54
Tabel 5.16 Perhitungan Biaya Riil Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai dan Balok No
Nama
Satuan
Jumlah
Harga Satuan
Total
(Rp)
(Rp)
A
TENAGA KERJA
1
Mandor
Orang
1
100.000
100.000
2
Kepala Tukang
Orang
1
80.000
80.000
3
Tukang
Orang
-
-
-
4
Pekerja/ Laden
Orang
5
70.000
350.000
5
Operator TC
Jam
4,51
40.000
180.000
JUMLAH BIAYA TENAGA KERJA (A) B
BAHAN
1
Beton Ready Mix
3
m
42
710.400
700.000
JUMLAH BIAYA BAHAN (B)
29.400.000 29.400.000
C
ALAT LAT BAN BANTU PEN PENGECO ECORAN
1
Tower Crane
Jam
4,51
450.000
2.029.500
2
Vibrator
Unit
1
200.000
200.000
JUMLAH BIAYA ALAT BANTU PENGECORAN (B) D
TOTA TO TAL L BIA BIAYA YA PENG PENGEC ECOR ORAN AN (A + B + C)
E
BIAYA PENGECORAN PER m3
2.229.000 32.339.900 769.998
Catatan berdasarkan harga yang didapat di lapangan: tower crane crane Rp 90.000.00 - Biaya Biaya sew sewaa tower 90.000.000,0,- per bulan bulan
- Upah Upah operator operator tower crane Rp 8.000.00 8.000.000,0,- per bulan bulan - Biaya sewa Tower Crane dan operator Tower Crane dengan asumsi:
1 hari hari
= 8 jam jam (ta (tanp npaa lemb lembur ur))
1 bulan bulan = 25 25 hari, hari, maka maka 1 bulan bulan = 8 jam x 25 hari = 200 jam - Biaya Biaya sewa sewa Tower Crane Rp 90.000. 90.000.000 000 ÷ 200 = Rp Rp 450.000,450.000,- per jam jam - Biaya Biaya upah opera operator tor Tower Crane Rp 8.000.00 8.000.000 0 ÷ 200 200 = Rp 40.00 40.000,0,- per jam jam Analisis biaya pekerjaan pengecoran menurut SNI dapat digunakan sebagai bahan patokan penyedia jasa konstruksi dalam merancang suatu anggaran
55
biaya proyek atau biaya pekerjaan tertentu. Analisis ini juga dapat dipakai sebagai pembanding dari biaya riil yang digunakan untuk mengetahui selisih dari biaya pekerjaan tersebut. Adapun biaya pekerjaan pengecoran Berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut: Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai dan Balok Berdasarkan SNI No
Nama
Satuan
Koefisien
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
A
TENAGA KERJA
1
Pekerja
OH
1
50.000
50.000
2
Tukang Batu
OH
0,25
52.500
13.125
3
Kepala Tukang
OH
0,025
55.000
1.375
4
Mandor
OH
0,1
60.000
6.000
JUMLAH BIAYA TENAGA KERJA (A) B 1
70.500
BAHAN Beton Ready Mix
3
m
1,02
700.000
JUMLAH BIAYA BAHAN (B) C
ALAT BANTU PENGECORAN
1
Crane
sewa-hari
0,025
2
Vibrator
sewa-hari
0,1
714.000
3.600.000
90.000
200.000
20.000
JUMLAH BIAYA ALAT BANTU PENGECORAN (B) D
BIAYA PENGECORAN per m3 (A + B + C)
E
TOTAL BIAYA PENGECORAN (D x volume)
714.000
110.000 894.500 37.569.000
Tabel 5.18 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai dan Balok 3
Biaya per m
Total Biaya Pengecoran
Biaya Riil
Rp 769.998
Rp 32.339.900
Biaya Berdasarkan SNI
Rp 894.500
Rp 37.569.000
Selisih / Profit
Rp 124.502
Rp 5.229.100
56
B. Analisis Waktu Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai dan Balok Analisis waktu pekerjaan pengecoran dilakukan dengan mengunakan data dari hasil pengamatan langsung di lapangan. Data ini didapatkan dengan mencatat waktu tiap truk ready mix pada saat mulai hingga selesai penuangan beton segar ke dalam alat concrete bucket yang kemudian diangkat menggunakan tower crane. Pencatatan ini terus dilakukan pada tiap-tiap truk ready mix hingga
mencapai volume pelat lantai dan balok yang telah direncanakan. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan data seperti pada Tabel 5.19 dibawah ini: Tabel 5.19 Waktu Pengecoran Pelat Lantai dan Balok NAMA NO
READY MIX
CONCRETE BUCKET
RM 1
KAPASITAS (m3)
WAKTU Mulai
Selesai
CB1
14:39
14:41
2
CB2
14:45
14:50
3
CB3
14:53
14:56
4
CB4
14:58
15:00
5
CB5
15:01
15:04
6
CB6
15:06
15:09
7
CB7
15:10
15:14
8
CB8
15:15
15:18
9
CB9
15:19
15:22
10
CB10
15:23
15:26
1
7
WAKTU PENGECORAN READY MIX 1 11
RM2
00:47
CB1
15:53
15:56
12
CB2
15:57
16:00
13
CB3
16:02
16:05
14
CB4
16:07
16:10
15
CB5
16:11
16:14
16
CB6
16:17
16:19
17
CB7
16:22
16:24
18
CB8
16:26
16:29
19
CB9
16:30
16:35
20
CB10
16:36
16:40
7
WAKTU PENGECORAN READY MIX 2 21
RM3
00:47
CB1
17:29
17:33
22
CB2
17:42
17:46
23
CB3
17:48
17:51
24
CB4
17:53
17:56
25
CB5
17:57
18:01
26
CB6
18:03
18:04
7
KETERANGAN
Mulai
57
Lanjutan Tabel 5.19 Waktu Pengecoran Pelat Lantai dan Balok NAMA NO
READY MIX
CONCRETE BUCKET
KAPASITAS (m3)
WAKTU Mulai
Selesai
27
CB7
18:06
18:10
28
CB8
18:13
18:16
29
CB9
18:18
18:22
WAKTU PENGECORAN READY MIX 3 30
RM4
00:53
CB1
18:30
18:33
31
CB2
18:35
18:37
32
CB3
18:39
18:42
33
CB4
18:43
18:46
34
CB5
18:49
18:51
35
CB6
18:53
18:55
36
CB7
18:58
19:01
37
CB8
19:02
19:05
38
CB9
19:07
19:09
39
CB10
19:11
19:15
7
WAKTU PENGECORAN READY MIX 4 40
RM5
00:45
CB1
19:40
19:44
41
CB2
19:46
19:50
42
CB3
19:51
19:55
43
CB4
19:58
20:01
44
CB5
20:03
20:05
45
CB6
20:07
20:12
46
CB7
20:14
20:18
47
CB8
20:21
20:26
48
CB9
20:28
20:31
49
CB10
20:34
20:37
7
WAKTU PENGECORAN READY MIX 5 50
RM6
00:57
CB1
20:43
20:47
51
CB2
20:49
20:52
52
CB3
20:54
20:57
53
CB4
20:58
21:01
54
CB5
21:02
21:05
55
CB6
21:07
21:10
56
CB7
21:11
21:14
57
CB8
21:16
21:18
58
CB9
21:20
21:25
7
KETERANGAN
WAKTU PENGECORAN READY MIX 6
Waktu Pengecoran = 4 jam 51 menit = 291 menit
00:42
Selesai
58
Tabel 5.20 Waktu Penyelesaian Pengecoran Pelat Lantai dan Balok per m 3
No
Waktu Pengecoran
Waktu per m3
(m )
(menit)
(menit/ m )
42
291
6,929
Volume 3
1
3
3
Waktu per m = = 3
= 6,929 menit/m 3
= 0,115 jam/m
Pada analisis waktu didapatkan waktu pengecoran pelat lantai dan balok selama 4 jam 51 menit. Waktu ini merupakan waktu bersih pengecoran yaitu pada saat mulai hingga akhir penuangan beton segar dari truk ready mix ke concrete bucket. Waktu pengangkatan, pembukaan katup hingga waktu kembali bucket
untuk pengisian ulang beton segar oleh truk ready mix juga termasuk di dalam waktu ini. Sedangkan waktu total pengecoran pelat lantai dan balok selama 6 jam 46 menit, yaitu mulai pukul 14:39 sampai pukul 21:25 yang berupa setting truk ready mix terhadap concrete bucket, pergantian antar truk ready mix, buka tutup
katup bucket ke titik cor hingga perataan beton segar yang telah dituang.
C. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai dan Balok Menggunakan Concrete Bucket Produktivitas pengecoran didapat dari input berupa volume pengecoran dibagi dengan output berupa total waktu pengecoran. Analisis produktivitas dapat dilihat pada Tabel 5.21 dibawah ini: Tabel 5.21 Produktivitas Penyelesaian Pengecoran Pelat Lantai dan Balok
No 1
Volume
Waktu Pengecoran
Produktivitas
(m )
(menit)
(m /menit)
42
291
0,144
3
3
59
Produktivitas =
3
=
= 0,144 m /menit
D. Analisis Biaya Pekerjaan Pengecoran Kolom Analisis biaya pada proyek ini menggunakan biaya riil di lapangan yang digunakan oleh pelaksana pembangunan proyek tersebut. Tabel biaya pada pekerjaan pengecoran kolom dapat dilihat pada Tabel 5.22 seperti dibawah ini: Tabel 5.22 Perhitungan Biaya Riil Pekerjaan Pengecoran Kolom No
Nama
Satuan
Jumlah
Harga Satuan
Total
(Rp)
(Rp)
A
TENAGA KERJA
1
Mandor
Orang
1
100.000
100.000
2
Kepala Tukang
Orang
1
80.000
80.000
3
Tukang
Orang
-
-
-
4
Pekerja/ Laden
Orang
3
70.000
210.000
5
Operator TC
Jam
1,17
40.000
46.800
JUMLAH BIAYA TENAGA KERJA (A) B
BAHAN
1
Beton Ready Mix
3
m
7
436.800
700.000
JUMLAH BIAYA BAHAN (B)
4.900.000 4.900.000
C
ALAT BANTU PENGECORAN
1
Tower Crane
Jam
1,17
450.000
526.500
2
Vibrator
Unit
1
200.000
200.000
JUMLAH BIAYA ALAT BANTU PENGECORAN (B) D
TOTAL BIAYA PENGECORAN (A + B + C)
E
BIAYA PENGECORAN PER m
3
Catatan berdasarkan harga yang didapat di lapangan: - Biaya sewa tower crane Rp 90.000.000,- per bulan - Upah operator tower crane Rp 8.000.000,- per bulan
726.500 6.063.300 866.186
60
- Biaya sewa Tower Crane dan operator Tower Crane dengan asumsi:
1 hari
= 8 jam (tanpa lembur)
1 bulan = 25 hari, maka 1 bulan = 8 jam x 25 hari = 200 jam - Biaya sewa Tower Crane Rp 90.000.000 ÷ 200 = Rp 450.000,- per jam - Biaya upah operator Tower Crane Rp 8.000.000 ÷ 200 = Rp 40.000,- per jam Analisis biaya pekerjaan pengecoran menurut SNI dapat digunakan sebagai bahan patokan penyedia jasa konstruksi dalam merancang suatu anggaran biaya proyek atau biaya pekerjaan tertentu. Analisis ini juga dapat dipakai sebagai pembanding dari biaya riil yang digunakan untuk mengetahui selisih dari biaya pekerjaan tersebut. Adapun biaya pekerjaan pengecoran berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 5.23 berikut: Tabel 5.23 Perhitungan Biaya Pekerjaan Pengecoran Kolom Berdasarkan SNI No
Nama
Satuan
Koefisien
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
A
TENAGA KERJA
1
Pekerja
OH
1
50.000
50.000
2
Tukang Batu
OH
0,25
52.500
13.125
3
Kepala Tukang
OH
0,025
55.000
1.375
4
Mandor
OH
0,1
60.000
6.000
JUMLAH BIAYA TENAGA KERJA (A) B 1
70.500
BAHAN Beton Ready Mix
3
m
1,02
700.000
JUMLAH BIAYA BAHAN (B) C
ALAT BANTU PENGECORAN
1
Crane
sewa-hari
0,025
2
Vibrator
sewa-hari
0,1
714.000
3.600.000
90.000
200.000
20.000
JUMLAH BIAYA ALAT BANTU PENGECORAN (B) D
BIAYA PENGECORAN per m3 (A + B + C)
E
TOTAL BIAYA PENGECORAN (D x volume)
714.000
110.000 894.500 6.261.000
61
Tabel 5.24 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Pekerjaan Pengecoran Kolom 3
Biaya per m
Total Biaya Pengecoran
Biaya Riil
Rp 866.186
Rp 6.063.300
Biaya Berdasarkan SNI
Rp 894.500
Rp 6.261.500
Rp 28.314
Rp 198.200
Selisih / Profit
E. Analisis Waktu Pekerjaan Pengecoran Kolom Analisis waktu pekerjaan pengecoran dilakukan dengan mengunakan data dari hasil pengamatan langsung di lapangan. Data ini didapatkan dengan mencatat waktu tiap truk ready mix pada saat mulai hingga selesai penuangan beton segar ke dalam alat concrete bucket yang kemudian diangkat menggunakan tower crane. Pencatatan ini terus dilakukan pada tiap-tiap truk ready mix hingga
mencapai volume kolom yang telah direncanakan. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan data seperti pada Tabel 5.25 dibawah ini: Tabel 5.25 Waktu Pengecoran Kolom NAMA NO
READY MIX
CONCRETE BUCKET
RM 1
KAPASITAS (m3)
WAKTU Mulai
Selesai
CB1
16:33
16:38
2
CB2
16:42
16:48
3
CB3
16:50
16:55
4
CB4
16:57
17:03
5
CB5
17:05
17:08
6
CB6
17:10
17:14
1
5
WAKTU PENGECORAN READY MIX 1 11
RM2
CB1
12
CB2
13
CB3
5
17:17
17:22
17:41
17:49
17:50
17:53 00:47
Waktu Pengecoran = 1 jam 17 menit = 111 menit Tabel 5.26 Waktu Penyelesaian Pengecoran Kolom per m
No
3
(m )
Mulai
00:41
WAKTU PENGECORAN READY MIX 2
Volume
KETERANGAN
3
Waktu Pengecoran
Waktu per m3
(menit)
(menit/ m )
3
Selesai
62
1
7
111
15,857
3
Waktu per m = =
= 15,857 menit/m
3
3
= 0,264 jam/m
Pada analisis waktu didapatkan waktu pengecoran kolom selama 1 jam 17 menit. Waktu ini merupakan waktu bersih pengecoran yaitu pada saat mulai hingga akhir penuangan beton segar dari truk ready mix ke concrete bucket. Waktu pengangkatan, pembukaan katup hingga waktu kembali bucket untuk pengisian ulang beton segar oleh truk ready mix juga termasuk di dalam waktu ini. Sedangkan waktu total pengecoran kolom selama 1 jam 20 menit, yaitu mulai pukul 16:33 sampai pukul 17:53 yang berupa setting truk ready mix terhadap concrete bucket, pergantian antar truk ready mix, buka tutup katup bucket ke titik
cor hingga perataan beton segar yang telah dituang.
F. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Kolom Menggunakan Concrete Bucket
Produktivitas pengecoran didapat dari input berupa volume pengecoran dibagi dengan output berupa total waktu pengecoran. Analisis produktivitas dapat dilihat pada Tabel 5.27 dibawah ini: Tabel 5.27 Produktivitas Penyelesaian Pengecoran Kolom
No 1
Volume
Waktu Pengecoran
Produktivitas
(m )
(menit)
(m /menit)
7
111
0,264
3
Produktivitas =
=
3
= 0,264 m /menit
3
63
5.5
PERBANDINGAN
ANALISIS
BIAYA,
WAKTU
DAN
PRODUKTIVITAS PENGECORAN PELAT LANTAI, BALOK DAN KOLOM
5.5.1
Perbandingan Analisis Biaya Pengecoran
Berdasarkan analisis perhitungan biaya pengecoran pada kedua proyek, maka diperoleh data seperti pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29 berikut: Tabel 5.28 Perbandingan Biaya Pengecoran Pelat Lantai dan Balok per m
No
1
2
Volume
Proyek
Total Biaya
3
(m )
Pembangunan Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
3
Biaya per m
3
110
Rp 84.350.000
Rp 766.818
42
Rp 32.339.900
Rp 769.998
Selisih Harga Pengecoran
Rp 3.179
Tabel 5.29 Perbandingan Biaya Pengecoran Kolom
No
1
2
Volume
Proyek
Total Biaya
3
(m )
Pembangunan Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
Biaya per m
3
12
Rp 12.750.000
Rp 1.062.500
7
Rp 6.063.000
Rp 866.186
Selisih Harga Pengecoran
Rp 196.314
3
Dari hasil analisis biaya per m pengecoran pelat lantai dan balok diatas, 3
diperoleh selisih harga pengecoran sebesar Rp 3.179 per m lebih mahal dengan menggunakan alat concrete bucket dibandingkan dengan alat concrete pump. Sedangkan untuk pengecoran kolom, diperoleh selisih harga pengecoran 3
sebesar Rp 196.314 per m lebih mahal dengan menggunakan alat concrete pump dibandingkan dengan alat concrete bucket.
64
5.5.2
Perbandingan Analisis Waktu Pengecoran
Berdasarkan analisis perhitungan waktu pengecoran pada kedua proyek, maka diperoleh data seperti pada Tabel 5.30 dan Tabel 5.31 berikut: Tabel 5.30 Perbandingan Waktu Pengecoran Pelat Lantai dan Balok per m
No
1
2
Volume
Proyek
Total Waktu
Waktu per m
(m )
(menit)
(menit/m )
110
237
2,155
42
291
6,929
3
Pembangunan Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
3
Selisih Waktu Pengecoran
4,774
Tabel 5.31 Perbandingan Waktu Pengecoran Kolom per m
No
1
2
Volume
Proyek
Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
3
Total Waktu
Waktu per m
(m )
(menit)
(menit/m )
12
148
12,333
7
111
15,857
3
Pembangunan
3
Selisih Waktu Pengecoran
3
3
3,524
3
Dari hasil analisis waktu per m pengecoran pelat lantai dan balok diatas, diperoleh selisih waktu pengecoran tiga kali lebih lama yaitu sebesar 4,774 3
menit/m dengan menggunakan alat concrete bucket dibandingkan dengan alat concrete pump.
Sedangkan untuk pengecoran kolom, diperoleh selisih waktu sebesar 3,524 3
menit/m dengan menggunakan alat concrete bucket dibandingkan dengan alat concrete pump.
Perbedaan waktu tersebut dipengaruhi oleh kapasitas concrete bucket yang 3
hanya sebesar 0,8 m untuk tiap kali proses penuangan beton segar. Proses pengangkatan beton segar dari truk ready mix ke lokasi pengecoran yang
65
berelevasi tinggi juga mempengaruhi lama waktu pengangkatan concrete bucket itu sendiri.
5.5.3
Perbandingan Analisis Produktivitas Pengecoran
Berdasarkan analisis perhitungan produktivitas pengecoran pada kedua proyek, maka diperoleh data seperti pada tabel 5.32 dan Tabel 5.33 berikut: Tabel 5.32 Perbandingan Produktivitas Pengecoran Pelat Lantai dan Balok
No
1
2
Proyek Pembangunan Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
Volume
Total Waktu
Produktivitas
(m )
(menit)
(m /menit)
110
237
0,464
42
291
0,144
3
3
Selisih Produktivitas Pengecoran
0,320
Tabel 5.33 Perbandingan Produktivitas Pengecoran Kolom
No
1
2
Proyek Pembangunan Hotel Muncul Pembangunan Hotel Amaris
Volume
Total Waktu
Produktivitas
(m )
(menit)
(m /menit)
12
148
0,081
7
111
0,063
3
3
Selisih Produktivitas Pengecoran
0,018
Dari hasil analisis produktivitas pengecoran pelat lantai dan balok diatas, 3
diperoleh selisih produktivitas pengecoran sebesar 0,320 m /menit lebih tinggi dengan menggunakan alat concrete pump dibandingkan dengan alat concrete bucket.
Sedangkan untuk pengecoran kolom, diperoleh selisih produktivitas 3
sebesar 0,018 m /menit lebih tinggi dengan menggunakan alat concrete pump dibandingkan dengan alat concrete bucket.
5.6
PEMBAHASAN
66
5.6.1
Biaya Penyelesaian Pengecoran
Berdasarkan hasil analisis biaya penyelesaian pengecoran pelat lantai dan balok, diperoleh biaya pengecoran menggunakan alat bantu pengecoran berupa concrete pump sebesar Rp 766.818 per m
3.
Sedangkan biaya pengecoran
menggunakan alat bantu pengecoran berupa concrete bucket sebesar Rp 769.998 3
per m .
Jika
dibandingkan
antara
keduanya,
maka
pengecoran
dengan
menggunakan alat concrete bucket meliliki selisih harga lebih mahal Rp 3.179 per 3
m nya. Pada
pekerjaan
pengecoran
kolom,
diperoleh
biaya
pengecoran
3
menggunakan alat concrete pump sebesar Rp 1.062.500 per m . Sedangkan biaya 3
pengecoran menggunakan alat concrete bucket sebesar Rp 866.186 m . Selisih 3
biaya antara keduanya sebesar Rp 196.314 per m lebih mahal untuk penggunaan alat concrete pump. Dari kedua pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pengecoran pelat lantai dan balok, penggunaan alat concrete pump sedikit lebih murah daripada penggunaan alat concrete bucket. Namun sebaliknya untuk pekerjaan kolom, penggunaan alat concrete pump lebih mahal daripada alat concrete bucket. Pada pengecoran kolom dengan menggunakan concrete pump
lebih mahal karena dipengaruhi oleh volume pengecoran yang hanya sebesar 12 3
m , berbeda dengan volume pengecoran pelat lantai dan balok yang mencapai 110 3
m . Hal ini menyebabkan biaya sewa untuk alat concrete pump menjadi lebih 3
besar karena volume yang dipesan oleh kontraktor jauh dibawah 60 m , sehingga pihak kontraktor harus mengikuti persyaratan biaya penyewaan dari pihak penyedia jasa beton ready mix. Biaya ini pun juga belum termasuk biaya bahan bakar untuk genset sebagai alat penyedia pasokan listrik pada alat tower crane yang berguna sebagai alat angkat concrete bucket itu sendiri. Biaya bahan bakar tidak dimasukkan terhadap perhitungan dikarenakan kondisinya yang dipakai tergantung kebijakan dari pihak pelaksana proyek. Berdasarkan data di lapangan, biaya bahan bakar untuk genset bisa menghabiskan biaya mencapai Rp 3.000.000 per hari. Biaya itu pun tidak hanya terpakai untuk pekerjaan pengecoran saja, melainkan untuk pekerjaan lainnya. Biaya bahan bakar itu sendiri juga bisa diganti dengan pasokan
67
listrik dari penyedia jasa seperti PLN sebagai referensi untuk penentuan harga yang lebih terjangkau daripada menggunakan genset. Adapun grafik perbandingan biaya antara kedua alat bantu pengecoran adalah sebagai berikut:
Gambar 5.1 Histogram Perbandingan Harga Pengecoran Pada Pelat Lantai dan Balok Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket
Gambar 5.2 Histogram Perbandingan Harga Pengecoran Pada Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket 5.6.2
Waktu Penyelesaian Pengecoran
Kolom
68
Berdasarkan hasil analisis waktu penyelesaian pengecoran, diperoleh waktu pengecoran menggunakan alat concrete pump sebesar 2,155 menit per m
3.
Sedangkan waktu pengecoran menggunakan alat concrete bucket sebesar 6,929 3
menit per m . Jika dibandingkan antara keduanya, maka pengecoran dengan menggunakan alat concrete bucket meliliki selisih waktu lebih lama yaitu 4,774 3
menit per m nya. Pada
pekerjaan
pengecoran
kolom,
diperoleh
waktu
pengecoran
3
menggunakan alat concrete pump sebesar 12,333 menit per m . Sedangkan waktu 3
pengecoran menggunakan alat concrete bucket sebesar 15,857 menit m . Selisih 3
waktu antara keduanya sebesar 3,524 menit per m lebih lama untuk penggunaan alat concrete bucket. Pada pembahasan kedua alat tersebut, selisih waktu penggunaan alat concrete pump mencapai tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan menggunakan
alat concrete bucket. Sedangkan untuk pengecoran kolom, waktu penggunaan alat concrete pump lebih cepat 1,3 kali lebih cepat dibandingkan menggunakan alat concrete bucket.
Ditinjau dari cara kerjanya, concrete pump bisa lebih cepat dikarenakan cara kerjanya yang berupa penyedotan beton segar yang telah dituang oleh truk ready mix kemudian disalurkan ke pipa (boom) hingga mencapai lokasi pelat
lantai dan balok yang telah dipersiapkan untuk pekerjaan pengecoran. Selama lokasi pengecoran telah siap, concrete pump hanya bekerja sebagai alat hisap untuk beton segar tersebut. Sedangkan untuk concrete bucket memiliki waktu yang lebih lama karena kapasitas dari concrete bucket yang terbatas, yaitu 0,8 m
3
untuk tiap kali pengangkutan beton dari truk ready mix ke lokasi pengecoran. Adanya waktu angkat dan waktu swing dari tower crane untuk tiap kali pengangkatan concrete bucket ke lokasi pengecoran juga mempengaruhi cepat lambatnya waktu penyelesaian pekerjaan pengecoran. Berikut ini historam perbandingan antara kedua alat pengecoran yaitu:
69
Gambar 5.3 Histogram Perbandingan Waktu Pengecoran Pada Pelat Lantai dan Balok Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket
Gambar 5.4 Histogram Perbandingan Waktu Pengecoran Pada Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket
Kolom
70
5.6.3
Produktivitas Penyelesaian Pengecoran
Berdasarkan hasil analisis produktivitas penyelesaian pengecoran pada pelat lantai dan balok, diperoleh produktivitas pengecoran menggunakan alat 3
concrete pump sebesar 0,464 m /menit. Sedangkan produktivitas pengecoran 3
menggunakan alat concrete bucket sebesar 0,144 m /menit. Jika dibandingkan antara keduanya, maka pengecoran dengan menggunakan alat concrete pump 3
meliliki selisih tingkat produktivitas alat lebih tinggi yaitu 0,320 m /menit. Pada pekerjaan pengecoran kolom, diperoleh produktivitas pengecoran menggunakan
alat
concrete
pump
sebesar
3
0,081
m /menit.
Sedangkan 3
produktivitas pengecoran menggunakan alat concrete bucket sebesar 0,063 m / 3
menit. Selisih produktivitas antara keduanya sebesar 0,018 m /menit lebih besar untuk penggunaan alat concrete pump. Selisih tersebut menerangkan bahwa penggunaan alat concrete pump memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi hingga tiga kali lipat pada pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok dan 1,3 kali lebih besar pada pekerjaan pengecoran daripada menggunakan alat concrete bucket. Bila diasumsikan penggunaan kedua alat selama satu hari kerja (8 jam kerja tanpa lembur) maka didapatkan penggunaan alat concrete pump mampu 3
melakukan pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok mencapai 223 m . Sedangkan untuk alat concrete bucket hanya mampu melakukan pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok mencapai 70 m
3
saja. Hal ini cukup
berpengaruh bagi para penyedia jasa konstruksi seperti kontraktor untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan
konstruksi
sesuai
dengan
waktu
yang
telah
direncanakan. Berikut ini histogram perbandingan produktivitas dari kedua alat tersebut:
71
Gambar 5.5 Histogram Perbandingan Produktivitas Pengecoran pada Pelat Lantai dan Balok Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket
Gambar 5.6 Histogram Perbandingan Produktivitas Pengecoran pada Kolom Menggunakan Concrete Pump dan Concrete Bucket
72
5.6.4
Umum
Dari ketiga pembahasan yang telah diteliti, pemilihan peralatan untuk pengecoran merupakan kebijakan para kontraktor yang bersangkutan. Pemilihan peralatan dapat bergantung dari berbagai hal, seperti: lokasi proyek, kondisi proyek dan lingkungan sekitar proyek hingga budget yang dimiliki pemilik dana (owner) untuk pembangunan kedua proyek tersebut. Penggunaan peralatan, bahan
serta sumber daya manusia (manpower) juga merupakan metode dari para kontraktor agar proyek berjalan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi biaya, waktu dan produktivitas dari kedua proyek tersebut: 1.
Lokasi proyek dan kondisi di sekitar proyek Pada pembangunan Hotel Muncul, area parkir untuk truk concrete pump berada di depan proyek. Tepatnya di area parkir yang telah disediakan pemerintah untuk daerah tersebut (Gambar 5.8), sehingga tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas satu arah di depan proyek.
Gambar 5.7 Pengecoran Menggunakan Concrete Pump pada Pembangunan Hotel Muncul
73
Gambar 5.8 Tampak Atas Pekerjaan Pengecoran Menggunakan Concrete Pump
Pada pembangunan Hotel Amaris, area parkir terbatas karena adanya area penempatan material (Gambar 5.10). Sedangkan kondisi jalan di depan proyek pada siang maupun malam hari cenderung padat dikarenakan status jalan sebagai jalan utama dua arah.
Area Parkir Truk Ready Mix
Gambar 5.9 Tampak Depan Proyek Pembangunan Hotel Amaris
74
Area Parkir Truk Ready Mix
Gambar 5.10 Tampak Atas Proyek Pembangunan Hotel Amaris
2.
Tenaga Kerja Banyak sedikitnya jumlah tenaga kerja yang digunakan di kedua proyek ini juga mempengaruhi biaya serta waktu pada pekerjaan pengecoran. Pada pembangunan Hotel Muncul, jumlah pekerja sebanyak 23 orang untuk pekerjaan pengecoran pelat lantai, balok dan kolom. Pembagian pekerjaan ini meliputi: setting alat berupa pelepasan dan pemasangan pipa boom, pengaturan titik yang akan di cor, perataan beton setelah dituang di atas tulangan dan pengaturan posisi alat vibrator. Banyaknya tenaga kerja yang dipakai, mempengaruhi harga pada pekerjaan pengecoran. Namun dapat menghemat waktu pada saat pemindahan dan proses bongkar pasang pipa boom ke titik pengecoran.
75
Gambar 5.11 Proses Penuangan dan Perataan Beton pada Pengecoran Pelat Lantai dan Balok pembangunan Hotel Muncul
Pada pekerjaan pengecoran di proyek pembangunan Hotel Amaris, jumlah pekerja lebih sedikit dibandingkan di Hotel Muncul dikarenakan proses penuangan beton yang tidak terus menerus seperti menggunakan alat concrete pump. Sehingga pekerja yang mengatur posisi penuangan dari concrete bucket bisa melakukan perataan beton disaat bucket melakukan isi ulang
beton ke truk ready mix.
Gambar 5.12 Proses Penuangan Beton pada proyek pembangunan Hotel Amaris
76
3.
Pengalaman dan Keterampilan Pekerja Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua alat yang berbeda, namun adanya faktor luar seperti sumber daya manusia dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai produktivitas yang dicapai. Pada penelitian ini, pengalaman
dan
keterampilan
pekerja
ditinjau
dari
operator
yang
menjalankan tower crane. Dari hasil wawancara yang dilakukan, operator tersebut telah bekerja selama
10 tahun dalam mengoperasikan alat tower
crane. Lama waktu tersebut dapat diartikan bahwa operator tersebut cukup
memiliki pengalaman dan keterampilan dalam bidangnya. 4.
Spesifikasi Alat Pada alat concrete pump, proses penuangan beton dari truk ready mix menuju titik pengecoran dapat dilakukan terus menerus melalui pipa boom yang langsung tersambung dari alat concrete pump menuju titik pengecoran. Sedangkan alat concrete bucket dengan cara diangkat menggunakan lengan tower crane.
Besaran waktu angkat dan
swing pada tower crane
mempengaruhi lama waktu pengecoran pada proyek pembangunan Hotel 3
Amaris. Selain itu, kapasitas bucket sebesar 0,8 m dapat memakan waktu lebih lama untuk beberapa kali proses pengangkatan beton dari truk ready mix 3
yang mampu menampung kapasitas beton sebanyak 5-7,5 m . 4.
Cuaca Pada saat penelitian Tugas Akhir ini dilakukan, cuaca pada proyek pembangunan Hotel Muncul dan Hotel Amaris cerah. Pengecoran di Hotel Muncul dilakukan pada siang hari. Sedangkan pengecoran di Hotel Amaris dilakukan pada sore hingga malam hari. Terbatasnya pencahayaan pada malam hari dapat mempengaruhi kinerja serta produktivitas dari alat yang digunanakan. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh dikarenakan adanya penggunaan lampu proyek dengan pencahayaan yang cukup.
Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan kelebihan maupun kekurangan secara keseluruhan dari penggunaan kedua alat tersebut bila ditinjau dari kondisi lapangan, proses pengecoran hingga jumlah tenaga kerja yang terpakai, yaitu pada Tabel 5.34.
77
Tabel 5.34
Kelebihan dan Kekurangan dari Concrete Pump dan Concrete Bucket
Nama Alat
Kelebihan
Kekurangan
1. memiliki waktu penyelesaian yang lebih cepat pada 1. pengecoran menggunakan concrete pump membutuhkan pekerjaan pengecoran.
lebih banyak tenaga kerja.
2. penggunaan concrete pump memakan biaya lebih 2. concrete pump hanya bisa digunakan untuk pekerjaan murah untuk pengecoran pelat lantai dan balok.
pengecoran.
3. biaya bahan bakar truk concrete pump sudah termasuk 3. lokasi parkir truk concrete pump + truk ready mix Concrete Pump
kedalam biaya penyewaan.
membutuhkan area yang luas. 4. kondisi bekisting semua kolom harus sudah siap di cor dalam
satu
waktu
agar
tidak
menambah
biaya
penyewaan concrete pump. (kasus pada bekisting kolom di lantai yang sama)
1. pengecoran menggunakan tower crane + bucket 1. kombinasi tower crane + concrete bucket lebih lama membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja.
pada pekerjaan pengecoran.
Concrete Bucket 2. tower crane tidak hanya digunakan saat pengecoran 2. biaya penggunaan tower crane + concrete bucket lebih + Tower Crane saja, namun dapat dipakai untuk pengangkatan mahal pada pekerjaan pengecoran pelat lantai dan material ke lokasi yang lebih tinggi.
balok.
78
3. lokasi tower crane dapat diposisikan di pinggir atau 3. adanya biaya tambahan untuk kelistrikan tower crane tengah gedung yang akan dibangun.
agar alat dapat dioperasikan.
4. pengecoran menggunakan tower crane + bucket dapat digunakan secara bertahap pada bekisting yang sudah siap di cor tanpa harus menunggu semua bekisting kolom siap. (kasus pada bekisting kolom di lantai yang sama)
Adapun denah proyek, gambar proyek, detail pelat lantai dan balok serta foto proyek sebagai pendukung dari analisis penelitian ini dapat dilihat pada lembar lampiran.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian dan analisis biaya, waktu dan produktivitas pada pekerjaan pelat lantai, balok dan kolom dengan menggunakan alat pengecoran berupa concrete pump dan concrete bucket dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Biaya pelaksanaan pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok dengan 3
penggunaan alat concrete pump sebesar Rp 766.818 per m . Sedangkan biaya pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok dengan penggunaan alat 3
concrete bucket sebesar Rp 769.998 per m . Dari kedua alat pengecoran
tersebut, diperoleh selisih biaya pengecoran dengan menggunakan concrete bucket 1,004 kali lebih mahal atau sebesar Rp 3.179 per m
3
daripada
menggunakan alat pengecoran conrete pump. Untuk biaya pekerjaan pengecoran pada kolom dengan alat concrete pump 3
sebesar Rp 1.062.500 per m . Sedangkan dengan alat concrete bucket sebesar 3
Rp 866.186 per m . Selisih biaya untuk pengecoran kolom dengan menggunakan concrete pump 1,23 kali lebih mahal atau sebesar Rp 196.314 3
per m lebih mahal daripada menggunakan concrete bucket. 2.
Waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok dengan 3
penggunaan alat concrete pump sebesar 2,155 menit per m . Sedangkan waktu pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok dengan penggunaan 3
alat concrete bucket sebesar 6,929 menit per m . Dari kedua alat pengecoran tersebut, diperoleh selisih waktu pengecoran dengan menggunakan concrete bucket 3,2 kali lebih lama atau sebesar 4,774 menit per m
3
daripada
menggunakan alat pengecoran conrete pump. Untuk waktu pekerjaan pengecoran pada kolom dengan alat concrete pump 3
selama 12,333 menit/m . Sedangkan dengan alat concrete bucket selama 3
15,857
menit/m .
Selisih
waktu
untuk
pengecoran
kolom
dengan
menggunakan concrete bucket 1,3 kali lebih lama atau sebesar 3,524 3
menit/m daripada menggunakan alat concrete pump
79
80
3.
Produktivias pelaksanaan pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok 3
dengan penggunaan alat concrete pump sebesar 0,464 m per menit. Sedangkan produktivitas pekerjaan pengecoran pada pelat lantai dan balok 3
dengan penggunaan alat concrete bucket sebesar 0,144 m per menit. Dari kedua alat pengecoran tersebut, diperoleh selisih produktivitas pengecoran dengan menggunakan concrete bucket 3,2 kali lebih tinggi atau sebesar 0,320 3
m per menit daripada menggunakan alat pengecoran conrete pump. Untuk produktivitas pekerjaan pengecoran pada kolom dengan alat concrete 3
pump sebesar 0,081 m /menit. Sedangkan dengan alat concrete bucket sebesar 3
0,063 m /menit. Selisih produktivitas untuk pengecoran kolom dengan menggunakan concrete pump 1,3 kali lebih tinggi atau sebesar 0,018 3
m /menit daripada menggunakan alat concrete bucket.
6.2
SARAN
Pada setiap pelaksanaan suatu proyek konstruksi, penggunaan serta pemilihan peralatan perlu diperhatikan sesuai dengan lokasi dan kondisi proyek. Hal ini merupakan suatu metode yang digunakan sesuai dengan kebijakan dari masing-masing penyedia jasa konstruksi seperti kontraktor. Karena pemilihan metode yang digunakan cukup berpengaruh pada input dan output pada tiap-tiap pekerjaan. Para penyedia jasa konstruksi seperti konstruksi memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan (profit) dari proyek yang dikerjakan. Para kontraktor sebisa mungkin mendapatkan keuntungan (profit) yang lebih besar jika dapat memanfaatkan output pekerjaan yang lebih besar dengan meminimalisir dan memaksimalkan input yang lebih kecil. Pada penelitian Tugas Akhir ini, adapun saran/ masukan bagi para penyedia jasa konstruksi khususnya kontraktor dalam melakukan pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok struktur dengan elevasi tinggi yaitu: 1.
Adanya pertimbangan pemakaian concrete pump sebagai alat pengecoran pada pekerjaan pelat lantai dan balok struktur lantai atas dikarenakan lebih efisien dari segi biaya dan waktu.
2.
Pada pemakaian tower crane untuk pekerjaan pengecoran, perlu adanya penggantian concrete bucket dari 0,8 m
3
menjadi 1 m
3
kepada pihak
81
penyewaan alat agar dapat lebih banyak menampung beton segar dari truk ready mix.
3.
Apabila akses jalan terhadap proyek memadai serta adanya lahan parkir untuk truk ready mix dan truk concrete pump yang cukup, lebih baik menggunakan concrete pump sebagai alat pengecoran untuk mempersingkat waktu
pekerjaan pengecoran.
Karena pada Tugas Akhir ini dibatasi pada metode pemilihan alat berupa concrete pump dan concrete bucket serta objek yang ditinjau berupa pekerjaan
pengecoran pelat lantai, balok dan kolom dirasa kurang lengkap, maka perlu dibahas lagi suatu penelitian atau studi lanjutan mengenai alternatif lain untuk pengecoran pelat lantai, balok dan kolom menggunakan metode lain seperti precast, semi precast, ataupun penggunaan mobil crane untuk pekerjaan
pengecoran. Selain itu, penelitian pada objek pengecoran pada elevasi tertentu juga bisa menjadi suatu penelitian atau studi lanjutan sebagai bahan pertimbangan yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Abma, Vendi. (2012). "Perbandingan Biaya dan Waktu pada Pekerjaan Cor Kolom dengan Cara Manual (Konvensional) dan dengan
Menggunakan
Concrete Pump". Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan). Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta. Anonim,(2009). " Batching Plant Beton". (Online). (http://www.ilmusipil.com/ batching-plant-beton.Diakses 23 Januari 2015) Anonim, (2009). "Concrete Bucket dan Pipa Tremie". (Online). (http://www. ilmusipil.com/concrete-bucket-dan-pipa-tremie. Diakses 20 Januari 2015). Anonim, (2009). "Concrete Pump Truck" . (Online). (http://www.ilmusipil .com/concrete-pump-truck. Diakses 23 Januari 2015) Asiyanto (2008). Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. UI -Press, Jakarta. Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Graha Ilmu, Yogyakarta. Asroni, Ali (2010). Kolom Fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang. Graha Ilmu, Yogyakarta. Asworth, A. (2009). Perencanaan Biaya Bangunan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ervianto, Wulfram.I. (2002). Manajemen Proyek Kontruksi Edisi Revisi. Andi Offset, Yogyakarta. Faiz, A. (2011). "Jenis-Jenis Biaya Proyek". (Online). (http://faiz-15.blogspot .co(Faiz)m/2011/11/jenis-jenis-biaya-proyek.html. Diakses 22 Desember 2014). Husen, Abrar. (2011). Manajemen Proyek Edisi Revisi. Andi offset, Yogyakarta. Nawy, E. G., (1998). Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar . PT. Refika Aditama, Bandung. Nazmi, Z. N. (2014). "Perhitungan Produktivitas dan Estimasi Waktu Pengecoran Kolom Menggunakan Tower Crane". Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Nugraha, Paul. dan Antoni. (2007). Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi. Andi offset, Yogyakarta
82
Ridha, M. (2011). "Perbandingan Biaya dan Waktu Pemakaian Alat Berat Tower Crane dan Mobil Crane Pada Proyek Rumah Sakit Haji Surabaya". Tugas
Akhir. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Soeharto, I. (2001). Manajemen Konstruksi Jilid 2.Erlangga, Jakarta. Usman, F (2008). “Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Penggunaan Steel Deck dan Baja Tulangan Konvensional Pada Pekerjaan Pelat Lantai
Proyek Pembangunan Gedung Kantor BPD Yogyakarta”. Tugas
Akhir.
(Tidak Diterbitkan). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Wiguna, A. (2014). "Pelaksanaan dan Analisa Produktivitas Alat Berat Dalam Pengecoran
Elemen Strktur (Kolom, Balok, Pelat)". Tugas Akhir.
(Tidak Diterbitkan). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Yudirachman, H. (2012). "Pelat Lantai". (Online) (http://yudirachman.blogspot .com/2012/03/pengerjaan-konstruksi-lantai-beton.html. Diakses 23 Januari 2015)
83
LAMPIRAN I SITE PLAN PROYEK
84
Lampiran I. 1 Site Plan Proyek Pembangunan Hotel Amaris
Lampiran I. 2 Site Plan Proyek Pembangunan Hotel Muncul
LAMPIRAN II DENAH PROYEK
85
LAMPIRAN III FORM PENGUMPULAN DATA
86
LAMPIRAN IV FOTO PROYEK
87
Lampiran IV.1 Persiapan Pelat Lantai dan Balok Hotel Muncul yang akan di cor
Lampiran IV.2 Kondisi Lalu Lintas Pada Saat Pengecoran di Hotel Muncul
Lampiran IV.3 Proses Perataan Beton Setelah Proses Penuangan
Lampiran IV.4 Spesifikasi Alat Concrete Pump
Lampiran IV.5 Penggunaan Alat Vibrator Pada Pengecoran di Hotel Muncul
Lampiran IV.6 Proses Pengecoran Pelat Lantai di Hotel Muncul
Lampiran IV.7 Proses Pengecoran Pelat Lantai di Hotel Muncul
Lampiran IV.8 Proses Pengecoran Kolom di Hotel Muncul
Lampiran IV.9 Proses setting pipa boom
Lampiran IV.10 Proses Penuangan Beton Ready Mix ke Concrete Pump
Lampiran IV.11 Pembesian Pelat Lantai, Balok dan Kolom di Hotel Amaris
Lampiran IV.12 Proses Persiapan Bekisting Kolom di Hotel Amaris
Lampiran IV.13 Pengecoran Pelat Lantai dan Balok pada Malam Hari
Lampiran IV.14 Tower Crane Merek QLCM di Proyek Hotel Amaris