Tanggal Praktikum: 5 April 2016 Tanggal Pengumpulan: 14 April 2016 Asisten : Nurul Fitria
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Pengamatan Bentuk Kapang, dan Khamir.
Kelompok 4 Lina Amalina Dwi Eka Meylita Alfando Putrantyo Andri Fauzi Ramlan Riska Putri Febrianti
240310150016 240310150016 240310150018 240310150018 240310150019 240310150019 240310150021 240310150021 240310150022 240310150022
DEPARTEMEN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2016
IV. Prosedur 4.1 Kapang ( Moist Chamber )
1. Kapas dibasahi dengan alkohol lalu gelas objek dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol. 2. Cawan petri dialasi dengan kertas saring dan didalam cawan petri diletakkan gelas objek, kaca penutup dan tusuk gigi lalu disterilkan. 3. Gelas objek diteteskan dengan media agar PDA hingga beku. 4. Setelah itu, diberikan bibitan kapang yang sudah tersedia. 5. Kemudian ditutup dengan kaca penutup, sebelumnya kaca penutup dioleskan vaselin di 4 bagian sisinya. 6. Simpan gelas objek yang sudah ditutup dengan kaca penutup kedalam cawan petri di atas kertas saring dan kertas saringnya diberi aquades disekeliling gelas objek agar lembab. 7. Mikrokultur yang sudah dibuat dicawan petri tadi dieramkan selama 2448 jam pada suhu kamar yaitu 24 oC. 8. Setelah menunggu 2 hari kapang sudah bisa diamati menggunakan mikroskop.
4.2 Khamir
1. Kapas dibasahi dengan alkohol lalu gelas objek dibersihkan dengan kapas yang telah diberi alkohol. 2. Suspensi khamir diletakkan pada gelas objek lalu disebarkan dengan menggunakan jarum ose. 3. Setelah itu khamit diamati dengan menggunakan mikroskop.
VI. PEMBAHASAN
Kapang adalah mikroorganisme atau kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi. Spesies fungi ini dapat tumbuh didaerah tropis karena kondisi iklim yang hangat dan lembab dan faktor ini sangat mendukung pertumbuhan fungi. Tetapi pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung karbon organik. Sifat atau karakteristik kapang yaitu berukuran makro dan berbulu, kapang membentuk sekumpulan hifa yang disebut misellium, inti tersebar pada satu septat (multinukleat), menghasilkan enzim hidrolitik, memiliki spora, dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi kapang menggunakan spora. Pada saat reproduksi aseksual spora yang akan dihasilkan lebih cepat dan jumlahnya lebih banyak daripada pada saat seksual karena ukurannya yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Kapang memiliki manfaat dan kerugian. Manfaatnya yaitu dapat membantu fermentasi pangan contohnya yaitu pembuatan tempe yang dibantu dengan Rhizopus Oryzae, dan pembuatan tauco dengan bantuan Aspergillus Oryzae. Kerugian yang disebabkan oleh kapang yaitu kebusukan makanan yang disebabkan oleh Bysochamys fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeri yang telah diketahui sebagai penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang mengandung buah. Khamir atau biasa disebut dengan yeast adalah sejenis mikroorganisme yang merupakan kingdom fungi juga. Karakteristik khamir yaitu uniseluler, reproduksi vegetatif pada khamir yaitu dengan pertunasan, ukuran sel lebih besar ,morfologi khamir berbeda dengan mikroorganisme lainnya, dan pemecahan bahan komponen khamir lebih efektif memecahnya lebih serta luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak. Perbedaan khamir dengan kapang yaitu perkembang biakkan lebih cepat dibandingkan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen, dan khamir lebih berperan menguntungkan untuk fermentasi serta dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun tekstur dari pangan tersebut. Dalam praktikum kali ini mengamati bentuk kapang dan kamir. Kapang yang kita pakai adalah jenis Rhizopus sp. yang biasa dipakai dalam pembuatan
tempe. Sedangkan khamir yang dipakai yaitu jenis fermipan Saccharomyces sp. Saccharomyces sp ini biasanya digunakan untuk pembuatan minuman anggur atau bisa juga untuk pembuatan roti. Dalam pengamatan kapang menggunakan metode yang dipakai yaitu moist chamber . Pertama membersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alcohol 70% lalu dikeringkan. Tujuan penggunaan alkohol adalah untuk meminimalisir mikroorganisme lain yang berada disekitar. Cawan petri dialasi kertas saring. Dalam cawan petri ini diletakkan gelas objek dan kaca penutup serta tusuk gigi. Alat ini kemudian disteril. Kemudian meneteskan media agar PDA yang agak melebar sehingga nanti dapat dipotong 1/3 bagiannya, dan didiamkan hingga membeku. Setelah agar membeku potong 1/3 bagian PDA tersebut dengan ose, sisihkan yang 1/3 dan PDA yang digunakan adalah 2/3 bagian. Ambil Rhizopus sp satu ose untuk dilekatkan pada sisi PDA yang telah beku. Mengoleskan vaselin pada 4 bagian sisi kaca penutup dengan bagian yang diberi vaselin tepat diatas agar yang telah ditanami, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana aerob dan vaselin berguna untuk penyanggah kaca penutup agar tidak tertempel dengan media agat dan bakterinya. Untuk memberikan suasana lembab, aquades steril diteteskan ke atas kertas saring yang ada didalam cawan petri tadi. Mikrokultur tadi dieramkan selama 2 hari pada suhu kamar karena kebanyakkan kapang bersifat mesofilik dan suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25o-30oC. Dalam literatur, seharusnya kapang tersebut setelah dieramkan maksimal 2 hari itu secara kasat mata akan terlihat serabut-serabut seperti rhizoma yang tumbuh didalam agar PDA. Saat diamati dengan mikroskop, akan terdapat hifa dan spora sporangium dan sporangiophora yang tumbuh di agar PDA dari kapang tersebut yang berwarna putih ke kuning-kuningan dan terlihat jelas. Sedangkan saat pengamatan, saat dieramkan lebih dari 2 hari lamanya. Sehingga saat diamati dengan mikroskop kapang tersebut tumbuh, tetapi warnanya menjadi hitam dan bentuk kapang tersebut agak sedikit menyebar tidak terlihat spora dan hifa yang sempurna. Karena seharusnya pengamatan kapang dilakukan setelah 2 hari masa inkubasi. Saat penelitian kami mengamati kapang setelah 3 hari masa inkubasi. Jadi banyak sekali faktor yang mempengaruhi perubahan warna pada kapang
tersebut. Salah satunya yaitu rhizoid pada kapang yang sudah tua. Pertumbuhan kapang sangat cepat, maka dari itu setelah 2 hari kapang akan menua dan berubah warna menjadi hitam dan disaat perubahan warna inilah kapang menjadi merugikan. Selain karena kapang mengalami penuaan atau membusuk, pengaruh lingkungan sekitarnya juga ikut berpengaruh karena sifat dari kapang sendiri yang berukuran mikro. Pada pengamatan khamir menggunakan metode gores. Khamir yang kita gunakan adalah jenis Saccharomyces sp. Pertama yaitu serilisasi alat kemudian medium PDA dimasukkan ke cawan petri dan dibiarkan memadat. Lalu diambil 1 ose dan biakkan bakteri Saccharomyces sp. secara aseptis dan digoreskan diatas medium. Setelah itu diinkubasi selama 3x24 jam lalu amati dengan mikroskop. Dan hasil pengamatannya yaitu memiliki bentuk covex berkoloni atau bergerombol. Pada khamir tidak diadakan untuk pewarnaan gram karena khamir tidak terbagi menjadi gram positif atau gram negatif.
VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan
1. Kapang dan khamir merupakan jenis mikroorganisme yang merupakan golongan kingdom fungi yang memiliki peran penting dikehidupan manusia untuk fermentasi. 2. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi kapang dan khamir yaitu Moist Chamber dan Metode Gores. 3. Hasil pengamatan berbeda dengan literatur dikarenakan terkontaminan dengan mikroba disekitar lingkungan.
7.2 Saran
1. Saat praktikum seluruh keadaan didalam laboratorium harus steril agar dapat menghasilkan hasil praktikum yang sesuai dengan literatur. 2. Melakukan praktikum dapat tepat waktu, teliti, dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia PustakaUtama Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor:IPB.