PENGAMATAN PENGAMATAN NATA DE COCO
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd
Oleh: Kelompok 4 Pendidikan Biologi/ Offering A Anggun Risma Atika
140341600442 140341600442
Dewi Nur Arasy
140341602754 140341602754
Faiqotul Mala
140341606168 140341606168
Fandy Tri Fajar Cahyo
140341601660 140341601660
Fina Mustika Dewi
140341601824 140341601824
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN BIOLOGI April 2016
A.
Topik
Pengamatan Nata De Coco B.
Tujuan
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan Nata De Coco dua minggu sebelumnya, berikut tujuan praktikum kali ini: 1.
Untuk mengukur ketebalan Nata De Coco
2.
Untuk mengetahui berat Nata De Coco
3.
Terampil membuat Nata De Coco dengan mengetahui peranan mikroba di dalamnya
C.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal
: Selasa, 19 April 2016
Tempat
: Laboratorium
Mikrobiologi
O5.305,
Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang D.
Dasar Teori
Nata de coco merupakan hasil olahan air kelapa. Kandungan gula dalam air kelapa mengalami fermentasi berkat bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Air kelapa sendiri mengandung mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh (Kristianingrum, 2004). Nata de coco mengandung polisakarida, dekstrosa dan gula sebanyak 7-10% (Setyamijaya, 1991). Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967). Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah A. xylinum (Swissa et al., 1980). Bakteri A. xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri A. xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus. Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain: gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l (Woodroof, 1972), serta adanya
faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (A. xylinum) (Lapus et al., 1967). Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa. E. Alat dan Bahan
Alat: 1. Panci 2. Saringan 3. Gelas ukur 4. Kompor 5. Timbangan 6. Botol selai 7. Sendok 8. Mortar dan pistile Bahan: 1. Air kelapa 5 liter 2. Gula pasir 500 gram 3. Kecambah kacang hijau 500 gram 4. Fermipan 1,25 gram 5. Asam asetat glasial 25 ml 6. Starter Nata 7. Air 8. Kertas sampul coklat 9. Karet gelang
F.
Prosedur
Disiapkan juga ekstrak biji kecambah dengan merebus 500 gram biji kecambah dalam 750 ml air hin
a mendidih
Ditambahkan dengan gula pasir 500 gram, fermipan sebanyak 1,25 gram, dan air ekstrak kecambah yang sudah disiapkan, lalu direbus hingga mendidih
Setelah mulai hangat, ditambahkan dengan25 perbandingan 5:1 Setelahlarutan mendidih ditambahkan asam asetatstarter glasialnata sebanyak ml atau hingga 5 larutan indukai : 13-4 starter H menca
Dimasukkan ke dalam botol selai steril, lalu ditutup dengan kertas sampul coklat
Disimpan bahan nata di tempat yang gelap selama 3 minggu
Setelah 3 minggu diamati lapisan berwarna putih pada permukaan larutan yang selanjutnya dinamakan Nata
Diukur tebal lapisan nata dan ditimbang berat basah lapisan nata yang terbentuk
G. Data Pengamatan Ulangan
Gambar
Tebal (g)
Berat (g)
1
1,75
66,5
2
2
54,2
3
1,5
55,8
H. Analisis Data
Biakan Nata de coco yang telah diperam selama dua minggu akan membentuk nata de coco pada bagian permukaan tabung biakan, kemudian dilakukan pengukuran ketebalan nata dan berat biakan nata. Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dianalisis sebagai berikut: 1. pada ulangan satu diperoleh ketebalan nata sebesar 1.75 cm dan beratnya sebesar 66.6 gram,
2. pada ulangan ketiga diperoleh ketebalan nata sebesar 2 cm dan beratnya sebesar 54.2 gram 3. pada ulangan ketiga diperoleh ketebalan sebesar 1.5 cm dan beratnya sebesar 55.8 gram. Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan sementara bahwa biakan nata de coco yang telah diperam selama dua minggu sudah dapat dipanen dan diolah menjadi nata de coco yang siap dikonsumsi.
I.
Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu pembuatan nata de coco bertujuan untuk mempelajari pembuatan nata de coco dengan menggunakan starter bakteri Acetobacter Xylinum. pada percobaan ini, digunakan 3 ulangan dengan hasil ulangan pertama memiliki rerata tebal 1,75 cm dan berat 66,5 gram. Ulangan kedua memiliki ketebalan sebesar 2 cm dan berat 54,2. Sementara pada ulangan ketiga memiliki ketebalan 105 gram dan berat 55,8 gram. hal ini menunjukkan tebal dan berat semua nata tidak bberbeda nyata dan mendekati sama. Hal ini disebabkan karena pada setiap ulangan tidak diberikan perlakuan yang berbeda, sehingga hasil yang diperoleh hampir sama. Pada praktikum kali ini digunakan air kelapa sebanyak 5 liter. Air kelapa sangat baik digunakan sebagai bahan dalam pembuatan nata, karena mengandung nutrisi yangdibutuhkan bagi pertumbuhan, perkembang biakan, dan aktivitas bibit nata yang berupa bakteri Acetobacter
xylinum.
Untuk
Pertumbuhan
dan
aktivitasnya, Acetobacter
xylinum membutuhkan unsur makro dan mikro. Unsur makro terdiri atas karbon dan nitrogen. Sebagian dari kebutuhan akan karbon tersebut sudah dapat diperoleh dari dalam air kelapa dalam bentuk karbohidrat sederhana, misalnya sukrosa, glukosa,fruktosa, dan lain-lainnya. Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber energi (Yoshinaga, et.al ., 1997). Sementara nitrogen juga dapat diperoleh dari protein yang terkandung dalam air kelapa, meskipun dalam jumlah yang kecil. Namun meskipun sedikit, protein dalam air kelapa tersebut tersusun dari asam-asam amino yang lengkap, yaitu sebanyak 17 macam asam amino. Bahkan persentase beberapa macam asam amino yang meliputi arginin, alanin, sistein, dan serin, ternyata lebih tinggi daripada asam-asam amino dalam susu sapi. Kelengkapan asam-asam amino dalam air kelapa ini sangat
mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas bibit nata Acetobacter xylinum (Ramadani, 2011). Dam pembuatan nata de coco ini, digunakan pula ekstrak kecambah kacang hijau. Penambahan air rebusan kecambah digunakan sebagai sumber nitrogen. Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen menyebabkan sel tumbuh dengan kurang baik dan menghambat pembentukan enzim yang diperlukan, sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau tidak sempurna. Penambahan gula pasir dalam pembuatan nata tidak boleh berlebihan atau terlalu sedikit. Penambahan yang berlebihan, disamping tidak ekonomis akan mempengaruhi tekstur nata, juga dapat menyebabkan terciptanya limbah baru berupa sisa dari sukrosa tersebut. Namun sebaliknya, penambahan yang terlalu sedikit, menyebabkan bibit nata menjadi tumbuh tidak normal dan nata tidak dapat dihasilkan secara maksimal. dalam praktrikum ini digunakan 500 gram gula pasir untuk 5 resep. Air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa. Lamakelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Dengan begitu, nata de coco dapat juga dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis, bertekstur kenyal, dan dapat dikonsumsi (Suharsini, 1999). Agar produksi nata yang dihasilkan optimal, air kelapa yang sudah diberi bibit bakteri harus terhindar dari getaran atau guncangan. Getaran atau guncangan menyebabkan aktifitas bakteri terhambat. Selain itu, akibat adanya getaran atau goncangan ini akan menenggelamkan
lapisan
nata
yang
telah
terbentuk
dan
menyebabkan
terbentuknya lapisan nata yang baru yang terpisah dari nata yang pertama. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media ini berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menerus menebal menjadi lapisan nata (Hidayat, 2006). Bakteri A.xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C), dan Nitrogen (N) melalui proses yang terkontrol. Nitrogen (N) diperlukan untuk pembentukan protein yang penting dalam pertumbuhan sel dan pembentukan enzim.
Kekurangan nitrogen akan menyebabkan sel kurang tumbuh dengan baik dan menghambat pembentukan enzim yang diperlukan sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau tidak sempurna (Hidayat, 2006)
J.
Simpulan
Dari uraian mengenai teknologi pembuatan Nata de Coco dapat disampaikan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. pada percobaan ini, digunakan 3 ulangan dengan hasil
ulangan pertama
memiliki rerata tebal 1,75 cm. Ulangan kedua memiliki ketebalan sebesar 2 cm. Sementara pada ulangan ketiga memiliki ketebalan 105 gram. Hal ini menunjukkan tebal semua nata tidak berbeda nyata dan mendekati sama. Hal ini disebabkan karena pada setiap ulangan tidak diberikan perlakuan yang berbeda, sehingga hasil yang diperoleh hampir sama. 2. pada percobaan ini, digunakan 3 ulangan dengan hasil
ulangan pertama
memiliki rerata berat 66,5 gram. Ulangan kedua memiliki berat 54,2 gram. Sementara pada ulangan ketiga memiliki berat 55,8 gram. hal ini menunjukkan berat semua nata tidak bberbeda nyata dan mendekati sama. Hal ini disebabkan karena pada setiap ulangan tidak diberikan perlakuan yang berbeda, sehingga hasil yang diperoleh hampir sama. 3. Acetobacter xylinum adalah mikroba yang ditumbuhkan pada medium mengandung gula pada saat pembuatan Nata de coco organisme ini dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa.
K. Daftar Rujukan
Acetobacter xylinum Cellulose Synthesis” Studies whit whole Cells and Cell Free Preparation of the Wild Type and A Celluloses Mutant. J. Bacteriol . 143: 1142 – 1150. Hidayat. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset. Kristianingrum, Susila. 2004. Kandungan Gizi Nata De Coco. Yogyakarta: FMIPA UNY
Lapuz, M. M., Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967. The Organism and Culture Requirements, Characteristics and Identity. The Philippine J. Science. 98: 191 – 109. Ramadani, Murniati. 2011. Air Kelapa dan Manfaatnya Setyamidjaja, D., 1991. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Pengolahannya . Penerbit PT. Perkebunan VI, Medan. Suharsini, E. 1999. Budidaya Nata. Malang: FMIPA IKIP Malang. Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. & Benziman, M. 1980. Intermediary step in Woodroof, J.G. 1970. Coconuts: Production, Processing Product . The AVI Publishing Company, Inc. Conecticut. Yoshinaga, F., Tonouchi, N., & Watanabe, K. 1997. Research Progress in Production of Bacterial Cellulose by Aeration and Agitation Culture and its Application as a New Industrial Material . Biosci. Biotech. Biochem, 61:219-224.
L. Lampiran No
1.
2.
3.
Gambar
4.
5.