2.2.
PENGERTIAN ANTIPIRETIK
Antipiretik adalah golongan obat-obatan untuk demam. Demam sebenarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman infeksi. Saat terjadi infeksi, otak kita akan menaikkan standar suhu tubuh di atas nilai normal sehingga tubuh menjadi demam. Obat antipiretik bekerja dengan cara menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal. Obat antipiretik diindikasikan untuk segala penyakit yang menghasilkan gejala demam. Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam lebih dari 38,5 oC. Demam yang kurang dari 38,5 0C sebaiknya jangan cepat-cepat diberi obat. Selain untuk menurunkan demam, sebagian besar obat-obat antipiretik tersebut juga memiliki khasiat untuk mengurangi nyeri.
2.3.
MACAM-MACAM OBAT ANTIPIRETIK PARACETAMOL
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Parasetamol atau asetaminofen atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah. Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat obat anti-inflamasi non-steroid (AINS), (AINS) , menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan gangguan jantung, paru, dan ginjal. Parasetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai campuran obat sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk menghindari overdosis. Risiko kerusakan hati lebih tinggi pada peminum alkohol, pemakai parasetamol dosis tinggi yang lama atau pemakai lebih dari satu produk yang parasetamol. EFEK SAMPING Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik bintik merah pada kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan darah dapat berupa perdarahan saluran cerna, penurunan kadar
trombosit dan leukosit, serta gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol jangka pendek aman pada ibu hamil pada semua trimester dan ibu menyusui. MEKANISME KERJA OBAT : Paracetamol
bekerja
dengan
mengurangi
produksi
prostaglandins
dengan
mengganggu enzim cyclooksigenase (COX). Parasetamol menghambat kerja COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping,tidak seperti analgesik-analgesik lainnya DOSIS ; Untuk nyeri dan demam a. Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240360mg, 4-6x sehari. b. Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.
ASAM ASSETIL SALISILAT
INDIKASI : Nyeri ringan sampai sedang termasuk nyeri menstruasi, sakit kepala. Sakit dan peradangan pada penyakit rematik dan gangguan tulang dan otot. Demam, serangan migran akut. KONTRA INDIKASI : Hipersensitif terhadap asam asetilsalisilat lainnya, ulkus peptikum aktif atau riwayat sebelumnya, hemophilia dan gangguan perdarahannya lainnya. EFEK SAMPING : Pada dosis rendah umumnyaringan dan jarang, tetapi sering terjadi pada dosis untuk anti peradangan; gangguan saluran cerna, ulkus dengan perdarahan tersembunyi; gangguan pendengaran seperti tinnitus, ketulian, vertigo, reaksi hipersensitifitas dan angioedema. MEKANISME KERJA OBAT :
Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan daya absorbsi 70% dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi sebagian besar absorbsi terjadi dalam usus halus bagian atas. Sebagian AAS dihidrolisa, kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh. Salisilat segera menyebar ke seluruh tubuh dan cairan transeluler setelah diabsorbsi. DOSIS : a. Nyeri ringan sampai sedang, demam, per oral dengan atau setelah makan, DEWASA 300-900 mg tiap 4-6 jam jika perlu; maksimal 4 g sehari; ANAK dibawah 16 tahun tidak direkomendasikan. b. Nyeri ringan sampai sedang, demam, per rectal, DEWASA 600-900 mg dimasukkan tiap 4 jam jika perlu; maksimal 3.6 g sehari; ANAK dibawah 16 tahun tidak direkomendasikan.
ANTALGIN
INDIKASI : - Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan. - Nyeri karena tumor atau kolik. - Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong. - Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain. KONTRA INDIKASI : Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir. KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg. DOSIS : Oral Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari). Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 - 12 tahun). Parental 500 - 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok. PERHATIAN :
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain. Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah. EFEK SAMPING : Infeksi lambung, hiperhidrosis. Retensi cairan dan garam. Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik. Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis. INTERAKSI OBAT : Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui: Jangan diberikan pada wanita
hamil
karena
potensi
karsigonik
dari
metabolit
nitrosamin.
Penggunaan pada anak: Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg). MEKANISME KERJA OBAT : bekerja secara sentral pada otak untuk menghlangkan nyeri, menurunkan demam, dan menyembuhkan rheumatik . Antalgin memengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit dan termostat yang mengatur suhu tubuh. Obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala. Obat ini juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi.