BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menuru menurunkan nkan suhu suhu tubuh tubuh yang yang tinggi tinggi.. Rasa Rasa nyeri nyeri hanya hanya merupa merupakan kan suatu suatu gejala gejala,, fungsi fungsinya nya memberi memberi tanda tanda tentan tentang g adanya adanya ganggua gangguan-g n-gang angguan guan di tubuh tubuh sepert sepertii peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. o tot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri (pengantara) at ini merangsang, reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. !ari tempat ini rangsang dialirkan melalui syaraf sensoris ke ".".# ("usunan "yaraf #usat), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri $bat analges analgesikik- antipi antipiret retik ik serta serta obat antianti- inflam inflamasi asi nonste nonsteroi roid d (A%&") (A%&") merupak merupakan an suatu suatu kelomp kelompok ok obat obat yang hetero heterogen, gen, bahkan bahkan bebera beberapa pa obat sangat sangat berbeda se'ara kimia. a alaupun laupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. #rototip obat go longan ini adalah aspirin
1.2. Rumusan Masalah
akalah ini akan membahas tentang* a. Apakah pengertian dari Analgetik, Antipiretik Antipiretik dan Antiinflamasi+ b. agaimana ekanisme kerjanya didalam tubuh+ '. Apa saja #enggolongan #enggo longan $bat Analgetik-antipiretik Antiinflamasi+ d. Apa saja ontoh $bat Analgetik-antipiretik Antiinflamasi+ Antiinflamasi+ f. Apa saja toksisitas Analgetik-antipiretik+ Analgetik-antipiretik+
BAB II ANALGETIKANTIPIRETIK ! IN"LAMA#I
2.1. Pengert$an %ar$ Analget$k& Ant$'$ret$k %an In(lamas$
/.0.0 Analgesik Analgesik adalah obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. /.0./ Antipiretik Antipi Antipiret retik ik adalah adalah obat yang yang menuru menurunkan nkan suhu suhu tubuh tubuh yang yang tinggi tinggi.. Jadi Jadi anal analget getik ik-a -ant ntip ipir iret etik ik adala adalah h obat obat yang yang meng mengur uran angi gi rasa rasa nyer nyerii dan sere serent ntak ak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. /.0.1 Antiinflamasi %nflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh trau trauma ma fisi fisik, k, zat zat kimi kimiaa yang yang meru merusa sak, k, atau atau zatzat-za zatt mikrob mikrobiol iologi ogik. k. %nflam %nflamasi asi adalah adalah usaha usaha tubuh tubuh untuk untuk mengakt mengaktifa ifasi si atau atau merusa merusak k orga organi nism smee yang yang menye menyera rang ng,, meng menghi hila lang ngka kan n zat zat irit iritan an,, dan menga mengatu turr dera derajat jat perbaikan jaringan. Jika penyembuhan lengkap, proses peradangan biasanya reda. &amun kadang-kadang inflamasi tidak bisa di'etuskan oleh suatu zatyang tidak berbahayaseperti tepung sari, atau oleh suatu respon imun, seperti asma atau artritisrematid. 2.2. Mekan$sme Ker)a %$%alam Tu*uh
2mumnya 'ara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri demam. !engan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan 3sinyal3 nyeri,sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, peradangan, infeksi infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kimiawi, kalor atau listrik, listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator
BAB II ANALGETIKANTIPIRETIK ! IN"LAMA#I
2.1. Pengert$an %ar$ Analget$k& Ant$'$ret$k %an In(lamas$
/.0.0 Analgesik Analgesik adalah obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. /.0./ Antipiretik Antipi Antipiret retik ik adalah adalah obat yang yang menuru menurunkan nkan suhu suhu tubuh tubuh yang yang tinggi tinggi.. Jadi Jadi anal analget getik ik-a -ant ntip ipir iret etik ik adala adalah h obat obat yang yang meng mengur uran angi gi rasa rasa nyer nyerii dan sere serent ntak ak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. /.0.1 Antiinflamasi %nflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh trau trauma ma fisi fisik, k, zat zat kimi kimiaa yang yang meru merusa sak, k, atau atau zatzat-za zatt mikrob mikrobiol iologi ogik. k. %nflam %nflamasi asi adalah adalah usaha usaha tubuh tubuh untuk untuk mengakt mengaktifa ifasi si atau atau merusa merusak k orga organi nism smee yang yang menye menyera rang ng,, meng menghi hila lang ngka kan n zat zat irit iritan an,, dan menga mengatu turr dera derajat jat perbaikan jaringan. Jika penyembuhan lengkap, proses peradangan biasanya reda. &amun kadang-kadang inflamasi tidak bisa di'etuskan oleh suatu zatyang tidak berbahayaseperti tepung sari, atau oleh suatu respon imun, seperti asma atau artritisrematid. 2.2. Mekan$sme Ker)a %$%alam Tu*uh
2mumnya 'ara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri demam. !engan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan 3sinyal3 nyeri,sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, peradangan, infeksi infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kimiawi, kalor atau listrik, listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator
nyeri (pengantara). at ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf syaraf bebas di kulit, kulit, selapu selaputt lendir lendir dan jaring jaringan an lain. lain. !ari !ari tempat tempat ini rangang rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (""#), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
2.+. Pengg,l,ngan -*at Analget$kant$'$ret$k ! In(lamas$ 2.+.1. MaamMaam Analges$k A. Analgesik opioid / analgesik narkotika
erupa erupakan kan kelompo kelompok k obat yang yang memili memiliki ki sifatsifat-sif sifat at sepert sepertii opium opium atau atau morfin. 4olongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri. 5etap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi6ketergantungan, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan diteruskan dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.
7
bekerja sentral (hipnoanalgetika)
-
berkhasiat kuat
-
engh nghalau ra rasa ny nyeri eri he hebat (k (kanker) er).
Analget$ka Analget$ka nark,t$ka nark,t$ka Adalah dalah obat obat yang yang daya daya kerja kerjanya nya meni meniru ru opioi opioid d
endogen 6 endorfin degan memperpanjang akti8asi reseptor opioid di ""# shg persepsi nyeri respon emosional terhadap nyeri berubah 6 dikurangi. 7
Mekan$sme ker)a analget$k nark,t$k/
analg analget etik ik opio opioid id beri berika kata tan n dg (sis (sisa) a) rese resept ptor or opio opioid id pd ""# ""# (yg (yg belum belum ditemp ditempati ati endorfi endorfin) n) shg menguba mengubah h persep persepsi si respon respon thd stimul stimulus us nyeri nyeri sambil menghasilkan depresi ""# se'ara umum. Analgetik opiad mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik titik kerja kerja yang yang terlet terletak ak di susunan susunan syaraf syaraf pusat pusat (""#). (""#). 2mumny 2mumnyaa dapat dapat mengura mengurangi ngi kesadar kesadaran an dan
menimbu menimbulka lkan n perasa perasaan an nyaman nyaman (eufor (euforia) ia)..
Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
$bat golongan ini khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. &yeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu * $bat perifer (non $pioid) peroral atau re'tal9 parasetamol, asetosal, obat perifer bersama kodein atau tramadol, obat sentral ($pioid) peroral atau re'tal, obat $pioid parenteral. 4una memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan 'oanalgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, le8opromazin atau prednisone). at-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di "istem "araf #usat. 2mumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). !apat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan. "emua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, teteapi potensi. $nzer, dan efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan mengantuk. !osis yang besar dapat menyebabkan hipotansi serta depresi pernafasan. orfin dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri walaupun menimbulkan mual dan muntah. $bat ini di %ndonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupakan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotika lainnya. "elain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euphoria dan ganguan mental. •
Ada 1 golongan obat ini yaitu * 0. $bat yang berasal dari opium-morfin. /. "enyawa semisintetik morfin, dan 1. "enyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
Analgetik narkotik atau analgetik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Analgetik narkotik bekerja di ""#, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali yang bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat menimbulkan rasa nyaman (euforia). $bat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fra'tura
dan
kanker.
5etap
semua
analgetik
opioid
menimbulkan
adiksi6ketergantungan. $bat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batuk empedu atau batu ginjal). 5anpa indikasi kuat tidak dibenarkan penggunaannya se'ara kronik, disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik di indikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan. $bat-obatan narkotik yang digunakan ber8ariasi sesuai dengan jenis reseptor opioid tempat obat tersebut bereaksi. :al itu menyebabkan perubahan peredaan nyeri serta 8ariasi efek samping yang dapat diantisipasi. Ada empat jenis reseptor opioid yang telah diidentifikasi* mu (;), kappa (ƙ ), beta (<), dan sigma(=). Reseptor ; merupakan reseptor penghambat nyeri paling utama. "elain analgesia, reseptor
ƙ
juga menyebabkan depresi pernapasan, perasaan euforia,
penurunan akti8itas 4%, konstriksi pupil, dan timbulnya ketergantungan fisik. Reseptor
ƙ
dikaitkan dengan beberapa analgesia dan kontriksi pupil, sedasi, serta
disforia. >nkefalin bereaksi dengan reseptor < dalam perifer untuk mengatur penghantaran nyeri. Reseptor sigma dapat menyebabkan dilatasi pupil dan bertanggung jawab terhadap timbulnya halusinasi, disforia, dan psikosis yang dapat terjadi akibat penggunaan narkotik. Pengg,l,ngan ,*at analget$k nark,t$k *
0. Alkaloid alam Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somiferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari prgan 8iseral. #enggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan. 5oleransi ialah adanya penurunan efek, sehingga untuk mendapatkan efek seperti semula perlu peningkatan dosis. ?rena dapat menimbulkan ketergantungan, obat golongan ini diawasi se'ara ketat dan hanya untuk nyeri yang tidak dapat diredakan oleh A%&".
ontoh * a. orfin Mekan$sme ker)a/opioid memperlihatkan efek utamanya dengan berinteraksi dengan
reseptor opioid pada ""# dan saluran 'erna. $pioid menyebabkan hiperpolarisasi sel saraf, menghambat peletupan saraf, dan penghambatan presinaptik pelepasan transmitter. orfin bekerja pada reseptor ; dalam lamina % dan lamina %% dari substansia gelatinosa medula spinalis, dan menurunkan pelepasan substansi #, yang memodulasi persepsi nyeri dalam medula spinalis. orfin juga menghambat pelepasan banyak transmiter eksitatori dari ujung saraf terminal yang membawa rangsangan nosiseptif (nyeri) %ndikasi analgesi'
* selama dan setelah pembedahan
?ontra indikasi
*depresi, pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut,
peningkatan tekanan otak atau 'edera kepala.
>fek samping
* mual, muntah, konstipasi.
"ediaan
* orfin h'l (generik) sirup @ mg6@ml, tablet 0 mg,1 mg, B
mg, injeksi 0 mg6ml, / mg6ml. b. odein %ndikasi analgesi'* nyeri ringan sampai sedang ?ontra indikasi * depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau 'edera kepala. >fek samping * mual, muntah, konstifasi, ketergantungan atau adiksi, pada o8er dosis menimbulkan kera'unan dan dapat menyebabkan kematian. !osis * #ada nyeri oral 1-B dd 0@-B mg garam :C, anak-anak diatas 0 tahun 1-B dd ,@ mg6kg. #ada batuk D-B dd 0-/ mg, maksimum 0/ mg6hari, anak-anak D-B dd 0 mg6kg.
/. !eri8ate semi sintesis ontoh obat dari golongan ini yaitu heroin. :eroin tidak terbentuk alamiah tetapi dihasilkan dari asetilasi morfin, yang menyebabkan peningkatan potensinya tiga kali lipat. ?elarutan dalam lipid yang sangat besar menyebabkan obat ini menembus
sawar darah otak lebih 'epat daripada morfin, menyebabkan euphoria yang berlebihan bila obat ini diberikan se'ara suntikan. :eroin dikon8ersi menjadi morfin di dalam tubuh, tetapi berlangsung kira-kira setengah lamanya.
1. !eri8ate sintetik a. etadon. - ekanisme kerja* kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah. - %ndikasi* !etoksifikas ketergantungan morfin, &yeri hebat pada pasien yang di rumah sakit. - >fek samping* E !epresi pernapasan E ?onstipasi E 4angguan ""# E :ipotensi ortostatik E ual dam muntah pada dosis awal !osis * #ada nyeri oral D-B dd /,@-0 mg garam :C, maksimum 0@ mg6hari. 5erapi pemeliharaan pe'andu* permulaan /-1 mg, setelah 1-D jam / mg, lalu 0 dd @-0 mg selama B bulan. b. Fentanil %ndikasi analgesi' * nyeri kronik yang sukar di atasi pada kanker ?ontra indikasi * depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau 'edera kepala. >fek samping * mual, muntah, konstipasi, ketergantungan atau adiksi, pada o8er dosis menimbulkan kera'unan dan dapat menyebabkan kematian. !osis* #ada infark i.8. ,@ mg G /,@ mg droperidol (Thalamonal ), bila perlu diulang setelah H jam. #lester ( Durogesic) melepaskan se'ara konstan morfin selama I/ jam.
D. Antagonis morfin Antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgesi' khusus digunakan pada o8er dosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik. ontoh * &alokson %ndikasi
*
sebagai
antidotum
pada
o8erdose
opioida
(dan
barbital),
pas'aoperasif untuk mengatasi depresi pernapasan oleh opioida. >fek samping * #ada penangkalan efek opioida terlalu pesat dapat terjadi mual, muntah, berkeringat, pusing-pusing, hipertensi, tremor, serangan epilepsi, dan berhentinya jantung. !osis
* #ada o8erdose opioida, intra8ena permula ,D mg, bila perlu diulang
setiap /-1 menit. •
erikut adalah 'ontoh analgetik narkotik yang digunakan di %ndonesia *
0. orfin :C, /. ?odein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol), 1. Fentanil :C, D. #etinidin, dan @. 5ramadol. B. Analgesik Non Narkotik
5erdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. $bat- obat inidinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi "istem "araf #usat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan. "emua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam, maka disebut juga analgetik antipiretik. ?hasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang mengakibatkan 8asodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat. >fek analgetik timbul karena mempengaruhi baik hipotalamus atau di tempat 'edera. Respon terhadap 'edera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, #4, dan histamine. #4 dan brankinin menstimulasi ujung staraf perifer dengan membawa implus nyeri ke ""#. A%&" dapat menghambat
sintesis #4 dan brankinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri. $bat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetaminofen (parasetamol). Aspirin adalah penghambat sintesis #4 paling efektif dari golongan salisilat.
0. Analges$k Ant$'$ret$k N,nNark,t$ka •
Analgesik* anti nyeri
•
Antipiretik* anti demam
•
$bat non nar'otik analgetik antipiretik* obat yang dapat menghilangkan6 mengurangi rasa nyeri dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, tanpa mengganggu kesadaran.
ara ?erja •
Analgesik*
entral (5halamus) dengan jalan meningkatkan nilai ambang rasa nyeri #erifer* merubah interpretasi rasa nyeri. •
Antipiretik* melalui termostat di hipotalamus mempengaruhi pengeluaran panas dengan 'ara* 8asodilatasi perifer dan meningkatkan pengeluaran keringat.
•
Anti inflamasi* menghambat sintesa prostaglandin.
•
#rostaglandin menimbulkan eritema, 8asodilatasi dan peningkatan aliran darah lokal.
Farmakodinamik •
>fek analgesik* efektif terhadap nyeri intensitas rendah sampai sedang (sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri yang berasal dari integumen, nyeri inflamasi)
•
>fek antipiretik* menurunkan suhu saat demam, (fenil butason dan antirematik tidak dibenarkan sbg antipiretik)
•
>fek anti inflamasi* untuk kelainan muskuloskeletal (artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa), hanya simptomatis
>fek samping •
%nduksi tukak lambung, kadang disertai anemia skunder akibat perdarahan saluran 'erna.
•
4angguan fungsi trombosit gangguan biosintesis tromboksan A/ (5KA/) perpanjangan waktu perdarahan (efek ini dimanfaatkan untuk profilaksin trombo-emboli).
•
4agal ginjal pada penderita gangguan ginjal gangguan homeostasis ginjal
•
Reaksi alergi* rinitis 8asomotor, edem angioneurotik, urtikaria luas, asma bronkial, hipotensi sampai syok.
?lasifikasi non narkotik Analgesik Antipiretik 1. G,l,ngan #al$s$lat •
erupakan deri8at asam salisilat, berasal dari tumbuhan illow ark L "aliM alba
•
>fek farmakologi*
Anti inflamasi menghambat sintesa prostaglandin Analgesik sentral dan perifer Antipiretik termostat hipotalamus ""# respirasi (dosis tinggi depresi pernafasan respirasi alkalosis metabolik asidosis, beha8ior, nausea dan 8omiting. 2. G,l,ngan Asam -rgan$k !ibanding
aspirin, kurang efektif (sebagai antiinflamasi, analgesik),
toksisitasnya lebih ke'il >fek*
analgesik, antipiretik, anti inflamasi, iritasi pada lambung, menghambat
sintesa protrombin dan agregasi trombosit "ediaan* efenami'
a'id (#onstan), %ndometa'in (%ndo'in), %buprofen (rufen),
e'lofenamat (e'lomen), Fenbufen (ybufen), arprofen (%madil), !i'lofena' (Noltaren), ?etoprofen (#rofenid) +. G,l,ngan Para Am$n, "en,l
%ndikasi* "ebagai Jangan
analgesik dan antipiretik
digunakan dalam jangka waktu lama nefropati analgesik
#erbedaan dengan salisilat* ?urang
atau tidak iritasi terhadap gaster
5idak
mempunyai sifat anti inflamasi
5idak
mempunyai efek uri'osuri'
Reaksi merugikan* Alergi*
eritem, urtikaria, demam, lesi mukosa
%ntoksikasi
akut* dizzines, eM'itement, diorientasi, 'entral lobuler ne'rosis
hepar, renal tubuler ne'rosis, methaemogloninemia, anemia hemolitik . G,l,ngan P$ra,l,n E(ek (armak,l,g$/ Analgesik
meningkatkan nilai ambang rasa nyeri
Antipiretik Anti
mempengaruhi termostat
inflamasi efeknya lemah
?urang
iritasi lambung ke'uali fenilbutazon
2.+.2 0ara Pem*erantasan Rasa N3er$ •
enghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
•
enghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik lo'al.
•
enghalangi pusat nyeri dalam ""# dengan analgesik sentral (narkotik) atau dengan anestetik umum.
2.. 0,nt,h -*at %an Kegunaan Analget$kant$'$ret$k !N#AID 2..1 Contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia: 1. Aspirin menghambat sintesis prostaglandin. Ketika diberikan kepada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan prematur ductus arteriousus janin,
persalinan dan kelahiran tertunda, meningkatkan waktu perdarahan pada janin maupun ibu karena efek anti plateletnya.Penggunaan aspirin yang kronik di awal kehamilan berhubungan dengan anemia pada wanita hamil. Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin. Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitina mengatakan bahwa bayi memilim ASI dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reye’s Syndrome yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya, hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga. a). Farmakodinamik •
Efek Analgesik : M enghambat sintesis PGE&PGI
•
Efek Antipiretik : M emperbaiki fungsi termostat di hypothalamus,
hambatan
sintesis PGE2, Meningkatkan pengeluaran keringat,
vasodilatasi perifer. •
Efek Antiinflamasi : :ambatan sintesis PGE2 & PGI2, tidak
menghambat migrasi sel b).Farmakokinetik Topikal : Asam salisilat; Metil salisilat Distribusi :
a.
Seluruh jaringan tubuh & cairan transelular
b.
Cairan sinovial, spinal, peritoneal, liur, ASI
c.
Menembus sawar otak & uri
Metabolisme : di hepar
Ekskresi :
- Urine >>>> - Keringat > - Empedu > Efek samping :
-Iritasi lambung -Allergi -Kemungkinan peningkatan perdarahan Penggunaan klinis :
-Analgesik - Antipiretik -Demam reumatik akut -Reumatoid artritis -Mencegah trombus 2. Paracetamol merupakan analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki efek analgetik (menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam), dan anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan). Paracetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan. Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka waktu pemberian yang lama bisa menyebabkan toksisitas atau keracunan pada ginjal. sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik.
Golongan
analgetik-antipiretik
adalah
golongan
analgetik ringan.Parasetamol merupakan contoh obat dalam golongan ini.Beberapa macam merk dagang, contohnya Parasetamol (obat penurun
panas atau penghilang nyeri) bisa diperdagangkan dengan merk Bodrex, Panadol, Paramex. 3. Antalg$n adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik. Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu terakhir. 4. Analges$k -'$ate, Pemakaian obat-obatan analgetika narkotik pada kelahiran kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya depresi respirasi pada janin yang manifest sebagai asfiksia pada waktu lahir. Namun demikian ternyata berdasar penelitian, morfin sendiri tanpa disertai dengan faktor-faktor pendorong lain, baik yang berasal dari ibu atau janin, tidak secara langsung menyebabkan asfiksia. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa obat-obat opiate dapat dipakai begitu saja.dalam proses kelahiran. Risiko terjadinya depresi kardiorespirasi harus selalu diperhitungkan pada pemakaian obat-obat analgetika narkotik paada kelahiran. Kemungkinan lain juga dapat terjadi bradikardi pada neonatus. Petidin merupakan analgetika narkotika yang dianggap paling aman untuk pemakaian selama proses persalinan (obstetric-analgesics). Tetapi kenyataannya bayibayi yang lahir dari ibu yang mendapatkan petidin selama proses kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik lebih rendah dibanding bayi-bayi yang ibunya tidak mendapatkan obat apapun atau yang mendapatkan anestesi lokal.
Sehingga karena alasan ini maka pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak memungkinkan. Pemakaian analgetika narkotik selama kehamilan atau persalinan dapat mengurangi kontraktilitas uterus sehingga memperlambat proses kelahiran. Terhadap ibu, karena depresi fungsi otot polos dapat terjadi penurunan motilitas
usus
dan
stasis
lambung
dengan
segala
konsekuensinya.
Penyalahgunaan obat-obat analgetika narkotik oleh ibu hamil dapat menyebabkan ketergantungan pada janin dalam kandungan. Hal ini akan manifest dengan munculnya gejala –gejala withdrawl pada bayi yang baru lahir. Gejala-gejala tersebut meliputi muntah, diare, tremor, mudah terangsang sampai kejang. 5. Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.
2.4.2 0,nt,h -*at 5 -*at Ant$$n(lamas$ 6ang Le*$h *aru
$bat antiinflamasi dapat dikelompokkan dalam I kelompok besar * 0. !eri8at asam propionate /. !eri8at inidol 1. Fenamat D. Asam pirolalkanoat @. !eri8ate #irazolon B. Aksikam
I. Asam salisilat Aktifitas anti inflamasi dari obat &"A%! mempunyai mekanisme yang sama dengan aspirin, terutama karena kemampuannya menghambat biosintesis prostaglandin. #roses inflamasinya dikurangi dengan penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil, dan sel must. $bat-obat &"A%! juga menurunkan sensiti8itas pebuluh darah terhadap bradikinin dan histamine, mempengaruhi produksi limfokin dari limfosit 5 dan meniadakan 8asodilatasi. "emuanya ialah penghambat sintesis protrombin, walau derajatnya berbeda-beda. ereka semua juga * 0. Analgesik /. Antiinflamasi 1. Antipiretik D. enghambat agregasi platelet @. enyebabkan iritasi lambung B. ersifat nofrotoksik
1. I*u'r,(en %buprofen merupakan deri8ate dari asam fenilpropionat. #ada dosis /D
mg, efekantiinflamasinya setara dengan Dgr aspirin. #ada dosis lebih rendah, hanya efek analgesiknya yang jelas, sedangkan efek antiinflamasinya sedikit. aktu paro / jam , metabolism di hati, 0O diekskresi tanpa di ubah. 2. "en,'r,(en
erupakan deri8ate asam propionate. aktu paronya / jam . !osis anti atritis (inflamasi) ialah B-P mg, D kali sehari. >fek smpingnya menyerupai ibuprofen yaitu nefrotoksis, interik, nausea, dispepsi, udema perifer, rash pruritas, efek sistem saraf pusatdan kardio8askuler. +. In%,metha$n %ndometasin merupakan derifat indol. alaupun lebih toksik dari aspirin,
tetapi efekti8itasnya juga lebih tinggi. %a juga penghambat sintesis prostaglandin. etabolisme di hati. aktu paro serum / jam. . #ul$n%a
"uatu obat sulfosid, yang baru aktif setelah di ubah oleh enzim hati menjadi sulfide, duraksi aksi 0B jam. %ndikasi dan reaksi buruknya menyerupai obat &"A%!
yang
lain.
!apat juga terjadi sindrom "te8ens-Jhonson,
trombositipenia, agranulositosi dan sindrom nefrotik. !osis rata-rata untuk arthritis inflamasi ialah /mg, / kali sehari. 4. Mal,(enamate
!erifat fenamat, men'apai kadar pun'ak dalam plasma darah 1-B menit, waktu paro / jam. >kskresi lewat urin sebagai besar dalam bentuk konjungasi glukuronid. >fek sampingnya menyerupai obat &"A%! lain, nampaknya tidak mempunyai keistimewaan disbanding yang lain. ?ontraindikasi * hamil, belum terbukti keamanan dan efekasinya pada anak. !osis untuk atritis inflamasi ialah /-D mg6hari, terbagi dalam D dosis. 7. Asam Me(enamat
Juga drifat fenamat, mempunyai efek analgesik, tapi sebagai antiinflamasi kurang kuat disbanding aspirin serta lebih toksik. $bat ini tidak boleh di berikan berturut-turut lebih dari 0 minggu dan tidak diindikasikan untuk anak-anak. !osis awal @mg Qdewasa), selanjutnya /@ mg. 8. T,lmet$n
"uatu deri8ate dari asam pirololkanoat, menyerupai aspirin dalam efekti8itasnya terhadap arthritis rematoid dan osteortritis pada penderita dewasa dan remaja. aktu paronya pendek 0 jam. Rata-rata dosis dewasanya ialah Dmg, D kali sehari 9. "en$l*uta,n
erupakan derifat pirazolon, mempunyai efek antiinflamasi yang kuat. Akan tetapi di temukan berbagai pengaruh buruknya seperti * agranulositosis, anemia aplastika, anemia hemolitik, sindrom nefrotik, neuritis opti', tuli, reaksi alergi serius, dermatitis eksfoliotif serta nekrosis hepar dan tubuler ren. :. P$r,;$am
aktu paronya D@ jam, oleh karena itu pemakaiannya 'ukup sekali sehari. $bat ini 'epat diabsorbsidari lambung, dan dalam 0 jam konsentrasi dalam plasma men'apai PO dari kadar pun'aknya. ?eluhan gastrointestinal di alami oleh sekitar / O penderita, efek buruk lainnya ialah dizziness, tinnitus, nyeri kepala dan ruam kulit
1<. D$(lun$sal
!iflunsial ialah deri8ate difluorofenil asam salisilat. aktu paronya dalam plasma ialah P-0/ jam dan men'apai steady state setelah beberapa hari. "eperti halnya aspirin, ia mempnyai efek analgesik dan antiinflamasi akan tetapi efek antipiretiknnya ke'il. %ndikasinya ialah nyeri dan osteoarthritis. >fek buruknya menyerupai &"A%! yang lain 11. Mel,;$am
erupakan generasi baru &"A%!. "uatu penghambat sikloogsigenase-/ selektif ($K-/). anyak study menunjukkan bahwa meloMi'am mempunyai efek samping pada saluran gastrointestinal lebih renfdah di banding dengan &"A%! yang lain, dengan kekuatan antiinflamasi, analgetik dan antipiretik. #emakaian meloMi'am 0@ mg tidak memperlihatkan perbedaan dalam hal efek sampingnya terhadap saluran gastrointestinal yang dinilai sebelum dan sesudah pengobatan. 2.4.+ 0,nt,h -*at-*at Ant$In(lamas$ N#AID %$*ag$ men)a%$ *e*era'a g,l,ngan& 3a$tu/
0.
G,l,ngan sal$s$lat (diantaranya aspirin6asam asetilsalisilat, metil salisilat,
magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid) /.
G,l,ngan asam ar$lalkan,at (diantaranya diklofenak, indometasin,
proglumetasin, dan oksametasin) 1.
G,l,ngan 'r,(en=asam 2ar$l'r,'$,nat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen,
fenbufen, indoprofen, naproMen, dan ketorola'), D.
G,l,ngan asam (enamat=asam Nar$lantran$lat (diantaranya asam
mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat)
@.
G,l,ngan turunan '$ra,l$%$n (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol,
dan fenazon) B.
G,l,ngan ,ks$kam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam),
I.
G,l,ngan 'engham*at 0->2 ('ele'oMib, lumira'oMib),
P.
G,l,ngan sul(,nan$l$%a (nimesulide)
Q.
G,l,ngan la$n (li'ofelone dan asam lemak omega 1).
"e'ara umum, &"A%! diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut* rheumatoid arthritis, osteoarthritis, en'ok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic. &"A%! merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada / ma'am efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pen'ernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan 'airan, dan hipertensi). >fek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan. -*at ant$ $n(lamas$ %a'at %$kel,m',kkan men)a%$ 2 kel,m',k utama& 3a$tu/
0.
4lukokortikoid (4olongan "teroidal) yaitu anti inflamasi steroid. Anti
%nflamsi steroid memiliki efek pada konsentrasi, distribusi dan fungsi leukosit perifer
serta
penghambatan
akti8itas
fosfolipase.
'ontohnya
gologan
#rednisolon. /.
&"A%!s (&on "teroidal Anti %nflammatory !rugs) juga dikenal dengan
A%&" (Anti %nflamasi &on "teroid) &"A%!s bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase tetapi tidak enzim lipoksigenase. ontoh $bat
Anti%nflasmasi golongan &"A%!s adalah 5urunan Asam #ropionat (%buprofen, &aproMen), 5urunan Asam Asetat (%ndometha'in), 5urunan Asam >nolat (#iroMi'am). $bat Anti%nflamasi pada umumnya bekerja pada enzim yang membantu terjadinya inflamasi, &amun #ada umumnya $bat Antiinflamasi bekerja pada enzim "iklooksigenase ($K) baik $K0 maupun $K/
Mekan$sme Ker)a
4olongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga kon8ersi asam arakhidonat menjadi #44/ terganggu. "etiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selekti8itas yang berbeda. >nzim siklooksigenase terdapat dalam / isoform disebut $K-0 dan $K-/. ?edua isoform tersebut dikode oleh gen yang berbeda dan ekspresinya bersifat unik. "e'ara garis besar $K-0 esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, saluran'erna dan trombosit. !i mukosa lambung, akti8asi $K-0 menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. "iklooksigenase-/ semula diduga diinduksi berbagai stimulusinflamatoar, termasuk sitokin, endotoksin dan faktor pertumbuhan (growth fa'tors).
5ernyata $K-/ juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal, jaringan 8askulardan pada proses perbaikan jaringan. Aspirin 0BB kali lebih kuat
menghambat
$K-0
dari
pada
$K-/.
#enghambat
$K-/
dikembangkan dalam men'ari penghambat $K untuk pengobatan inflamasi dan nyeri yang kurang menyebabkan toksisitas saluran 'erna dan pendarahan. ?husus parasetamol, hambatan biosintesis #4 hanya terjadi pada lingkungan yang rendah kadar peroksid yaitu di hipotalamus. #arasetamol diduga menghambat isoenzim $K-1,suatu 8ariant dari $K-0. $K-1 ini hanya terdapat di otak. Aspirin sendiri menghambat dengan mengasetilasi gugus akti8 serin dari $K-0, trombosit sangat rentan terhadap enzim karena trombosit tidak mampu mensintesis enzim baru. !osis tunggal aspirin D mg sehari 'ukup untuk menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit, yaitu P-00 hari. %ni berarti bahwa pembentukan trombosit kira-kira 0O sehari. 2ntuk fungsi pembekuan darah akti8itas siklooksigenase men'ukupi sehingga pembekuan darah tetap dapat berlangsung. "emua obat mirip-aspirin bersifat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. Ada perbedaan akti8itas di antara obat-obat tersebut, misalnya parasetamol (asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat antiinflamasinya lemah sekali. "ebagai antipiretik, obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badan dalam keadaan demam. alaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik ,tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena sifat toksik bila digunakan se'ara rutin atau terlalu lama. %ni berkaitan dengan hipotesis bahwa $K yang ada di sentral otak terutama$K-1 dimana hanya parasetamol dan beberapa obat A%&" lainnya dapat menghambat. Fenilbutazon dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai antipiretik atas alasan tersebut menghambat
enzim siklooksigenase ($K /), dapat memproduksi leukotrien, sehingga produksi prostaglandin turun, jumlah prostaglandin turun sehingga set point mengatur suhu tubuh. $bat* para'etamol, peroksikam, fenilbutazon, diklofenak, ibuprofen(neoremasil), metamizol (antalgin), asetosal (aspirin), indometasin, dan naproMen.
BAB III PENUTUP
+.1 KE#IMPULAN
0. a. Analgesik adalah obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. b. Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. '. Antiinflamasi adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan peradangan /. 2mumnya 'ara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri demam.
!engan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan
3sinyal3
nyeri,sehingga
rasa
nyerinya
berangsur-angsur
menghilang. 1. a'am-ma'am analgesik ada / ma'am, yaitu* Analgesik &arkotik dan Analgesik &on-&arkotik. Analgesik &arkotik merupakan turunan poium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum atau dari senyawa sintetik. "edangkan Analgesik &on-&arkotik tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. $bat- obat ini dinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi "istem "araf #usat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan D. Penggunaan obat Analgetik-Antipiretik pada saat mengandung bagi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Jadi penggunaan Analgesik-Antipiretik harus benar-benar konsul terlebih dahulu dan menggunakan resep dokter.
@. a. ontoh $bat Analgesik &arkotik sekarang masih digunakan di %ndonesia * -
orfin :C,
-
?odein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol),
-
Fentanil :C,
-
#etinidin, dan
-
5ramadol.
b. $bat-obat Analgesik &on-&arkotik disebut juga sebagai obat AnalgesikAntipiretik ($bat- obat ini dinamakan juga analgetika perifer, karena tidak
mempengaruhi "istem "araf #usat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan, "emua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam, maka disebut juga analgetik antipiretik. ?hasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang mengakibatkan 8asodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat. $bat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetaminofen (parasetamol).
(. 0,nt,h T,ks$s$tas Analget$k Ant$'$ret$k
0. A'etaminofen
>fek samping * Reaksi alergi terhadap deri8at para-aminofenol jarang terjadi. manifestasinya berupa eritema atau utikaria dan gejala yang lebih berat berupa demamdan lesi pada mukosa. >fek samping jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensiti8itas dan kelainan darah. #ada penggunaan kronis dari 1-Dg sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada dosis di atas B g mengakibatkan ne'rosis hati yang tidak re8ersibel. 4angguan saluran 'erna, mengantuk, pusing, mulut kering, sulit berkemih, berkeringat, menurunkan nafsu makan, serangan seperti epilepsi (dosis tinggi). 5oksisitas
* Asetaminofen adalah salah satu obat yang paling sering
digunakan untuk per'obaan bunuh diri, atau ke'elakaan sehingga terjadi o8er dosis. !osis lebih dari 0@ / mg6kg bb (anak) atau I g total (dewasa) dianggap potensial toksik. etabolit toksik akan terikat oleh glutation menjadi asam merkapturat yang mudah dieksresikan. #enyebab toksik utama adalah adanya metabolit toksik yang tidak dapat di ikat6dinetralkan oleh glutation, karena jumlah metabolit berlebihan yang disebabkan karena o8er dosis. #ada saat terjadi o8er dosis, pasien tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan pada 4% seperti mual dan muntah. "etelah /D-1B jam kerusakan hepar terjadi yang ditandai dengan meningkatnya enzim aminotransferase dan hipoprotombinema. !alam kasus yang berat, terdapat an'aman gagal hepar menyebabkan en'ephalopati hepatik dan kematian. 4agal ginjal juga mungkin terjadi. 5oksisitas juga dapat diprediksi dari kadar asetaminofen dalam darahnya. jika kadarnya lebih dari 0@-/ mg6C segera setelah minum obat, pasien berada dalam resiko gagal hepar. #ada pengguna alkohol kronis atau pada pasien
yang menggunakan obat yang dapat
meningkatkan -#D@ menyebabkan pembentukan metabolit aktif lebih 'epat. >fek toksik dapat timbul walaupun kadar dalam darahnya S dari 0 mg6C. Antidotum
untuk
kera'unan
asetaminofen
adalah
asetisistein
(suatu
antioksidan) yang bekerja sebagai subtitusi glutation dalam mengikat metabolit aktif atau toksis. #emberian asetilsistein akan lebih bermanfaat dibetikan segera setelah terjadi kera'unan jika memungkinkan.
/.Aspirin >fek samping
* Aspirin misalnya rasa tidak enak diperut, mual, dan
perdarahan saluran 'erna biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari tidak lebih dari 1/@ mg. penggunaan bersama antasid atau antagonis :/ dapat mengurangi efek tersebut. obat ini dapat mengganggu hemeostatis pada
tindakan
operasi dan
bila
diberikan bersama
heparin
atau
antikoagulan oral dapat meningkatkan risiko perdarahan. >fek samping yang sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar (o''ult). anita hamil tidak dianjurkan menggunakan aspirin dalam dosis tinggi. 5oksisitas ringan
disebut
* %ntoksikasi salisilat bisa ringan atau berat. bentuk salisilismus
dan
ditandai
dengan
mual,
muntah,
hiper8entilasi yang jelas, nyeri kepala, Tmental 'onfusionU, pusing dan tinitus (telinga berdengung). Jika diberikan salisilat dosis besar, dapat terjadi intoksikasi salisilat yang berat. 4ejala-gejala yang telah disebutkan diatas yaitu, kelelahan, delirium, halusinasi, kon8ulsi, koma, asidosis pernapasan dan metabolik, dan kematian karna kegagalan pernapasan. %ntoksikasi salisilat lebih 'enderung terjadi pada anak-anak. #enelanan aspirin seke'il 0 g (atau @ g metil salisilat, yang digunakan sebagai obat gososk dalam minyak) dapat menyebabkan
kematian pada anak.
#engobatan salisilismus harus termasuk pengukuran konsentrasi salisilat dalam serum dan p: untuk menunjukkan bentuk terapi yang baik. pada kasus yang ringan, pengobatan simtomatik biasanya sudah 'ukup. #eningkatan p: urine meningkatkan eliminasi salisilat. #ada kasus berat, pengukuran yang diharuskan termasuk pemberian 'airan intra8ena, dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal), dan penetapan dan koreksi asam basa serta keseimbangan elektrolit. ('atatan diflunisal tidak menyebabkan salisilismus).
+. D$'3r,ne = metam'$r,n
?hasiat sebagai analgetik, antipiretik dan anti inflamasi. &amun efek sampingnya dapat menyebabkan leukopenia (penurunan leukosit) dan agranulositosis (penurunan sel-sel darah putih bergranuler).
DA"TAR PU#TAKA
Catief. ". A, "uryadi ?. A, dan !a'hlan . R, #etunjuk #raktis Anestesiologi, >disi %%, agian Anestesiologi dan 5erapi %ntensif F?-2%, Jakarta, Juni, /0, hal 9 II-P1, 0B0. "ardjono, "antoso dan :adi rosmiati !, Farmakologi dan 5erapi, bagian farmakologi F?-2%, Jakarta, 0QQ@ 9 hal 9 0PQ-/B. "amekto wibowo dan Abdul gopur, Farmakoterapi dalam &euorologi, penerbit salemba medika, 0QQ@9 hal * 01P-0D ?atzung, .4. //. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta * "alemba edika. idodo, "amekto dan Abdul 4ofir . /0. Farmakoterapi dalam Neurologi . Jakarta * "alemba edika !eglin, Judith :opfer . /@. Pedoman Obat Untuk Peraat . Jakarta * >4
KATA PENGANTAR
#uji syukur kepada Allah "5 atas nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TAnalgesikAntipiretik, dan inflamasiU yang merupakan tugas kami dalam mata kuliah 5oksikologi ini. ?ami u'apkan terima kasih pada dosen yang telah memberikan bimbingannya dan teman teman yang memberikan dukungan dan masukannya kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan oleh kami sebagaimana mestinya. &amun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan. $leh karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima sebagai a'uan untuk tugas-tugas kami selanjutnya.
?endari, /0 juli /0B
uh. >rwin
MAKALAH T-K#IK-L-GI ?ANALGETIK ANTIPIRERIK DAN ANTIIN"LAMA#I@
-LEH / NAMA
/ MUHAMAD ERIN
NIM
/ "1"1 1+ <+2
KELA#
/ A 2<1+C