PENDEKATAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
Eti Rohaeti 1815152079
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Dosen : Dr. Fahrurozi M.Pd.
KELAS E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan perserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan /atau kolompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan/atai komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dan kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Pembelajaran mencakup semua kegiatan yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide maupun kombinasi dari bahan-bahan itu. Bahkan saat ini berkembang pembelajaran dengan pemanfaatan berbagai program komputer untuk pembelajaran atau dikenal dengan e –learning.
Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa (Winkel,1991). Sementara Gagne (1985), mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Dan Miarso (1993) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut :
Sesuatu yang dilakukan siswa bukan dibuat untuk siswa.
Merupakan upaya sadar dan disengaja
Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam buku Condition of Learning, (Gagne,1977) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut :
Menarik perhatian (gaining attention)
Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
Memberikan bimbingan belajar (prividing learner guidance)
Memperoleh kinerja/penampilan siswa (elicting performance)
Memberikan balikan (providing feedback)
Menilai hasil belajar (assesing performance)
Memperkuat retensi dan transfer belajar (enchancing retention and tranfer)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 58 Tahun 2014 disebutkan ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu :
Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
Partisifasi aktif
Berpusat pada peserta didik
Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi penialaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran yang lainnya yaitu :
Prinsip-prinsip perhatian dan motivasi
Prinsip keaktifan
Prinsip keterlibatan langsung berpengalaman
Prinsip pengulangan
Prinsip tantangan
Prinsip balikan dan penguatan
Prinsip perbedaan individual
Pendekatan Pembelajaran
Dalam pembelajaran tentu ada mengajar dan mendidik, kedua istilah tersebut tidak dapat dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan siswanya (penanaman sikap dan nilai-nilai). Mengajar menggunakan metode yang lebih bersifat rasional, teknis praktis, sedangkan mendidik diperlukan metode yang bersifat psikologis dan dengan pendekatan manusiawi. Mengajar tersebut terdapat sebuah cara yang terdiri dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran agar berlangsungnya proses pembelajaran dalam mencapai suatu penanaman sikap dan nilai-nilai pada siswa.
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasan konsepsional terhadap pembelajaran. Terdapat beberapa ahli yang merumuskan pengertian mendasar dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.
W.Gulo (2002), mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (learner proented).
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar mengajar. Sudut pandang tertentu menggambarkan cara berpikir dan sikap seseorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang di hadapi. Moh. Amin dalam bukunya Humanistik Education menyebut tiga dalil utama dalam pendekatan ini, yaitu :
Persepsi dari seseorang individu pada setiap saat menentukan tingkah lakunya.
Persepsi-persepsi tentang dirinya adalah lebih penting daripada persepsi-persepsi lainnya yang ada
Manusia lebih terikat dalam usaha terus-menerus untuk self-fullfilment
Pendekatan berada pada tingkat yang tinggi, yang kemudian diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya, metode dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran. Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya, metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur,1989). Namun perlu diingat, bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya. Faktor-faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
Pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa)
Penyaji materi pe;ajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau nonformal)
Sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau homogen)
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari yujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal. Untuk memperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Strategi pembelajaran pada dasarnya adakah suatu rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran tersebut dari metode, teknik dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik dapat mencapai tujuan diakhiir kegiatan pembelajaran
Strategi belajar-mengajar menurut T. Raka Joni megartikan bahwa strategi belajar sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Perbuatan atu kegiatan guru dan siswa di dalam proses belajar-mengajar terdiri berbagai macam bentuk. Keseluruhan bentuk itulah yang dimaksud dengan pola dan urutan umum perbuatan guru dan siswa. Strategi belajar-mengajar, menurut J.R David dalam Teaching Strategies For College Class Room (1976), ialah a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegitan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
Strategi belajar-mengajar adalah rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajar dapat dicapai secara efektif.
Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Pola dan urutan umum perbuatan guru siswa ini merupakan suatu kerangka umum kegiatan belajar mengajar yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah ditetapkan.
Seperti telah dikemukakan di atas, mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan perserta didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara, bukan hanya usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Dalam pemahaman mengajar seperti itu pengajar harus mengetahui dan memahami jenis-jenis strategi pembelajaran dan menentukan atau memilih yang dengan tepat strategi mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan penggunaannyapun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan metode sebagai alat motivasi, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran diidefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya, metode dan teknik memiliki perbedaan. Metode merupakan jabaran dari pendekatan, satu pendekatan bisa dijabarkan dalam berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangan teknik adalah cara yang digunakan dan bersifat implementatif.
Dalam praktek pembelajaran, terdapat berbagai jenis metode pembelajaran dan penerapannya diantaranya sebagai berikut:
Metode Proyek
Metode yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna
Metode eksperimen
Metode yang mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalamai dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Seperti contoh pada keterampilan proses IPA.
Metode tugas dan resitasi
Guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
Metode diskusi
Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan yag bersifat promblematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode sosiodrama
Siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial
Metode demonstrasi
Metode demonstrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukakan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Metode promblem solving
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan dukung denga data-data yang ditemukan.
Metode karya wisata
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
Metode tanya-jawab
Metode tanya-jawab menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
Metode latihan
Metode yang dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasan-kebiasaan tertentu.
Metode ceramah
Metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang oenting yang membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.
Dari beberapa penjelasan tentang jenis-jenis metode pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali metode pembelajaran yang bisa digunakan pleh guru atau tenaga pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, dalam penerapannya diperlukn kreativitas dan variasi untuk menggunakan metode-metode pembelajaran tersebut yang sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan Belajar Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif sangat dikenal pada tahun 1990-an (Duffy dan Cunningham, 1996). Oxford Dictionary (1992) mendifinisikan kooperatif (cooperation) sebagai "bersedia untuk membantu" (to be of assistance or be willing to assis). Kooperatif juga berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Slavin (1987), belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership).
Pengelompokkan siswa merupakan salah strategi yang dianjurkan sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, beragumentasi, dan mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya kontruksi pengetahuan. Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif, sebagai berikut :
Team rewards : Tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai kriteria tertentu yang ditetapkan.
Individual accountability : Keberhasilan tim bergantung dari hasil belajar individual dari semua anggota tim. Dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis dan penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya.
Equal opportunities for succes : Setiap siswa memberikan konstribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil b elajarnya sendiri yang terdahulu. Konstribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak pada hakekatnya belajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Oleh karna itu, dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dan 4-5 orang (bernet dalam kiswoyo, 1995). Belajar kooperatif adalah pemanfaaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimaikan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson dalam Hasan,1996).
Jarolimek dan Perker [1993] mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah ;1) saling ketergantungan yang positif,2)adanya pengangkuan saling pengakuan dalam merespon perbedan individu,3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,5) terjalinnya hubungan yang hangat dan persahabat antara siswa dengan guru ,dan 6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu:
Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis.
Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa.
Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstrn). Faktor dalam, yaitu;1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenga,pemikiran dan waktu,2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas , alat dan biaya yang cukup memendi ,3) selama kegitan diskusi kelompok berlangsung,ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan ,dan 4) saat diskusi kelas ,terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut:
Student Team Achievement Division (STAD)
Team Games Tournaments (TGT)
Rotating Trio Exchange
Group Resume
Jigsaw
Problem Terbuka
Somatic Audiotary Visualization Intellectualy (SAVI)
TPS (Think Pairs Share)
GI (Group Investigation)
DAFTAR PUSTAKA
Ijoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif . Yogyakarta: Pustaka Belajar
Siregar Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195706131985031-MAMAN_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/POWER_POINT_KURKLM_PEMBEL/PERTEMUAN_13.pdf
http://www.academia.edu/download/36130820/TA_PAI_5A__Lola_Nurhidayaty_1112011000035_.docx
Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ
Gulo.W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar.Jakarta: PT Grasindo
Iskandarwassid. 2016. Strategi Belajar Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://id.scribd.com/document/333967332/Jurnal-pembelajaran-pdf
Tsay, M. and Brady, M. 2010. "Journal of the Scholarship of Teaching and Learning", Vol. 10, No. 2, June 2010, pp. 78 – 89.
Gillies, R. M. (2016). Cooperative Learning: Review of Research and Practice.Australian Journal of Teacher Education, 41(3). http://dx.doi.org/10.14221/ajte.2016v41n3.3
Gunandi Ahmad Andi dan Misriandi. 2014. Pemilihan Media Pembelajaran. Tangerang: UMJ Press
https://bubudcitra.wordpress.com/ipm/penjelasan-tentang-perbedaan-antara-pendekatan-strategi-metode-dan-teknik-sebagai-berikut/
https://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html
Astuti, Rina and Sunarno, Widha and Sudarisman, Suciati (2012) "PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA". Universitas Sebelas Maret. pp. 51-59. ISSN 2252-7893
https://ekaputra033blog.wordpress.com/2016/11/20/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-kooperatif/
Ijoni, Pembelajaran Kooperatif ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm.14.
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm.12.
Lola Nurhidayaty, "Prinsip-prinsip Pembelajaran" di akses dari http://www.academia.edu/download/36130820/TA_PAI_5A__Lola_Nurhidayaty_1112011000035_.docx
Tim Dosen MKDK, Landasan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, 2013, hlm.39.
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm.77.
W.Gulo, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Grasindo, 2002, hlm.4.
Iskandarwassid, Strategi Belajar Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016, hlm.40.
Andi Ahmad Gunandi dan Misriandi, Pemilihan Media Pembelajaran, Tangerang: UMJ Press, 2014, hlm. 63
https://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm.80.
https://bubudcitra.wordpress.com/ipm/penjelasan-tentang-perbedaan-antara-pendekatan-strategi-metode-dan-teknik-sebagai-berikut/