitas Yang Berkaitan Dengan Lada.
Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah satu cara untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode berjalan. Sebagian dari perubahan laba tersebut tersebu t disebebkan oleh perubahan pe rubahan produktivitas. produktivit as. Pengukuran jumlah perubahan perubah an laba tersebut disebabkan oleh perubahan produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas disebut Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas; keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan atu ran berikut : Aturan keterkaitan keterk aitan dengan laba (profit(profit linkage rule): untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input actual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas. Rasio Produktivitas Parsial
Profil 2007a
Profil 2008b
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000
4.000
Rasio produktivitas bahan baku
0,100
0,088
a)Tenaga kerja : 120.000/40.000; bahan baku: 120.000/1.200.000 b)Tenaga kerja : 150.000/37.500; 150.000/3 7.500; bahan baku : 150.000/1.700.000 150 .000/1.700.000 Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu; misalkan PQ adalah jumlah input tanpa perubahan perub ahan produktivitas. Untuk Untu k mengetahui PQ untuk suatu input in put tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio produktivitas input periode dasar ; PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas produkti vitas periode dasar.
Untuk mengilustrasikan aplikasi aturan keterkaitan dengan laba (profit-linked rule), kembali digunakan contoh Kankul dengan trade-off input. Untuk data tersebut, diperlukan tambahan informasi biaya. Berikut adalah data Kankul yang telah dikembangkan :
12
2007
Jumlah mesin yang diproduksi
2008
120.000
150.000
40.000
37.500
1.200.000
1.700.000
Harga jual per unit (mesin)
$50
$48
Upah tenaga kerja per jam
$11
$12
Biaya bahan per pon
$2
$3
Jam tenaga kerja yang digunakan Bahan yang digunakan (pon)
Output periode berjalan (tahun 2006) adalah 150.000 mesin. Kita mengetahui bahwa rasio produktivitas periode perio de dasar untuk tenaga kerja dan d an bahan masing-masing masing-mas ing adalah 3 dan 0,100. Dengan menggunakan informasi tersebut, jumlah masing-masing input untuk keadaan tanpa perubahan produktivitas dapat dihitung di hitung sebagai berikut berik ut : PQ (tenaga kerja) = 150.000/3=50.000 jam PQ (bahan baku) = 150.000/0,10 =1.500.000 pon Untuk contoh kita, PQ memperlihatkan jumlah input tenaga kerja dan bahan yang seharusnya digunakan pada tahun 2006, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan pruduktivitas. Jumlah biaya yang seharusnya di keluarkan, dihitung dengan mengalikan jumlah masing-masing input (PQ) dengan harga priode berjalan(p) dan menjumlahkannya. Biaya tenaga kerja (50.000x$12) (50.000x$12 )
$
600.000
Biaya bahan baku(1.500.000x$3) baku(1.500.000x $3)
$ 4.500.000
Total biaya PQ
$ 5.100.000
Biaya input aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah input aktual (AQ) dengan harga berjalan masing-masing input (P) dan menjumlahkannya : Biaya tenaga kerja
$
Biaya bahan baku
450.000 $ 5.100.000
Total biaya periode berjalan
$ 5.550.000
Akhirnya pengaruh produktivitas terhadap laba dihitung dengan mengurangkan total biaya berjalan dari total biaya bia ya PQ. Pengaruh terkait dengan laba
= total biaya PQ – total total biaya periode berjalan
= $ 5.100.000 - $ 5.550.000 = $ 450.000 penurunan laba Perhitungan pengaruh terkait dengan laba dikhtisarkan dalam 11-13. Ringkasan dalam tampilan 11-13 mengungkapkan bahwa pengaruh bersih disebabkan karena perubahan produktivitas. Perhatikan juga pengaruh produktivitas produktivit as yang terkait dengan laba l aba dapat dihitung untuk satu jenis input. Peningkatan Peningk atan produktivitas tenaga kerja k erja menghasilkan kenaikan kenaik an laba sebesar$150.000; sebesar$15 0.000; namun, penurunan
13
produktivitas bahan mengakibatkan men gakibatkan penurunan penurun an laba sebesar $600.000. $600.00 0. sebagian besar penurunan penurun an laba ini disebabkan oleh meningkatnya pemakaian bahan – ternyata ternyata limbah, sisa bahan baku, dan unit cacat jauh lebih banyak pada proses p roses yang baru. Jadi, Jad i, ukuran terkait dengan laba lab a memperlihatkan pengaruh pengaru h pengukuran parsial maupun maup un pengaruh pengukuran penguku ran total. Ukuran produktivitas produktiv itas total terkait dengan laba la ba merupakan penjumlahan dari masing-masing ukuran parsial. Sifat ini membuat ukuran terkait dengan laba ideal untuk menilai trade-off. Gambaran yang jauh lebih jelas mengenai pengaruh perubahan produktivitas dapat terlihat. ter lihat. Jika limbah dan sisa bahan baku b aku tidak dapat di kendalikan ken dalikan dengan lebih baik, maka perusahaan seharusnya seh arusnya kembali ke proses perakitan p erakitan yang lama. Tentu saja, saj a, ada kemungkinan bahwa pengaruh pembelajaran dari proses baru tersebut belum dilakukan secara menyeluruh dan perbaikan lebih lanjut pada produktivitas tenaga kerja dapat terjadi. Jika tenaga kerja semakin efesien dalam proses baru, maka adalah mungkin bahwa penggunaan bahan juga menurun. (1) Input
(2)
PQ*
(3)
PQ X P
(4)
AQ
(2)-(4)
AQ X P
(PQ X P) – (AQ x P)
Tenaga Kerja
50.000
$ 600.000
37.500
$ 450.000
$ 150.000
Bahan baku
1.500.000
4.500.000
1.700.000
5.100.000
(600.000)
$ 5.550.000
$ (450.000)
Total
$ 5.100.000
• Tenaga kerja 1.50.000/3; bahan baku 150.000/0,10
Komponen Pemulihan Harga
Ukuran terkait dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke periode berjalan sebagai akibat perubahan p erubahan produktivitas. produktiv itas. Jumlah tersebut umumnya tidak t idak akan sama dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total dan perubahan produktivitas terkait dengan d engan laba disebut komponen komp onen pemulihan harga (price (p rice recovery component). Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. produktiv itas. Oleh karena itu, komponen kompone n pemulihan harga mengukur kemampuan k emampuan perubahan pendapatan pendapata n untuk menutupi perubahan perub ahan biaya input, dengan asumsi asum si tidak perubahan produktivitas. Untuk menghitung menghit ung komponen pemulihan pemulih an harga, pertama kita perlu menghitung menghit ung perubahan laba masing-masing masing- masing periode : 2008 2007 Pendapatan(a
Selisih $ 7.200.000
$ 6.000.000
Biaya Input(b 2.480.000
5.550.000
2.710.000 Laba
3.160.000
$ 1.200.000
$ (1.510.000)
$ 1.650.000
$
14
a) $48 x 150.000; $50 x 120.000 b) ($12 x 37.500) + ($ 3 x 1.700.000); 1 .700.000); ($ 11 x 40.000) + ($2 x 1.200.000) 1.2 00.000) Pemulihan harga
= Perubahan laba – perubahan perubahan produktivitas terkait dengan laba
= ($ 1.510.000) – ($450.000) ($450.000) = ($1.060.000)
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input. Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Meskipun demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat digunakan di gunakan untuk mengimbangi mengimban gi kerugian pemulihan harga. ha rga.
Kualitas Dan Produktivitas Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dsebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produksi cacat, maka lebih sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas; sementara pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Oleh sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan peningkatan kualitas akan meningkatkan produktivitas. Jadi, peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuranukuran produktivitas. Namun, ada juga cara-cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan meungkin saja saj a memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat cac at akan tetapi masih menjalankan proses yang tidak efesien. Sebagai contoh, ada barang yang melewati dua proses yang masing-masing membutuhkan waktu lima menit. (Anggaplah barang tersebut di produksi tanpa cacat.) Jadi, untuk memproduksi satu unit dibutuhkan waktu 10 menit untuk melalui kedua proses tersebut. Saat ini, jumlah yang di produksi dalam tiap batch produksi adalah 1.200 unit. Proses 1 memproduksi 1.200 unit; selanjutnya batch produksi tersebut di pindahkan ke lokasi lain untuk menjalani proses kedua. Jadi, untuk masing-masing proses dibutuhkan waktu 6.000 menit, atau 100 jam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1.200 unit adalah 200 jam (100 jam untuk masing-masing proses) ditambah waktu pengiriman dari proses 1 ke proses 2; anggaplah an ggaplah 15 menit. Dengan mendesain mendes ain ulang proses manufaktur, efesiensi dapat diperbaiki. Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah dengan waktu pengiriman sebelum ia dapat mulai mul ai beroperasi. Sekarang, total waktu untuk u ntuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah te lah berkurang dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya Hasiln ya adalah lebih banyajk output yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).
15
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif pembagian keuntungan gainsharing ( gainsharing ) adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan memiliki target untuk mengurangi jumlah unit cacat hingga 10 persen selama kuartal berikutnya ber ikutnya pada pabrik tertentu. terte ntu. Jika tujuan tersebut tercapai, t ercapai, perusahaan memperkirakan akan terjadi penghematan Sebesar $ 1.000.000 (dengan menghindari hal-hal seperti pengerjaan ulang dan perbaikan p erbaikan di masa garansi). Pembagian keuntungan k euntungan memberikan insentif inse ntif dengan menawarkan bonus kepada pegawai sesuai dengan persentasi penghematan biaya, misalnya 20 persen. Contohnya, Ford Motor Company telah mengusulkan untuk memeriksa program kompensasinya untuk 5.000 eksekutif puncak, menerapkan program kompesasi yang baru yang menggantikan struktur bonus yang digerakkan oleh laba dengan ukuran-ukuran berbasis kinerja seperti kualitas produk keseluruhan. Jumlah bonus dapat bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi. Sun Microsystems memberikan contoh lainnya. Bonus terikat pada loyalitas pelanggan dan indeks kualitas k ualitas pelanggan. Sun Microsystems Micros ystems telah membuktikan bahwa ukuran kualitas seperti keterlambatan pengiriman dan kerusakan software telah menurun secara bertahap, sementara ukuran loyalitas pelanggan meningkat. Rencana pembayaran per kinerja yang memungkinkan para pegawai untuk berbagi keuntungan tampaknya menciptakan minat dan komitmen tambahan. Menariknya rencana pembagian keuntungan ini sepenuhnya saling melengkapi, atau mungkin bahkan penting, untuk sistem pengukuran terpadu seperti Balanced Scorecard.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produktivitas berkaitan dengan maemproduksi output secara efisien, dan secara spesifik mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output.Pengukuran Produktivitas bertujuan untuk output meningkat dan lebih sedikit pekerja yang di perlukan.Pengukuran Produktivitas mempunyai 2 cara yaitu Pengukuran Produktivitas Pafrsial dan Produktivitas Total. Pengukuran produktivitas ( productivity productivity measurement ) adalah penilain kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran penguk uran ini adalah untuk untu k menilai apakah efesiensi efesien si produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dariu seluruh input disebut pengukuran produktivitas produktiv itas total (total productivity prod uctivity measurement). Dalam praktiknya, prakti knya, mengukur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan. Banyak perusahaan hanya mengukur produktivitas dari factor faktor yang dianggap sebagai indicator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan.
3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Pengukuran Produktivitas, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah Akuntansi Manajemen. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.