25 " Page
PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP HARGA JUAL PADA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE DITANJUNGPINANG
PROPOSAL METODELOGI PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
SYARIFAH SHELLA NOVIANTY
1004 6220 1305
FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Dengan tajamnya persaingan tersebut perusahaan dituntut mampu menghadapi persaingan yang ada. Demikian juga dalam dunia usaha khususnya industri kecil. Industri kecil diharapkan mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan dan industri rumah tangga perlu dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu untuk berkembang agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan perannya dalam penyediaan barang dan jasa, baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Pengembangan industri kecil dan menengah perlu diberi kemudahan baik dalam permodalan, perizinan maupun pemasaran.
Banyak usaha kecil pada saat sekarang ini saling bersaing, terutama pada industri yang memproduksi produk sejenis. Hal tersebut bagi industri kecil merupakan ancaman yang harus segera ditindak lanjuti karena secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup usahanya, mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan atau industri kecil tersebut. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan dituntut untuk antisipatif terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam persaingan. Salah satunya adalah penentuan harga jual. Penentuan harga jual yang tidak tepat sering berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi kelanjutan usaha suatu perusahaan. Ketidaktepatan tersebut akan menimbulkan resiko pada perusahaan, misalnya kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk di gudang karena macetnya pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan harus menetapkan harga jualnya secara tepat karena harga merupakan unsur pokok pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Pada hakikatnya perusahaan dalam menjual produknya harus dapat mencapai keuntungan yang diharapkan, sehingga perusahaan dalam menjual produknya harus menetapkan harga jual.
Umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan oleh perimbangan permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya bukan satu-satunya penentu harga jual. Selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan pesaing, merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga jual produk di pasar. Satu-satunya yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian yang timbul akibat harga jual di bawah biaya produk atau jasa, dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan perusahaan akan berhenti sebagai going concern atau akan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Penentuan harga jual pada umumnya merupakan pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan. Meskipun harga jual produk sudah terbentuk di pasar, informasi biaya penuh terutama biaya produksi sangat dibutuhkan sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada customer di masa yang akan datang.
Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya produksi. Dengan demikian, sangat penting memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual produk dengan tepat untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian
Pada dasarnya dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa, sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Disamping itu, harga jual harus pula dapat menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Dengan demikian informasi biaya produk atau jasa sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, meskipun biaya bukan satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.
Industri kecil keripik tempe saat ini keberadaannya tengah berkembang . Baik dalam bidang permodalan dan pemasarannya. Dikarenakan letak tanjungpinang yang strategis maka pemasaran keripik tempe ini mengalami kemajuan dibidang pemasaran. Keripik tempe ini telah dipasok hingga pasar Singapura. namun pada dasarnya agar lebih dapat dikenal lagi produk anak daerah ini di ranah nasional maupun internasional maka diperlukan modal yang cukup besar dan pengusaha harus bisa bersaing dengan pengusaha keripik tempe sejenis lainnya . Salah satu sasaran utama industri kecil keripik tempe ini adalah memperoleh laba, dalam usaha memperoleh laba tersebut mereka mengeluarkan pengorbanan-pengorbanan atau biaya yang relative tinngi , sehingga pengusaha tersebut berusaha keras dalam melaksanakan usahanya dengan tujuan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan dengan harapan dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.
Pada dasarnya , dapat diketahui bahwa dalam menentukan harga jual keripik tempe , pengusaha kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual produknya. Hal ini nampak dalam penghitungan biaya produksi misalnya dalam penghitungan biaya belum dilakukan secara betul. Ada biaya yang belum diperhitungkan dalam penghitungan biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja pemilik atau keterkaitan keluarga dalam usaha. Padahal dalam perhitungan biaya produksi semua unsur yang membentuk biaya produksi seharusnya dimasukkan misalnya, gaji pimpinan maupun biaya tenaga kerja langsung. Pemakaian tenaga kerja langsung belum diperhitungkan karena dikerjakan oleh anggota keluarganya sendiri dan warga sekitar , begitu juga menyangkut jam kerja mereka kurang mengenal waktu. Pengusaha semestinya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk untuk kelangsungan usahanya.
Bertitik tolak dari hal tersebut peneliti berharap dengan menganalisis "Pengaruh Biaya Produksi terhadap Penentuan Harga Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di Tanjungpinang" , dapat dilihat seberapa besarkah sumbangan biaya produksi terhadap harga jual.
Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah Sejauh mana biaya produksi berpengaruh terhadap harga jual keripik tempe diTanjungpinang.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :Terkait dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ingin mengetahui sejauh mana biaya produksi berpengaruh terhadap harga jual keripik tempe.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
Manfaat Praktis Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengusaha industry kecil keripik tempe.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Biaya Produksi
2.1.1. Pengertian Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2000:14) Biaya produksi merupakan biaya - biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut Hansen Mowen (2004:19) Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa
Menurut Supriyono (1999:19) Biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
Maka dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
2.1.2. Cara Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya ,penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai, Dengan penggolongan tersebut biaya dapat digolongkan menurut:
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Menurut cara ini penggolongan biaya berdasarkan atas nama obyek pengeluaran
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam hal ini biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
Biaya produksi, yaitu biaya-biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap jual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
Biaya pemasaran, merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk
Biaya Administrasi dan Umum, yaitu merupakan biaya untuk mengkoordinir kegiatan produksi dan pemasaran produk
Penggolongan biaya menurut hubungan dengan sesuatu yang dibiayai.
Dalam cara penggolongan ini biaya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Biaya langsung, merupakan yang terjadi dengan satu-satunya penyebab adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari bahan baku dan biaya tenaga kerja
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan sesuatu yang dibiayai. Biaya ini sering disebut dengan biaya overhead pabrik
Penggolongan biaya menurut prilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan Dalam hal ini biaya digolongkan menjadi :
Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan variabel.
Biaya Semi Fixed, yaitu yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Biaya Tetap, yaitu biaya jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Dalam penggolongan biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Pengeluaran modal, yaitu biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
Pengeluaran pendapatan, yaitu biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
2.2.3 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan unuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.
Pengumpulan Harga Pokok Produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Adapun macam-macam jenis metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi adalah sebagai berikut :
Metode Harga Pokok Pesanan
Penentuan harga pokok pesanan merupakan suatu cara penentuan harga pokok yang membebankan biaya produksi untuk menjumlahkan produk tertentu yang dapat dipisahkan identitasnya. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang mengolah produksinya berdasarkan atas pesanan. Karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut :
Digunakan jika perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokoknya secara individual
Biaya produksi harus dipisahkan menjadi dua golongan pokok yaitu biaya produksi langsung dan tidak langsung
Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
Biaya langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Harga pokok perunit produk dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
Pada harga pokok pesanan, harga pokok dikumpulkan untuk setiap pesanan jumlah biaya produksi akan dihitung setiap pesanan selesai.
Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses merupakan pengumpulan harga pokok produksi yang digunakan perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu dan harga pokok produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu selama waktu yang berkaitan. Perusahaan yang beropersai secara massa memiliki karakteristik sebagai berikut :
Produk yang dihasilkan adalah produk standar
Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah rencana produk standar untuk jangka waktu tertentu
Karakteristik pengumpulan harga pokok produksi dalam metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :
Biaya produksi dikumpulkan perdepartemen produksi perperiode akuntansi
Harga pokok produk persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode akuntansi tertentu dengan jumlah satuan produksi yang dihasilkan periode yang bersangkutan
Penggolongan biaya produksi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung diperlukan terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk.
Unsur yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produk selain biaya bahan baku dan bahan penolong serta biaya tenaga kerja.
Dalam suatu proses produksi tidak semua produk yang dioleh dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Kadang juga terdapat produk yang hilang ditinjau dari terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses maupun akhir proses. Produk yang hilang pada awal proses berakibat:
Menaikkan harga pokok per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya
Menaikkan harga pokok per satuan yang ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama.
Produk hilang yang terjadi diakhir proses berakibat menaikkan harga pokok persatuan produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
2.1.4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing.
FULL COSTING
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
VARIABLE COSTING
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang beperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi sangat bermanfaat untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan karena perusahaan yang produksinya berdasrakan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung spesifikasi yang dikehendaki pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.
Selain untuk menentukan harga jual, harga pokok produksi juga bermanfaat untuk mempertimbangkan penerimaan pesanan atau penolakan. Adakalanya harga jual yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan.
Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi perusahaan agar dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, perusahaan tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan.
Harga Jual
Pengertian Harga Jual
Penetapan harga jual yang tepat adalah salah satu faktor penting bagi perusahaan. Kurang berarti jika sebuah perusahaan dapat memproduksi barang sangat baik namun tidak dapat menetapkan harga jual dengan tepat untuk barang produksinya .
Harga jual adalah nilai tukar suatu barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup membayar kepada penjual untuk suatu barang tertentu (Sriyadi, 2001:178 )
Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan (Mulyadi)
Harga jual (selling price) adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan (Aliminsyah dan Padji, 2003:301)
Maka disimpulkan bahwa harga jual adalah besarnya harga yang dibebankan atau dikeluarkan untuk produksi tambah biaya non produksi dan jumlah laba yang di inginkan.
2.2.2. Tujuan Penetapan Harga Jual
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu :
Tujuan Berorientasi Pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba
Tujuan Berorientasi Pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorietasi pada volume tertentu atau yang biasa dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, m3 dsb), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif) . Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemillik bisnis bertujuan lainnya, serta penyelenggaraan seminar. Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat yang terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa harga spesial agar dapat meminimalisasi jumlah kursi yang tidak terisi.
Tujuan Berorientasi Pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui penetapanharga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untukmembentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of falue), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga, tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga,bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka parapesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri –industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang antaraharga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (Industry Leader)
Tujuan-Tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. Organisasi non profit juga dapat menetapkan tujuan penetapan harga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partial cost recoveryfull cost recovery atau untuk menetapkan social price.Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan.
2.2.3. Faktor -Faktor Penentuan Harga Jual
Menurut Kotler dan Armstrong dalam buku Strategi Pemasaran (Fandi Tjiptono, 1997:154) secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal.
Faktor Internal Perusahaan
Tujuan pemasaran
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupamaksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidupperusahaan meraih pangsa pasar yang besar, menciptakankepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melakukan tanggung jawab sosial dll.
Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran.Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan salingmendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk,distribusi dan promosi.
Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yangharus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.Oleh karena itu setiap perusahaan pasti menaruh perhatianbesar pada aspek struktur biaya (ettap dan variabel) serta jenisjenisbiaya lainnya, seperti out–of–pocket cost, incrementalcost, opportunity cost, dan replacement cost
Organisasi
Managemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yangharus menetapkan harga. Setiap perusahaan menanganimasalah penetapan harga menurut caranya masing-masing.Pada perusahaan kecil, umunya harga ditetapkan olehmanajemen puncak, pada perusahaan besar, seringkali masalahpenetapan harga ditangani oleh divisi atau manager suatu liniproduk. Dalam pasar industri para wiraniaga (sales people) diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam industri dimana harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan memiliki departemen pemasaran atau manajemen puncak.Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan.
Faktor Lingkungan Eksternal
Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaanyang dihadapinya, apakah termasuk pasal persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli atau monopoli.Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitasnya permintaan.
Persaingan
Kekuatan pokok yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri ada lima, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain:
Jumlah perusahaan dalam industri
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapapun. Akan tetapi sebaliknya bila industi terdiri dari banyak perusahaan, maka persaingan harga punterjadi. Bila produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi,maka hanya pemimpin industri yang leluasa menentukan perubahan harga.
Ukuran relatif setiap anggota dalam industri
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanyamenjadi pengikut.
Diferensiasi produk
Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak persaingan dalam industry.
Kemudahan untuk memasuki industri tersebut
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan masuk kepasar (gamer to market entry) maka perusahaan – perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa:
Persyaratan teknologi
Investasi modal yang besar
Ketidak tersediaan bahan baku pokok / utama
Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaanperusahaan yang telah ada sulit diarahkan oleh para pendatang baru
Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaanperusahaan yang sudah ada
Keahlian dalam pemasaran
Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya
Selain faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkanfaktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi, tingkat bunga) kebijakan dan peraturan pemerintah dan aspek social (kepedulian terhadap lingkungan)
2.2.4. Metode Penentuan Harga Jual
Penentuan harga jual adalah suatu cara yang menentukan keputusan untuk membuat membeli, menerima atau menolak sesuatu pesanan khusus, menutup atau meneruskan suatu usaha (Bambang Hariadi)
Penentuan harga jual adalah metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga atau harga target dimana pelanggan bersedia membayarnya (Hansen Mowen).
Kesimpulan : Penentuan harga jual merupakan titik awal untuk mengurangi ketidak pastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan yang merupakan dasar untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian atau penentu harga jual untuk melongok struktur biaya perusahaan pesaing sebagai dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Cost-Plus Pricing Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut:
Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan
(Mulyadi, 2001:348)
Dengan demikian ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual ini yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan. Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga jual adalah: Cost of capital, Risiko bisnis dan besarnya capital employed.
Perhitungan Harga Jual per Unit
Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam pendekatan full costing maupun variabel costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi menjadi dua: biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk dan biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk. Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase markup. Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
biaya yang
Harga Jual per Unit = berhubungan langsung + persentase mark up
dengan volume (per unit)
Persentase markup ini dihitung dengan rumus:
laba yang biaya yang tidak dipengaruhi
Persentase mark up = diharapkan + langsung oleh volume produk
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh
volume produk
Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan volume menurut metode full costing adalah biaya produksi dan yang tidak berhubungan langsung adalah biaya biaya non produksi. Sedangkan dalam pendekatan variabel costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel sedangkan yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah biaya biaya tetap.
Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing) Penentuan harga jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini biasanya digunakan pada perusahaan jasa atau perusahaan yang menjual jasa reparasi suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh konsumen. (Mulyadi, 2001: 355)
Penentuan Harga Jual dalam cost-type contract
Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya.
Gross Margin Pricing Metode penentuan harga jual dengan proses Margin Pricing pada umumnya tepat digunakan oleh perusahaan perdagangan dimana jenis perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual sehingga tidak banyak aktiva tetap digunakan. Caranya dengan menentukan persentase tertentu diatas harga (Cost) produk yang dibeli, persentase ini disebut mark up. Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk menutup biaya operasi dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan. Berbagai macam faktor yang mempengaruhi besarnya mark up, diantaranya adalah:
Musiman tidaknya produksi
Tinggi rendahnya biaya operasi
Besar kecilnya aktiva (modal) yang digunakan
Tajam tidaknya persaingan
Penentuan Harga Jual Berdasarkan Laba yang ditargetkan
Dalam penentuan harga jual, manajemen dapat menggunakan laba yang ditargetkan sebagai pedoman untuk penentuan harga jual. Laba yang ditargetkan dapat dalam bentuk jumlah rupiah laba, atau persentase tertentu dari aktiva yang ditanamkan. Pada pendekatan ini, harga jual ditentukan sebesar biaya total ditambah laba yamg ditargetkan dan jumlah tersebut selanjutnya dibagi dengan unit produk atau jasa yang dianggarkan.
Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai srtategi, salah satunya yaitu penentuan harga jual. Penelitian ini hanya mengkaji satu faktor saja yaitu biaya produksi. faktor biaya produksi sangat berperan dalam menentukan harga jual. Agar harga jual sesuai dengan yang diinginkan, maka harus memperhatikan biaya-biaya untuk memproduksi suatu produk, karena biaya akan memberikan informasi batas bawah terhadap harga jual yang akan ditentukan.
Dengan memperhatikan biaya produksi tersebut diharapkan akan tepat dalam penentuan harga jual. Hal ini menunjukkan suatu keterkaitan antara biaya produksi dan harga jual. Secara umum untuk membentuk harga jual suatu produk merupakan penjumlahan antara laba yang diinginkan dengan biaya produksi. Jadi jika biaya produksi yang dikeluarkan pada suatu produk tinggi, maka laba yang diinginkan seharusnya disesuaikan dengan harga jual di pasaran dan sebaliknya jika menginginkan laba yang diinginkan tinggi maka produsen harus dapat menekan biaya produksi. Keterkaitan tersebut dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :
BIAYA PRODUKSI (X1)
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja
- Biaya Overhead pabrik
HARGA JUAL
(Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2000:108). Di dalam suatu penelitian apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka peneliti ini merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut dengan studi populasi atau studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah Industri kecil keripik tempe di tanjungpinang.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Arikunto, 2000:109). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri kecil keripik tempe yang berlokasi Dijalan Adi Sucipto Km 12 Tanjungpinang .
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian (Arikunto, 2000:96). Variabel dibedakan menjadi dua yaitu varibel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel terikat (Y) adalah akibat (Arikunto, 2000:97). Adapun dalam penelitian ini sebagai variabel bebasnya yaitu biaya produksi (X1) sedangkan variabel terikat yaitu harga jual (Y).
Untuk mewujudkan suatu kesatuan fikir atau untuk menghindari bermacam-macam interprestasi maka perlu ditegaskan istilah berkaitan dengan penelitian ini. Karena banyak faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual maka dalam penelitian ini diambil faktor biaya produksi saja dengan alasan faktor tersebut merupakan faktor yang pasti dan mudah diperhitungkan. Selain itu juga karena keterbatasan penulis. Adapun definisi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Biaya Produksi (X1)
Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam rangka proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi produk jadi keripik tempe .
Harga Jual (Y)
Harga jual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tukar atau nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan.dari produk keripik tempe yang ditentukan dengan uang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan metode wawancara. Karena dalam penelitian ini memang para pemilik tidak memiliki sumber berupa dokumentasi. Wawancara merupakan bagian teknik komunikasi dimana pencari data mengadakan tanya jawab terhadap responden untuk menggali data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar data yang di maksud peneliti itu sesuai dengan harapan peneliti.
3.5 Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, persamaan linier sederhana menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel independen dan variabel Y sebagai variabel dependen (Algifari, 2000:9). Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap harga jual. Model persamaan regresi yang digunakan dalam pengujian adalah:
Persamaan Regresi Sederhana
Y = a + bX + e
Dengan:
Y = harga jual
a = Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = kemiringan (slope) kurva linier
X = Biaya produksi
e = Error Term
untuk menghitung nilai a, b dan e ini menggunakan program komputer statistik yaitu SPSS.
Uji hipotesis
Uji t-statistik
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Nilai thitung masing-masing koefisien regresi dapat diketahui dari hasil penghitungan komputer.
Untuk menentukan nilai t-statistik tabel ditentukan tingkat signifikasi 5% dengan df =(n-k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji adalah:
Jika t hit > t tabel, maka Ho ditolak
Jika t hit < t tabel, maka Ho diterima
Hipotesisnya yaitu :
Ho = β1 = 0
β 2 = 0
Artinya , tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen(Y)
Ho = β1 # 0
β2 # 0
Artinya , terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
Koefisien determinasi
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien korelasi. Koefisien determinasi diberi simbol (r²) dan koefisen korelasi diberi symbol r. Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel.
Koefisien determinasi (r²) dari hasil regresi sederhana menunjukkan tingkat kejelasan yang dapat diberikan oleh model tersebut terhadap perubahan variabel dependen. Secara umum nilai r² terletak pada nilai 0 sampai dengan 1 (0< r²<1). Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
Semakin mendekat nol besarnya koefisien determinasi (r²) suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnya koefisien determinasi (r²) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan...... :Y.Rama Widya
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta :Aditya Media
Hasen Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
Supriyono. RA. 1999. Akuntansi Biaya : Yogyakarta : BPEE
Sriyadi. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern : IKIP Semarang Press
Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta