BIAYA PRODUKSI
1. BIAYA EKONOMIS
Biaya ekonomis adalah nilai dari seluruh sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi suatu barang. Biaya tersebut dihitung berdasarkan nilai penggunaan yang "terbaik" dari sumberdaya-sumberdaya tersebut, atau sering juga disebut sebagai nilai peluang yang tak diambil (opportunity cost).Biaya ekonomis terdiri dari biaya pribadi (private cost) dan biaya eksternal (external cost):
Biaya pribadi (private cost): adalah biaya yang ditanggung oleh individu-individu yang memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang.
Biaya eksternal (external cost): adalah biaya yang ditanggng oleh orang (masyarakat) yang secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi dan pengkonsumsian suatu barang. Biaya eksternal sering juga disebut third-party cost.
Contoh: Sebuah pabrik kimia yang memproduksi insektisida membuang limbah industrinya disebuah sungai. Biaya yang ditanggung produsen, adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi yang kesemuanya itu digolongkan sebagai biaya pribadi.
Pembuangan limbah produksi tersebut di sungai akan menimbulkan "biaya-biaya" lainnya yang berupa: menurunnya populasi ikan di sungai tersebut, menurunnya nilai rekreatif sungai tersebut, meningkatkan biaya penjernihan air. Biaya-biaya tsb dikelompokkan sebagai biaya eksternal, karena biaya tsb tidak ditanggung produsen.
2. MACAM-MACAM BIAYA PRIBADI
Ada 2 macam biaya pribadi yang harus diperhatikan:
Biaya eksplisit adalah nilai dari semua sumberdaya yang dibeli untuk kegiatan produksi.
Biaya implisit adalah nilai sumberdaya yang dimiliki sendiri (self-owned resources) serta digunakan sendiri (self-employed resources) dalam proses produksi.
Biaya eksplisit dicatat oleh para akuntan dan akan muncul pada neraca rugi-laba suatu perusahaan. Biaya implisit, walaupun tidak dihitung oleh para akuntan, juga sangat penting. Seorang yang rasional tidak mungkin menggunakan sumberdaya pribadinya untuk penggunaan-penggunaan yang memberikan hasil yang lebih sedikit jika ada kemungkinan penggunaan lainnya yang dapat menghasilkan hasil yang lebih banyak dalam suatu perekonomian.
Contoh: Seorang manajer sebuah perusahaan besar meletakkan jabatannya yang bergaji sebesar Rp.40.000.000,- per tahun. Kemudian dia menggunakan tabungannya sebesar Rp.50.000.000,- untuk membeli sebuah resort kecil di suatu daerah pariwisata. Pada akhir tahun pengoperasian resort kecil, bagian pembukuan memberikan laporan penerimaan (revenue) dan biaya-biaya eksplisit padanya sbb:
Penerimaan: Rp.150.000.000,-
Pengeluaran:
Makanan Rp. 40.000.000,-
Tenaga kerja Rp. 70.000.000,-
Pelayanan-pelayanan Rp. 10.000.000,-
Lain-lain Rp. 20.000.000,-
Pendapatan Bersih: Rp. 10.000.000,-
Pertanyaan: Apakah bekas manajer tersebut mendapatkan keuntungan sebesar Rp.10.000.000,- per tahun?
Seorang ekonom akan mengatakan "tidak". Bagian pembukuan resort tersebut hanya memperhatikan biaya atau pengeluaran ekslisit saja. Padahal dalam kasus ini ada biaya implisit yang sangat besar. Pemilik resort tersebut (bekas manajer) dapat memperoleh uang sebanyak Rp.40.000.000,- per tahun jika ia tetap bekerja sebagai manajer. Sedangkan tabungannya yang sebesar Rp.50.000.000,- dapat didepositkan dan mendapat bunga. Misalnya tingkat bunga sebesar 10 persen, maka biaya implisit dari bunga deposito adalah sebesar 10% x Rp.50.000.000,- = Rp.5.000.000,-. Oleh karena itu semua biaya implisit adalah Rp.45.000.000,-. Berarti penerimaan turun sebesar Rp.35.000.000,- untuk menutup biaya pribadi.
3. BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL
Dalam jangka pendek ada input tetap dan input variabel. Oleh karena itu, dalam jangka pendek juga ada biaya tetap dan biaya variabel karena penghitungan biaya berkaitan dengan jumlah input yang digunakan dalam proses produksi.
a. Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung secara langsung pada tingkat produksi dalam jangka pendek. FC menunjukkan keterlibatan dari sumberdaya tetap, seperti pabrik dan peralatan, yang tetap harus dibayar baik ada kegiatan produksi maupun tidak. FC hanya ada dalam jangka pendek walaupun outputnya sama dengan nol.
FC = (harga input tetap per unit) x (jumlah input tetap)
b. Biaya Variabel atau Variabel Cost (VC)
Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung tergantung pada tingkat output yang dihasilkan. Biaya variabel ini menunjukkan keterlibatan input yang berhubungan langsung dengan tingkat output yang dihasilkan, seperti bahan baku dan tenaga kerja.
VC = (harga input variabel per unit) x (jumlah input variabel)
c. Biaya Total atau Total Cost (TC)
Biaya total adalah jumlah dari FC dan VC dalam jangka pendek. Oleh karena itu, jika mempunyai skedul produksi jangka pendek dan harga input, maka bisa menhitung skedul FC, VC dan TC berdasarkan definisi dari masing-masing biaya tersebut.
Contoh: misalkan kapital merupakan input tetap. Harga kapital adalah WK sebesar Rp.5.000.000,- per unit; harga tenaga kerja (tenaga ahli) adalah WL sebesar Rp.10.000.000,- per unit. Maka dengan mengalikan WK dan WL dengan jumlah kapital dan tenaga kerja pada skedul produksi tertentu, kita akan mendapatkan skedul FC dan VC. Penjumlahan antara FC dan VC tersebut akan menghasilkan TC.
PRODUKSI
BIAYA
Kapital
Tenaga Kerja
Output
Kapital
(FC)
Tenaga Kerja (VC)
Total Cost
(TC)
10
0
0
50
0
50
10
1
5
50
10
60
10
2
12
50
20
70
10
3
18
50
30
80
10
4
23
50
40
90
10
5
27
50
50
100
10
6
30
50
60
110
10
7
32
50
70
120
10
8
33
50
80
130
Gambar. 1 dan 2
Gambar. 1 dan 2
4. BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA MARJINAL
Berbagai macam biaya dapat disajikan dalam bentuk biaya rata-rata dan biaya marjinal seperti halnya biaya total (TC).
Biaya Rata-rata atau Average Cost (AC)
Average Cost (AC) adalah biaya per unit output. AC dapat dihitung untuk FC, VC & TC.
Average Fixed Cost (AFC) = Total Fixed Cost (TFC) / output
Average Variabel Cost (AVC) = Total Variabel Cost (TVC) / output
Average Total Cost (ATC) = Total Cost (TC) / output
Biaya Marjinal atau Marginal Cost (MC)
Marginal Cost (MC) adalah perubahan TC yang diakibatkan oleh perubahan satu unit output. MC tersebut dapat dihitung dengan cara:
MC = TC / Q = (TC2 – TC1) / (Q2 – Q1) atau
MC = dTC / dQ
Contoh pada tabel berikut:
Output
(Q)
Total Cost
(TC)
Average Cost
(AC)
Marginal Cost
(MC)
0
50
-
-
5
60
12,00
2,00
12
70
5,83
1,43
18
80
4,44
1,67
23
90
3,91
2,00
27
100
3,70
2,50
30
110
3,67*
3,33
32
120
3,75
5,00
33
130
3,94
10,00
AC = 60/5 = 12 MC = (60-50) / (5-0) = 2
Gambar.2.
5. BENTUK KURVA BIAYA
Kurva AC dan MC dapat digambarkan dari kurva TC. Caranya mirip dengan menggambarkan kurva AP dan MP sebelumnya. Gambar 3 dibawah ini. Kurva AC ditunjukkan oleh slope dari "a ray" yang berasal dari titik asal menuju satu titik pada kurva TC. Slope dari "a ray" tersebut adalah TC (jarak vertikal dengan kurva TC) dibagi dengan kuantitas output Q (jarak horisantal dengan titik tersebut).
Contoh: AFC akan menurun jika output meningkat. Slope "a ray" terhadap kurva TFC ditunjukkan oleh Gambar diatas di mana slope tersebut akan menurun jika output meningkat.
Kurva AVC (Average Variable Cost) dari kurva TVC yang ditunjukkan oleh Gambar.2 akan berbentuk seperti huruf U. AVC akan minimum pada titik A, karena titik singgung dari "a ray" dengan kurva TVC mempunyai slope yang minimum pada titik A tersebut. "A ray" lainnya akan memotong kurva TVC pada dua titik. AVC akan sama untuk dua tingkat output yang berbeda, salah satunya pada sisi lain dari titik A.
Sedangkan kurva biaya jangka pendek atau short-run Total Cost (SRTC) dapat dilukiskan dengan cara menggabungkan FC dan VC pada contoh di muka. Titik minimum kurva AC adalah titik B, lihat gambar, dimana "a ray" bersinggungan dengan kurva TC. "A ray" lainnya juga akan memotong kurva TC pada nilai yang lebih rendah dan lebih tinggi dari titik B, dan AC akan sama untuk dua nilai output yang berbeda. AC juga akan berbentuk U, lihat gambar.
Kurva MC
Kurva MC dapat diperoleh dari kurva TC dengan cara mencari slope kurva TC tersebut. MC = TC/ Q merupakan rumus slope kurva TC. MC dapat juga didefinisikan sebagai slope dari sebuah garis singgung terhadap suatu titik pada kurva TC dan akan sama dengan dTC/dQ.
Sesuai dengan the law of diminishing returns, maka kurva MC mempunyai slope yang positif pada beberapa titik. Hukum tersebut mempunyai arti bahwa untuk menghasilkan satu unit output tambahan dibutuhkan kenaikan input variabel yang lebih besar. Oleh karena itu, kurva TVC akan menaik dengan tingkat kenaikan yang semakin besar.
Contoh: Kurva TC yang ditunjukkan oleh Gambar.3 mempunyai slope yang positif untuk semua tingkat output. Oleh karena itu, MC akan selalu positif. Semakin curam kurva TC maka semakin besar MC-nya. Kurva TC tersebut mempunyai slope yang relatif curam untuk nilai output rendah (Q); kemudian kecuraman kurva TC tersebut akan menurun jika output (Q) meningkat. Oleh karena itu, kurva MC akan menurun dan kemudian naik jika output (Q) meningkat (lihat Gambar).
Perpotongan Antara Kurva MC dan Kurva AC
Kurva MC akan memotong kurva AC dan kurva AVC pada titik minimum kedua kurva (AC dan AVC) tersebut. Hubungan seperti ini akan selalu terjadi. "A ray" yang menuju kurva TC yang mempunyai slope minimum akan bersinggungan dengan kurva TC. Karena 'a ray" tsb bersinggungan dengan kurva TC, maka slope dari "a ray" tsb akan sama dengan slope kurva TC. Slope kurva TC tsb adal MC. Karena itu MC=AC pada titik B, seperti gambar 3 dan 5.
Gambar. 4 Gambar.5
Gambar. 4 Gambar.5
AC Sama Dengan AC Dikurangi AVC
Jarak vertikal antara kurva AC dan kurva AVC adalah biaya tetap rata-rata (AFC). Karena AFC menurun, jika output meningkat, maka jarak antara kurva AC dan AVC tsb juga akan semakin mengecil seperti gambar 5.
6. KURVA BIAYA JANGKA PANJANG
Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang atau Long-run Average Cost (LRAC) merupakan kurva "amplop" dari serangkaian kurva biaya rata-rata jangka pendek atau Short-run Average Cost (SRAC). Titik-titik kurva LRAC berhubungan dengan biaya-biaya dari pabrik-pabrik yang mempunyai ukuran yang berbeda.
Kurva LRAC adalah Kurva Perencanaan
Kurva LRAC biasanya disebut pula sebagai kurva "perencanaan". Kurva tersebut bisa digunkan untuk menentukan tingakt output dan ukuran pabrik ynag optimal dalam jangka panjang. Namun demikian, begitu sebuah pabrik dibangun, maka kurvsa-kurva biaya yang relevan bagi produsen tersebut. Sebuah pabrik hanya menyubang 1 ( satu) atau beberapa titik pada suatu kurva LRAC. Nampaknya tidak ada satu pabrik pun yang dapat menghasilkan semmua kombinasi biaya-kuatitas yang ditunjukkan kurva LRAC.
SRAC Lebih Besar dari LRAC
Pada hampir semua tingkat output, SRAC sebuah pabrik akan lebih besar dari LRAC-nya (gambar.6). hasil ini sesuai dengan yang diharapkan, karena SREP ( Short-run Expansion Paths) dan LREP ( Long-run Expansion Paths) berpotongan hanya pada satu titik. Tingkat-tingkat biaya yang berhubungan dengan titik-titik yang lainya pada SREP lebih tinggi dari pada tingkat-tingat biaya pada LREP. Gambar.6.
SKALA EKONOMI
Skala ekonomi ( Scale Economies ) merupakan ciri dari LRAC yang menunjukkan perubahan biaya per unit jika output dan ukuran pabrik berubah.
Kurva LRAC yg berslope negatif, menunjukkan keadaan economies of scale.
Kurva LRAC yg berslope nol (horisontal), menunjukkan constant economies of scale.
Kurva LRAC yang berslope positif, menunjukkan diseconomies of scale.
Bentuk kurva LRAC yang paling umum adalah berbentuk seperti huruf U.
Hubungan antara Skala Ekonomi dengan Returns to Scale
Skala ekonomi berhubungna lansung dengan returns of scale jika harga-harga input tidak brubah. Namun demikian, jika harg-hargaa input berubah dengan adanya perubahan ukuran pabrik, maka hubungan langsung tersebut akan hilang.
Return to Scale
Skala Ekonomi
Slope Kurva LRAC
Increasing
Economies
Negatif
Constants
Constant
Nol
Decreasing
diseconomies
Positif
Skala Ekonomi dan Struktur Pasar
Skala produksi yang ekonomis dapat mempengaruhi jumlah produsen dalam suatu pasar. Jika ada skala yang ekonomis (economies of scale) yang signifikan, maka jumlah produsen akan sangat terbatas.Jika skala yang ekonomis tersebut diteruskan sampai melampaui ( ke sebelah kanan) kurva permintaan pasar, maka idustri tersebut dapat dianggap sebagai suatu monopoli alamiah (natural monopoly). Biaya produksi akan minimum jika hanya ada seorang produsen.
Jika ada skala yang tidak ekonomis ( diseconomies of scale) yang signifikan, maka akan terdapat banyak produsen yang kecil-kecil di pasar. Struktur pasarnya bersifat "atomistic".
Sedangkan untuk kasus constant economies of scale tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap pasar. Satu, beberapa, atau banyak produsen semuanya "wajar" (Plausible) pada kasus ini. Keadaan dari suatu monopoli alamiah. Skala yang ekonomies (economies of scale) terus ke kanan dari kurva permintaan pasar.
RANGKUMAN
Biaya ekonomis adalah nilai dari senua sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Biaya tersebut diukur dengan cara menghitung nilai dari penggunaan "terbaik" dari semua sumberdaya tersebut, atau sering pula disebut sebagai nilai peluang yang tidak diambil (opportunity cost).
Biaya pribadi adalah biaya yang ditanggung oleh individu-individu yang memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang. Biaya pribadi bisa berupa biaya implisit maupun biaya ksplisit.
Biaya eksternal adalah biaya yang ditanggung orang (Masyarakat) yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi dan pengkonsumsian suatu barang.
Biaya eksplisit adalah nilai dari semua sumberdaya yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Biaya implisit adalah nilai dari sumberdaya yang dimiliki sendiri (self-owned resoouces) serta digunakan ( self-employed resources) sendiri dalam proses produksi.
Dalam jangka pendek ada input tetap dan input variabel. Oleh karena itu dalam jangka pendek juga ada biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetep (fixed cost) adalah biaya yang tidak tergantung secara langsung dengan tingkat produksi dalm jangka pendek. Sedangakan biaya variabel adalah biaya yang secara langsung tergantung pada tingkat output yang dihasilkan.
Biaya total jangka pendek (SRTC) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya rata-rata ( AC) adalah biaya per unit output. Macam-acam biaya rata-rata adalah AFC,AVC,dan AC.
Biaya Marjinal ( MC) adalah perubahan TC yang diakibatkan oelh perubahan stu unit output.
Biaya rata-rata (AC) dapat dicari dengan cara menghitung slope "berkas sinar" dari titik asal menuju kurva TC. Sedangkan MC adalah slope dari garis singgung dengan kurva TC.
Kurva MC akan memotong kurva AC dan Kurva AVC pada titik minimum kedua kurva (AC dan AVC) tersebut.
The law of diminishing returns secara tidak langsung menyataan bahwa MC akan naik dalam jangka Ppendek (slopenya positif).
Kurva LRAC adalah kurva "amplop" dari serangkaian kurva biaya rat-rata jangka pendek (SRAC). Setiap kombinasi biaya-biaya kuantitas pada kurva LRAC berhubungan dengan satu titik pda kurva SRAC yang dihasilkan oleh satu ukuran pabrik tertentu.
Ketika sebuah pabrik dibangun, maka kurva-kurva biaya jangka pendek dari perusahaan tersebut merupakan kurva biaya yang relevan bagi produsen tersebut.
Skala ekonomi menunjukkan perubahan biaya produksi per unit jika semua input adalah variabel.
Kurva LRAC yang berslpoe negatif menunjukkan keadaan economies of scale, kurva LRAC yang berslope positif menunjukkan diseconomies of scale.
Skala ekonomi berhubungan langsung dengan returns of scale, jika harga-harga input tidak berubah.
Skala ekonomi yang signifikan yang berhadapa dengan kurva permintaan pasar dapat membatasi jumlah penjual (produsen) di suatu pasar.
1