PENGERTIAN BANDARA, FASILITAS BANDAR UDARA, FASILITAS PELAYANAN BANDARA, DVOR (DOPPLER VHF OMNI-DIRECTIONAL RANGE), BENTUK DAN FUNGSI MENERA ATC ( AIR TRAFFIC CONTROL ), SISTEM NAVIGASI PESAWAT TERBANG, PERALATAN RAMBU UDARA RADIO PERALATAN RAMBU UDARA RADIO KATA PENGANTAR
Di era globalisasi seperti ini kebutuhan akan sarana transportasi yang nyaman, murah dan cepat sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan transportasi yang cukup populer bagi mereka yang membutuhkan efisiensi waktu dan kenyamanan adalah pesawat terbang. Industri penerbangan di Indonesia sendiri sekarang ini berkembang cukup pesat, ditandai dengan banyaknya penerbangan domestik maupun internasional, banyaknya maskapai-maskapai penerbangan baru dan bertambahnya bandar udara (Bandara) di berbagai daerah di Indonesia. Namun untuk membangun sebuah bandar udara tidak semudah itu, sebab membangun suatu bandara harus mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari faktor alam seperti angin, ketinggian daratan maupun kondisi tanah. Selain itu harus membangun berbagai fasilitas dan menyediakan sisem peralatan seperti radar dan navigasi, dalam makalah ini akan diulas sedikit mengenai sistem navigasi dan peralatan yang terdapat di bandara.
A. PENGERTIAN BANDARA
Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terban dapat lepas landas danmendarat. danmendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
B. FASILITAS BANDAR UDARA
Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah: 1. Sisi Udara (Air Side)
Landasan pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, konstruksi aspal, dengan dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas. Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air terdapat Air Traffic Controller, berupa Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
2. Sisi Darat (Land Side)
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi
C. FASILITAS PELAYANAN BANDARA
Adalah fasilitas yang berfungsi memberikan pelayanan operasi dan keselamatan operasi terkait pelayanan umum. Pelayanan umum yang diberikan mulai dari informasi berupa audio maupun video kepada pengguna yang ada di bandar udara ataupun petugas yang terkait langsung dalam kegiatan kegiatan operasional kantor bandar udara. Beberapa peralatan yang termasuk Peralatan Pelayanan Bandara, adalah :
PABX (Public Address Branch X-Change)
Yang dimaksud dengan peralatan Public Address Branch Extension (PABX) adalah perangkat peralatan telepon yang terdiri dari Central unit atau Main Unit, Pesawat cabang, Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah perangkat peralatan utama pengontrol semua semu a sistem operasi PABX yang berfungsi untuk menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT. TELKOM serta mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masingmasing pesawat cabang dengan telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang dapat berhubungan antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun berhubungan melalui telephone line dalam satu jaringan Central Unit.
FIDS (Flight Information Display System)
Peralatan Flight Information Display System (FIDS) merupakan integrasi produk teknologi informasi system sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang dapat menyajikan informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan penerbangan dan lain-lain.
Public address system ( PAS)
Peralatan Public Address System (PAS) bandara adalah salah satu peralatan system audio yang fungsinya untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua kegiatan di terminal bandar udara. ud ara. Informasi ini dapat berupa berup a kegiatan ke giatan angkutan udara seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan audio. IGCS (Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat ke darat terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi yang digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara.
HT (Handy Talky)
Yang dimaksud dengan peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah peralatan UHF-FM Transceiver (Transmitter dan Receiver) dengan system multi channel dan digunakan sebagai sarana komunikasi point to point (darat ke darat) dalam bentuk portable. D. DVOR (DOPPLER VHF OMNI-DIRECTIONAL RANGE)
DVOR
adalah ad alah
fasilitas
navigasi
udara
yang
sangat sang at
penting.
Fasilitas
ini
memiliki kegunaan untuk unt uk memberikan suatu informasi kepada penerbang mengenai arah mata
angin
MHz.
Sistem
transmitter atau
buatan
mati
dan
Doppler
dengan total
bekerja VOR
perubahan pada
salah
pada yang
frekuensi ada ad a
di
otomatis apabila satu
108
MHz
Bandara terjadi
transmitternya.
sampai
Cilacap
terdiri
kesalahan
DVOR
dengan
dalam
menggunakan
dari
118 2
performa sistem
antena tunggal yang memberikan pancaran ke segala arah (omnidirectional) dan 48 antena
non
directional
yang
diletakkan mengelilingi
antena
pusat
dalam
bentuk
lingkaran dengan diameter 44 ft yang memberikan pancaran Doppler. Pola pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh antena carrier carrier dan sinyal sinyal Variabel
yang
dipancarkan
oleh
antena
sideband.
Sinyal
DVOR
DVOR memancarkan dua sinyal yang berbeda yaitu : a. Sinyal Referensi adalah sinyal 30 Hz AM dipancarkan dengan fase sesaat seragam ke segala arah
yang dihasilkan dari sinyal RF carrier (fc) yang dimodulasi AM dengan sinyal 30 Hz seperti pada
Gambar 1. M odulasi odulasi A M antar a 30 H z referensi referensi dan sin sin yal car car ri er.
Kemudian sinyal yang dihasilkan ini dipancarkan oleh antena carrier carrier yang berada di tengahtengah kesatuan antena DVOR.
sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang berasal dari simulasi b. Sinyal Variabel adalah sinyal pergerakan atau perputaran sumber sinyal RF non directional (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 180 menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap antena antena) yang terletak di sekeliling antena carrier. Pola pembentukan sinyal Variabel ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 2. Pola pembe pembentu ntu kan sin sin yal Vari abel. abel.
Percampuran antara sinyal Referensi dan sinyal Varibel terjadi di udara (space modulation Kombinasi
sinyal
yang
Referensi
dipancarkan
ke
dan udara
sinyal
Variabel
akan
menghasilkan
frekuensi carrier yang dimodulasi AM oleh 9960 Hz (sub carrier). Selanjutnya 9960 Hz bermodulasi
dengan
30
Hz
FM
karena
efek
Doppler.
Dengan
demikian
menunjukkan hasil pancaran DVOR untuk modulasi di udara dari sinyal-sinyal tersebut.
Gambar 3. Sinyal pancaran dari DVOR
Sinyal Referensi dan sinyal Variabel umumnya digambarkan sebagai pola fase sesaat, pada akan
saat
beda menunjukkan
fase
kedua line
sinyal off
ini
sama
magnetic
maka North
Dimanapun lokasi pesawat yang berada di dalam 30 Hz seperti pada gambar 4.1. Modulasi AM antara 30 Hz referensi dan Kemudian sinyal yang dihasilkan ini yang berada di tengah kesatuan antena DVOR. Sinyal Variabel adalah sinyal sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi
yang berasal dari simulasi pergerakan atau perputaran sumber (fc±9960 Hz) di sekeliling sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 1800 rpm yang menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap antena sideband (48 antena) yang terletak di sekeliling antena . Pola pembentukan
sinyal
Variabel
Percampuran
antara
sinyal
Kombinasi yang
sinyal
dipancarkan
Selanjutnya
ke
9960
pembentukan
Referensi
dan
Referensi
udara
Hz
Pola
akan ak an
dan
menghasilkan yang
subcarrier bermodulasi
dengan
sinyal space
modulation). modu lation).
sinyal
Variabel
dimodulasi 30 30
Variabel.
Hz
AM FM
oleh
9960
karena
efek
Doppler. Dengan Den gan demikian gambar 4.3 menunjukkan hasil pancaran DVOR untuk un tuk sinyal tersebut.
Sinyal
umumnya pada
pancaran
dari
DVOR
digambarkan
saat
beda
fase
kedua
Sinyal
sebagai sinyal
ini
Referensi
dan
pola sama
sinyal
Variabel
fase
maka line
off
sesaat,
magnetic
North.
Dimanapun lokasi pesawat yang berada di dalam relasi untuk menuju DVOR dapat secara seksama menentukan
arah dari perbedaan fase antara sinyal sin yal Referensi dan
sinyal
Variabel. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi terhadap
arah
ditunjukkan pada gambar 4.4
Gambar 4. Per Per bedaan bedaan fase antar a si si nyal V ari abel abel dan sin yal Ref Ref er ensi Antena DVOR
Dalam
pemasangan
antenna DVOR
tersebut.Sebab akan
dapat
kita
harus
sedikit mempengaruhi
kekuatasinyal
berhati menentukan
tinggi
antenna antenn a
kesalahan yang
akan
dipancarkan.
saja Untuk
Itula
h kita harus dapat
menentukan tinggi antenna yang tepat agar sinyal yang dipancarkan
dapat maksimal. Ketika antenna dipasang, pada titik yang sangat jauh dari antena akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu adalahsinyal
yang
berasal
dari
radiasi
langsung
antenna dan yang satu lagi adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang dipantulkan oleh
tanah.
langsung Akibat
Sinyal S inyal
sehingga
pantulan dapat
pemantulan
perbedaannya maka
dihasilkan
sinyal sin yal
lintasan
menimbulkan
lebih
kedua
memiliki
akan
perbedaan
perubahan
dari
fasa
180
diterima
yang fasa
1800
(atau
dalam da lam
lebih
panjang
dari ,
2
oleh
dari
sinyal sin yal
fasa
tersebut.
karena
itu
kelipatannya
satu
sehingga
sinyal sin yal
jika
1
½
akan
saling
menambah. Jika panjang lintasan 1 atau kelipatannnya ( 2λkedua sinyal akan saling mengurangi Gambar
atau
4.5
di
yaitu sinyal
bawah
ini
langsung dan
relasi untuk menuju fase
bahkan
antara
sinyal sin yal
akan
mennjuksinyal
saling
yang
akan
menghilangkan.
diterima
sinyal tidak langsung yang berasal
oleh
pesawat
dari pantulan tanah.
DVOR dapat secara seksama menentukan arah dari perbedaan perbed aan Referensi
dan
sinyal Variabel.
Perbedaan
fase
antara
sinyal sin yal
Variabel dan sinyal Referensi terhadap arah gambar 4.4. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi Dalam pemasangan antenna DVOR kita harus berhati-hati menentukan
tinggi
akan
dapat
itulah
kita
mempengaruhi harus
dipancarkan titik
yang
antenna
dapat
dapat sangat
tersebut.Sebab
kekuatan
menentukan tinggi maksimal.
jauh
sinyal
dari
yang
antenna
Ketika
antena
sedikit
kesalahan
saja
akan
dipancarkan.
Untuk
yang
tepat
antenna
agar
sinyal yang
dipasang,
pada
akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu adalah
sinyal yang berasal dari radiasi langsung antenna dan yang satu lagi adalah sinyal yang berasal
dari
lintasan
yang
sinyal lebih
yang
dipantulkan
panjang
dari
oleh
tanah.
sin yal langsung
Sinyal sehingga
pantulan dapat
memiliki
menimbulkan
ri 2 sinyal tersebut. Akibat pemantulan dihasilkan perubahan , oleh karena itu jika perbedaannya lebih dari 1800 misal ½ λ (atau (atau kelipatannya 1 ½ λ, 2 ½ λ , …) maka
kedua
sinyal sin yal
akan
diterima
dalam da lam
satu
fasa
sehingga
akan
saling
menambah. Jika panjang lintasan 1 λ, λ, 3λ, …), maka kedua sinyal akan saling mengurangi atau
bahkan
akan
saling
menghilangkan.
di
bawah
ini
mennjukkan menn jukkan
2
sinyal
yang
akan ak an
diterima
oleh
pesawat yaitu
sinyal
langsung lan gsung
dan
sinyal
tidak
langsung yang berasal dari pantulan
Gambar 5. Image An tenn tenn a
(collocated) dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara tergantung fungsinya. Pola Radiasi DVOR Pola radiasi yang dihasilkan oleh antena DVOR yaitu pola radiasi yang memiliki 3 lobe utama dengan pusat di 80 , 280 , dan 50
Gambar 6. Ti ga major lobe ce centr ed
Dari yang yang
gambar cukup
4.6 besar
lainnya.
radiasi
(diakibatkan
pantul)
Untuk
di antara Yang
adanya
atas lobe
yang
menyebabkan
penghilangan
mengatasi
terlihat
hal
antara
sinyal
tersebut
ada
jarak jarak
satu
dengan
tidak langsung maka
adanya dan
sinyal DVOR
akan dipasang Counterpoise Counterpo ise ( penyeimbang tambahan) yang dipasang dip asang tepat dibawah antena yang bertindak sebagai area pantul tambahan. Jika antena dipasang ½ λ diatas Counterpoise maka akan menghasilkan lobe energi utama yang melebar dan berpusat di 300 .
Gambar 7. M ajor lobe ce centered yang yang menggunakan Counterpoise
Kombinasi radiasi sinyal yang berasal dari tanah dan dari pantulan Counterpoise akan menghasilkan akan
radiasi
keseluruhan
menghasilkan
sudut antara 00 DVOR
cakupan
dari yang
DVOR lebih
yang
luas
pada
sampai 600 yang terlihat pada gambar 4.7. Sedangkan daerah tepat di atas
(sudut
lebih
dari
600)
tidak
terdapat
radiasi
dan
biasa disebut dengan area Cone of Silence dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 8. Daerah cone of sil ence DVOR
Ukuran dari Counterpoise secara nyata berpengaruh pada pola radiasi yang akan bertindak sebagai reflector (pemantul) diatas sudut tertentu.Sedang pada sudut dibawah sudut ini reflector adalah permukaan tanah. Sudut S udut ini dinamakan sudut kritis dan dapat d apat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Oleh karena itu, sedangkan Ketika
untuk
pesawat
cakupan sudut cakupan
rendah dihasilkan
sudut
menggunakan
tinggi
fasilitas
dari
dihasilkan TERMINAL
pantulan dari
permukaan tanah
pantulan
DVOR
yang
Counterpoise berada
di
bawah
sudut
tanah.
100
(akan
Sedangkan
mendarat) akan menerima
pesawat
yang
menggunakan
sinyal pantul dari permukaan fasilitas
DVOR
selama
perjalanan akan menerima sinyal dari Counterpoise.
Gambar Gambar 9. Bentuk Bentuk fi sik dari kes kesatuan Bentuk fi sik dari kesatuan kesatuan DVOR di B andara andara Cil acap acap
Pola pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh antena sideband antara sinyal Referensi dan sinyal Varibel terjadi di udara (space modulation). Keberadaan antena carrier berada di tengah dan dikelilingi oleh 48 antena sideband pada jari-jari 22 ft. Pola pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan dan
sinyal
Variabel
yang
sideband.
Percampuranan
sinyal
Varibel
terjadi
di). Keberadaan antena berada di tengah dan dikelilingi oleh 48 antena sideband pada jari jari 22 ft.
Gambar 10. Bentuk umum VOR
CONTROL L ) E. BENTUK DAN DAN FUNGSI MENERA ATC ( AI R TRAFF I C CONTRO
Gambar Gambar 11. M enara A TC B andara andara Ci lacap lacap
Salah satu peralatan elektronik di bandar udara yang berfungsi sebagai alat yang menunjang keselamatan penerbangan adalah Recorder System. Recorder System adalah suatu peralatan elektronik yang berguna untuk merekam semua pembicaraan petugas Air Traffic Service (ATC) dengan Pilot di pesawat udara. Dan dengan adanya Recorder System di bandar
udara, maka apabila ada terjadi suatu kecelakaan atau terjadi kesalahan ATC dalam memandu pesawat akan ada kejelasan dimana posisi terjadi kesalahan. Apaka h dari d ari pihak Pilot di pesawat udara ataukah di Air Traffic Control (ATC) dalam memandu di bandar udara. Sehingga tidak ada lagi yang saling menyalahkan tanpa dasar yang jelas. Ada tiga peralatan utama yang yang di rekam oleh Recorder System di bandara, yaitu : 1. Voice dari Radio Komunikasi. Salah satu peralatan petugas petugas Air Traffic Control (ATC) di bandar udara dalam memandu pesawat udara adalah Radio Komunikasi. Semua percakapan petugas ATC yang mengontrol baik yang bertugas di Tower maupun di Approach (APP) dalam memandu pesawat udara di rekam oleh Recorder System. System. Apabila ada Miss sehingga terjadi perbedaan persepsi antara petugas ATC danPilot danPilot maka dengan dibuka kembali hasil rekaman tersebut akan diketahui mana yang salah diantara mereka. 2. Telepon. Dalam setiap koordinasi petugas Air Traffic Control (ATC) di bandara di bandara sering menggunakan peralatan telepon. Untuk menjaga Miss Komunikasi, telepon yang dipakai koordinasi ATC juga direkam oleh Recorder System. 3. Direct Speech (DS). Direct Speech atau DS adalah sarana telepon langsung yang digunakan untuk koordianasi antar bandara melalui VSAT (satelit). Untuk menjaga Miss Komunikasi, Direct Speech (DS) yang dipakai untuk koordinasi antara petugas ATC dibandara satu dengan bandara lain juga direkam oleh Recorder System Sebuah menara pengawas (control tower ) atau lebih khusus sebagai Air Traffic Traffic Control Tower ,adalah nama dari unit ATC yang bertanggung jawab untuk pergerakan sekeliling bandara dan juga nama dari bangunan untuk unit yang mengoperasikan .Banyak bandara di Indonesia yang tidak mempunyai tower tower atau frekuensi,hanya bandara tersibuk sajalah yang yang mempunyai tower contohnya Soekarno Hatta yang diatur oleh menara pengAwas. Menara ATC yang permanen ,mempunyai spesifikasi yang secara system struktur biasanya berdiri di atas bangunan lain di bandara untuk memudahkan petugas pemandu lalu lintas udara mengawasi pergerakan pesawat didarat dan di udara bandara. Tipikal Menara ATC ,terdiri dari beberapa peralatan : 1. Radio untuk berkomunikasi dengan pesawat.
2. Sistem telepon yang berhubungan dengan jalur suara dan telepon umu 3. Flight Progress Strip 4. Deteksi sinar atau aviation light signals,untuk berkomunikasi dengan p esawat. 5. Alat pengatur angin dan tekanan 6. Mempunyai display radar kecil,deteksi pergerakan dan informasi meteorology Tujuan
dari
peralatan
ini
untuk
membantu
operasi
pengaturan
lalu
lintas
udara
untuk menghindarkan tabrakan antar pesawat udara,menghindarkan pesawat udara yang yang berada di daerah pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya dan terciptanya keteraturan keteraturan lalu lintas udara.
F. SISTEM NAVIGASI PESAWAT TERBANG
Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrument navigasi pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Sebagai contoh kejadian yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan pebruari 2006 sewaktu menjalani penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di Makasar. Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat Adam Air terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan Pesawat Adam Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam, sebelum mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur. Kesalahan akibat tidak berfungsinya system navigasi adalah kesalahan yang fatal dalam dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin operasi bagi maskapai penerbangan yang melanggar. a. Fasilitas Navigasi di Bandara
Fasilitas Navigasi dan Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara. Fasilitas ini dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu: 1. Pengamatan Penerbangan 2. Rambu Udara Radio b. Peralatan Pengamatan Penerbangan
Peralatan pengamatan Penerbangan terdiri dari : 1) Primary 1) Primary Surveillance Radar (PSR) PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di system penerima radar. 2) Secondary Surveillance Radar (SSR) SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke system penerima radar. 3) Air 3) Air Traffic Control Automation (ATC Automation) terdiri Automation) terdiri dari RDPS, FDPS. ADBS-B Processing dan ADS-C Processing. 4) Automatic 4) Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan (ADS-B) dan Automatic Automatic Dependent Surveillance Contract (ADS-C)merupakan (ADS-C)merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan. 5) Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS) 6) Multilateration 7) Global Navigation Satellite System
G. PERALATAN RAMBU UDARA RADIO PERALATAN RAMBU UDARA RADIO
Yaitu Peralatan navigasi udara yang berfungsii memberikan signal informasi berupa Bearing ( arah ) dan jarak pesawat terhadap Ground Stastion peralatan dan memberikan informasi berupa IDENT. a. Non
Directional Beacon (NDB) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan
menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau diluar lingkungan Bandar udara sesuai fungsi.
b.
VHF Omnidirectional Range (VOR) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udar sesuai fungsinya.
c. Distance
Measuring Equipment (DME) Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk
memberikan panduan /imformasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance). Penempatan DME pada umumnya berpasangan