Obat
Obat adalah alah bend bendaa atau zat yang dapa dapatt diguna gunak kan unt untuk meraw erawat at penyakit, penyakit, membebaskan gejala gejala,, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Penggolongan obat berdasarkan asal muasalnya ada tiga yaitu obat yang berasal dari Alam (tumbuhan, hewan, dan mineral), emi sintetis, dan intetis. edangkan berdasarkan cara pemakaiannya, obat dibagi menjadi dua golongan yaitu obat untuk pemakaian dalam (diminum lewat mulut) dan obat untuk pemakaian luar (obat dioleskan, ditaburkan atau disuntikan). elain itu, berdasarkan bentuk sediaannya, obat dibagi ke dalam tiga bentuk yaitu Padat (serbuk, tablet, kapsul, pil), emi Padat (salep, krim, pasta, lotion), dan !air (solutio, (solutio, potio, suspensi, emulsi). edangkan berdasarkan "ndang-"ndang, "ndang-"ndang, ada yang disebut Obat #ebas, Obat #ebas $erbatas, Obat %eras, dan &arkotika. B.
3. /. 6. 1. 7. 8.
Penelitian dan Pengembangan Obat 'ilahir 'ilahirkan kan oleh ilmu ilmu kimia kimia tetapi tetapi perkemba perkembangan ngannya nya banyak banyak dipengar dipengaruhi uhi oleh ilmu ilmu armakologi, penelitian obat memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan pengobatan dalam satu abad terakhir. Penelitian obat seperti yang kita kenal saat ini dimulai ketika ilmu kimia mencapai tahap kematangan kematangan dalam prinsip dan metode yang diaplikasikan untuk mengatasi masalah diluar ilmu itu sendiri, dan ketika armakologi berkembang suatu disiplin ilmu sendiri. Penelitian obat meliputi beberapa disiplin ilmu yang berbeda untuk mencapai satu tujuan yaitu pengembangan suatu metode terapi yang baru. Penelitian Penelitian obat secara ungsional dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap penemuan dan pengembangan obat. ndustri armasi merupakan salah satu industri armasi yang mengalokasikan dana yang cukup besar untuk penelitian dan pengembangan. 'ari data * +ealth orld eiew tahun /001, industri armasi membelanjakan tidak kurang dari "2 300 *iliar per tahun untuk penelitian dan pengembangan. 'ana terbesar terutama digunakan untuk uji klinik yaitu sekatar 104. Proses penemuan obat baru merupakan langkah yang sangat panjang dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. ecara garis besar, penelitian dan pengembangan suatu obat dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut5 intesis dan screening molekul tudi pada hewan percobaan tudi pada manusia yang sehat (healthy volunteers) tudi pada manusia yang sakit (pasien) tudi pada manusia yang sakit dengan populasi diperbesar tudi lanjutan ( post post marketing surveillance) Prins Prinsip ip dasar dasar pengob pengobat atan an adal adalah ah mengh menghil ilang angka kan n gejal gejalaa dan juga juga menye menyemb mbuhk uhkan an penyakit serta jika mungkin mun gkin mencegah timbulnya penyakit. 'alam prinsip pr insip dasar d asar ini tercakup ter cakup pula ketentuan bahwa manaat klinik obat yang diberikan harus melebihi risiko yang mungkin mun gkin terjadi terjadi sehubung sehubungan an dengan dengan pemakai pemakaianny annya. a. "ntuk "ntuk dapat dapat menilai menilai secara secara objekti objekti manaat dan keamanan suatu obat diperlukan pengetahuan mengenai metodologi uji klinik dan praklinik, yaitu suatu perangkat metodologi ilmiah untuk menilai manaat klinik suatu
obat atau perlakuan terapetik tertentu dengan memperhatikan aktor- aktor yang dapat memberikan pengaruh yang tidak dikehendaki baik indiidual maupun populasi.
C.
Uji Praklinik "ji praklinik, atau disebut juga studi9pengembangan9penelitian praklinik9non-klinik, adalah tahap penelitian yang terjadi sebelum uji klinik atau pengujian pada manusia. "ji praklinik memiliki satu tujuan utama yaitu mengealuasi keselamatan produk baru. Ada banyak produk yang menjalani uji praklinik. #eberapa produk yang paling umum menjalani uji praklinik adalah obat-obatan, peralatan medis, kosmetik, dan solusi terapigen. Penting untuk dicatat bahwa obat juga melalui banyak serangkaian pengujian lainnya ketika menjalani uji praklinik. "ji Praklinik5 3. intesis dan skrining molekul intesis dan screening molekul, merupakan tahap awal dari rangkaian penemuan suatu obat. Pada tahap ini berbagai molekul atau senyawa yang berpotensi sebagai obat disintesis, dimodiikasi atau bahkan direkayasa untuk mendapatkan senyawa atau molekul obat yang diinginkan. Oleh karena penelitian obat biasanya ditargetkan untuk suatu daerah tertapetik yang khas, potensi relati pada produk saingan dan bentuk sediaan untuk manusia bisa diketahui. erupa dengan hal tersebut, ahli kimia medisinal mungkin mendalami kelemahan molekul tersebut sebagai hasil usaha untuk mensintesis senyawa tersebut. elain itu, penelusuran literatur juga harus dilakukan untuk memberikan pengertian tentang mekanisme pelapukan yang mungkin terjadi dan kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan peruraian obat. normasi ini dapat menyarankan suatu cara stabilisasi, kunci uji stabilitas atau senyawa acuan stabilitas. normasi tentang cara atau metode yang diusulkan dari pemberian obat, seperti juga melihat kembali literatur tentang ormulasi, bioaaibilitas, dan armakokinetika dari obat-obat yang serupa, seringkali berguna bila menentukan bagaimana mengoptimumkan bioaaibilitas suatu kandidat obat baru. :ika suatu senyawa atau molekul akti telah dibuktikan secara armakologis, maka senyawa tersebut selanjutnya memasuki tahap pengembangan dalam bentuk molekul optimumnya. etelah disintesis, suatu senyawa melalui proses screening, yang melibatkan pengujian awal obat pada sejumlah kecil hewan dari jenis yang berbeda (biasanya 6 jenis hewan) ditambah uji mikrobiologi untuk menemukan adanya eek senyawa kimia yang menguntungkan. *eskipun ada aktor lucky (kebetulan) dalam upaya ini, umumnya pendekatannya cukup terkontrol berdasarkan struktur senyawa yang telah diketahui. Pada tahap ini sering kali dilakukan pengujian yang melibatkan teratogenitas, mutagenesis dan karsinogenitas, di samping pemeriksaan ;'70, toksisitas akut dan kronik. "ji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat. 'ari uji ini diperoleh inormasi tentang eikasi (eek armakologi), proil armakokinetik dan toksisitas calon obat. /. tudi pada hewan percobaan uatu senyawa yang baru ditemukan (hasil isolasi maupun sintesis) terlebih dahulu diuji dengan serangkaian uji armakologi pada hewan. ebelum calon obat baru ini dapat dicobakan pada manusia, dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk meneliti siat armakodinamik, armakokinetik, armasetika, dan eek toksiknya pada hewan uji. a. "ji
b.
Penelitian mengenai aktiitas obat terhadap berbagai ungsi organ tubuh. 'g penelitian ini dapat diperkirakan eek terapeutiknya, dan bila mungkin dapat diketahui dan dimengerti mekanisme kerjanya. "ji
c.
"ji $oksikologi Penelitian toksistas merupakan cara potesial untuk mengealuasi5
1)
Toksisitas yang berhubungan dengan pembe rian obat akut atau kronis
2)
Kerusakan genetik (genotoksisitas atau mutagensis)
3)
Pertumbuhan tumor (onkogenesis atau karsinogenesis)
4)
Kejadian cacat waktu lahir (teratogenik)
d.
"ji
D. Uji Klinik etelah melewati uji pra klinis, maka senyawa atau molekul kandidat calon obat tersebut menjadi &' (nestigasional &ew 'rug) atau obat baru dalam penelitian. etelah calon obat dinaytakan mempunyai kemanaatan danaman pada hewan percobaan maka selanjutnya diji pada manusia (uji klinik). "ji pada manusia "ji klinis pada manusia harus diteliti dulu kelayakannya oleh komite etik mengikuti 'eklarasi +elsinki. "ji klinik adalah tes untuk mengealuasi eektiitas dan keamanan obat atau alat medis dengan memantau eek mereka pada sekelompok besar orang. "ji klinik adalah salah satu tahapan akhir dari proses penelitan yang panjang dan hati-hati. ebagian besar uji klinik yang melibatkan pengujian obat baru berlangsung dalam serangkaian langkah-langkah teratur yang disebut ase. +al ini memungkinkan peneliti untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan cara yang menghasilkan inormasi yang dapat dipercaya tentang obat dan keselamatan pasien. Pada dasarnya uji klinik memastikan eektiitas, keamanan dan gambaran eek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu obat. "ji klinik ini terdiri dari uji ase sampai ase = . 3. "ji %linik ang diteliti disini ialah keamanan dan tolerabilitas obat, bukan eikasinya, maka dilakukan pada sukarelawan sehat, kecuali untuk obat yang toksik (misalnya sitostatik), dilakukan pada pasien karena alasan etik $ujuan ase ini adalah menentukan besarnya dosis maksimal yang dapat toleransi (ma?imally tolerated dose @ *$'), yakni dosis sebelum timbul eek toksik yang tidak dapat diterima. Pada ase ini, diteliti juga siat armakodinamik dan armakokinetiknya pada manusia. +asil penelitian armakokinetik ini digunakan untuk meningkatkan ketepatan pemilihan dosis pada penelitian selanjutnya. "ji klinik ase dilaksanakan secara terbuka, artinya tanpa pembanding dan tidak tersamar, dengan jumlah subyek berariasi antara /0-70 orang. Pada ase ini obat dicobakan untuk pertama kalinya pada sekelompok kecil penderita yang kelak akan diobati dengan calon obat
/.
6. a. b.
Pada ase awal, pengujian eek terapi obat dikerjakan secara terbuka karena masih merupakan penelitian eksplorati. Pada tahap biasanya belum dapat diambil kesimpulan yang mantap mengenai eek obat yang bersangkutan karena terdapat berbagai actor yang mempengaruhi hasil pengobatan, misalnya perjalanan klinik penyakit, keparahannya, eek placebo. "ntuk membuktikan bahwa suatu obat berkhasiat, perlu dilakukan uji klinik komparati yang membandingkannya dengan placebo atau bila penggunaan placebo tidak memenuhi syarat etik, obat dibandingkan dengan obat standard yang telah dikenal. ni dilakukan pada akhir ase atau awal ase , tergantung dari siapa yang melakukan, seleksi penderita, dan monitoring penderitanya. "ntuk menjamin aliditas uji klinik komparati ini, alokasi penderita harus acak dan pemberian obat dilakukan secara tersamar ganda. ni dsebut uji klinik acak tersamar ganda berpembanding. Pada ase ini tercakup juga penelitian dosis-eek untuk menentukan dosis optimal yang akan digunakan selanjutnya, serta penelitian lebih lanjut mengenai eliminasi obat, terutama metabolismenya. :umlah subjek yang mendapat obat baru pada ase ini antara 300-/00 penderita. "ji %linik
1. a. b. c. d.
3) /) 6)
E.
#ila hasil uji klinik ase menunjukan bahwa obat baru ini cukup aman dan eekti, maka obat dapat diizinkan untuk dipasarkan. :umlah penderita yang diikut sertakan pada ase ini paling sedikit 700 orang. "ji %linik
Komponen Uji Klinik #ukti ilmiah adanya kemanaatan klinik suatu obat tidak saja didasarkan pada hasil yang diperoleh dari uji klinik tetapi juga perlu mengingat aktor-aktor lain yang secara objekti dapat mempengaruhi pelaksanaan suatu uji klinik. dealnya, suatu uji klinik hendaknya mencakup beberapa komponen berikut5 3. eleksi9Pemilihan ubjek 'alam uji klinik harus ditentukan secara jelas kriteria-kriteria pemilihan pasien, yakni5 a. %riteria pemasukan (inclusion criteria), yakni syarat-syarat yang secara mutlak harus dipenuhi subjek untuk dapat diikutsertakan dalam penelitian. *eliputi antara lain kriteria diagnostik, baik klinis (termasuk gejala dan tanda-tanda penyakit) maupun laboratoris, derajat penyakit (misal ringan, sedang atau berat), asal pasien (hospitalatau community-based), umur dan jenis kelamin. b. %riteria pengecualian (exclusion criteria), merupakan kriteria yang tidak memungkinkan diikutsertakannya subjek-Esubjek tertentu dalam penelitian.ebagai contoh adalah wanita
/.
a.
b.
6.
hamil. +ampir sebagian besar uji klinik obat tidak memasukkan wanita hamil sebagai subjek mengingat pertimbangan risiko yang mungkin lebih besar dibanding manaat yang didapat. ubjek-subjek yang mempunyai risiko tinggi terhadap pengobatan9perlakuan uji juga secara ketat tidak dilibatkan dalam penelitian. 'alam pemilihan pasien hendaknya ditetapkan bahwa kriteria diagnostik yang dipilih benar-benar merupakan indikasi utama pemakaian obat yang diujikan. ancangan "ji %linik "ntuk memperoleh hasil optimal dari suatu uji klinik perlu disusun rancangan (design) penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan etis dengan tetap mengutamakan segi keselamatan dan kepentingan pasien.ancangan uji klinik disini dimaksudkan untukuji klinik ase , yang secara garis besar membandingkan dua atau lebih perlakuan9pengobatan untuk melihat kemanaatan relati maupun absolut suatu obat baru dengan menggunakan satu atau lebih parameter pengukuran. 'ua rancangan uji klinik yang baku dan umum digunakan yakni rancangan paralel9rancangan antar subjek Randomized ( Controlled Trial/RCT-Parallel Design ) dan rancangan silang9rancangan sama subjek (RCT cross over design). #erikut dijelaskan secara ringkas kedua jenis rancangan tersebut5 ancangan paralel9rancangan antar subjek (RCT-parallel design) Prinsip dasar rancangan ini yakni, secara acak subjek-subjek yang dilibatkan dalam penelitian dibagi dua atau lebih kelompok pengobatan. :umlah subjek dalam tiap-tiap kelompok pengobatan harus seimbang atau sama. *asing-masing kelompok akan memperoleh pengobatan9perlakuan yang berbeda, sesuai dengan jenis obat9perlakuan yang diujikan. elanjutnya hasil pengobatan pada masing-masing kelompok dibandingkan pengobatan pasien memenuhi pengacakan kriteria pengobatan. ancangan silang9rancangan sama subjek ( RCT-cross-over design) Pada rancangan ini setiap subjek akan memperoleh semua bentuk pengobatan9perlakuan secara selang-seling yang ditentukan secara acak. "ntuk menghindari kemungkinan pengaruh obat9perlakuan yang satu dengan yang lainnya, setiap subjek akan memperoleh periode bebas pengobatan (ashed-out period ). :enis Perlakuan Atau Pengobatan 'an Pembandingnya 'alam uji klinik, jenis perlakuan9pengobatan dan pembandingnya harus dideinisikan secara jelas. normasi yang perlu dicantumkan meliputi jenis obat dan ormulasinya, dosis dan rekuensi pengobatan, waktu dan cara pemberian serta lamanya pengobatan dilakukan. "ntuk menjamin kelancaran pelaksanaan uji klinik dan keberhasilan pengobatan, hendaknya dipertimbangkan segi-segi teknis yang berkaitan dengan ketaatan pasien (patients compliance) serta ketentuan -ketentuan lain yang diberlakukan selama uji klinik. ebagai contoh disini adalah jika rekuensi pemberian terlalu sering (misalnya lebih dari 1 kali9hari) maka kemungkinan ketaatan pasien juga makin berkurang. Penjelasan lain meliputi obat-obat apa yang boleh dan tidak boleh diminum selama uji berlangsung. Perlakuan pembanding juga harus dijelaskan, apakah pembanding positi (obat standard yang telah terbukti secara ilmiah kemanaatannya) atau negati (plasebo). *engingat bahwa plasebo bukanlah obat, dalam arti tidak memberi eek terapetik, maka pemberian plasebo tidak dianjurkan untuk penyakit penyakit yang dapat berakibat atal dan serius. >ang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa pembanding positi hendaknya merupakan obat pilihan pertama (drug o choice) dari indikasi yang dimaksud. ebagai contoh, jika obat baru yang diuji indikasikan untukmengobati tius abdominalis, maka pembandingnya (kontrol positi) adalah kloramenikol (drug of choice untuk tius)
1.
Pengacakan (andomisasi) Perlakuan andomisasi atau pengacakan perlakuan mutlak diperlukan dalam uji klinik terkendali (randomize-controlledtrial-RCT ) , dengan tujuan utama menghindari bias (pracondong). 'engan pengacakan sebelum uji klinik maka, setiap subjek (pasien) akan memperoleh kesempatan yang sama dalam mendapatkan perlakuan9pengobatan. 'engan kata lain setiap subjek mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan obat uji atau pembandingnya. subjek-subjek yang memenuhi kriteria pemasukan akan terbagi sama rata dalam tiap kelompok perlakuan, di mana ciri-ciri subjek dalam satu kelompok praktis seimbang. 'engan adanya pengacakan sebelum perlakuan9uji klinik maka penilaian kemanaatan obat uji dan pembandingnya dapat dijamin seobjekti mungkin. 7. #esar sampel alah satu pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan dalam uji klinik adalah besar sampel atau jumlah subjek yang diperlukan dalam uji klinik. #eberapa aktor berikut perlu dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan jumlah sampel5
a.
'erajat kepekaan uji klinik :ika diketahui bahwa perbedaan kemaknaan klinis antara / obat yang diuji tidak begitu besar, maka diperlukan jumlah sampel yang besar. b. %eragaman hasil *akin kecil keragaman hasil uji antar indiidu dalam kelompok yang sama, maka makin sedikit jumlah subjek yang diperlukan. c. 'erajat kebermaknaan statistik *akin besar kebermaknaan statistik yang diharapkan dari uji klinik, maka makin besar pula jumlah subjek yang diperlukan. alah satu contoh cara penghitungan besar sampel antara lain, apabila kita ingin membandingkan / jenis obat, A dan #, di mana diperkirakan bahwa prosentase kesembuhan setelah pemberian obat A adalah F74, sementara prosentase kesembuhan pada pemberian obat # F04. 'engan menentukan (kesalahan tipe) dan (kesalahan tipe ), maka digunakan cara penghitungan sebagai berikut5 P3? (300-P3) G P/? (300-P/)n (per group) @ ? (H,I)(P3-P/)/ di mana5 n 5 jumlah sampel per perlakuan P3 5 prosentase keberhasilan yang diharapkan dari perlakuan 3, misalnya pada contoh diatasadalah F74 P/ 5 prosentase keberhasilan yang diharapkan dari perlakuan /, misalnya pada contoh diatas adalah F04 H 5 kesalahan tipe , misalnya 0,07 I 5 kesalahan tipe , misalnya 0,3 (H, I) @ 30,7 *aka jumlah sampel per perlakuan yang diperlukan adalah5 F7? (300-F7) G F0? (300-F0)n (per group) @ ? 30,7 (F7-F0) F7? 7 G F0? 30 @ ? 30,7 (7) / @ 7JK pasien ehingga jumlah sampel keseluruhan @ 7JK ? / @ 3378 atau dibulatkan menjadi 3/00. 8.
Penyamaran9Pembutaan ( !linding ) >ang dimaksud dengan penyamaran di sini adalah merahasiakan bentuk terapi yang diberikan. 'engan penyamaran, maka pasien dan9atau pemeriksa tidak mengetahui yang
a. b. c.
J.
a.
b.
c.
d.
K.
mana obat yang diuji dan yang mana pembandingnya. #iasanya bentuk obat yang diuji dan pembandingnya dibuat sama. $ujuan utama penyamaran ini adalah untuk menghindari bias (pracondong) pada penilaian respons terhadap obat yang diujikan. Penyamaran dapat dilakukan secara5 ingle blind, jika identitas obat tidak diberitahukan pada pasien 'ouble blind, jika baik pasien maupun dokter pemeriksa tidak diberitahu obat yang diuji maupun pembandingnya $riple blind, jika pasien, dokter pemeriksa maupun indiidu yang melakukan analisis tidak diberitahu identitas obat yang diuji dan pembandingnya. 'engan teknik penyamaran9pembutaan ini bukan berarti tidak ada kontrol terhadap pelaksanaan uji klinik. %esehatan dan keselamatan pasien tetap dipantau sepenuhnya oleh penanggung jawab medik, sehingga sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diharapkan (aderse eects) dapat segera dilakukan penanganan secara medik. Penilaian respons Penilaian respons pasien terhadap proses terapetik yang diberikan harus bersiat objekti, akurat, dan konsisten. Oleh sebab itu respons yang hendak diukur harus dideinisikan secara jelas. ebagai contoh jika yang diuji obat antihipertensi, maka penurunan tekanan darah hendaknya diukur secara objekti (dengan alat ukur yang sama, misalnya sphigmomanometer air raksa dengan satuan mm+g) oleh pemeriksa yang sama, dan dengan metode serta kondisi yang sama pula. Dmpat kategori utama yang umum digunakan untuk menilai respons terapetik adalah5 Penilaian awal (baseline assessment ) sebelum perlakuan esaat sebelum uji dilakukan, keadaan klinis hendaknya dicatat secara seksama berdasarkan parameter-parameter yang telah disepakati. ebagai contoh adalah tekananndarah, yang hendaknya telah diukur sesaat sebelum uji klinik dimulai. %riteria-kriteria utama respons pasien 'i sini indikasi utama pengobatan merupakan kriteria utama yang harus dinilai. :ika yang diuji obat analgetik-antipiretika, maka kriteria utama penilaian adalah penurunan panas, terjadi tidaknya kejang atau gejala lain sebagai maniestasi demam, dan sebagainya. %riteria tambahan uatu uji klinik tidak saja menilai kemanaatan suatu obat9perlakuan, tetapi juga menilai segi keamanan pemakaiannya. "ntuk itu diperlukan kriteria tambahan. 'engan kriteria tambahan ini kita dapat menilai apakah obat yang diuji disamping memberi kemanaatan klinis yang besar juga terjamin keamanannya. %riteria tambahan ini umumnya berupa eek samping, mulai derajat ringan sampai berat, baik yang mengancam kehidupan (life threatening ) maupun tidak. Pemantauan pasien *engingat keberhasilan uji klinik (secara khusus) maupun terapetik (secara umum) akan sangat ditentukan oleh ketaaan pasien, maka aktor-aktor yang mempengaruhi ketaatan pasien untuk berperan serta dalam penelitian hendaknyadapat dikontrol sebaik mungkin. Analisis dan interpretasi data Analisis data dan interpretasi hasil suatu uji klinik sangat tergantung pada metode statistika yang digunakan. ebagai contoh, jika kriteria untuk penilaian hasil diekspresikan dalam bentuk LyaL atau LtidakL (misalnya sembuh-tidak sembuh hidup-mati berhasil-gagal) maka salah satu uji statistikanya adalah kai kuadrat (!hi-sMuare). "ntuk menguji ada
tidaknya perbedaan angka rata-rata (mean) antara / kelompok uji, maka digunakan uji-t ("tudent#s t-test ). *etode statistika yang akan digunakan untuk analisis data uji klinik harus sudah disiapkan saat pengembangan protokol, untuk menghindari ketidaktepatan uji statistika dan interpretasi hasil. F.
Tujuan Penelitian dan Pengembangan Obat ji praklinik dan uji klinik bertujuan untuk membuktikan atau menilai man!aat suatu obat" pengobatan" atau strategi terapetik tertentu secara objekti! dan benar# $engan kata lain" kedua uji ini dimaksudkan untuk menghindari pracondong%bias pemakai obat ( prescriber )" pasien" atau dari perjalanan alami penyakit itu sendiri# $i samping itu" uji tersebut harus dapat memberikan jawaban yang benar (&alid) mengenai man!aat klinik inter&ensi terapi tertentu" jika memang berman!aat harus terbukti berman!aat" dan jika tidak berman!aat harusterbukti tidak berman!aat# 'erdasarkan pembuktian melalui uji ini" maka suatu obat" pengobatan atau strategi terapetik tertentu baru dapat diterapkan secara luas dalam praktek# $alam pengembangan obatobat baru" maka prinsip penilaian obat atau calon obat didasarkan pada metode uji secara ketat#